DISUSUN OLEH:
Elsa Marfina Nandiani :230603004
Joya Anggelia :230603007
Rizka Nanda Utari :230603018
Riski Rahmasari :230603016
2023
Gelombang Bunyi dan Efek Doppler
1.Gelombang Bunyi
A. Pengertian Gelombang Bunyi
C. Frekuensi Bunyi
1. Infrasonik
Adalah bunyi yang mempunyai frekuensi dibawah jangkauan manusia yaitu
lebih kecil dari 20Hz. Contoh sumber gelombang infrasonik adalah gempa bumi,
gunung meletus, halilintar, meteorit, dan gelombang yang dihasilkan oleh getaran
mesin yang sangat kuat. Di sisi lain, contoh makhluk hidup yang mampu mendengar
gelombang infrasonik adalah gajah, burung merpati, badak,jangkrik.
2.Audiosonik
Adalah yang mempunyai frekuensi antara 20Hz sampai 20.000 Hz. Adapun
contoh gelombang audiosonik ialah lagu yang kita dengar, obrolan teman, atau suara
kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.Gelombang ini mampu didengar oleh
manusia dan Sebagian besar Binatang.
3.Ultrasonik
Adalah gelombang yang mempunyai frekuensi diatas jangkauan manusia yaitu
lebih besar dari 20.000 Hz,contohnya kelelawar,dan anjing.
Gelombang ultrasonik dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang antara
lain:
a) Dalam bidang Kesehatan dimanfaatkan untuk mendeteksi tumor,hati,liver,menyelidiki
otak,dan menghancurkan batu ginjal.
b) Dalam bidang industri untuk mendeteksi mensterilisasi makanan yang diawetkan dalam
kaleng,mendeteksi keretakan pada logam,dan membersihkan benda yang sangat halus.
c) Dalam bidang pertahanan sebagai radar atau navigasi.
keterangan:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
γ = tetapan Laplace
R = tetapan gas umum (J/mol K)
T = suhu mutlak (K)
Mr = massa molekul relatif (kg/mol)
Keterangan:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
B = modulus Bulk (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
contoh soal:
Berapakah laju gelombang kompresi didalam air jika modulus limbah untuk air adalah 2,2 ×
109 N/m2 dan massa jenis 1.000 kg/m3?
Jawab:
Diketahui :
B = 2,2 × 109 N/m2
Ρ =1.000 kg/m3?
Ditanya : v ?
2. Efek Doppler
Waktu saya lagi nungguin bus di halte, saya mendengar ada suara sirine ambulans dari
kejauhan. Suara tersebut semakin mendekat ke arah saya berdiri. Semakin ambulans mendekat,
maka suara sirinenya akan semakin jelas dan keras saya dengarkan. Namun, setelah ambulans
melewati dan berlalu menjauh, suara sirinenya berubah menjadi lebih rendah hingga nggak
terdengar lagi. Kenapa ya, kok bisa seperti itu? Apakah sopir ambulans sengaja mengubah
volume sirinenya? Ternyata, sopir ambulans nggak mengganti volume suaranya dengan
sengaja.
Ada suatu efek yang memengaruhi perubahan volume pada nada sirine, yaitu efek Doppler.
Merupakan gejala yang medeskripsikan bahwa apabila pendengar dan sumber bunyi
saling mendekati akan terdengar nada yang semakin tinggi,sebaliknya apabila bergerak saling
menjauhi maka akan terdengar nada semakin rendah.
Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang pada penerima yang
sedang bergerak relatif terhadap sumber gelombang.Contoh efek Doppler pada gelombang
bunyi yang paling sederhana adalah saat kita mendengar suara sirine ambulans atau pemadam
kebakaran dari jauh, kemudian mendekat, dan menjauhi kita lagi. Volume suara dari sirine yang
kita dengar tersebut berbeda.
Keterangan Rumus
fp = frekuensi sumber bunyi yang didengar pengamat (Hz)
v = kecepatan udara (m/s)
vp = kecepatan pengamat (m/s)
vs = kecepatan gerak sumber bunyi (m/s)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
Jika pengamatnya dalam kondisi diam, maka vp = 0.
Rumus tersebut mempunyai ketentuan bahwa apabila sumber bunyi berada disebelah kiri
pendengar maka semua gerak kekiri diberi tanda positif,dan gerak kekanan diberi tanda
negative, baik sumber bunyi maupun pendengar.
Contoh soal :
Sebuah ambulans bergerak dengan kecepatan 20 m/s menjauhi orang di pinggir jalan. Sopir ambulans
menyalakan sirine dengan frekuensi 400 Hz. Jika cepat rambat udara pada saat itu adalah 380 m/s, maka
berapakah frekuensi yang didengar oleh orang di pinggir jalan?
Diketahui:
vs: 20 m/s
fs: 400 Hz
v: 380 m/s
Ditanya: fp
Jawab:
Kita lihat dulu keterangannya untuk menentukan nilai negatif dan positifnya. ternyata sumber
bunyi menjauh (vs positif), sedangkan pendengar diam (vp = 0).
Kita masukkan rumusnya.
Jadi, frekuensi yang didengar oleh orang di pinggir jalan adalah 380 Hz.
F. Sumber Bunyi
1.Senar
Getaran yang terjadi pada senar merupakan gelombang stasioner pada dawai ujung
terikat.Ketika sebuah senar dipetik maka akan menghasilkan bunyi dengan nada tertentu
dan pola gelombang yang berubah-ubah.Setiap senar dapat menghasilkan berbagai
frekuensi atau pola getaran.
ι 1
Nada dasar: = 2 λ0 atau λ0 = 2 ι
𝑉 𝑉
Frekuensi:ƒ0 = 𝜆0 = 2𝜄
3 3
Nada dasar: ι = = 2λ2atau λ2 =2 ι
𝑉 𝑉 𝑉
Frekuensi: ƒ2 = 𝜆2 =3 3 ( 2𝜄 )
𝜄
2
𝐹 𝐹𝐼
v= √𝜇= √ 𝑚
maka:
𝑉 1 𝐹𝐼
ƒ0 = 2𝜄 = 2𝜄 √ 𝑚
jadi:
𝑛+1 𝐹𝐼
ƒn = (n +1) ƒ0= ( ) √𝑚
2𝜄
contoh soal:
Dawai sepanjang 1 m tegangan 100 N. Pada saat dawai digetarkan dengan frekuensi 500 Hz di
sepanjang dawai terbantuk 10 perut. Massa dawai tersebut adalah ….
Pembahasan:
Keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh beberapa informasi besaran-besaran
beserta nilainya seperti berikut.
Panjang dawai: L = 1 m
Tegangan dawai: FT = 100 N
Banyak gelombang yang dihasilkan = 10 perut = 5λ
Frekuensi yang dihasilkan: fn = 500 Hz
Menentukan n:
5λ = 10/2λ = 9 + 1/2λ
→n=9
→ f9 = 500 Hz
Menghitung massa dawai (m):
2.Pipa Organ
a.Pipa Organa Terbuka
Alat tiup berupa tabung sebagai sumber getar.Pola gelombang pada pipa organa terbuka
berbeda dengan senar yang selalu simpul pada kedua ujungnya melainkan kedua ujung
pipa organa terbuka.
Jadi,
𝑉
ƒn = (n +1) ƒ0= (n+1) 2𝜄
Jadi,
𝑉
ƒn = (2n +1) ƒ0= (2n+1) 4𝜄
Jawab:
Besaran yang diketahui:
1 1
E= 2 kA2= 2 m𝜔2A2=2𝜋2mƒ2 A2
Dengan:
E=energi gelombang (J)
k=konstanta (N/m)
A=amplitude (m) 𝜔=frekuensi sudut (rad/s)
ƒ=frekuensi (Hz)
Dengan :
I = intensitas gelombang bunyi (W/m2)
P= daya gelombang (W)
A=luas permukaan yang ditembus gelombang bunyi (m2)
gelombang bunyi terbesar yang dapat didengar oleh telinga manusia tanpa
menimbulkan rasa sakit adalah 1 w/m2 yang disebut intensitas ambang
perasaan.Taraf intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan dari intensitas
bunyi dengan intensitas ambang pendengaran.
Dengan:
TI = taraf intensitas bunyi (dB)
I = intensitas gelombang bunyi (W/m2)
I0 = Intensitas ambang pendengaran
TIn = taraf intensitas oleh n buah sunber bunyi (dB)
n = banyaknya sumbar bunyi
TI1 = taraf intensitas oleeh 1 buah sumber bunyi (dB)
Contoh soal:
Diketahui terdapat dua buah gelombang bunyi mempunyai yang memiliki intensitas masing- masing 1
x 10⁻⁷ W/m2 dan 1 x 10⁻⁴ W/m2. Perbedaan taraf intensitasnya dalam dB adalah…
Jawaban:
Taraf intensitas (TI) = 10 log I/ TI₁ = 10 log (10⁻⁷/10⁻¹²)
TI₁ = 10 log (10⁻⁷⁺¹²)
TI₁ = 10 log (10⁵)
TI₁ = 10 (⁵)
TI₁ = 50 dB
TI₂ = 10 log (10⁻⁴/10⁻¹²)
= 10 log (10⁻⁴⁺¹²)
= 10 log (10⁸)
= 10 (8)
TI₂ = 80 dB
perbedaan taraf intensitas = 80 dB - 50 dB = 20 dB
DAFTAR PUSTAKA
Anissa, I. (2020). Gelombang Bunyi dan Cahaya Fisika Kelas XI. Modul Pembelajaran SMA
Fisika Kelas XIII, 51, 9.
Hasanah, T. A. N., Huda, C., & Kurniawati, M. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran
Fisika Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi Gelombang Bunyi untuk
Siswa SMA Kelas XII. Momentum: Physics Education Journal, 1(1), 56.
https://doi.org/10.21067/mpej.v1i1.1631
Kurniawati, H., Desnita, D., & Siswoyo, S. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis 3D PageFlip Fisika untuk Materi Getaran dan Gelombang Bunyi. Jurnal
Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 2(1), 97–102.
https://doi.org/10.21009/1.02114
Lailiyah, S., & Ermawati, F. U. (2020). Materi Gelombang Bunyi: Pengembangan Tes
Diagnostik Konsepsi Berformat Five-Tier, Uji Validitas dan Reliabilitas serta Uji
Terbatas. Jurnal Pendidikan FisikaTadulakoOnline (JPFT), 8(3), 104–119.
Pangestu, R. D., Mayub, A., & Rohadi, N. (2019). Pengembangan Desain Media
Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Video pada Materi Gelombang Bunyi. Jurnal
Kumparan Fisika, 1(1), 48–55. https://doi.org/10.33369/jkf.1.1.48-55
Pratama, I. (2015). BBM 7 Gelombang dan Bunyi. 2015, 1–42.
https://cupdf.com/document/bbm-7-gelombang-dan-bunyi-kd-fisika.html
Sutan, S. M., Prasetyo, J., & Mahbudi, I. (2018). Pengaruh Paparan Frekuensi Gelombang
Bunyi terhadap Fase Vegetatif Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomea
Reptans Poir). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, 6(1), 72–78.