Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI: RESONANSI BUNYI

Satuan Pendidikan : SMP/MTs


Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok : Getaran, Gelombang, dan Bunyi
Sub Materi : Resonansi Bunyi
Alokasi Waktu : 3JP x 45 menit (1 tatap muka)

A. KOMPETENSI INTI
KI 3 :
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI 4 :
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.11 Menganalisis 1. Menganalisis hubungan antara periode,
konsep getaran, frekuensi, cepat rambat gelombang, dan
gelombang, dan panjang gelombang.
bunyi, dalam 2. Membedakan spektrum gelombang.
kehidupan sehari-
hari termasuksistem 3. Mengidentifikasi gejala resonansi dalam
pendengaran kehidupan sehari-hari.
manusia dan sistem 4. Menerapkan sistem sonar serta
sonar pada hewan. pemanfaatan sistem sonar dalam
teknologi.

4.11 Menyajikan hasil 1. Mengamati fenomena getaran pada bunyi


percobaan tentang dari berbagai sumber bunyi.
getaran, gelombang 2. Melakukan percobaan untuk mengukur
dan bunyi. besaran-besaran pada gelombang.
3. Melakukan percobaan frekuensi bunyi dan
resonansi untuk menjelaskan sistem sonar
pada hewan.
4. Menyajikan hasil percobaan dan
identifikasi dalam bentuk laporan tertulis
dan mendiskusikannya dengan teman.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, siswa diharapkan mampu:

1. Mendeskripsikan hubungan antara periode, frekuensi, cepat rambat


gelombang, dan panjang gelombang dengan benar.
2. Menyebutkan karakteristik gelombang bunyi dengan benar.
3. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik dengan benar.
4. Mengidentifikasi gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mendeskripsikan sistem sonar serta pemanfaatan sistem sonar dalam
teknologi.
6. Mengamati fenomena getaran pada bunyi dari berbagai sumber bunyi sesuai
konteks kehidupan seharii-hari.
7. Melakukan percobaan untuk mengukur besaran-besaran pada gelombang
dengan benar.
8. Melakukan percobaan frekuensi bunyi dan resonansi untuk menjelaskan
sistem sonar pada hewan dengan benar.
9. Menyajikan hasil percobaan berdasarkan hasil temuannya dan
mengkomunikasikannya di depan kelas dengan bahasa yang efektif.

D. MATERI AJAR
1. Materi Reguler
 Bunyi terjadi karena adanya getaran.
 Cepat rambat bunyi dirumuskan dengan : V = S : t
 Nada adalah bunyi dengan frekuensi yang teratur.
 Desah (noise) adalah bunyi yang berfrekuensi tidak teratur.
 Berdasarkan frekuensinya bunyi di bagi menjadi 3, yaitu:
- Bunyi infrasonik frekuensinya < 20 Hz,
- Audiosonik frekuensinya 20 Hz - 20.000 Hz, dan
- Ultrasonik frekuensinya > 20.000 Hz.
 Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh
getaran benda lain.
 Macam-macam pemantulan bunyi yaitu:
- Bunyi pantul yang menguatkan bunyi asli adalah bunyi pantul yang
terdengar hampir bersamaan bunyi aslinya sehingga bunyi asli
terdengar lebih keras.
- Gaung atau kerdam adalah bunyi yang sebagian terdengar bersamaan
dengan bunyi asli.
- Gema adalah bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli
diucapkan.

2. Materi Remedial
Bunyi
Setiap hari, kita dapat mendengar suara burung berkicau, orang bernyanyi, klakson
mobil atau kendaraan bermotor. Suara yang kamu dengar dikenal dengan bunyi.
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambatkan energi gelombang di
udara sampai terdengar oleh reseptor pendengar.

Bunyi sampai telinga karena merambat dalam bentuk gelombang. Gelombang yang
tersusun dari rapatan dan regangan adalah gelombang longitudinal. Tanpa adanya
medium atau zat perantara, bunyi tak dapat merambat. Hal ini mengakibatkan bunyi
termasuk jenis gelombang mekanik. Begitu pula ketika kita mendengar bunyi akan
dirambatkan ke telinga kita melalui udara. Jadi dapat disimpulkan bahwa bunyi
dapat terdengar bila ada 1) sumber bunyi, 2) medium/zat perantara, dan 3) alat
penerima/pendengar.

