suatu media. Terdapat tiga aspek utama pada bunyi. Pertama, terdapat sumber bunyi.
Kedua, terdapat media agar energi gelombangnya dapat merambat. Gelombang bunyi
merambat sebagai gelombang longitudinal. Ketiga, terdapat penerima yakni telinga kamu
ataupun microphone.Intensitas dan Taraf Intensitas BunyiIntensitas bunyi adalah jumlah energi yang
ditransfer oleh gelombang per satuan waktu dibanding bidang luasan rambat. Satuan Intensitas bunyi
adalah Watt/meter2 ( ). Persamaan intensitas bunyi dinotasikan dengan:
Dimana,
P = daya sumber bunyi (Watt)
A = luasan area (m2)
Telinga kamu hanya dapat mendengar suara tidak lebih rendah dari dan tidak
lebih tinggi dari .Satuan taraf intensitas bunyi adalah decibell (dB), 10 dB = 1 bel.
Persamaan taraf intensitas bunyi dinotasikan dengan:
Dimana,
TI = Taraf intensitas bunyi (dB)
I = Intensitas bunyi ( )
I0= intensitas ambang pendengaran ( )
Intensitas ambang pendengaran manusia sebesar .
Padat
Dimana,
= modulus elastisitas material (N/m2
= massa jenis material (kg/m3)
Gas
Dimana,
= takanan gas (N/m2)
= konstanta Laplace (kg/m3)
Cair
Dimana,
B = modulus Bulk (N/m2)
Selain itu, berdasarkan frekuensinya bunyi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
Bunyi ultrasonik = frekuensinya diatas 20.000 Hz. Kita tidak dapat mendengarnya, tapi sebagian
binatang dapat mendengarnya, contohnya seperti anjing dan kelelawar.
Bunyi infrasonik = frekuensinya dibawah 20 Hz. Contohnya gelombang bunyi yang disebabkan
gempa bumi, halilintar, dan gunung berapi.
Sumber sumber Bunyi
Dimana,
= Panjang gelombang (m)
= frekuensi gelombang (Hz)
Selain itu, persamaan kecepatan gelombang senar/dawai dan pipa dinotasikan dengan:
Dimana,
F = Tegangan tali senar/dawai (N)
L = panjang tali senar/dawai (m)
m = massa senar/dawai (kg)
Senar/ Dawai
Pipa Organa terbuka
Dimana,
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
= kecepatan pendengar (m/s)
(Bernilai plus (+), jika pendengar mendekati sumber bunyi
Bernilai minus (-), jika pendengar menjauhi sumber bunyi
Bernilai nol (0), jika pendengar diam)
Sonar:
Sonar menembakkan gelombang suara ultrasonik pada frekuensi 20 kHz hingga 100 kHz.
Penggunaan sonar banyak dipakai untuk mengukur kedalaman air.
Ultrasonografi (USG):
Frekuensi yang digunakan berkisar 1 MHz hingga 10 MHz (1 MHz = 106 Hz). USG
digunakan untuk melihat fase-fase pertumbuhan bayi pada kandungan ataupun untuk
melihat tumor pada bagian tubuh.
Jarak antar dua tempat dengan bunyi pantul dapat dinotasikan dengan:
Dimana,
= waktu tempuh gelombang bunyi sejak ditembakkan hingga diterima (s)
Sebelum kita mengetahui tentang proses terjadinya bunyi, perlu difahami terlebih dahulu syarat
terjadinya bunyi, sebagai berikut :
1. Ada sumber bunyi sumber bunyi yang bergetar
2. Ada medium yang dapat menghantarkan bunyi. Bunyi hanya dapat dihantarkan oleh medium
yang keras seperti dinding, kaca, batu dll.
3. Ada objek yang menerima bunyi, dalam hal ini pendengaran yang baik.
Syarat ini harus terpenuhi dahulu kemudian bunyi baru dapat terjadi.
Proses terjadinya bunyi yaitu secara umum :
1. Sebuah sumber bunyi bergetar
2. Getaran sumber bungi ini menyebabkan tekanan udara disekitar menjadi berubah
3.Perubahan tekanan menyebabkan usikan dapat merambat kesegala arah.
