Anda di halaman 1dari 25

Gelombang Bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui

suatu media. Terdapat tiga aspek utama pada bunyi. Pertama, terdapat sumber bunyi.
Kedua, terdapat media agar energi gelombangnya dapat merambat. Gelombang bunyi
merambat sebagai gelombang longitudinal. Ketiga, terdapat penerima yakni telinga kamu
ataupun microphone.Intensitas dan Taraf Intensitas BunyiIntensitas bunyi adalah jumlah energi yang
ditransfer oleh gelombang per satuan waktu dibanding bidang luasan rambat. Satuan Intensitas bunyi
adalah Watt/meter2 ( ). Persamaan intensitas bunyi dinotasikan dengan:

Dimana,
P = daya sumber bunyi (Watt)
A = luasan area (m2)
Telinga kamu hanya dapat mendengar suara tidak lebih rendah dari dan tidak
lebih tinggi dari .Satuan taraf intensitas bunyi adalah decibell (dB), 10 dB = 1 bel.
Persamaan taraf intensitas bunyi dinotasikan dengan:

Dimana,
TI = Taraf intensitas bunyi (dB)
I = Intensitas bunyi ( )
I0= intensitas ambang pendengaran ( )
Intensitas ambang pendengaran manusia sebesar .

Karakteristik Gelombang BunyiCepat rambat bunyi berbeda-beda tergantung jenis


material media rambatnya. Besar cepat rambat bunyi juga dipengaruhi oleh temperatur,
khususnya jika media rambatnya adalah gas. Contohnya, cepat rambat bunyi di udara pada
suhu normal sebesar , namun cepat rambat bunyi di udara pada suhu 00C hanya
sebesar .Karena cepat rambat bunyi di berbagai media rambatnya berbeda, maka
notasi atau persamaan untuk mencari cepat rambat bunyi juga berbeda. Berikut notasi
cepat rambat bunyi pada ketiga media rambat:

Padat

Dimana,
= modulus elastisitas material (N/m2
= massa jenis material (kg/m3)

 Gas
Dimana,
= takanan gas (N/m2)
= konstanta Laplace (kg/m3)

 Cair

 Dimana,
B = modulus Bulk (N/m2)
 Selain itu, berdasarkan frekuensinya bunyi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

 Bunyi audiosonik = frekuensinya antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Bunyi audiosonik


merupakan satu-satunya bunyi yang dapat kita dengar secara baik.

 Bunyi ultrasonik = frekuensinya diatas 20.000 Hz. Kita tidak dapat mendengarnya, tapi sebagian
binatang dapat mendengarnya, contohnya seperti anjing dan kelelawar.
 Bunyi infrasonik = frekuensinya dibawah 20 Hz. Contohnya gelombang bunyi yang disebabkan
gempa bumi, halilintar, dan gunung berapi.
Sumber sumber Bunyi

Sumber-sumber bunyi berasal dari setiap benda yang bergetar. Getaranmenghasilkan


gelombang. Kita dapat mengetahui kecepatan gelombang tersebut. Persamaan kecepatan
gelombang dinotasikan dengan:

Dimana,
= Panjang gelombang (m)
= frekuensi gelombang (Hz)

Selain itu, persamaan kecepatan gelombang senar/dawai dan pipa dinotasikan dengan:

Dimana,
F = Tegangan tali senar/dawai (N)
L = panjang tali senar/dawai (m)
m = massa senar/dawai (kg)

Berikut nada-nada yang dihasilkan dari sumber-sumber bunyi,

 Senar/ Dawai
 Pipa Organa terbuka

 Pipa Organa tertutup


Efek Doppler
Efek Dopler adalah peristiwa naik atau turunnya frekuensi gelombang bunyi yang terdengar
penerima bunyi ketika sumber bunyi bergerak mendekat atau menjauh. Contoh efek Dopler
dapat dilihat pada gambar dibawah. Pada saat sumber suara diam, kedua penerima
mendengar besar frekuensi yang sama. Saat sumber suara bergerak, salah satu penerima
mendengar frekuensi yang lebih besar dari sebelumnya dan penerima lain mendengar
frekuensi yang lebih kecil dari sebelumnya.

Besarnya frekuensi bunyi yang terdengar penerima dinotasikan dengan:

Dimana,
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
= kecepatan pendengar (m/s)
(Bernilai plus (+), jika pendengar mendekati sumber bunyi
Bernilai minus (-), jika pendengar menjauhi sumber bunyi
Bernilai nol (0), jika pendengar diam)

= kecepatan sumber bunyi (m/s)


(Bernilai plus (+), jika sumber bunyi menjauhi pendengar
Bernilai minus (-), jika sumber bunyi mendekati pendengar
Bernilai nol (0), jika sumber bunyi diam)

= frekuensi sumber bunyi (Hz)

Aplikasi Gelombang Bunyi

Terdapat aplikasi-aplikasi yang diterapkan berdasarkan prinsip gelombang bunyi,


diantaranya:

 Sonar:
Sonar menembakkan gelombang suara ultrasonik pada frekuensi 20 kHz hingga 100 kHz.
Penggunaan sonar banyak dipakai untuk mengukur kedalaman air.