Kecepatan bunyi tergantung pada temperatur. Semakin rendah suhu lingkungan


semakin besar kecepatan bunyi. Hal ini membuktikan mengapa pada malam hari
bunyi terdengar lebih jelas daripada siang hari. Pada siang hari gelombang bunyi
dibiaskan ke arah udara yang lebih panas (ke arah atas) karena suhu udara di
permukaan bumi lebih dingin dibandingkan dengan udara pada bagian atasnya.
Berlawanan pada malam hari, gelombang bunyi dibiaskan ke arah yang lebih bawah
karena suhu permukaan bumi lebih hangat dibandingkan dengan udara pada bagian
atasnya. Selain dipengaruhi oleh suhu, cepat rambat bunyi di udara juga dipengaruhi
oleh medium.

Resonansi
Resonansi dapat terjadi pada kolom udara. Bunyi akan terdengar kuat ketika
panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼ panjang gelombang (λ)
bunyi. Resonansi kolom udara ternyata telah dimanfaatkan oleh manusia dalam
berbagai alat musik, antara lain pada gamelan, alat musik pukul, alat musik tiup,
dan alat musik petik/ gesek.

Organ yang berperan dalam pengaturan terjadinya suara adalah pita suara dan kotak
suara yang berupa pipa pendek. Pada saat kita berbicara pita suara akan bergetar,
Getaran itu diperkuat oleh udara dalam kotak suara yang beresonansi dengan pita
suara pada frekuensi yang sama. Akibatnya, amplitudo lebih besar sehingga kita
dapat mendengar suara yang nyaring.

Pemantulan Bunyi
Apabila kita berbicara di dalam ruangan kecil, suara yang terdengar akan lebih
keras dibandingkan dengan berbicara di ruang terbuka, misalnya di lapangan. Hal
ini disebabkan jarak sumber bunyi dan dinding pemantul berdekatan sehingga
selang waktu antara bunyi asli dan bunyi pantul sangat kecil. Antar bunyi akan
terdengar bersamaan dengan bunyi asli dan bunyi asli terdengar lebih keras tetapi
tidak jelas.

Jika kamu mengucapkan suatu kata dalam ruang gedung yang luas, kamu akan
mendengar kata tersebut kurang jelas. Bunyi seperti ini disebut gaung atau kerdam.
Jadi, gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian terdengar bersama-sama
dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.

Contoh:
Bunyi asli : Fi – si – ka
Bunyi pantul : ........Fi.... si..... ka
Bunyi yang terdengar jelas : Fi .....................ka
Untuk menghindari terjadinya gaung, pada dinding ruangan yang besar harus
dilengkapi peredam suara. Peredam suara terbuat dari bahan karet busa, karton
tebal, karpet, dan bahan-bahan lain yang bersifat lunak. Biasanya bahan-bahan
tersebut sering kita jumpai di gedung bioskop, studio TV atau radio, aula, dan studio
rekaman

Apabila kamu berteriak di lereng gunung atau lapangan terbuka, maka kamu akan
mendengar bunyi pantul yang persis sama seperti bunyi asli dan akan terdengar
setelah bunyi asli. Hal ini terjadi karena bunyi yang datang ke dinding tebing dan
bunyi yang dipantulkannya memerlukan waktu untuk merambat. Jadi, gema adalah
bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli.

Contoh:
Bunyi asli : Fi- si- ka
Bunyi pantul : Fi- si- ka
Bunyi yang terdengar : Fi- si- ka
Sistem Sonar pada Kelelawar
Beberapa mamalia akan menggunakan daun telinga mereka untuk mengarahkan
suara ke alam saluran pendengarannya. Sistem ini disebut sistem sonar yaitu sistem
yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan dengan
deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Sonar atau Sound Navigation and
Ranging merupakan suatu metode penggunaan gelombang ultrasonik untuk
menaksir ukuran, bentuk, dan kedalaman benda-benda.

Daun telinga membantu hewan untuk menentukan arah dari mana suara tersebut
datang dan akan dapat mendeteksi suara samar. Kelelawar merupakan hewan yang
mampu mendengarkan bunyi ultrasonik dengan frekuensi diatas 20.000 Hz,
Kelelawar ini dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik pada saat ia terbang.
Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-benda atau
binatang lain yang akan dilewatinya dan diterima oleh suatu alat yang berada di
tubuh kelelawar, kemampuan kelewar untuk menentukan lokasi ini disebut dengan
ekolokasi.