Perubahan tekanan ini menyebabkan terjadinya rapatan dan renggangan udara.
4. Perambatan inilah yang menyebabkan terjadinya gelombang bunyi
1. Semakin jauh jarak si pengamat dari sumber bunyi, akan semakin lama selang waktu bunyi terdengar
oleh si pengamat.
2. Semakin rendah suhu, semakin cepat bunyi merambat; sebaliknya semakin tinggi suhu, semakin lambat
bunyi merambat.
3. Semakin rendah tekanan udara, semakin cepat bunyi merambat; sebaliknya semakin tinggi tekanan
udara, semakin lambat bunyi merambat.
Jika dihubungkan dengan panjang gelombang bunyi, cepat rambat bunyi dinyatakan :
v = cepat rambat bunyi (m/s)
C. Frekuensi Bunyi Frekuensi bunyi juga menentukan tinggi rendah bunyi. Semakin besar
frekuensi sumber bunyi, akan semakin tinggi bunyi terdengar.
D. Intensitas Bunyi Intensitas atau kuat lemah bunyi ditentukan empat faktor :
E. Warna Bunyi Jika dipukul, dipetik, ditup, digesek, setiap benda akan menimbulkan bunyi yang
berbeda. Bunyi yang berbeda itulah yang disebut dengan warna bunyi.
F. Hukum Marsenne Hukum Marsenne digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi
frekuensi dawai (senar) yang digetarkan.
Persamaan :
L = panjang senar
F = tegangan senar
H. Pemantulan Bunyi
1. Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
1. Gema adalah bunyi pantul terdengar setelah bunyi asli selesai dikatakan.
2. Gaung adalah bunyi pantul yang berbaur dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.
v=s/t
dengan:
v = kelajuan rambat bunyi (m/s)
s = jarak yang ditempuh (rn)
t = waktu tempuh (s)
..................................
dengan p = tekanan gas
γ = tetapan Laplace.
ρ = kerapatan
Sebagai contoh, untuk udara pada keadaan normal g=1,4 (gas diatomik), p=1 atm, ρ =1,3 kg/m3, diperoleh:
= 330 m/s
Berdasarkan persamaan gas ideal:
, atau ,
maka diperoleh persamaan dasar untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam gas, yaitu:
Keterangan :
γ : Konstanta Laplace
Keterangan :
Sebagai contoh, untuk laju yang E = 2,0 × 1011 Pa dan ρ = 7,8 × 103 kg/m3, memberikan:
= 5.100 m/s
INTENSITAS DAN TARAF INTENSITAS BUNYI Intensitas berasal dari bahasa latin yaitu intentio
yang berarti ukuran kekuatan, keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Misalnya intensitas energy
yang dibawa gelombang, intensitas bunyi (kuat bunyi), dan intensitas cahaya (kuat cahaya)1. Pengertian
Intensitas bunyi yaitu energy bunyi yang tiap detik (daya bunyi) yang menembus bidang setiap satuan
luas permukaan secara tegak lurus.Besamya energi gelombang yang melewati suatu permukaan disebut
dengan intensitas gelombang. Intensitas gelombang (0 didefinisikan sebagai jumlah energi gelombang
per satuan waktu (daya) per satuan luas yang tegak lurus terhadap arah rambat gelombang. Hubungan
antara daya, luas, dan intensitas memenuhi persamaan
I= P/A
Dengan :
P = daya atau energy gelombang per satuan waktu (Watt)
A = luas bidang (m2)
I = intensitas gelombang (Wm-2)
Jika sumber gelombang berupa sebuah titik yang memancarkan gelombang serba sama ke segala arah
dan dalam medium homogen, luas bidang yang sama akan memiliki intensitas gelombang sama.
Intensitas gelombang pada bidang permukaan bola yang memiliki jari-jari R memenuhi persamaan
berikut.