 Ultrasonografi (USG):
Frekuensi yang digunakan berkisar 1 MHz hingga 10 MHz (1 MHz = 106 Hz). USG
digunakan untuk melihat fase-fase pertumbuhan bayi pada kandungan ataupun untuk
melihat tumor pada bagian tubuh.
Jarak antar dua tempat dengan bunyi pantul dapat dinotasikan dengan:

Dimana,
= waktu tempuh gelombang bunyi sejak ditembakkan hingga diterima (s)

Sebelum kita mengetahui tentang proses terjadinya bunyi, perlu difahami terlebih dahulu syarat
terjadinya bunyi, sebagai berikut :
1. Ada sumber bunyi sumber bunyi yang bergetar
2. Ada medium yang dapat menghantarkan bunyi. Bunyi hanya dapat dihantarkan oleh medium
yang keras seperti dinding, kaca, batu dll.
3. Ada objek yang menerima bunyi, dalam hal ini pendengaran yang baik.

Syarat ini harus terpenuhi dahulu kemudian bunyi baru dapat terjadi.
Proses terjadinya bunyi yaitu secara umum :
1. Sebuah sumber bunyi bergetar
2. Getaran sumber bungi ini menyebabkan tekanan udara disekitar menjadi berubah
3.Perubahan tekanan menyebabkan usikan dapat merambat kesegala arah.
Perubahan tekanan ini menyebabkan terjadinya rapatan dan renggangan udara.
4. Perambatan inilah yang menyebabkan terjadinya gelombang bunyi

Adapun proses terjadinya bunyi pada pendengaran manusia yaitu :


1. Sumber bunyi bergetar sehingga menyebabkan terjadinya getaran
2. Getaran ini mencapai telinga pendengaran dan sampai ke selaput pendengaran di gendang
telinga
3. Selanjutnya diubah menjadi arus listrik yang diteruskan menuju otak
4. Otaklah yang memproses dan membedakan jenis tinggi rendahnya bunyi, kuat lemahnya
bunyi.

INTERFERENSI GELOMBANG BUNYIInterferensi gelombang bunyi merupakan sumber bunyi koheren.


Dua pengeras suara yang dihubungkan pada generator sinyal (alat pembangkit frekuensi radio) dapat
berfungsi sebagai dua sumber bunyi koheren. Misalnya : Ketika anda berjalan sejajar dengan meja yang
diatasnya terdapat radio di lengkapi dengan pengeras suara pada jarak 3 m, pada posisi tertentu anda
mendengar bunyi paling lemah, sedangkan pada posisi yang lain anda justru mendengar bunyi yang
kuat. Peristiwa ini disebabkan oleh terjadinya interferensi bunyi.Formulasi interferensi gelombang
bunyiMikrofon yang dibawa oleh siswa melintas sejajar terhadap arah memanjang meja menunjukkan
pada titik-titik tertentu (P) terdengar bunyi yang kuat dan pada titik-titik tertentu (L) terdengar bunyi
yang lemah. Bunyi kuat atau lemah ini terjadi karena gelombang bunyi yang datang dari pengeras suara
yang berbeda yaitu misalnya S1 dan S2 mengalami superposisi ketika keduanya tiba dilintasan tempat
siswa berjalan.Bunyi yang kuat terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi di titik P menghasilkan
interferensi konstruktif. Interferensi konstruktif jika kedua gelombang bunyi yang bertemu di titik P
adalah sefase atau memiliki beda lintasan yang merupakan kelipatam bulat dari penjang gelombang
bunyi.S = S1P- S2P = n ; dengan n = 0, 1, 2, 3, ….Bunyi lemah terjadi ketika superposisi kedua
gelombang bunyi dititik L menhasilkan interferensi destruktif. Interfernsi destruktif jika kedua
gelombang yang bertemu di titik L adalah berbeda fase atau memiliki beda lintasan.S = S1P- S2P = n +
1/2 ; dengan n = 0, 1, 2, 3, ….A. Definisi BunyI adalah hasil getaran sebuah benda. Bunyi
termasuk gelombang longitudinal karena perambatannya berbentuk rapatan dan renggangan dari
molekul-molekul udara yang bergetar maju dan mundur. Bunyi dapat merambat melalui medium zat
padat, zat cair, dan gas.Cepat rambat bunyi adalah hasil bagi jarak yang ditempuh bunyi oleh
gelombang bunyi per satuanwaktu.Moll dan Van Beek menyelidiki cepat rambat bunyi dengan
mengukur jarak meriam ke pengamat dan membaginya dengan selang waktu api menyala dari
mulut meriam sampai terdengar bunyi oleh si pengamat. Dari hasil percobaan tersebut diperoleh :

1. Semakin jauh jarak si pengamat dari sumber bunyi, akan semakin lama selang waktu bunyi terdengar
oleh si pengamat.
2. Semakin rendah suhu, semakin cepat bunyi merambat; sebaliknya semakin tinggi suhu, semakin lambat
bunyi merambat.
3. Semakin rendah tekanan udara, semakin cepat bunyi merambat; sebaliknya semakin tinggi tekanan
udara, semakin lambat bunyi merambat.

b. Persamaan cepat rambat bunyi :

v : cepat rambat bunyi (m/s) s : jarak (m) t : waktu (s)

Jika dihubungkan dengan panjang gelombang bunyi, cepat rambat bunyi dinyatakan :
v = cepat rambat bunyi (m/s)

λ = panjang gelombang (m)

f = frekuensi gelombang bunyi (Hz)

C. Frekuensi Bunyi Frekuensi bunyi juga menentukan tinggi rendah bunyi. Semakin besar
frekuensi sumber bunyi, akan semakin tinggi bunyi terdengar.