Untuk terbang dan berburu, kelelawar akan memanfaatkan bunyi yang frekuensinya
tinggi, kemudian mendengarkan gema yang dihasilkan. Pada saat kelelawar
mendengarkan gema, kelelawar tidak dapat mendengar suara lain selain dari yang
dipancarkannya sendiri. Lebar frekuensi yang mampu didengar oleh makhluk ini
sangat sempit, yang lazimnya menjadi hambatan besar untuk hewan ini karena
adanya Efek Doppler. Berdasarkan Efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima
suara keduanya tak bergerak (jika dibandingkan dengan benda lain), maka penerima
akan menentukan frekuensi yang sama dengan yang dipancarkan oleh sumber suara.
Akan tetapi, jika salah satunya bergerak, frekuensi yang diterima akan berbeda
dengan yang dipancarkan. Dalam hal ini, frekuensi suara yang dipantulkan dapat
jatuh ke wilayah frekuensi yang tidak dapat didengar oleh kelelawar. Dengan
demikian, kelelawar tentu akan menghadapi masalah karena tidak dapat mendengar
gema suaranya dari lalat yang sedang bergerak. Berdasarkan kenyataan, kelelawar
dapat menyesuaikan frekuensi suara yang dikirimkannya terhadap benda bergerak
seolah sang kelelawar telah memahami Efek Doppler. Misalnya, kelelawar
mengirimkan suara berfrekuensi tertinggi terhadap lalat yang bergerak menjauh
sehingga pantulannya tidak hilang dalam wilayah tak terdengar dari rentang suara.
Kelelawar akan dapat mendengar dan menentukan posisi dari berbagai benda yang
ada di sekitarnya. Sistem ini juga dimiliki oleh lumba-lumba dan paus. Untuk
memahami materi ini, kita dapat menganalisis visualisasi proses ekolokasi yang
terjadi pada kelelawar.

3. Materi Pengayaan
Kelelawar Rindukan Mekar
https://nationalgeographic.grid.id/read/13278576/kelelawar-rindukan-mekar?page=all

Keajaiban alam tiada batasnya. Contohnya kelelawar peminum nektar dan tanaman
merambat yang mekar malam, yang hidupnya saling berkaitan di hutan tropis
dataran rendah Amerika Tengah. Glossophaga commissarisi, mamalia bersayap
mungil yang tubuhnya seukuran ibu jari, terbang di antara kembang Mucuna
holtonii sambil menyesap nektar, seperti yang biasa dilakukan kumbang dan burung
kolibri. Sebagai imbalannya, kelelawar menyerbuki tanaman tersebut. Pada siang
hari, bunga bisa menarik penyerbuk dengan warna-warni cerah seperti merah kir-
mizi dan magenta, tetapi pada malam hari, ketika warna paling terang pun tampak
pucat dalam cahaya bulan, bunga Mucuna menggunakan suara untuk memikat
kelelawar nektar.
Kelelawar menggunakan suara frekuensi tinggi untuk mengindra. Dengan
menggunakan pita suaranya, kelelawar mengeluarkan bunyi cepat dan singkat
melalui hidung atau mulut, membentuk gelombang udara, lalu menafsirkan
perubahan pola yang terpantul kembali ke telinganya yang sensitif. Informasi yang
masuk diproses secara cepat dan kontinu, sehingga kelelawar dapat mengubah arah
terbangnya saat tengah memburu serangga atau melesat di antara pohon berbunga.
Kebanyakan kelelawar memakan serangga, dan biasanya spesies ini menggunakan
bunyi jarak jauh yang kuat, yang dipancarkan setiap mengangkat sayap. Kelelawar
nektar mengeluarkan bunyi yang lemah, tetapi sangat canggih, yang disebut para
ilmuwan sebagai modulasi frekuensi. Jangkauannya yang pendek diimbangi oleh
tingkat detailnya. Sinyal yang paling efektif dalam jarak empat meter ini
memantulkan gambaran yang berisi informasi akurat tentang ukuran, bentuk, posisi,
tekstur, sudut, dan kedalaman target, serta kualitas lain yang hanya dapat ditafsirkan
oleh kelelawar nektar.Bentuk cekung kelopak bendera berfungsi sebagai pemantul,
menangkap suara kelelawar dan memantulkan informasi secara kuat dan jelas.
Dengan mata, telinga, dan daun hidung terarah langsung ke suar tersebut, kelelawar
memagut sang kembang dengan kecepatan tinggi. Langsung klop. Kepala sang
kelelawar masuk ke dalam cekungan kelopak bendera, cakar sayapnya mengait
pangkal kelopak, sayapnya dilipat, lalu kakinya pindah ke atas. Setelah berpaut kuat
ke bunga itu, kelelawar menjejalkan moncongnya ke dalam celah berbau bawang
putih. Lidah kelelawar yang panjang memicu sakelar tersembunyi, membuka lunas
bunga tersebut. Sementara kelelawar menyesap sari bunga, kepala sari melenting
keluar dari lunas dan memenuhi punggung kecil sang kelelawar dengan serbuk sari
keemasan.