I= P/A= P/(4πR2 )
Dari persamaan diatas , dapat dilihat bahwa jika gelombang berupa bunyi, intensitas bunyi berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak sumber bunyi tersebut ke bidang pendengaran. Batas intensitas bunyi
yang bisa didengar telinga manusia normal antara lain sebagai berikut:
1) Intensitas terkecil yang masih dapat menimbulkan rangsangan pendengaran pada telinga manusia
adalah sebesar 10-12Wm-2 pada frekuensi 1.000 Hz dan disebut intensitas ambang Pendengaran.
2) Intensitas terbesar yang masih dapat diterima telinga manusia tanpa rasa sakit adalah sebesar 1 Wm-
2. Jadi, batasan pendengaran terendah pada manusia adalah 10 -12 Wm-2 dan batasan pendengaran
tertinggi pada manusia adalah 1 Wm-2.
Intensitas terkecil yang masih dapat menimbulkan rangsangan pendengaran pada telinga
manusia adalah sebesar 10-12Wm-2 pada frekuensi 1.000 Hz dan disebut intensitas ambang
Pendengaran.
2) Intensitas terbesar yang masih dapat diterima telinga manusia tanpa rasa sakit adalah
sebesar 1 Wm-2. Jadi, batasan pendengaran terendah pada manusia adalah 10 -12 Wm-2 dan
batasan pendengaran tertinggi pada manusia adalah 1 Wm-2.
Pengertian Resonansi | Apa itu resonansi? Resonansi adalahperistiwa ikut bergetarnya suatu benda
karena pengaruh getaran benda lain. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi alami kedua
sumber bunyi harus sama atau kelipantannya. Sebagai contoh. Seutas dawai bergetar sehingga
menghasilkan bunyi dengan frekuensi fo di dekat lubang sebuah pipa organa terbuka yang memiliki
frekuensi alamiah fi maka resonansi terjadi jika fo = fi. Percobaan mengenai resonansi yang umum
dilakukan adalah dengan menggunakan dua garpu tala. Dua garputala tersebut mempunyai frekuensi
sama. Jika garputala A digetarkan, maka garputala B akan ikut bergetar karena adanya resonansi.
Percobaan Garputala
Percobaan lainnya untuk membuktikan terjadinya resonansi adalah dengan mencelupkan tabung
yang kedua ujungnya terbuka ke dalam air secara vertikal. Rumus resonansi pada tabung air
adalah:
L = (2n-1) . λ / 4
Keterangan:
Keterangan :
Keterangan :
fp = frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz)
s = frekuensi sumber bunyi (Hz)
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs =kecepatan sumber bunyi (m/s)
Dimana :
Gambar diatas merupakan contoh getaran pada bandul sederhana, berdasarkan padbandul
tersebut, Satu Kali Getaran adalah satu kali pergerakan bandul dari titik A – B – C – B –
A. Satu Kali getaran juga dapat dihitung titik mulainya dengan titik B atau Titik C.
GETARAN PADA PEGAS SEDERHANA
GETARAN PADA PEGAS
Kemudian Pada Gambar kedua merupakan contoh Getaran pada pegas yang diberikan
beban. Satu Kali Getaran pada Pegas Tersebut misalnya B – A – C – A – B. Satu Kali
Getaran juga dapat dihitung dari titik mulainya dengan titik A atau Titik C.
B. AMPLITUDO Amplitudo adalah simpangan terjauh dari titik keseimbangan. Amplitudo
dapat diartikan merupakan jarak paling jauh dari titik keseimbangan saat terjadi getaran.
Perhatikan kembali Gambar pada bandul dan pegas sederhana diatas.
C. FREKUENSI Frekuensi Getaran adalah banyaknya jumlah getaran yang terjadi dalam satu
detik. Satuan Frekuensi dalam Sistem Internasional adalah Hertz (Hz). Dalam Fisika, Frekuensi
disimbolkan dengan huruf “f” dan Rumusnya :
F=n/t
Keterangan :
f = Frekuensi (Satuannya Hertz disingkat Hz)
n = Jumlah Getaran
t = Waktu (Satuannya Sekon disingkat s)
D. PERIODE
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Satuan Periode dalam
Sistem Internasional adalah Sekon (s). Dalam Fisika, Periode disimbolkan dengan huruf “T” dan
Rumusnya :
T=t/n
Keterangan :
T = Periode (Satuannya Sekon disingkat s)
t = Waktu (Satuannya Sekon disingkat s)
n = Jumlah Getaran
Periode dan Frekuensi saling berhubungan dan dapat dihubungkan satu dengan lainnya. Periode
merupakan kebalikan dari frekuensi demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu didapatkan
persamaan :
T = 1 / f dan F = 1 / T
Keterangan :
T = Periode (Satuannya Sekon disingkat s)
f = Frekuensi (Satuannya Hertz disingkat Hz)
E. JENIS – JENIS GETARAN
Secara umum dikenal dua macam jenis getaran berdasarkan proses terjadinya getaran, yaitu :
Getaran Bebas, merupakan getaran yang terjadi ketika sistem mekanis dimulai dengan adanya
gaya awal yang bekerja pada sistem itu sendiri, lalu dibiarkan bergetar secara bebas. Getaran
bebas akan menghasilkan frekuensi yang natural karena sifat dinamika dari distribusi massa dan
kekuatan yang membuat getaran. Contohnya adalah Bandul yang ditarik kemudian dilepaskan
dan dibiarkan menghasilkan getaran sampai pergerakan bandul tersebut berhenti.
Getaran Paksa, merupakan getaran yang terjadi ketika gerakan bolak-balik karena adanya
gaya luar yang secara paksa menciptakan getaran pada sistem. Contohnya adalah getaran
rumah yang roboh ketika gempa.
Getaran harmonik atau getaran selaras memiliki ciri frekuensi getaran yang tetap. Pernahkan kita
mengamati apa yang terjadi ketika senar gitar dipetik lalu dilepaskan? kita akan melihat suatu gerak
bolak-balik melewati
lintasan yang sama. Gerakan seperti ini dinamakan gerak periodik. Contoh lain gerak periodik adalah
gerakan bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi), gerakan bulan mengelilingi bumi, gerakan benda
yang tergantung pada sebuah pegas, dan gerakan sebuah bandul. Di antara gerak periodik ini ada
gerakan yang dinamakan gerak harmonik.
Pengertian Getaran Harmonik Gerak harmonic merupakan gerak sebuah benda dimana grafik posisi
partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus). Gerak
semacam ini disebut gerak osilasi atau getaran harmonik. Contoh lain sistem yang melakukan getaran
harmonik, antara lain, dawai pada alat musik, gelombang radio, arus listrik AC, dan denyut jantung.
Galileo di duga telah mempergunakan denyut jantungnya untuk pengukuran waktu dalam pengamatan
gerak.
Untuk memahami getaran harmonik, kita dapat mengamati gerakan sebuah benda yang diletakkan pada
lantai licin dan diikatkan pada sebuah pegas . Anggap mula-mula benda berada pada posisi X = 0
sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika
benda ditekan ke kiri (X = –) pegas akan mendorong benda ke kanan, menuju posisi keseimbangan.
Sebaliknya jika benda ditarik ke kanan, pegas akan menarik benda kembali ke arah posisi keseimbangan
(X = +).Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan benda pada posisi keseimbangan disebut
gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih menurut Robert Hooke dirumuskan sebagai berikut.Fp = -kX
Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu pada arah yang berlawanan dengan
simpangannya. Jika kita gabungkan persamaan di atas dengan hukum II Newton, maka diperoleh
Terlihat bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan simpangan. Hal ini
merupakan karakteristik umum getaran harmonik.
Syarat Getaran HarmonikSyarat suatu gerak dikatakan getaran harmonik, antara lain :
1. Gerakannya periodik (bolak-balik).
2. Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.
3. Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan posisi/simpangan benda.
4. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu mengarah ke posisi keseimbangan.
Periode dan Frekuensi Getaran Harmonika. Periode dan Frekuensi Sistem Pegas
kita telah mempelajari gerak melingkar beraturan di kelas X. Pada dasarnya, gerak harmonik merupakan
gerak melingkar beraturan pada salah satu sumbu utama. Oleh karena itu, periode dan frekuensi pada
pegas dapat dihitung dengan menyamakan antara gaya pemulih (F = -kX) dan gaya sentripetal (F = -
4π 2 mf2X).
-4π 2 mf2X = -kX
4π 2 mf2 = k
Periode dan frekuensi sistem beban pegas hanya bergantung pada massa dan konstanta gaya pegas.
b. Periode dan Frekuensi Bandul SederhanaSebuah bandul sederhana terdiri atas sebuah beban
bermassa m yang digantung di ujung tali ringan (massanya dapat diabaikan) yang panjangnya l. Jika
beban ditarik ke satu sisi dan dilepaskan, maka beban berayun melalui titik keseimbangan menuju ke sisi
yang lain. Jika amplitudo ayunan kecil, maka bandul melakukan getaran harmonik. Periode dan frekuensi
getaran pada bandul sederhana sama seperti pada pegas. Artinya, periode dan frekuensinya dapat
dihitung dengan menyamakan gaya pemulih dan gaya sentripetal.
satuan radian), maka sin θ = θ . Oleh karena itu persamaannya dapat ditulis F = -mg ( ). Karena
persamaan gaya sentripetal adalah F = -4π 2 mf2X, maka kita peroleh persamaan sebagai berikut.
4π 2 f2 =
Periode dan frekuensi bandul sederhana tidak bergantung pada massa dan simpangan bandul, tetapi
hanya bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi setempat.
Persamaan Getaran HarmonikPersamaan getaran harmonik diperoleh dengan memproyeksikan gerak
melingkar terhadap sumbu untuk titik yang bergerak beraturan.
a. Simpangan Getaran HarmonikSimpangan getaran harmonik sederhana dapat dianggap sebagai
proyeksi partikel yang bergerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran. Gambar diabawah
melukiskan sebuah partikel yang bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan sudut ω dan jari-jari A.
Anggap mula-mula partikel berada di titik P.
ditempuhadalah θ = ωt = . Proyeksi titik Q terhadap diameter lingkaran (sumbu Y) adalah titik Qy.
Jika garis OQy kita sebut y yang merupakan simpangan gerak harmoniksederhana, maka kita peroleh
sudut θ0, maka persamaanya dapat dituliskan sebagai berikut.Y = A sin θ = A sin(ω t + θ0) = A sin (
+θ0)
Sudut fase getaran harmoniknya adalah sebagai berikut.Karena Φ disebut fase, maka fase getaran
Apabila sebuah benda bergetar harmonik mulai dari t = t1 hingga t = t2, maka beda fase benda tersebut
Mengingat nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan maksimum (v maks) gerak
harmonik sederhana adalah sebagai berikut.
vmaks = ω A
c. Percepatan Getaran HarmonikPercepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh
dari turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan.
Energi kinetik juga dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut.
Ek maks = m ω2 A2, dicapai jika cos2 ω t = 1. Artinya, ω t harus bernilai , , …, dan seterusnya.
y = A cos ω t
y = A cos
y = A (di titik setimbang)
Ek min = 0, dicapai bila cos2 ω t = 0. Artinya, ω t harus bernilai 0, π , …, dan seterusnya.
y = A cos ω t
y = A cos 0
y = A (di titik balik)
Jadi, energi kinetik maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika berada di titik setimbang. Sedangkan
energi kinetik minimum dicapai ketika berada di titik balik.b. Energi Potensial Gerak HarmonikBesar gaya
yang bekerja pada getaran harmonik selalu berubah yaitu berbanding lurus dengan simpangannya (F =
ky). Secara matematis energi potensial yang dimiliki gerak harmonik dirumuskan sebagai berikut.
Ep = ky2
Ep = m ω 2 (A sin ω t)2
Ep = m ω 2 A2 sin2 ω t
y = A sin
y = A (di titik balik)
Ep min = 0, dicapai jika sin2 ω t = 0. Artinya, ω t harus bernilai 0, π , …, dan
seterusnya.
y = A sin ω t
y = A sin 0
y = 0 (di titik setimbang)
c. Energi Mekanik Gerak Harmonik Energi mekanik sebuah benda yang bergerak harmonik adalah
Em = Ek maks = Ep maks
Em = m ω 2 A2 = k A2