Frekuensi bunyi dikategorikan menjadi :

1. Infrasonik (di bawah 20 Hz)


2. Audiosonik, yaitu frekuensi pendengaran manusia (antara 20 Hz – 20.000 Hz)
3. Ultrasonik (di atas 20.000 Hz)

D. Intensitas Bunyi Intensitas atau kuat lemah bunyi ditentukan empat faktor :

1. Amplitudo : simpangan getaran dari titik keseimbangan.


2. Jarak antara sumber bunyi dan pendengar.
3. Resonansi, yaitu peristiwa ikut bergetarnya suatu benda apabila benda lain digetarkan.
4. Bidang pemantul (reflektor)

E. Warna Bunyi Jika dipukul, dipetik, ditup, digesek, setiap benda akan menimbulkan bunyi yang
berbeda. Bunyi yang berbeda itulah yang disebut dengan warna bunyi.

F. Hukum Marsenne Hukum Marsenne digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi
frekuensi dawai (senar) yang digetarkan.

Persamaan :

L = panjang senar

F = tegangan senar

A = luas penampang senar

ρ = massa jenis senar


G. Resonansi Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain di
dekatnya.

H. Pemantulan Bunyi

Hukum pemantulan bunyi :

1. Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

Pemantulan bunyi dibagi menjadi dua :

1. Gema adalah bunyi pantul terdengar setelah bunyi asli selesai dikatakan.
2. Gaung adalah bunyi pantul yang berbaur dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.

Pemantulan bunyi dapat dimanfaatkan untuk mengukur kedalaman kolam/danau/laut. Gelombang


bunyi bergerak bolak-balik sehingga kedalaman kolam/danau/laut dinyatakan dalam persamaan :

Rumus Menghitung Cepat Rambat Bunyi dalam fisika merupakan perpaduan


dari besaran jarak dan waktu. Rambatan bunyi di udara adalah rambatan gelombang.
Dalam rambatan bunyi ini dari satu tempat ke tempat lain membutuhkan waktu. Karena itu,
misalnya pada saat sudah terlihat pemukul kentongan, bunyi masih butuh waktu untuk
terdengar. Bukankah gelombang merambat dari satu tempat ke tempat lain juga
membutuhkan waktu? Sama dengan gelombang, bunyi juga merambat di udara dari satu
tempat ke tempat lain dengan kecepatan tertentu. Kecepatan rambat bunyi adalah jarak
yang ditempuh oleh bunyi tiap satu satuan waktu. Satuan Kecepatan rambat bunyi dalam SI
adalah m/s.Karena itu dapat dinyatakan: Cepat rambat bunyi adalah besarnya jarak yang
ditempuh oleh bunyi tiap sekon. Menghitung Kecepatan Rambat Bunyi dapat dilakukan
dengan rumus:

v=s/t
dengan:
 v = kelajuan rambat bunyi (m/s)
 s = jarak yang ditempuh (rn)
 t = waktu tempuh (s)

 Cepat rambat bunyi pada zat gas (udara)


 Di udara tentu Anda lebih sering mendengar berbagai macam bunyi. Anda bisa mendengar suara radio,
televisi, bahkan orang yang berteriak-teriak di kejauhan. Besarnya cepat rambat bunyi pada zat gas
tergantung pada sifat-sifat kinetik gas. Dalam kasus gas terjadi perubahan volum, dan yang berkaitan
dengan modulus elastik bahan adalah modulus bulk.
 Cepat rambat bunyi dalam gas dapat dinyatakan dengan:

 ..................................
 dengan p = tekanan gas
 γ = tetapan Laplace.
 ρ = kerapatan
 Sebagai contoh, untuk udara pada keadaan normal g=1,4 (gas diatomik), p=1 atm, ρ =1,3 kg/m3, diperoleh:

 = 330 m/s
 Berdasarkan persamaan gas ideal:

, atau ,
 maka diperoleh persamaan dasar untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam gas, yaitu:

 Keterangan :

v : Cepat rambat bunyi pada zat gas (m/s)

γ : Konstanta Laplace

R : Tetapan umum gas (8,31 J/molK)

T : Suhu mutlak gas (K)

M : Massa atom atau molekul relatif gas (kg/mol)

Cepat rambat bunyi pada zat cair


Pada saat Anda menyelam dalam air, bawalah dua buah batu, kemudian pukulkan kedua batu tersebut satu sama
lain. Meskipun Anda berada dalam air, Anda masih bisa mendengar suara batu tersebut. Hal tersebut membuktikan
bahwa bunyi dapat merambat pada zat cair. Besarnya cepat rambat bunyi dalam zat cair tergantung pada Modulus
Bulk dan massa jenis zat cair tersebut. Secara matematis hampir analogi dengan persamaan 3.1, yaitu :
Keterangan :

v : Cepat rambat bunyi pada zat cair (m/s)

B : Modulus Bulk medium (N/m2)

ρ : Massa jenis medium (kg/m3)

Cepat rambat bunyi pada zat padat


Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan kereta datang. Hal tersebut
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat. Besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat tergantung
pada sifat elastisitas dan massa jenis zat padat tersebut dalam zat padat. Secara matematis, besarnya cepat rambat
bunyi pada zat padat didefinisikan sebagai :

Keterangan :

v : Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)

E : Modulus Young medium (N/m2)

ρ : Massa jenis medium (kg/m3)

Sebagai contoh, untuk laju yang E = 2,0 × 1011 Pa dan ρ = 7,8 × 103 kg/m3, memberikan:

= 5.100 m/s

INTENSITAS DAN TARAF INTENSITAS BUNYI Intensitas berasal dari bahasa latin yaitu intentio
yang berarti ukuran kekuatan, keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Misalnya intensitas energy
yang dibawa gelombang, intensitas bunyi (kuat bunyi), dan intensitas cahaya (kuat cahaya)1. Pengertian
Intensitas bunyi yaitu energy bunyi yang tiap detik (daya bunyi) yang menembus bidang setiap satuan
luas permukaan secara tegak lurus.Besamya energi gelombang yang melewati suatu permukaan disebut
dengan intensitas gelombang. Intensitas gelombang (0 didefinisikan sebagai jumlah energi gelombang
per satuan waktu (daya) per satuan luas yang tegak lurus terhadap arah rambat gelombang. Hubungan
antara daya, luas, dan intensitas memenuhi persamaan

I= P/A
Dengan :
P = daya atau energy gelombang per satuan waktu (Watt)
A = luas bidang (m2)
I = intensitas gelombang (Wm-2)
Jika sumber gelombang berupa sebuah titik yang memancarkan gelombang serba sama ke segala arah
dan dalam medium homogen, luas bidang yang sama akan memiliki intensitas gelombang sama.
Intensitas gelombang pada bidang permukaan bola yang memiliki jari-jari R memenuhi persamaan
berikut.
I= P/A= P/(4πR2 )
Dari persamaan diatas , dapat dilihat bahwa jika gelombang berupa bunyi, intensitas bunyi berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak sumber bunyi tersebut ke bidang pendengaran. Batas intensitas bunyi
yang bisa didengar telinga manusia normal antara lain sebagai berikut:
1) Intensitas terkecil yang masih dapat menimbulkan rangsangan pendengaran pada telinga manusia
adalah sebesar 10-12Wm-2 pada frekuensi 1.000 Hz dan disebut intensitas ambang Pendengaran.
2) Intensitas terbesar yang masih dapat diterima telinga manusia tanpa rasa sakit adalah sebesar 1 Wm-
2. Jadi, batasan pendengaran terendah pada manusia adalah 10 -12 Wm-2 dan batasan pendengaran
tertinggi pada manusia adalah 1 Wm-2.

PENGERTIAN TARAF INTENSITAS BUNYISecara sederhana, Taraf intensitas bunyi bisa


diartikan dengan tingkat kebisingan suatu bunyi pada pendengaran manusia. Bunyi yang mempunyai
taraf intensitas yang tinggi akan memekakkan telinga kita seperti bunyi ledakan bom atau pesawat
terbang. Namun ada juga bunyi yang sangat pelan sampai sampai tidak terdengar oleh telinga kita.
Secara fisika, Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi yang
diukur (I) dengan intensitas ambang pendengaran (Io). Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu
intensitas bunyi terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga, Besarnya ambang pendengaran
berkisar pada 10 -12 W/m2. Satuan dari Taraf Intensitas bunyi adalah desiBell (dB).
Berikut tabel taraf intensitas beberapa sumber bunyi
RUMUS TARAF INTENSITAS BUNYI
Taraf intensitas dari sebuah sumber bunyi dirumuskan dengan :

TARAF INTENSITAS DARI n BUAH SUMBER BUNYI IDENTIKJika terdapat sebanyak n


buah sumber bunyi yang identik (mempunyai intensitas bunyi sama), besar Taraf intensitas
totalnya dirumuskan dengan persamaan :

PERBANDINGAN TARAF INTENSITAS PADA RADIUS YANG BERBEDATaraf intensitas


bunyi pada jarak yang berbeda dari sumber bunyi akan berbeda, dirumuskan dengan :

Intensitas terkecil yang masih dapat menimbulkan rangsangan pendengaran pada telinga
manusia adalah sebesar 10-12Wm-2 pada frekuensi 1.000 Hz dan disebut intensitas ambang
Pendengaran.
2) Intensitas terbesar yang masih dapat diterima telinga manusia tanpa rasa sakit adalah
sebesar 1 Wm-2. Jadi, batasan pendengaran terendah pada manusia adalah 10 -12 Wm-2 dan
batasan pendengaran tertinggi pada manusia adalah 1 Wm-2.
Pengertian Resonansi | Apa itu resonansi? Resonansi adalahperistiwa ikut bergetarnya suatu benda
karena pengaruh getaran benda lain. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi alami kedua
sumber bunyi harus sama atau kelipantannya. Sebagai contoh. Seutas dawai bergetar sehingga
menghasilkan bunyi dengan frekuensi fo di dekat lubang sebuah pipa organa terbuka yang memiliki
frekuensi alamiah fi maka resonansi terjadi jika fo = fi. Percobaan mengenai resonansi yang umum
dilakukan adalah dengan menggunakan dua garpu tala. Dua garputala tersebut mempunyai frekuensi
sama. Jika garputala A digetarkan, maka garputala B akan ikut bergetar karena adanya resonansi.

Percobaan Garputala

Percobaan lainnya untuk membuktikan terjadinya resonansi adalah dengan mencelupkan tabung
yang kedua ujungnya terbuka ke dalam air secara vertikal. Rumus resonansi pada tabung air
adalah:
L = (2n-1) . λ / 4

Keterangan:

 L = panjang kolom udara pada tabung air (cm)


 n = 1, 2, 3, ….
 n = 1 jika terjadi resonansi pertama
 n = 2 jika terjadi resonansi kedua
 λ = panjang gelombang
 Efek Doppler merupakan suatu kejadian di mana frekuensi gelombang dari suatu sumber
yang diterima oleh detektor mengalami perubahan akibat perubahan posisi atau pergerakan
relatif detektor terhadap sumber gelombang atau sebaliknya. Efek ini diusulkan pertama kali
oleh fisikawan Austria Christian Doppler pada tahun 1842. Detektor akan menangkap
frekuensi yang lebih tinggi apabila detektor bergerak relatif mendekat terhadap sumber, dan
akan menangkap frekuensi yang lebih rendah apabila detektor bergerak relatif menjauh
terhadap sumber.
 Selain untuk gelombang bunyi, Efek Doppler ini juga berlaku untuk gelombang
elektromagnetik meliputi gelombang mikro, gelombang cahaya dan gelombang radio.
Namun karena gelombang bunyi merambat pada badan udara yang dianggap tidak relatif
terhadap bumi, laju gelombang bunyi dari suatu sumber dan laju detektor dapat diukur relatif
terhadap badan udara. Sehingga dapat diasumsikan bahwa sumber bunyi dan detektor
langsung mendekat atau menjauh satu dengan lainnya.
 Jika salah satu di antara sumber bunyi dan detektor sedang bergerak atau keduanya
bergerak bersama. Rumus untuk menggambarkan hubungan frekuensi yang dipancarkan
dengan frekuensi yang dideteksi adalah sebagai berikut :


 Keterangan :

 adalah frekuensi yang dideteksi.

 adalah frekuensi yang dipancarkan sumber.


 adalah laju gelombang bunyi melewati udara.

 adalah laju detektor relatif terhadap udara.

 adalah laju sumber gelombang bunyi relatif terhadap udara.


 Di mana ketika gerak dari sumber gelombang bunyi atau detektor mendekati yang lainnya,
tanda pada lajunya harus memberikan peningkatan frekuensi. Jika gerak dari keduanya
menjauhi yang lainnya tanda pada lajunya harus memberikan penurunan frekuensi. Bila
salah satu dari keduanya diam, maka lajunya bernilai 0.

Rumus dan Bunyi Efek Doppler pada Gelombang Bunyi

Secara matematis efek Doppler dapat dirumus sebagai berikut :

rumus efek Doppler

Keterangan :
fp = frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz)
s = frekuensi sumber bunyi (Hz)
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs =kecepatan sumber bunyi (m/s)

Dimana :

Tanda + digunakan untuk pendengar bergerak mendekati sumber bunyi


Digunakan untuk sumber bunyi menjauhi pendengar

Tanda - digunakan untuk pendengar menjauhi sumber bunyi


Digunakan untuk sumber bunyi mendekati pendengar
PENGERTIAN GETARAN DAN PENJELASAN DASAR FREKUENSI, PERIODE DAN AMPLITUDO
A. Pengertian / Arti Definisi Getaran

Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan


di mana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan.
Satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak bolak-balik penuh.

B. Pengertian / Arti Definisi Frekuensi


Frekuensi adalah benyaknya getaran yang terjadi dalam kurun waktu satu
detik. Rumus frekuensi adalah jumlah getaran dibagi jumlah detik waktu.
Frekuensi memiliki satuan hertz / Hz

C. Pengertian / Arti Definisi Periode


Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran.
Rumus untuk mencari periode adalah angka 1 dibagi jumlah frekuensi
dengan satuan detik / sekon.

D. Pengertian / Arti Definisi Amplitudo


Amplitudo adalah jarak terjauh simpangan dari titik keseimbangan.

 GETARAN PADA BANDUL SEDERHANA

GETARAN PADA BANDUL SEDERHANA

 Gambar diatas merupakan contoh getaran pada bandul sederhana, berdasarkan padbandul
tersebut, Satu Kali Getaran adalah satu kali pergerakan bandul dari titik A – B – C – B –
A. Satu Kali getaran juga dapat dihitung titik mulainya dengan titik B atau Titik C.
GETARAN PADA PEGAS SEDERHANA
GETARAN PADA PEGAS