Barter antara nektar dengan penyerbukan merupakan masalah pelik yang


menimbulkan dilema bagi tumbuhan. Untuk tumbuhan yang mekar malam, paling
baik kalau nektar yang disediakan sedikit, karena jika kelelawar cepat kenyang,
lebih sedikit bunga yang didatanginya. Akan tetapi, jika tanaman terlalu pelit, ke-
lelawar akan beralih ke tanaman lain. Selama ribuan tahun, tumbuhan yang
diserbuki kelelawar berevolusi menciptakan solusi cerdas: Tumbuhan itu
menyingkirkan masalah kuantitas (serta kualitas) nektar dengan mengembangkan
cara memudahkan kelelawar mencari makan.

Jadi, tanaman yang mekar di malam hari memajang kembangnya secara terbuka dan
mudah diakses dari udara—agar gampang ditemukan dan diisap kelelawar serta
tidak ada tempat persembunyian bagi pemangsa arboreal seperti ular pohon dan
musang. Tumbuhan ini memperkuat aroma bunganya dengan senyawa sulfur—
sinyal jarak jauh yang sangat menggoda kelelawar nektar. Oyot Mucuna dan
beberapa tanaman lainnya melangkah lebih jauh. Tumbuhan ini membentuk
bunganya sedemikian rupa guna memudahkan telinga kelelawar mendeteksinya.
Sebelum 1999, tidak ada yang menduga bahwa tumbuhan membentuk dirinya
menyerupai pemantul suara untuk memudahkan kelelawar mencari makan. Tahun
itu, pasangan ahli biologi Dagmar dan Otto von Helversen dari Jerman, tengah
meneliti akustik kelelawar di La Selva. Dagmar tiba-tiba menyadari bahwa kelopak
bendera Mucuna sangat mirip dengan suar suara—memberikan sinyal akustik
mencolok, setara dengan berkas cahaya mercusuar. Pengujian lapangan dengan
kelopak bendera Mucuna yang dimodifikasi memastikan teori ini.

Pasangan von Helversen melanjutkan pengamatan mereka dengan penelitian yang


lebih luas mengenai gema bunga, menggunakan koloni kelelawar tangkaran di
laboratorium mereka di Erlangen. Di bawah bimbingan mereka, Ralph Simon,
mahasiswa S1 yang menjadi asisten penelitian, melatih kelelawar untuk minum dari
tempat nektar yang diletakkan secara acak dan dipasangi berbagai bentuk penanda.
Bentuk bulat cekung terbukti merupakan bentuk yang paling mudah ditemukan
kelelawar. Simon kemudian menemukan bentuk semacam itu pada berbagai bunga
di alam, termasuk bunga bersuar-mangkuk yang pertama kali dilihatnya dalam foto
sebuah majalah flora-fauna. Karena penasaran, dia melakukan perjalanan ke Kuba,
tempat foto bunga itu diambil. Sambil berjongkok sendirian di hutan pada malam
hari, sang ilmuwan kegirangan menyaksikan kelelawar minum nektar sementara
bunga menaburkan serbuk sarinya, memastikan dugaannya sebelumnya.

Benarkah daun berbentuk mangkuk mempermudah kelelawar menemukan bunga?


Di laboratorium, Simon menemukan bahwa replika daun berbentuk mangkuk di atas
tempat makanan membuat kelelawar dua kali lebih cepat menemukannya.
Sementara replika daun yang datar dan tidak dimodifikasi hampir tidak
mempercepat waktu pencarian dibanding tempat makanan yang tidak bertanda.
"Daun normal yang datar hanya memantulkan suara sekali," Simon menjelaskan,
"sementara daun berbentuk cekung memantulkan gema yang kuat beberapa kali,
dari sudut yang cukup besar saat kelelawar mendekat. Ini seperti suar sungguhan,
karena gema yang dipantulkan memiliki warna bunyi yang unik, sama mencoloknya
dengan bunga warna-warni di tengah hijau dedaunan.". Simon, yang saat
diwawancarai sudah menjadi mahasiswa pascasarjana, selanjutnya membuat robot
kepala kelelawar yang dapat bergerak. Dia memasang satu pelantam ultrasonik kecil
dan dua sensor suara dalam pola segitiga, sesuai posisi hidung dan telinga
kelelawar. Dia memancarkan bunyi kompleks dengan modulasi frekuensi—seperti
suara kelelawar nektar—melalui hidung robot ke arah bunga yang terpasang pada
dudukan berputar dan mencatat gema yang ditangkap telinga kelelawar elektronik
itu. Dia mengumpulkan karakteristik akustik-gema bunga dari 65 spesies tanaman
berbunga yang diserbuki kelelawar. Setiap bunga yang diuji Simon memiliki
karakteristik akustik yang unik dan mencolok.
Secara keseluruhan, Simon menemukan bahwa bunga-kelelawar memiliki beberapa
adaptasi suara yang umum. Semuanya memiliki permukaan berlilin yang sangat
reflektif, serta ukuran dan bentuknya sangat mirip antara satu bunga dengan yang
lain. Dengan menggunakan karakteristik gema 36 bunga-kelelawar dari 12 spesies
sebagai dasar perbandingan, Simon (sudah doktor sekarang) menulis program yang
dapat mengklasifikasikan 130 bunga baru hingga ke tingkat spesies hanya dengan
berdasarkan suara. Tumbuhan berupaya keras untuk memikat kelelawar dan
memenuhi keinginannya "karena kelelawar merupakan penyerbuk yang sangat
efektif," ujar Simon. "Hasilnya sebanding."

