A. KOMPETENSI INTI
KI 3 :
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI 4 :
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MATERI AJAR
1. Materi Reguler
Bunyi terjadi karena adanya getaran.
Cepat rambat bunyi dirumuskan dengan : V = S : t
Nada adalah bunyi dengan frekuensi yang teratur.
Desah (noise) adalah bunyi yang berfrekuensi tidak teratur.
Berdasarkan frekuensinya bunyi di bagi menjadi 3, yaitu:
- Bunyi infrasonik frekuensinya < 20 Hz,
- Audiosonik frekuensinya 20 Hz - 20.000 Hz, dan
- Ultrasonik frekuensinya > 20.000 Hz.
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh
getaran benda lain.
Macam-macam pemantulan bunyi yaitu:
- Bunyi pantul yang menguatkan bunyi asli adalah bunyi pantul yang
terdengar hampir bersamaan bunyi aslinya sehingga bunyi asli
terdengar lebih keras.
- Gaung atau kerdam adalah bunyi yang sebagian terdengar bersamaan
dengan bunyi asli.
- Gema adalah bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli
diucapkan.
2. Materi Remedial
Bunyi
Setiap hari, kita dapat mendengar suara burung berkicau, orang bernyanyi, klakson
mobil atau kendaraan bermotor. Suara yang kamu dengar dikenal dengan bunyi.
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambatkan energi gelombang di
udara sampai terdengar oleh reseptor pendengar.
Bunyi sampai telinga karena merambat dalam bentuk gelombang. Gelombang yang
tersusun dari rapatan dan regangan adalah gelombang longitudinal. Tanpa adanya
medium atau zat perantara, bunyi tak dapat merambat. Hal ini mengakibatkan bunyi
termasuk jenis gelombang mekanik. Begitu pula ketika kita mendengar bunyi akan
dirambatkan ke telinga kita melalui udara. Jadi dapat disimpulkan bahwa bunyi
dapat terdengar bila ada 1) sumber bunyi, 2) medium/zat perantara, dan 3) alat
penerima/pendengar.
Resonansi
Resonansi dapat terjadi pada kolom udara. Bunyi akan terdengar kuat ketika
panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼ panjang gelombang (λ)
bunyi. Resonansi kolom udara ternyata telah dimanfaatkan oleh manusia dalam
berbagai alat musik, antara lain pada gamelan, alat musik pukul, alat musik tiup,
dan alat musik petik/ gesek.
Organ yang berperan dalam pengaturan terjadinya suara adalah pita suara dan kotak
suara yang berupa pipa pendek. Pada saat kita berbicara pita suara akan bergetar,
Getaran itu diperkuat oleh udara dalam kotak suara yang beresonansi dengan pita
suara pada frekuensi yang sama. Akibatnya, amplitudo lebih besar sehingga kita
dapat mendengar suara yang nyaring.
Pemantulan Bunyi
Apabila kita berbicara di dalam ruangan kecil, suara yang terdengar akan lebih
keras dibandingkan dengan berbicara di ruang terbuka, misalnya di lapangan. Hal
ini disebabkan jarak sumber bunyi dan dinding pemantul berdekatan sehingga
selang waktu antara bunyi asli dan bunyi pantul sangat kecil. Antar bunyi akan
terdengar bersamaan dengan bunyi asli dan bunyi asli terdengar lebih keras tetapi
tidak jelas.
Jika kamu mengucapkan suatu kata dalam ruang gedung yang luas, kamu akan
mendengar kata tersebut kurang jelas. Bunyi seperti ini disebut gaung atau kerdam.
Jadi, gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian terdengar bersama-sama
dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.
Contoh:
Bunyi asli : Fi – si – ka
Bunyi pantul : ........Fi.... si..... ka
Bunyi yang terdengar jelas : Fi .....................ka
Untuk menghindari terjadinya gaung, pada dinding ruangan yang besar harus
dilengkapi peredam suara. Peredam suara terbuat dari bahan karet busa, karton
tebal, karpet, dan bahan-bahan lain yang bersifat lunak. Biasanya bahan-bahan
tersebut sering kita jumpai di gedung bioskop, studio TV atau radio, aula, dan studio
rekaman
Apabila kamu berteriak di lereng gunung atau lapangan terbuka, maka kamu akan
mendengar bunyi pantul yang persis sama seperti bunyi asli dan akan terdengar
setelah bunyi asli. Hal ini terjadi karena bunyi yang datang ke dinding tebing dan
bunyi yang dipantulkannya memerlukan waktu untuk merambat. Jadi, gema adalah
bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli.