 Kemudian Pada Gambar kedua merupakan contoh Getaran pada pegas yang diberikan
beban. Satu Kali Getaran pada Pegas Tersebut misalnya B – A – C – A – B. Satu Kali
Getaran juga dapat dihitung dari titik mulainya dengan titik A atau Titik C.
B. AMPLITUDO Amplitudo adalah simpangan terjauh dari titik keseimbangan. Amplitudo
dapat diartikan merupakan jarak paling jauh dari titik keseimbangan saat terjadi getaran.
Perhatikan kembali Gambar pada bandul dan pegas sederhana diatas.
C. FREKUENSI Frekuensi Getaran adalah banyaknya jumlah getaran yang terjadi dalam satu
detik. Satuan Frekuensi dalam Sistem Internasional adalah Hertz (Hz). Dalam Fisika, Frekuensi
disimbolkan dengan huruf “f” dan Rumusnya :
F=n/t
Keterangan :
f = Frekuensi (Satuannya Hertz disingkat Hz)
n = Jumlah Getaran
t = Waktu (Satuannya Sekon disingkat s)
D. PERIODE
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Satuan Periode dalam
Sistem Internasional adalah Sekon (s). Dalam Fisika, Periode disimbolkan dengan huruf “T” dan
Rumusnya :
T=t/n
Keterangan :
T = Periode (Satuannya Sekon disingkat s)
t = Waktu (Satuannya Sekon disingkat s)
n = Jumlah Getaran
Periode dan Frekuensi saling berhubungan dan dapat dihubungkan satu dengan lainnya. Periode
merupakan kebalikan dari frekuensi demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu didapatkan
persamaan :
T = 1 / f dan F = 1 / T
Keterangan :
T = Periode (Satuannya Sekon disingkat s)
f = Frekuensi (Satuannya Hertz disingkat Hz)
E. JENIS – JENIS GETARAN
Secara umum dikenal dua macam jenis getaran berdasarkan proses terjadinya getaran, yaitu :
Getaran Bebas, merupakan getaran yang terjadi ketika sistem mekanis dimulai dengan adanya
gaya awal yang bekerja pada sistem itu sendiri, lalu dibiarkan bergetar secara bebas. Getaran
bebas akan menghasilkan frekuensi yang natural karena sifat dinamika dari distribusi massa dan
kekuatan yang membuat getaran. Contohnya adalah Bandul yang ditarik kemudian dilepaskan
dan dibiarkan menghasilkan getaran sampai pergerakan bandul tersebut berhenti.
 Getaran Paksa, merupakan getaran yang terjadi ketika gerakan bolak-balik karena adanya
gaya luar yang secara paksa menciptakan getaran pada sistem. Contohnya adalah getaran
rumah yang roboh ketika gempa.
Getaran harmonik atau getaran selaras memiliki ciri frekuensi getaran yang tetap. Pernahkan kita
mengamati apa yang terjadi ketika senar gitar dipetik lalu dilepaskan? kita akan melihat suatu gerak
bolak-balik melewati
lintasan yang sama. Gerakan seperti ini dinamakan gerak periodik. Contoh lain gerak periodik adalah
gerakan bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi), gerakan bulan mengelilingi bumi, gerakan benda
yang tergantung pada sebuah pegas, dan gerakan sebuah bandul. Di antara gerak periodik ini ada
gerakan yang dinamakan gerak harmonik.
Pengertian Getaran Harmonik Gerak harmonic merupakan gerak sebuah benda dimana grafik posisi
partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus). Gerak
semacam ini disebut gerak osilasi atau getaran harmonik. Contoh lain sistem yang melakukan getaran
harmonik, antara lain, dawai pada alat musik, gelombang radio, arus listrik AC, dan denyut jantung.
Galileo di duga telah mempergunakan denyut jantungnya untuk pengukuran waktu dalam pengamatan
gerak.

Gerak benda pada lantai licin dan terikat pada pegas


untuk posisi normal (a), teregang (b), dan tertekan (c)

Untuk memahami getaran harmonik, kita dapat mengamati gerakan sebuah benda yang diletakkan pada
lantai licin dan diikatkan pada sebuah pegas . Anggap mula-mula benda berada pada posisi X = 0
sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika
benda ditekan ke kiri (X = –) pegas akan mendorong benda ke kanan, menuju posisi keseimbangan.
Sebaliknya jika benda ditarik ke kanan, pegas akan menarik benda kembali ke arah posisi keseimbangan
(X = +).Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan benda pada posisi keseimbangan disebut
gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih menurut Robert Hooke dirumuskan sebagai berikut.Fp = -kX

Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu pada arah yang berlawanan dengan
simpangannya. Jika kita gabungkan persamaan di atas dengan hukum II Newton, maka diperoleh

persamaan berikut.Fp = -kX = ma atau

Terlihat bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan simpangan. Hal ini
merupakan karakteristik umum getaran harmonik.
Syarat Getaran HarmonikSyarat suatu gerak dikatakan getaran harmonik, antara lain :
1. Gerakannya periodik (bolak-balik).
2. Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.
3. Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan posisi/simpangan benda.
4. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu mengarah ke posisi keseimbangan.
Periode dan Frekuensi Getaran Harmonika. Periode dan Frekuensi Sistem Pegas

kita telah mempelajari gerak melingkar beraturan di kelas X. Pada dasarnya, gerak harmonik merupakan
gerak melingkar beraturan pada salah satu sumbu utama. Oleh karena itu, periode dan frekuensi pada
pegas dapat dihitung dengan menyamakan antara gaya pemulih (F = -kX) dan gaya sentripetal (F = -
4π 2 mf2X).
-4π 2 mf2X = -kX
4π 2 mf2 = k
Periode dan frekuensi sistem beban pegas hanya bergantung pada massa dan konstanta gaya pegas.
b. Periode dan Frekuensi Bandul SederhanaSebuah bandul sederhana terdiri atas sebuah beban
bermassa m yang digantung di ujung tali ringan (massanya dapat diabaikan) yang panjangnya l. Jika
beban ditarik ke satu sisi dan dilepaskan, maka beban berayun melalui titik keseimbangan menuju ke sisi
yang lain. Jika amplitudo ayunan kecil, maka bandul melakukan getaran harmonik. Periode dan frekuensi
getaran pada bandul sederhana sama seperti pada pegas. Artinya, periode dan frekuensinya dapat
dihitung dengan menyamakan gaya pemulih dan gaya sentripetal.

Gaya yang bekerja pada bandul sederhana


Persamaan gaya pemulih pada bandul sederhana adalah F = -mg sinθ . Untuk sudut θkecil (θ dalam

satuan radian), maka sin θ = θ . Oleh karena itu persamaannya dapat ditulis F = -mg ( ). Karena
persamaan gaya sentripetal adalah F = -4π 2 mf2X, maka kita peroleh persamaan sebagai berikut.

-4π 2 mf2X = -mg ( )

4π 2 f2 =

Periode dan frekuensi bandul sederhana tidak bergantung pada massa dan simpangan bandul, tetapi
hanya bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi setempat.
Persamaan Getaran HarmonikPersamaan getaran harmonik diperoleh dengan memproyeksikan gerak
melingkar terhadap sumbu untuk titik yang bergerak beraturan.
a. Simpangan Getaran HarmonikSimpangan getaran harmonik sederhana dapat dianggap sebagai
proyeksi partikel yang bergerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran. Gambar diabawah
melukiskan sebuah partikel yang bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan sudut ω dan jari-jari A.
Anggap mula-mula partikel berada di titik P.