Penelitian pada 2010 oleh ahli ekologi evolusi Nathan Muchhala, yang
membandingkan kolibri dan kelelawar nektar di Ekuador, menemukan bahwa
kelelawar rata-rata membawa serbuk sari sepuluh kali lebih banyak daripada
burung. Selain itu, kelelawar juga membawa serbuk sari dalam jarak jauh. Kolibri
diperkirakan menyebarkan serbuk sari dalam radius sekitar 200 meter. Penerbang
jarak jauh di kalangan kelelawar nektar, Leptonycteris curasoae, mencari makan
hingga sejauh 50 kilometer dari tempatnya bersarang. Bagi tanaman hutan tropis,
yang biasanya tersebar luas dengan kepadatan rendah, luasnya kawasan jelajah ke-
lelawar memberikan keuntungan besar. Pada 1790-an, ahli biologi Italia Lazzaro
Spallanzani diolok-olok karena mengajukan teori bahwa kelelawar menggunakan
telinganya untuk melihat dalam gelap. Satu setengah abad kemudian, pada akhir
1930-an, para ilmuwan menemukan cara kelelawar melakukannya. Hampir seabad
kemudian, kita tahu bahwa tanaman juga membentuk bunganya agar lebih terdengar
telinga kelelawar. Lewat interaksi nan rumit ini, alam menampakkan salah satu ke-
ajaibannya yang paling menakjubkan.

E. MODEL, PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Model : Discovery learning.
2. Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientifict approach).
3. Metode : Eksperimen.

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media dan Alat:
- Alat dan Bahan Percobaan Resonansi Udara (untuk setiap kelompok)

No. Jenis Jumlah


1. LCD Proyektor 1 buah
2. Laptop yang dilengkapi dengan 1 buah
program spectrum analyzer
3. Gelas kaca panjang sekitar 15 cm 1 buah
4. Garpu tala / sumpit besi 1 buah
5. Air Secukupnya

- Alat dan Bahan Percobaan Sistem Sonar pada Kelelawar

No. Jenis Jumlah


1. Perangkat praktikum sistem sonar 1 set
pada kelelawar (arduino uno, sensor
ultrasonik, mini LCD, kabel – kabel,
baterai dll).
2. Boneka kelelawar 1 buah
2. Sumber Belajar:
a. Buku Ajar IPA-Fisika Kelas VIII Kurikulum 2013 Revisi 2017.
b. Internet.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan Ketiga (3 x 45 menit)


Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1) Meminta peserta didik berbaris secara disiplin untuk memasuki ruang
kelas.
2) Meminta peserta didik berdo’a (Religius) menurut agama dan
kepercayaan masing-masing sebagai rasa taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
3) Memeriksa kehadiran peserta didik sambil mengenal karakteristik
peserta didik.
4) Prasarat Pengetahuan untuk menguji kemampuan berpikir logis
- Tahukah kamu perbedaan bersuara semakin keras dan bersuara semakin
tinggi?
- Tahukah kamu mengapa kelelawar dapat berktivitas di malam hari tanpa
misalnya menabrak benda yang ada di sekelilingnya?
(Pertanyaan disampaikan kepada seluruh kelas, selanjutnya memberikan
kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk menjawab sehingga
terjadi saling menanggapi).
5) Motivasi (membangkitkan peserta didik agar memiliki karakter ingin
tahu)
- Mengapa, walaupun menyanyikan nada yang sama, bunyi anak
perempuan dan bunyi anak laki-laki tetap dapat dibedakan?
6) Menyampaikan tujuan pembelajaran.yang akan dicapai peserta didik

Kegiatan Inti (95 menit)


Mengamati
1) Peserta didik melakukan diskusi tentang cepat rambat bunyi di udara
pada Buku IPA Terpadu Jilid 2 halaman 286.
2) Peserta didik melakukan percobaan:
a. “Mengamati Hubungan Amplitudo dengan Kuat Lemah Bunyi”
dengan percobaan gelas yang berisi air dengan ketinggian
berbeda kemudian di pukul, kemudian mengamati hasil
percobaan yang telah dilakukan, dengan cermat dan teliti.
b. “Mengidentifikasi model sistem sonar pada kelelawar” dengan
percobaan sensor ultrasonic yang disambungkan dengan
perangkat arduino uno untuk memvisualisasikan sistem sonar
pada kelelawar.

Mengumpulkan Data
3) Meminta peserta didik pada setiap kelompok untuk mencatat data hasil
diskusi dan data hasil percobaan yang telah dilakukan.
4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari
informasi dari berbagai referensi tentang kuat bunyi, tinggi
bunyi,warna bunyi, intensitas bunyi, nada, dan frekuensi pada gelas
yang dipukul. Juga mengenai sistem sonar pada kelelawar.

Menanya
5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami berkaitan dengan kuat bunyi, tinggi bunyi,warna
bunyi, intensitas bunyi, nada, dan frekuensi pada gelas yang dipukul
dan juga materi resonansi serta sistem sonar pada kelelawar

Mengasosiasikan
6) Melakukan pengecekan pemahaman peserta didik tentang konsep kuat
bunyi, tinggi bunyi,warna bunyi, intensitas bunyi, nada, dan frekuensi
pada senar/dawai, cara kerja sistem sonar pada kelelawar.
7) Peserta didik diberi kesempatan untuk membandingkan hasil diskusi
dan percobaan antarkelompok, dan kelompok lain untuk memberikan
saran dan pendapatnya.

Mengkomunikasikan
8) Meminta masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi
antaranggota kelompok.
9) Memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
10) Meminta tiap kelompok membuat laporan hasil percobaan dan
berdiskusi dengan kelompoknya dengan saling menghargai pendapat
peserta didik lain untuk membuat kesimpulan.
11) Merminta masing-masing kelompok memajangkan hasil karyanya di
depan kelas dan mempresentasikannya secara klasikal.
12) Meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dan
menyampaikan pendapatnya.
13) Guru menanggapi hasil presentasi kelompok dalam pembelajaran.

Kegiatan Penutup (15 menit)


1) Guru bersama dengan peserta didik membuat simpulan kegiatan
pembelajaran.
2) Guru memberikan umpan balik proses dan hasil pembelajaran untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dalam
pembelajaran.

H. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPA Terpadu 2: Eka Purjiyanta, M.Pd., dkk. 2013. IPA Terpadu untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan
3. Lembar Kerja Peserta Didik

I. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Tes Tertulis Pilihan Ganda
Penilaian Kinerja Rubrik Penilaian Produk

2. Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Mengagumi getaran, gelombang,
dan bunyi sebagai ciptaan Tuhan
2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)
3 Menunjukkan ketekunan dan
tanggung jawab dalam belajar dan
bekerja sama baik secara individu
maupun berkelompok
4 Menunjukkan sikap jujur dan kritis
dalam melaksanakan percobaan
5 Menunjukkan sikap cermat, dan
teliti dalam melakukan pengamatan.
6 Menunjukkan sikap peduli dengan
lingkungan setelah selama dan
setelah proses pembelajaran
berakhir.
7 Menghargai hasil kerja individu dan
kelompok dalam pembelajaran

b. Rubrik Penilaian Sikap


No Aspek yang dinilai Rubrik
1 Mengagumi getaran 1: menunjukkan ekspresi kekaguman
dan gelombang sebagai terhadap getaran, gelombang, serta
ciptaan Tuhan bunyi dan/atau ungkapan verbal yang
menunjukkan rasa syukur terhadap
Tuhan
2: belum secara eksplisit menunjukkan
ekspresi kekaguman atau ungkapan
syukur, namun menaruh minat
terhadap besaran dan pengukuran.
3: belum menunjukkan ekspresi
kekaguman, atau menaruh minat
terhadap getaran, gelombang yang
menunjukkan rasa syukur terhadap
Tuhan

2 Menunjukkan rasa 1: menunjukkan rasa ingin tahu yang


ingin tahu besar, antusias, terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun
tidak terlalu antusias, dan baru
terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok ketika disuruh
3: tidak menunjukkan antusias dalam
pengamatan, sulit terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok walaupun telah
didorong untuk terlibat
3 Menunjukkan 1: tekun dalam menyelesaikan tugas
ketekunan dan dengan hasil terbaik yang bisa
tanggung jawab dalam dilakukan, berupaya tepat waktu.
belajar dan bekerja baik 2: berupaya tepat waktu dalam
secara individu maupun menyelesaikan tugas, namun belum
berkelompok menunjukkan upaya terbaiknya
3: tidak berupaya sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas, dan
tugasnya tidak selesai
4 Menunjukkan sikap 1: mencatat data hasil percobaan dengan
jujur dan kritis dalam jujur dan kritis dalam melaksanakan
melaksanakan percobaan, menuliskan data dengan
percobaan baik, dan rapi.
2: mencatat data hasil percobaan dengan
jujur namun belum terlibat secara
aktif dalam melaksanakan percobaan,
data ditulis dengan baik, tetapi rapi.
3: tidak jujur dalam mencatat data hasil
percobaan, belum terlibat secara aktif
dalam melaksanakan percobaan, data
tidak ditulis dengan baik, dan rapi.
5 Menunjukkan sikap 1: mencatat data hasil percobaan dengan
cermat, dan teliti dalam cermat dan teliti, dan melakukan
melakukan pengamatan sesuai dengan prosedur.
pengamatan. 2: mencatat data hasil percobaan dengan
cermat dan teliti, namun belum
melakukan pengamatan sesuai
dengan prosedur.
3: kurang cermat dan teliti dalam
mencatat data hasil percobaan, dan
melakukan pengamatan tidak sesuai
dengan prosedur.
6 Menunjukkan sikap 1: merapikan alat dan bahan setelah
peduli dengan percobaan selesai, dan membersihkan
lingkungan setelah peralatan yang digunakan dalam
selama dan setelah percobaan.
proses pembelajaran 2: merapikan alat dan bahan setelah
berakhir. percobaan selesai, tetapi tidak
membersihkan peralatan yang
digunakan dalam percobaan.
3: tidak merapikan alat dan bahan
setelah percobaan selesai, dan tidak
membersihkan peralatan yang
digunakan dalam percobaan.
7 Menghargai hasil kerja 1: selalu menghargai kerja masing-
individu dan kelompok masing anggota dalam kelompok, dan
dalam pembelajaran menghargai hasil kerja kelompok
lain.
2: selalu menghargai kerja masing-
masing anggota dalam kelompok,
tetapi kurang menghargai hasil kerja
kelompok lain.
3: tidak pernah menghargai kerja
masing-masing anggota dalam
kelompokdan hasil kerja kelompok
lain.

c. Penilaian Pemahaman Konsep


1) Pilihan Ganda
Level Proses Kognitif
No Soal C1 C2 C3 C4 C5 C
6
1 Tinggi rendah dari suatu nada yang *
dihasilkan pada rambatan bunyi pada suatu
medium disebut….
a. amplitude
b. periode
c. frekuensi
d. intensitas bunyi
2 *

Berdasarkan gambar tersebut, yang


membentuk garis vertikal (atas-bawah)
menunjukkan….
a. amplitude
b. periode
c. frekuensi
d. cepat rambat bunyi
3 *

Berdasarkan gambar tersebut, kerapatan


garis menunjukkan….
a. amplitude
b. periode
c. frekuensi
d. cepat rambat bunyi
4 *

Berdasarkan gambar tersebut, pernyataan


yang benar adalah….
a. Jika dipukul, maka frekuensi gelas
yang lebih panjang akan lebih tinggi
dibandingkan dengan gelas yang
lebih pendek.
b. Jika dipukul, maka periode rambat
bunyi pada gelas yang lebih panjang
akan lebih rendah dibandingkan
dengan gelas yang lebih pendek.
c. Jika dipukul, maka cepat rambat
bunyi pada gelas yang lebih panjang
akan lebih lambat dibandingkan
dengan gelas yang lebih pendek.
d. Jika dipukul, maka amplitudo gelas
yang lebih panjang akan lebih rendah
dibandingkan dengan gelas yang
lebih pendek.
5 Kasus no. 4 dapat terjadi karena…. *
a. jumlah kolom udara pada gelas yang
tinggi lebih besar dibandingkan gelas
yang pendek menghasilkan perbedaan
frekuensi bunyi
b. jumlah kolom udara pada gelas
berbanding terbalik dengan periode
bunyi
c. jumlah kolom udara pada gelas yang
tinggi lebih rendah dibandingkan
gelas yang pendek menghasilkan
perbedaan cepat rambat bunyi
d. gelas harus diisi air agar dapat
menghasilkan perbedaan frekuensi,
periode, dan cepat rambat bunyi.
6 *

Jika gelas tersebut diisi dengan air dengan


variasi 10 mL, 20 mL, dan 40 mL, maka
pernyataan yang sesuai jika gelas itu dipukul
dengan kekuatan yang sama adalah….
a. Frekuensi gelas yang diisi air 10 mL
akan lebih tinggi daripada yang 20
mL
b. Amplitudo gelas yang diisi air 10 mL
akan lebih tinggi daripada yang 20
mL
c. Frekuensi gelas yang diisi air 40 mL
akan lebih tinggi daripada yang 20
mL
d. Amplitudo gelas yang diisi air 40 mL
akan lebih tinggi daripada yang 20
mL
7 *

Pernyataan yang benar mengenai proses


ekolokasi pada kelelawar adalah….
a. Bunyi yang dihasilkan oleh benda
dipantulkan dengan suara ultrasonik
oleh kelelawar sehingga kelelawar
dapat mendeteksi adanya benda
disekitar.
b. Bunyi yang dihasilkan oleh
kelelawar dipantulkan dengan suara
ultrasonik oleh benda sehingga
kelelawar dapat mendeteksi adanya
benda disekitar.
c. Bunyi yang dihasilkan oleh benda
dipantulkan dengan suara infrasonik
oleh kelelawar sehingga kelelawar
dapat mendeteksi adanya benda
disekitar.
d. Bunyi yang dihasilkan oleh
kelelawar dipantulkan dengan suara
infrasonik oleh benda sehingga
kelelawar dapat mendeteksi adanya
benda disekitar.
8 Berdasarkan pernyataan pada no 1, maka *
pernyataan yang benar adalah….
a. Rambatan bunyi ultrasonik dengan
panjang gelombang lebih dari 20
kHz dapat dipantulkan dengan baik
oleh benda dengan kerapatan
penyusun yang tinggi.
b. Rambatan bunyi ultrasonik dengan
panjang gelombang kurang dari 20
kHz dapat dipantulkan dengan baik
oleh benda dengan kerapatan
penyusun yang rendah.
c. Rambatan bunyi ultrasonik dengan
panjang gelombang lebih dari 20
kHz dapat direfreksi dengan baik
oleh benda dengan kerapatan
penyusun yang tinggi.
d. Rambatan bunyi ultrasonik dengan
panjang gelombang kurang dari 20
kHz dapat direfreksi dengan baik
oleh benda dengan kerapatan
penyusun yang tinggi.

9 Hubungan antara jarak, waktu dan cepat *


rambat bunyi pada ekolokasi kelelawar
dinyatakan dalam persamaan….

a.
b.
c.

d.
10 Jika kelelawar mengeluarkan bunyi *
ultrasonik dengan cepat rambat bunyi di
udara 340 m/s dalam waktu 0,1 sekon, maka
jarak gelombang adalah….
a. 17 m
b. 34 m
c. 68 m
d. 136 m

Rubrik Penilaian Tes Pilihan Ganda


Penilaian Pemahaman Konsep
Bentuk Soal Pilihan Ganda
1. Jumlah soal = 10 butir soal
2. Bobot tiap soal =1
3. Skor Ideal = 10 x 10 = 100

d. Rubrik Penilaian Kinerja Produk (Sistem Sensor pada


Kelelawar)
TINGKAT
Sempurna Bagus Cukup Kurang Skor
KRITERIA
Desain 5 4 3 2

Digambar Digambar Digambar Gambar


dengan baik, dengan baik, namun kurang kurang baik,
alat dibuat alat yang baik, namun alat dibuat
dengan baik dibuat tampak alat dibuat kurang baik
kurang baik dengan baik

Kerapian 5 4 3 2
Klip Klip Klip Klip
penjepit kertas penjepit kertas penjepit kertas penjepit kertas
dipasang dipasang dipasang dipasang
dengan baik, kurang baik, tampak rapi, dengan kurang
alat berfungsi walaupun alat namun alat baik, alat tidak
dengan baik dapat kurang berfungsi
berfungsi berfungsi dengan baik
dengan baik

Keindahan 5 4 3 2

Kertas Kertas Kertas Kertas


pembungkus pembungkus pembungkus pembungkus
makanan diikat makanan makanan tidak makanan
dengan karet hanya diikat diikat dengan diganti dengan
dan diperkuat dengan karet karet dan kertas buku
dengan isolasi dan tidak hanya tulis atau yang
diperkuat diperkuat lain dan diikat
dengan isolasi dengan isolasi seadanya

Fungsi 5 4 3 2

Alat dapat Alat Alat Alat tidak


berfungsi berfungsi berfungsi berfungsi
dengan baik dengan baik kurang baik dengan baik
dan telah tapi percobaan dan telah dan tidak
dilakukan tidak berusaha dilakukan
percobaan dilakukan melakukan percobaan
dengan baik percobaan

TOTAL SKOR

Keterangan: Jumlah skor maksimum = 20

Jumlah Skor Jumlah Skor


Nilai = x 100 = x 100 = …………………
Skor Maksimum 20

Anda mungkin juga menyukai