Contoh:
Bunyi asli : Fi- si- ka
Bunyi pantul : Fi- si- ka
Bunyi yang terdengar : Fi- si- ka
Sistem Sonar pada Kelelawar
Beberapa mamalia akan menggunakan daun telinga mereka untuk mengarahkan
suara ke alam saluran pendengarannya. Sistem ini disebut sistem sonar yaitu sistem
yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan dengan
deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Sonar atau Sound Navigation and
Ranging merupakan suatu metode penggunaan gelombang ultrasonik untuk
menaksir ukuran, bentuk, dan kedalaman benda-benda.
Daun telinga membantu hewan untuk menentukan arah dari mana suara tersebut
datang dan akan dapat mendeteksi suara samar. Kelelawar merupakan hewan yang
mampu mendengarkan bunyi ultrasonik dengan frekuensi diatas 20.000 Hz,
Kelelawar ini dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik pada saat ia terbang.
Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-benda atau
binatang lain yang akan dilewatinya dan diterima oleh suatu alat yang berada di
tubuh kelelawar, kemampuan kelewar untuk menentukan lokasi ini disebut dengan
ekolokasi.
Untuk terbang dan berburu, kelelawar akan memanfaatkan bunyi yang frekuensinya
tinggi, kemudian mendengarkan gema yang dihasilkan. Pada saat kelelawar
mendengarkan gema, kelelawar tidak dapat mendengar suara lain selain dari yang
dipancarkannya sendiri. Lebar frekuensi yang mampu didengar oleh makhluk ini
sangat sempit, yang lazimnya menjadi hambatan besar untuk hewan ini karena
adanya Efek Doppler. Berdasarkan Efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima
suara keduanya tak bergerak (jika dibandingkan dengan benda lain), maka penerima
akan menentukan frekuensi yang sama dengan yang dipancarkan oleh sumber suara.
Akan tetapi, jika salah satunya bergerak, frekuensi yang diterima akan berbeda
dengan yang dipancarkan. Dalam hal ini, frekuensi suara yang dipantulkan dapat
jatuh ke wilayah frekuensi yang tidak dapat didengar oleh kelelawar. Dengan
demikian, kelelawar tentu akan menghadapi masalah karena tidak dapat mendengar
gema suaranya dari lalat yang sedang bergerak. Berdasarkan kenyataan, kelelawar
dapat menyesuaikan frekuensi suara yang dikirimkannya terhadap benda bergerak
seolah sang kelelawar telah memahami Efek Doppler. Misalnya, kelelawar
mengirimkan suara berfrekuensi tertinggi terhadap lalat yang bergerak menjauh
sehingga pantulannya tidak hilang dalam wilayah tak terdengar dari rentang suara.
Kelelawar akan dapat mendengar dan menentukan posisi dari berbagai benda yang
ada di sekitarnya. Sistem ini juga dimiliki oleh lumba-lumba dan paus. Untuk
memahami materi ini, kita dapat menganalisis visualisasi proses ekolokasi yang
terjadi pada kelelawar.
3. Materi Pengayaan
Kelelawar Rindukan Mekar
https://nationalgeographic.grid.id/read/13278576/kelelawar-rindukan-mekar?page=all
Keajaiban alam tiada batasnya. Contohnya kelelawar peminum nektar dan tanaman
merambat yang mekar malam, yang hidupnya saling berkaitan di hutan tropis
dataran rendah Amerika Tengah. Glossophaga commissarisi, mamalia bersayap
mungil yang tubuhnya seukuran ibu jari, terbang di antara kembang Mucuna
holtonii sambil menyesap nektar, seperti yang biasa dilakukan kumbang dan burung
kolibri. Sebagai imbalannya, kelelawar menyerbuki tanaman tersebut. Pada siang
hari, bunga bisa menarik penyerbuk dengan warna-warni cerah seperti merah kir-
mizi dan magenta, tetapi pada malam hari, ketika warna paling terang pun tampak
pucat dalam cahaya bulan, bunga Mucuna menggunakan suara untuk memikat
kelelawar nektar.
Kelelawar menggunakan suara frekuensi tinggi untuk mengindra. Dengan
menggunakan pita suaranya, kelelawar mengeluarkan bunyi cepat dan singkat
melalui hidung atau mulut, membentuk gelombang udara, lalu menafsirkan
perubahan pola yang terpantul kembali ke telinganya yang sensitif. Informasi yang
masuk diproses secara cepat dan kontinu, sehingga kelelawar dapat mengubah arah
terbangnya saat tengah memburu serangga atau melesat di antara pohon berbunga.
Kebanyakan kelelawar memakan serangga, dan biasanya spesies ini menggunakan
bunyi jarak jauh yang kuat, yang dipancarkan setiap mengangkat sayap. Kelelawar
nektar mengeluarkan bunyi yang lemah, tetapi sangat canggih, yang disebut para
ilmuwan sebagai modulasi frekuensi. Jangkauannya yang pendek diimbangi oleh
tingkat detailnya. Sinyal yang paling efektif dalam jarak empat meter ini
memantulkan gambaran yang berisi informasi akurat tentang ukuran, bentuk, posisi,
tekstur, sudut, dan kedalaman target, serta kualitas lain yang hanya dapat ditafsirkan
oleh kelelawar nektar.Bentuk cekung kelopak bendera berfungsi sebagai pemantul,
menangkap suara kelelawar dan memantulkan informasi secara kuat dan jelas.
Dengan mata, telinga, dan daun hidung terarah langsung ke suar tersebut, kelelawar
memagut sang kembang dengan kecepatan tinggi. Langsung klop. Kepala sang
kelelawar masuk ke dalam cekungan kelopak bendera, cakar sayapnya mengait
pangkal kelopak, sayapnya dilipat, lalu kakinya pindah ke atas. Setelah berpaut kuat
ke bunga itu, kelelawar menjejalkan moncongnya ke dalam celah berbau bawang
putih. Lidah kelelawar yang panjang memicu sakelar tersembunyi, membuka lunas
bunga tersebut. Sementara kelelawar menyesap sari bunga, kepala sari melenting
keluar dari lunas dan memenuhi punggung kecil sang kelelawar dengan serbuk sari
keemasan.
Jadi, tanaman yang mekar di malam hari memajang kembangnya secara terbuka dan
mudah diakses dari udara—agar gampang ditemukan dan diisap kelelawar serta
tidak ada tempat persembunyian bagi pemangsa arboreal seperti ular pohon dan
musang. Tumbuhan ini memperkuat aroma bunganya dengan senyawa sulfur—
sinyal jarak jauh yang sangat menggoda kelelawar nektar. Oyot Mucuna dan
beberapa tanaman lainnya melangkah lebih jauh. Tumbuhan ini membentuk
bunganya sedemikian rupa guna memudahkan telinga kelelawar mendeteksinya.
Sebelum 1999, tidak ada yang menduga bahwa tumbuhan membentuk dirinya
menyerupai pemantul suara untuk memudahkan kelelawar mencari makan. Tahun
itu, pasangan ahli biologi Dagmar dan Otto von Helversen dari Jerman, tengah
meneliti akustik kelelawar di La Selva. Dagmar tiba-tiba menyadari bahwa kelopak
bendera Mucuna sangat mirip dengan suar suara—memberikan sinyal akustik
mencolok, setara dengan berkas cahaya mercusuar. Pengujian lapangan dengan
kelopak bendera Mucuna yang dimodifikasi memastikan teori ini.
Penelitian pada 2010 oleh ahli ekologi evolusi Nathan Muchhala, yang
membandingkan kolibri dan kelelawar nektar di Ekuador, menemukan bahwa
kelelawar rata-rata membawa serbuk sari sepuluh kali lebih banyak daripada
burung. Selain itu, kelelawar juga membawa serbuk sari dalam jarak jauh. Kolibri
diperkirakan menyebarkan serbuk sari dalam radius sekitar 200 meter. Penerbang
jarak jauh di kalangan kelelawar nektar, Leptonycteris curasoae, mencari makan
hingga sejauh 50 kilometer dari tempatnya bersarang. Bagi tanaman hutan tropis,
yang biasanya tersebar luas dengan kepadatan rendah, luasnya kawasan jelajah ke-
lelawar memberikan keuntungan besar. Pada 1790-an, ahli biologi Italia Lazzaro
Spallanzani diolok-olok karena mengajukan teori bahwa kelelawar menggunakan
telinganya untuk melihat dalam gelap. Satu setengah abad kemudian, pada akhir
1930-an, para ilmuwan menemukan cara kelelawar melakukannya. Hampir seabad
kemudian, kita tahu bahwa tanaman juga membentuk bunganya agar lebih terdengar
telinga kelelawar. Lewat interaksi nan rumit ini, alam menampakkan salah satu ke-
ajaibannya yang paling menakjubkan.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Mengumpulkan Data
3) Meminta peserta didik pada setiap kelompok untuk mencatat data hasil
diskusi dan data hasil percobaan yang telah dilakukan.
4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari
informasi dari berbagai referensi tentang kuat bunyi, tinggi
bunyi,warna bunyi, intensitas bunyi, nada, dan frekuensi pada gelas
yang dipukul. Juga mengenai sistem sonar pada kelelawar.
Menanya
5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami berkaitan dengan kuat bunyi, tinggi bunyi,warna
bunyi, intensitas bunyi, nada, dan frekuensi pada gelas yang dipukul
dan juga materi resonansi serta sistem sonar pada kelelawar
Mengasosiasikan
6) Melakukan pengecekan pemahaman peserta didik tentang konsep kuat
bunyi, tinggi bunyi,warna bunyi, intensitas bunyi, nada, dan frekuensi
pada senar/dawai, cara kerja sistem sonar pada kelelawar.
7) Peserta didik diberi kesempatan untuk membandingkan hasil diskusi
dan percobaan antarkelompok, dan kelompok lain untuk memberikan
saran dan pendapatnya.
Mengkomunikasikan
8) Meminta masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi
antaranggota kelompok.
9) Memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
10) Meminta tiap kelompok membuat laporan hasil percobaan dan
berdiskusi dengan kelompoknya dengan saling menghargai pendapat
peserta didik lain untuk membuat kesimpulan.
11) Merminta masing-masing kelompok memajangkan hasil karyanya di
depan kelas dan mempresentasikannya secara klasikal.
12) Meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dan
menyampaikan pendapatnya.
13) Guru menanggapi hasil presentasi kelompok dalam pembelajaran.
H. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPA Terpadu 2: Eka Purjiyanta, M.Pd., dkk. 2013. IPA Terpadu untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan
3. Lembar Kerja Peserta Didik
I. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Tes Tertulis Pilihan Ganda
Penilaian Kinerja Rubrik Penilaian Produk
2. Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Mengagumi getaran, gelombang,
dan bunyi sebagai ciptaan Tuhan
2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)
3 Menunjukkan ketekunan dan
tanggung jawab dalam belajar dan
bekerja sama baik secara individu
maupun berkelompok
4 Menunjukkan sikap jujur dan kritis
dalam melaksanakan percobaan
5 Menunjukkan sikap cermat, dan
teliti dalam melakukan pengamatan.
6 Menunjukkan sikap peduli dengan
lingkungan setelah selama dan
setelah proses pembelajaran
berakhir.
7 Menghargai hasil kerja individu dan
kelompok dalam pembelajaran
a.
b.
c.
d.
10 Jika kelelawar mengeluarkan bunyi *
ultrasonik dengan cepat rambat bunyi di
udara 340 m/s dalam waktu 0,1 sekon, maka
jarak gelombang adalah….
a. 17 m
b. 34 m
c. 68 m
d. 136 m
Kerapian 5 4 3 2
Klip Klip Klip Klip
penjepit kertas penjepit kertas penjepit kertas penjepit kertas
dipasang dipasang dipasang dipasang
dengan baik, kurang baik, tampak rapi, dengan kurang
alat berfungsi walaupun alat namun alat baik, alat tidak
dengan baik dapat kurang berfungsi
berfungsi berfungsi dengan baik
dengan baik
Keindahan 5 4 3 2
Fungsi 5 4 3 2
TOTAL SKOR