Proyeksi gerak melingkar beraturan terhadap sumbu


Y merupakan getaran harmonik sederhana.
Perhatikan gambar diatas. Setelah selang waktu t partikel berada di titik Q dan sudut yang

ditempuhadalah θ = ωt = . Proyeksi titik Q terhadap diameter lingkaran (sumbu Y) adalah titik Qy.
Jika garis OQy kita sebut y yang merupakan simpangan gerak harmoniksederhana, maka kita peroleh

persamaan sebagai berikut.Y = A sin θ = A sin ω t = A sin


Besar sudut dalam fungsi sinus (θ ) disebut sudut fase. Jika partikel mula-mula berada pada posisi

sudut θ0, maka persamaanya dapat dituliskan sebagai berikut.Y = A sin θ = A sin(ω t + θ0) = A sin (
+θ0)

Sudut fase getaran harmoniknya adalah sebagai berikut.Karena Φ disebut fase, maka fase getaran

harmonik adalah sebagai berikut.

Apabila sebuah benda bergetar harmonik mulai dari t = t1 hingga t = t2, maka beda fase benda tersebut

adalah sebagai berikut. Beda fase dalam getaran harmonik dinyatakan


dengan nilai mulai dari nol sampai dengan satu. Bilangan bulat dalam beda fase dapat dihilangkan,
misalnya beda fase 2¼ ditulis sebagai beda fase ¼.
b. Kecepatan Getaran HarmonikKecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh

dari turunan pertama persamaan simpangan.

Mengingat nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan maksimum (v maks) gerak
harmonik sederhana adalah sebagai berikut.
vmaks = ω A
c. Percepatan Getaran HarmonikPercepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh
dari turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan.

ay = ω A [-ω sin (wt + θ 0)]


ay = -ω 2A sin (ω t + θ 0)
ay = -ω 2y
Karena nilai maksimum dari simpangan adalah sama dengan amplitudonya (y = A), maka percepatan
maksimumnya (amaks) gerak harmonik sederhana adalah sebagai berikut.
amaks = –ω 2 A
Energi Getaran HarmonikBenda yang bergerak harmonik memiliki energi potensial dan energi kinetik.
Jumlah kedua energi ini disebut energi mekanik.
a. Energi Kinetik Gerak HarmonikCobalah kita tinjau lebih lanjut energi kinetik dan kecepatan gerak
harmoniknya.

Karena Ek =½ mvy2 dan vy = A ω cos ω t, maka

Energi kinetik juga dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut.

Ek maks = m ω2 A2, dicapai jika cos2 ω t = 1. Artinya, ω t harus bernilai , , …, dan seterusnya.
y = A cos ω t

y = A cos
y = A (di titik setimbang)
Ek min = 0, dicapai bila cos2 ω t = 0. Artinya, ω t harus bernilai 0, π , …, dan seterusnya.
y = A cos ω t
y = A cos 0
y = A (di titik balik)

Jadi, energi kinetik maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika berada di titik setimbang. Sedangkan
energi kinetik minimum dicapai ketika berada di titik balik.b. Energi Potensial Gerak HarmonikBesar gaya
yang bekerja pada getaran harmonik selalu berubah yaitu berbanding lurus dengan simpangannya (F =
ky). Secara matematis energi potensial yang dimiliki gerak harmonik dirumuskan sebagai berikut.

Ep = ky2

Ep = m ω 2 (A sin ω t)2

Ep = m ω 2 A2 sin2 ω t

Ep maks = m ω 2 A2 dicapai jika sin2 ω t = 1. Artinya ω t harus bernilai ,3 , … , dan seterusnya

y = A sin
y = A (di titik balik)
Ep min = 0, dicapai jika sin2 ω t = 0. Artinya, ω t harus bernilai 0, π , …, dan
seterusnya.
y = A sin ω t
y = A sin 0
y = 0 (di titik setimbang)
c. Energi Mekanik Gerak Harmonik Energi mekanik sebuah benda yang bergerak harmonik adalah

jumlah energi kinetik dan energi potensialnya. Berdasarkan persamaan diatas,


ternyata energi mekanik suatu benda yang bergetar harmonik tidak tergantung waktu dan tempat.
Jadi, energi mekanik sebuah benda yang bergetar harmonik dimanapun besarnya sama.

Em = Ek maks = Ep maks

Em = m ω 2 A2 = k A2

Kedudukan gerak harmonik sederhana pada saat Ep dan


Ek bernilai maksimum dan minimum.
d. Kecepatan Benda yang Bergetar Harmonik Untuk menghitung kecepatan maksimum benda atau
pegas yang bergetar harmonik dapat dilakukan dengan menyamakan persamaan kinetik dan energi

totalmekaniknya dimana Ek = Em. Sedangkan untuk menghitung kecepatan benda di


titik sembarang dilakukan dengan menggunakan persamaan kekekalan energi mekanik

GETARAN HARMONIS A.Karakteristik Getaran Harmonis1.Pengertian Gerak Dan Getaran Harmonis


Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik keseimbangan tertentu
dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Contoh lain sistem yang
melakukan getaran harmonik, antara lain, dawai pada alat musik, gelombang radio, arus listrik AC, dan
denyut jantung. Galileo di duga telah mempergunakan denyut jantungnya untuk pengukuran waktu
dalam pengamatan gerak.Benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan, mempunyai
percepatan yang tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja gaya yang tetap baik arahnya maupun
besarnya. Bila gayanya selalu berubah-ubah, percepatannyapun berubah-ubah pula.Gerak yang
berulang dalam selang waktu yang sama disebut Gerak Periodik. Gerak periodik ini selalu dapat
dinyatakan dalam fungsi sinus atau cosinus, oleh sebab itu gerak periodik disebut Gerak Harmonik. Jika
gerak yang periodik ini bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama
disebut Getaran atauOsilasi.Ketika sebuah getaran atau osilasi terulang sendiri, kedepan dan
kebelakang, pada lintasan yang sama, gerakan tersebut yang disebut periodik.2. Macam-Macam
Getaran Harmonisa. Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:Gerak
Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa / air
dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.b. Gerak Harmonik Sederhana
(GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
Beberapa Contoh Gerak Harmonik Sederhanaa. Getaran Harmonik Pada BandulKetika beban
digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda akan diam di titik keseimbangan B.
Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke
A.Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas
melakukan gerak harmonik sederhana.b. Gerak harmonik pada pegasSemua pegas memiliki panjang
alami sebagaimana tampak pada gambar. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas,
maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan
jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).3. Istilah-Istilah Pada Gerak Dan Getaran
Harmonis Adalah :a. Periode (T)Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan memiliki
periode. Periode (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran. Benda
dikatakanmelakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebutmulai bergerak
dan kembali lagi ke titik tersebut.Satuan periode adalahsekon atau detik (s).b. Frekuensi (f)Frekuensi
adalahbanyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu detik, yang dimaksudkandengan
getaran di sini adalah getaran lengkap.Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz).c. AmplitudoAmplitudo
adalahperpindahan maksimum dari titik kesetimbangan.Satuan amplitudo adalah meter
(m).e. SimpanganSimpangan adalah jarak massa dari titik setimbang pada setiap saat. Jika arahnya
merupakan vertikal maka dilambangkan dengan huruf Y, dan apabila ia horizontal maka lambangnnya
adalah X.Satuan dari simpangan adalah meter (m).f. SiklusSatu siklus mengacu pada gerak bolak-balik
yang lengkap dari satu titik awal, kemudian kembali ke titik yang sama.B. Gaya Pemulih (Restoring
Force)Agar getaran terjadi pada benda yang bergetar memiliki gaya pemulih, yakni gaya dengan arah
sedemikian rupa sehingga selalu mendorong atau menarik benda ke kedudukan setimbangnya atau bisa
disebut juga dengan gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan arah
dengan arah simpangan (posisi).a.Gaya Pemulih pada Pegas Pegas adalah salah satu contoh benda
elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada
keadaan setimbangnya mula- mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan.Gaya pemulih pada
pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari- hari. Misalnya di
dalam shockbreaker danspringbed. Sebuah pegas berfungsi meredam getaran saat roda kendaraan
melewati jalan yang tidak rata. Pegas - pegas yang tersusun didalam springbed akan memberikan
kenyamanan saat orang tidur.Gaya pemulih yang dilakukan pada pegas : F=-kx dengan : k =
tetapan pegas (N / m) Hukum HookIlmuan yang pertama kali meneliti tentang ini adalah Robert Hooke.
Dia menyimpulkan bahwa jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut akan
kembali ke keadaan semula dan sifat elastisitas pegas tersebut ada batasnya dan besar gaya pegas
sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Suatu pegas apabila ditarik dengan gaya tertentu di
daerah yang berada dalam batas kelentingannya akan bertambah panjang sebesar x
dan juga didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding dengan pertambahan panjang pegas.
Dan secara matematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :dengan k =
tetapan pegas (N/m). Tanda negatif (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas selalu
berlawanan arah gerak pegas tersebut.Dari grafik dapat kita tentukan tetapan pegas ( k ) pada batas
linealitas pegas yaitu :2. Susunan PegasKonstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas – pegas
tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis
rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel.(1) Seri / DeretGaya yang bekerja pada setiap
pegas adalah sebesar F, sehingga pegas akan mengalami pertambahan panjang sebesar x1dan x2.
Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan persamaan:dengan kn =
konstanta pegas ke – n.(2) Paralel Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan
mengalami gaya tarik sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang sebesar dan. Secara umum, konstanta
total pegas yang dirangkai paralel dinyatakan dengan persamaan:ktotal = k1
+ k2 + k3 +….+ kn,dengan kn =
konstanta pegas ke – n.b. Gaya Pemulih pada Ayunan Bandul MatematisAyunan matematis merupakan
suatu partikel massa yang tergantung pada suatu titik tetap pada
seutas tali, di mana massa tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat bertambah panjang. terdapat sebuah
beban bermassa m tergantung pada seutas kawat halus sepanjang l dan massanya dapat diabaikan.
Apabila bandul itu bergerak vertikal dengan membentuk sudut θ, gaya pemulih bandul tersebut
adalahmgsinθ. Secara matematis dapat dituliskan:F = mgsinθ Gaya Pemulih Pada
Bandulc. Energi, Kecepatan, dan Percepatan pada Getaran Harmonik Energi Kinetik dimana Ek =
Energi Kinetik(Joule) m = Massa benda (kg) v = Kecepatan Benda (m/s)
MAKALAH FISIKA
DISUSUN
O
L
E
H
NAMA : YUDA RISWANTO
KELAS : 11 MULTI MEDIA 1
SMK NEGERI 1 MEMPAWAH HILIR
TAHUN AJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai