Anda di halaman 1dari 13

Modul

Gelombang Bunyi

Fisika SMA
Kelas XI
Setiap hari kita tidak pernah terlepas dari apa yang dinamakan suara atau bunyi.
Bunyi percakapan sesama teman, bunyi bel masuk sekolah, bunyi musik, bunyi kendaraan,
kicau pagi burung disekitar rumah, dan sebagainya. Dunia terasa sepi tanpa adanya bunyi.
Sebelum membahas lebih jauh tentang bunyi, coba lakukan pengamatan terhadap
fakta/fenomena yang tersaji pada gambar-gambar berikut ini ! Apa yang bisa anda jelaskan
dari pengamatan tersebut? Coba rumuskan beberapa pertanyaan seputar pengamatan anda !

Prinsip kerja sonar berdasarkan prinsip


pemantulan gelombang ultrasonik. Alat ini
diperkenalkan pertama kali oleh Paul Langenvin,
seorang ilmuwan dari Prancis pada tahun 1914.
Pada saat itu Paul dan pembantunya membuat alat
yang dapat mengirim pancaran kuat gelombang
bunyi berfrekuensi tinggi (ultrasonik) melalui air.
Pada dasarnya SONAR memiliki dua bagian alat
yang memancarkan gelombang ultrasonik yang
disebut transmiter (emiter) dan alat yang dapat
mendeteksi datangnya gelombang pantul (gema) Gambar 1. Mengukur Kedalaman Laut
yang disebut sensor (reciver).

Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmiter (pemancar) yang diarahkan ke


sasaran, kemudian akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh pesawat penerima (reciver).
Dengan mengukur waktu yang diperlukan dari gelombang dipancarkan sampai gelombang
diterima lagi, maka dapat diketahui jarak yang ditentukan. Untuk mengukur kedalaman laut,
SONAR diletakkan di bawah kapal. Dengan pancaran ultrasonik diarahkan lurus ke dasar
laut, dalamnya air dapat dihitung dari panjang waktu antara pancaran yang turun dan naik
setelah digemakan.

Pada alat kedokteran, misalnya pada pemeriksaan USG (ultrasonografi). Sebagai


contoh, scaning ultrasonic dilakukan dengan menggerak-gerakan probe di sekitar kulit perut
ibu yang hamil akan menampilkan gambar sebuah janin di layar monitor.
Dengan mengamati gambar janin, dokter
dapat memonitor pertumbuhan, perkembangan, dan
kesehatan janin. Tidak seperti pemeriksaan dengan
sinar X, pemeriksaan ultrasonik adalah aman (tak
berisiko), baik bagi ibu maupun janinnya karena
pemerikasaan atau pengujian dengan ultrasonic
tidak merusak material yang dilewati, maka
disebutlah pengujian ultrasonic adalah pengujian
tak merusak (non destructive testing, disingkat
NDT). Tehnik scanning ultrasonic juga digunakan
untuk memeriksa hati (apakah ada indikasi kanker
Gambar 2. USG pada ibu hamil
hati atau tidak) dan otak.

Fisika XI - Gelombang Bunyi 1


Tahukah anda, bagaimana suara atau bunyi itu dihasilkan? Dan bagaimana bunyi itu
merambat? Dan tahukah anda bagaimana prinsip kerja scaning ultrasonic sehingga mampu
menghasilkan gambar janin di layar monitor/osilloscope? Adakah manfaat lainnya bagi
kehidupan ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan mempelajari bagian demi
bagian pada bab ini. Sub bab yang akan kita bahas dan diskusikan pada bab ini meliputi :
A. Konsep Gelombang Bunyi
B. Gejala-gejala Gelombang Bunyi

Kompetensi dasar dan Indikator pencapaian kompetensi


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.10 Menerapkan konsep dan prinsip 3.10.1 Menjelaskan konsep gelombang bunyi
gelombang bunyi dan cahaya dalam 3.10.2 Menjelaskan gejala gelombang bunyi
teknologi 3.10.3 Menerapkan gelombang bunyi pada
kehidupan sehari-hari

4.10 Melakukan percobaan tentang 4.10.1 Melakukan percobaan tentang gelombang


gelombang bunyi dan/atau cahaya, bunyi
berikut presentasi hasil percobaan dan
makna fisisnya misalnya sonometer
dan kisi difraksi

Tujuan pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based Learning melalui pendekatan
saintifik dengan metode diskusi dan demonstrasi, peserta didik memiliki kompetensi untuk
menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi, dan melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi berikut presentasi hasil percobaan serta makna fisisnya, serta mampu
menunjukan sikap kritis, jujur, disiplin, responsif, dan bertanggung jawab atas bimbingan
guru.

Fisika XI - Gelombang Bunyi 2


A. Gelombang Bunyi
Bunyi atau suara dapat didengar karena adanya tiga hal, yakni sumber bunyi,
penerima bunyi dan medium perantara bunyi. Ketika seseorang memukul gendang,
energi yang diberikan menyebabkan selaput gendang itu bergetar dan menghasilkan
bunyi. Gelombang bunyi akan merambat bila ada medium perantaranya (zat padat, zat
cair dan gas/udara), tetapi bunyi tidak dapat merambat melalui vakum, karena di tempat
vakum tidak ada partikel zat yang akan mentransmisikan getaran.
Gelombang bunyi gendang ini merambat dan kemudian menekan (menggetarkan)
udara di sekitarnya, sehingga tekanan udara tersebut ada yang masuk ke telinga kita
sehingga gendang telinga kita ikut bergetar. Getaran yang timbul pada gendang telinga ini
diubah menjadi sinyal listrik untuk diteruskan ke otak kita, untuk kemudian diproses di
dalam otak sehingga kita bisa merasakan adanya bunyi. Gelombang bunyi merupakan
gelombang longitudinal yang terjadi karena adanya rapatan dan renggangan medium
perantaranya.
Secara umum bunyi memiliki tiga sifat, yaitu terkait tinggi rendah bunyi, kuat
lemah bunyi, dan warna bunyi.
1. Tinggi rendah bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang diterima oleh telinga
manusia berdasarkan frekuensi (jumlah getaran per detik). Berdasarkan
ketinggiannya, bunyi dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu: infrasonik,
audiosonik, dan ultra sonik.

 Bunyi infrasonik, frekuensinya (f) < 20 Hz. Contoh makhluk hidup yang mampu
mendengar frekuensi gelombang ini adalah jangkrik, ikan lumba-lumba dan
kelelawar/codot, gajah, burung merpati
 Bunyi audiosonik, frekuensinya (f) : 20 Hz f 20.000 Hz. Telinga manusia
memiliki keterbatasan kemampuan pendengaran berdasarkan besar kecil frekuensi
bunyi yang didengar. Frekuensi bunyi yang dapat di dengar oleh manusia normal
disebut dengan frekuensi audio.
 Bunyi ultrasonik, frekuensinya (f) > 20.000 Hz Contoh makhluk hidup yang
mampu mendengar frekuensi gelombang ini adalah kelelawar/kalong, kucing,
anjing, tikus, belalang
2. Kuat lemah bunyi atau intensitas bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang
diterima oleh telinga manusia berdasarkan amplitudo dari gelombang tersebut.
Semakin besar amplitudo getaran, maka semakin kuat pula bunyi yang dihasilkan.
Intensitas menunjukkan sejauh mana bunyi dapat terdengar. Jika intensitasnya kecil,
bunyi akan melemah dan tidak dapat terdengar, begitu sebaliknya.

Fisika XI - Gelombang Bunyi 3


3. Warna bunyi adalah bunyi khas yang diterima oleh alat pendengaran berdasarkan
sumber getarannya. Sumber getaran yang berbeda akan menghasilkan bentuk
gelombang bunyi yang berbeda pula. Contoh bunyi gitar berbeda dengan bunyi biola.
Perbedaan tersebut terjadi karena gabungan nada atas dan nada dasar dari sumber
bunyi berbeda-beda walaupun frekuensinya sama.

B. Gejala-Gejala Gelombang Bunyi

Gejala gelombang bunyi yang akan dibahas dalam bab ini adalah pemantulan,
pembiasan, difraksi, interferensi dan efek Doppler.
1. Pemantulan Gelombang Bunyi
Pernahkah anda berteriak disekitar tebing? Saat itu anda akan mengetahui bahwa ada
suara yang menirukan suara anda. Itulah gema salah satu gejala pemantulan bunyi.
Gema terjadi karena jarak sumber bunyi dengan tebing cukup jauh sehingga bunyi
pantul memerlukan waktu yang cukup lama untuk merambat sampai ke telinga kita.
Berbeda ketika kita berada dalam ruangan, suara kita terdengar lebih keras. Letak
dinding ruangan yang cukup dekat, menyebabkan bunyi pantul tidak cukup waktu
untuk merambat sehingga bunyi gelombang datang dan bunyi pantul terdengar secara
bersamaan. Pemantulan semacam itu dinamakan gaung.

Gambar 3. Perbedaan Gaung dan Gema

Sifat pemantulan gelombang bunyi, khususnya bunyi ultrasonic telah banyak


dimanfaatkan dalam kehidupan, seperti untuk mengukur kedalaman laut, untuk
memeriksa kehamilan dengan Ultrasonografi (USG), kaca mata tunanetra, scaning
kanker hati dan kanker otak. SONAR (Sound Navigation Ranging) merupakan alat
yang sering digunakan pada kapal untuk mendeteksi jarak suatu objek dengan kapal,
termasuk juga kedalaman laut.

Apabila cepat rambat gelombang bunyi di udara v, selang waktu antara gelombang
yang dipancarkan dengan gelombang pantu adalah t, dan kedalaman laut adalah s
maka kedalaman laut tersebut dapat dihitung dengan persamaan :

Fisika XI - Gelombang Bunyi 4


dengan :
s = jarak yang diukur (m)
t = waktu yang diperlukan gelombang dari dipancarkan sampai diterima kembali (s)
v = kecepatan rambat gelombang (ms-1)

2. Pembiasan Gelombang Bunyi


Gejala pembiasan gelombang bunyi sering terjadi dalam kehidupan kita. Pada malam
hari kita merasakan bahwa suara (bunyi tetabuan musik di kejauhan atau bunyi petir
didekat rumah kita) terdengar lebih keras dibanding pada siang hari. Mengapa
demikian? Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan
bawah. Cepat rambat bunyi pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu panas.
Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada
kecepatan bunyi pada lapisan udara bawah, karena medium pada lapisan atas lebih
rapat dari medium pada lapisan bawah. Jadi, pada siang hari, bunyi petir yang
merambat dari lapisan udara atas menuju ke lapisan udara bawah akan dibiaskan
menjauhi garis normal

Gambar 4. A. Pembiasan bunyi malam hari


B. Pembiasan bunyi siang hari

Pada malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan bawah (dekat tanah)
lebih dingin daripada udara pada lapisan atas. Dengan demikian, kecepatan bunyi
pada lapisan bawah lebih kecil daripada lapisan atas, karena medium pada lapisan atas
kurang rapat dari medium pada lapisan bawah. Jadi, pada malam hari, bunyi petir
yang merambat dari lapisan udara atas menuju ke lapisan udara bawah (mediumnya
lebih rapat) akan dibiaskan mendekati garis normal. Pembiasan bunyi petir mendekati
garis normal pada malam hari inilah yang menyebabkan bunyi guntur lebih mendekat
kerumah Anda, dan sebagai akibatnya Anda mendengar bunyi petir yang lebih keras
dibanding pada siang hari.

3. Difraksi Gelombang Bunyi


Difraksi dialami oleh setiap gelombang baik gelombang mekanik (misalnya
gelombang air, gelombang bunyi) maupun gelombang elektromagnetik (misalnya
gelombang cahaya).

Fisika XI - Gelombang Bunyi 5


Gelombang bunyi sangat mudah
mengalami diraksi/pelenturan. Kita dapat
mendengar suara mesin mobil sebelum
tikungan walaupun kita belum melihat
mobil tersebut, atau kita mampu
mendengar percakapan teman-teman
walaupun berada diruang yang berbeda.
Fenomena tersebut merupakan contoh Gambar 5. Difraksi Gelombang Bunyi
terjadinya difraksi bunyi.

Mengapa gelombang bunyi dapat mengalami difraksi? Hal ini dikarenakan


gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang relatif lebih panjang yakni
dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter. Bandingkan dengan gelombang
cahaya yang panjang gelombangnya berkisar 500 nm. Karena gelombang bunyi
memiliki panjang gelombang yang lebih panjang maka gelombang bunyi lebih
mudah di difraksi.

4. Interferensi Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi. Dua
pengeras suara yang dihubungkan pada generator sinyal (alat pembangkit frekuensi
radio) dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi koheren. Misalnya : Ketika anda
berjalan sejajar dengan meja yang diatasnya terdapat radio di lengkapi dengan
pengeras suara pada jarak 3 m, pada posisi tertentu anda mendengar bunyi paling
lemah, sedangkan pada posisi yang lain anda justru mendengar bunyi yang kuat.
Peristiwa ini disebabkan oleh terjadinya interferensi bunyi. Bunyi lemah terjadi
ketika superposisi dari dua gelombang bunyi menghasilkan interferensi destruktif dan
bunyi kuat terjadi karena interferensi konstruktif.

Gambar 6 menunjukkan contoh interferensi geombang.


Dua pengeras suara yang dijalankan sefase oleh
penguat, memancarkan gelombang bunyi sinusoidal
identik dengan frekuensi yang sama. Pada titik tengah
ditempatkan mikrofon yang berjarak sama dari kedua
pengeras suara. Puncak gelombang yang dipancarkan
oleh dua pengeras suara pada waktu yang sama
menempuh jarak yang sama, sehingga sampai di titik
tengah pada waktu yang sama. Jadi kedua gelombang
sefase dan di titik tengah terjadi interferensi saling Gambar 6. Interferensi Bunyi
memperkuat (konstruktif)

Fisika XI - Gelombang Bunyi 6


5. Efek Doppler
Jika kita berdiri diam dipinggir jalan kemudian melintas mobil ambulans mendekati
kita dengan sirine yang berbunyi, maka kita akan mendengar frekuensi sirene yang
relatif lebih tinggi dari frekuensi sebenarnya. Sebaliknya frekuensi sirene akan
terdengar lebih rendah bila mobil ambulans menjauhi kita. Peristiwa semacam itu
disebut dengan Efek Doppler. Efek Doppler dikemukakan oleh Christian Andreas
Doppler

Gambar 7. Pendengar terhadap Ambulans yang mendekat dan


menjauh

Efek Doppler untuk bunyi didefinisikan sebagai peristiwa perubahan frekuensi atau
panjang gelombang dari sebuah sumber gelombang yang diterima oleh pengamat,
jika sumber suara/gelombang tersebut bergerak relatif terhadap pengamat/pendengar.

Secara umum persamaan efek Doppler dinyatakan:


1. Efek Doppler tidak dipengaruhi oleh angin

2. Efek Doppler dipengaruhi oleh angin

dengan :
fp = frekuensi yang di dengar pendengar (Hz)
fs = frekuensi dari sumber bunyi (Hz)
v = cepat rambat gelombang bunyi (ms-1)
vp = kecepatan pendengar (ms-1)
vs = kecepatan sumber bunyi (ms-1)
va = Kecepatan angin (ms-1)

Fisika XI - Gelombang Bunyi 7


Perjanjian tanda vp, vs dan va:
vp ( + ) : bila P mendekati S
vp ( - ) : bila P menjauhi S
vs ( - ) : bila S mendekati P
vs ( + ) : bila S menjauhi P
va ( - ) : bila arah angin dari pendengar ke sumber
va ( + ) : bila arah angin dari sumber ke pendengar

6. Pelayangan Bunyi
Merupakan fenomena saat terjadinya pengerasan bunyi serta pelemahan bunyi. Hal
ini terjadi karena adanya efek interferensi gelombang suara. Interferensi merupakan
salah satu sifat gelombang yang terjadi jika ada dua gelombang yang merambat
secara bersamaan di dalam sebuah medium dengan frekuensi yang hampir sama.

Fenomena interferensi berhubungan erat dengan prinsip superposisi. Berikut


merupakan ilustrasi pelayangan bunyi akibat superposisi dua buah gelombang
dengan nilai frekuensi yang berbeda.

Pelayangan bunyi terjasi ketika dua sumber bunyi dengan frekuensi yang berbeda
berbunyi secara bersamaan.

Gambar 8. Pelayangan gelombang bunyi

Pada gambar 8 terlihat adanya pelemahan bunyi yang diakibatkan oleh interferensi
destruktif, lalu muncul pengerasan bunyi yang dihasilkan oleh interferensi
konstruktif.

Nilai pelayangan bunyi dapat dihitung menggunakan selisih antara dua frekuensi
sumber bunyi (f1 dan f2) yang dinyatakan dengan:

| |
dengan,
fL = Frekuensi layangan (Hz)
f1 = Frekuensi sumber bunyi ke-1 (Hz)
f2 = Frekuensi sumber bunyi ke-2 (Hz)

Fisika XI - Gelombang Bunyi 8


Mari Bereksplorasi

Secara berkelompok lakukan kajian terhadap beberapa sumber dan selanjutnya diskusikan
dengan teman dalam kelompok anda terkait aplikasi gelombang ultrasonik. Minimal 5 (lima)
macam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti USG, scaning hati/otak, dan seterusnya.
Diskripsikan bagaimana prinsip kerjanya dengan jelas!

1. Untuk mengukur kedalaman laut, digunakan gelombang ultrasonic. Waktu yang


dibutuhkan oleh gelombang saat dipancarkan dan diterima kembali di kapal 1,6 sekon.
Jika kecepatan gelombang ultrasonic di dalam air laut 1500 m/s, berapakah kedalaman
laut ?
Diketahui :
t = 1,6 sekon
v = 1500 m/s

Ditanya :
s=?

Penyelesaian:

Jadi kedalaman laut adalah 1200 m

Fisika XI - Gelombang Bunyi 9


2. Mobil polisi bergerak dengan kecepatan 72 km/jam sambil membunyikan sirene
dengan frekuensi 1.400 Hz. Di belakang mobil polisi ada pengendara sepeda motor
yang bergerak mendekati mobil dengan kecepatan 54 km/jam. Jika cepat rambat bunyi
di udara pada saat itu 330 m/s, berapakah frekuensi sirene mobil yang didengar
pengendara sepeda motor ?
Diketahui :
Kecepatan mobil polisi/sumber bunyi (vs) = 72 km/jam = 20 m/s
kecepatan pengendara sepeda motor / pendengar (vp) = 54 km/jam = 15 m/s
frekuensi sumber bunyi (fs) = 1400 hz
cepat rambat bunyi (v) = 330 m/s

Penyelesaian:
Frekuensi bunyi sirine mobil yang didengar (fp) ketika pendengar mendekati sumber
bunyi adalah:

Jadi, frekuensi sirene mobil yang didengar pengendara sepeda motor adalah 1380 Hz

Fisika XI - Gelombang Bunyi 10


Soal Latihan

1. Jelaskan bagaimana bunyi atau suara itu dihasilkan? Dan bagaimana bunyi itu
merambat?
2. Suatu bel listrik dibunyikan di dalam tabung hampa udara. Ternyata dari luar tidak
terdengar suaranya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
3. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendah bunyi, kuat lemah bunyi,
dan warna bunyi!
4. Jelaskan mengapa ketika malam hari bunyi tetabuan musik di suatu tempat yang jauh
dari rumah kita terdengar lebih jelas dibanding siang hari?
5. Jelaskan mengapa gelombang bunyi tidak mengalami polarisasi!
6. Jelaskan mengapa pada malam hari kelelawar dapat terbang bebas mencari makan
dengan kecepatan tinggi!
7. Sebuah sumber bunyi dan seorang pendengar keduanya diam di bumi, tetapi angin
bertiup dari sumber menuju pendengar. Apakah ada efek Doppler? Jelaskan
alasannya!
8. Lakukan analisis dan rumuskan persamaan frekuensi yang diterima pendengar bila:
a. sumber bunyi dan pendengar bergerak saling bergerak menjauh
b. sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar dan pendengar bergerak mendekati
sumber bunyi.
9. Sebuah ambulans bergerak mendekati pendengar dengan kecepatan 10 m/s sambil
membunyikan sirine dengan frekuensi 400 Hz. Cepat rambat bunyi di udara 340 m/s.
Seorang pengendara motor bergerak mendekati ambulans dengan kecepatan 5 m/s.
Tentukan frekuensi yang didengar oleh pengendara motor !
10. Seorang anak yang sedang diam mendengar frekuensi 540 Hz dari sirine sebuah mobil
polisi yang bergerak mendekatinya. Setelah mobil polisi melaluinya, frekuensi yang
didengar menjadi 480 Hz. Hitunglah kelajuan mobil polisi tersebut, jika kecepatan
bunyi di udara 340 m/s !

Fisika XI - Gelombang Bunyi 11


Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2017. FISIKA untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
https://www.zenius.net/prologmateri/fisika/a/160/pelayangan-bunyi (diakses Jumat,
10 April 2020)

Fisika XI - Gelombang Bunyi 12

Anda mungkin juga menyukai