Anda di halaman 1dari 21

GELOMBANG BUNYI DAN CAHAYA

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar ( Pengetahuan ) Kompetensi Dasar ( Keterampilan )


3.1 Menerapkan konsep dan prinsip 4.1 Merencanakan dan melaksanakan
gelombang bunyi dan cahaya dalam percobaan interferensi cahaya
teknologi

I. Kompetensi Dasar ( Pengetahuan )


A. Pengetahuan Faktual

Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang mengungkapkan fakta- fakta


yang bisa diperlihatkan kepada siswa mengenai konsep gelombang bunyi dan
cahaya untuk mengkonstruksikan pengetahuan awal siswa. Contoh pengetahuan
faktual tenang gelombang bunyi dan cahaya sebagai berikut:
1. Alat musik khususnya gitar pada
umumnya dibuat berlubang agar terjadi
resonansi, sehingga suara gitar tersebut
menjadi nyaring. Bagian gitar yang dapat
menghasilkan bunyi yang nyaring adalah
kolom udara. Tanpa adanya kolom udara,
sebuah gitar tidak dapat menghasilkan bunyi
yang nyaring, karena kolom udara akan ikut
bergetar apabila senar gitar dipetik. Partikel
udara dalam kolom udara akan bergetar dengan
frekuensi yang sama dengan frekuensi yang
dihasilkan oleh senar gitar yang dipetik.
Namun partikel udara di kolom bagian d dan e
partikel udaranya hanya bergetar sekali,
sehingga tidak terjadi resonansi. Sedangkan
partikel udara pada kolom udara a, b, dan c bergeraknya terus menerus,
sehingga terjadi resonansi dan terdengarlah bunyi.
Gitar dapat menghasilkan bunyi atau nada yang berbeda-beda karena
adanya perbedaan frekuensi yang dihasilkan oleh senar gitar itu sendiri.
Nada yang terdengar adalah dari nada tinggi hingga nada yang rendah,
tinggi rendahnya nada ini disebut frekuensi. Frekuensi yang ditimbulkan
oleh gitar bergantung pada panjang senar gitar yang dipetik.
Selain pengaruh kolom udara yang menyebabkan nyaring tidaknya bunyi
yang dihasilkan oleh gitar, intensitas bunyi juga berpengaruh pada
kenyaringan bunyi nada itu sendiri. Intensitas bunyi dipengaruhi oleh
amplitudo dan frekuensi.

2. Sound Navigation and Ranging ( SONAR )


SONAR dapat dimanfaatkan untuk menangani pencarian kapal atau
korban kecelakaan kapal laut, eksplorasi bawah laut seperti pengukuran
kedalaman dasar laut ( Bathymetry ), pengidentifikasian jenis – jenis
lapisan sedimen dasar laut ( Subbottom Profilers ), pemetaan dasar laut (
Sea bed mapping ), pencarian kapal – kapal karam didasar laut, penentuan
jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut, serta melakukan survei
penangkapan ikan.

Perangkat sonar ini bekerja dengan cara mengirimkan gelombang bunyi


kepada suatu objek yang akan dipantulkan kembali oleh objek tersebut.
Prinsip kerja perangkat Sonar ini sama dengan cara kerja suatu gelombang
yang merambat pada medium tertentu, dalam hal ini medium tersebut
adalah air laut. Perambatan gelombang bunyi yang merambat pada air tawar
dan pada air laut berbeda, dikarenakan karakteristik air laut yang memiliki
salinitas dan densitas yang sangat berbeda. Dan hal ini yang menyebabkan
perambatan gelombang bunyi pada medium air laut lebih sulit karena suatu
gelombang akan lebih mudah merambat pada partikel yang lebih kecil dan
kerapatannya rendah atau jarak antar partikelnya tidak rapat, oleh karena
itu dibutuhkan gelombang yang frekuensinya lebih tinggi untuk menambah
daya jangkau gelombang bunyi. Gelombang bunyi yang digunakan untuk
pengukuran pada zona yang sulit dijangkau adalah gelombang dengan
frekuensi diatas 20.000 Hz. Pada gelombang sebesar ini, Sonar mampu
mendeteksi benda-benda kecil di daerah jangkauannya.

Transducer memancarkan gelombang bunyi, lalu objek memantulkannya


kembali, kemudian sonar unit memroses secara digital dan hasilnya dapat
dilihat pada layar. Dalam satu detik dipancarkan dan dimpantulkan sebuah
gelombang bunyi sebanyak 50 kali untuk mendapatkan gambar yang tepat.

Prinsip kerja SONAR


3. RADAR

Radio Detecting and Ranging (Radar) adalah perangkat yang digunakan


untuk menentukan posisi, bentuk, dan arah pergerakan dari suatu objek
yang terdeteksi. Radar biasa digunakan sebagai salah satu alat pendeteksi
keberadaan musuh saat perang ataupun sebagai bagian dari sistem navigasi
pada kapal.

Radar bekerja dengan memanfaatkan sifat pantulan gelombang


elektromagnetik. Ketika gelombang elektromagnetik dipancarkan oleh
transmitter dan menumbuk suatu permukaan, maka gelombang tersebut
akan dipantulkan dan ditangkap oleh receiver. Jika receiver menerima
pantulan gelombang tersebut berarti terdapat suatu objek yang berada pada
jangkauan radar yang menyebabkan gelombang elektromagnetik
dipantulkan.

Jarak dari objek yang dideteksi tersebut dapat diketahui dengan


menghitung waktu dari gelombang elektromagnetik dipancarkan oleh
transmitter sampai gelombang elektromagnetik diterima oleh receiver.
Hasil dari pendeteksian tersebut kemudian ditampilkan pada layar display
sehingga dapat diketahui oleh pengguna radar

4. Ultrasonography ( USG )

Transducer bekerja sebagai pemancar


dan sekaligus penerima gelombang
suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh
generator diubah menjadi energi akustik
oleh transducer yang dipancarkan
dengan arah tertentu pada bagian tubuh
yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan
yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan
jaringan yang dilaluinya.
Pantulan yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope.

B. Pengetahuan Konseptual
 Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang terjadi karena adanya
rapatan dan renggangan medium baik gas, cair, maupun padat.
 Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, benda yang bergetar
disebut sumber bunyi. Karena bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar,
maka kuat kerasnya bunyi tergantung pada amplitudo getarannya. Makin besar
amplitudo getarannya, makin keras bunyi terdengar dan sebaliknya makin
kecil amplitudonya, makin lemah bunyi yang terdengar. Di samping itu, keras
lemahnya bunyi juga tergantung pada jarak terhadap sumber bunyi, makin
dekat dengan sumber bunyi, bunyi terdengar makin keras dan sebaliknya
makin jauh dari sumber bunyi, makin lemah bunyi yang kita dengar.

 Gelombang bunyi berdasarkan daya pendengaran manusia dibedakan


menjadi tiga, yaitu audio/bunyi, infrasonik dan ultrasonik. Audio yaitu
daerah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia yang
memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz. Infrasonik yaitu
gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz. Sedangkan
ultrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz.
Baik gelombang infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat didengar oleh
telinga manusia.

 Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Contoh dari sumber bunyi adalah
sumber bunyi dawai dan sumber bunyi kolom udara.

 Pada dasarnya gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal dari
sumber bunyi yang merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya
berbentuk bola. Energi gelombang bunyi yang menembus permukaan
bidang tiap satu satuan luas tiap detiknya disebut intensitas bunyi.

 Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih
mampu didengar oleh telinga, sedangkan intensitas ambang perasaan yaitu
intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat didengar telinga tanpa
menimbulkan rasa sakit. Besarnya ambang pendengaran berkisar pada 10-12
watt/m2 dan besarnya berkisar pada 1 watt/m2.
 Peristiwa interferensi dapat terjadi bila dua buah gelombang bunyi memiliki
frekuensi yang sama atau berbeda sedikit dan berada dalam satu ruang
dengan arah yang berlawanan. Interferensi semacam ini sering disebut
interferensi ruang. Interferensi dapat juga terjadi jika dua gelombang bunyi
yang mempunyai frekuensi sama atau berbeda sedikit yang merambat dalam
arah yang sama, interferensi yang terjadi disebut interferensi waktu.

 Dalam peristiwa interferensi gelombang bunyi yang berasal dari dua


sumber bunyi yang memiliki frekuensi yang berbeda sedikit, misalnya
frekuensinya f1 dan f2, maka akibat dari interferensi gelombang bunyi

tersebut akan kita dengar bunyi keras dan lemah yang berulang secara
periodik. Terjadinya pengerasan bunyi dan pelemahan bunyi tersebut adalah
efek dari interferensi gelombang bunyi yang disebut dengan istilah layangan
bunyi atau pelayangan bunyi. Kuat dan lemahnya bunyi yang terdengar
tergantung pada besar kecil amplitudo gelombang bunyi. Demikian juga kuat
dan lemahnya pelayangan bunyi bergantung pada amplitudo gelombang
bunyi yang berinterferensi.

 Efek Doppler adalah peristiwa terjadinya perubahan frekuensi bunyi yang


diterima oleh pendengar akan berubah jika terjadi gerakan relatif antara
sumber bunyi dan pendengar. Keras dan lemahnya bunyi yang terdengar
bergantung pada frekuensi yang diterima pendengar. Besar kecil perubahan
frekuensi yang terjadi bergantung pada cepat rambat gelom- bang bunyi dan
perubahan kecepatan relatif antara pendengar dan sumber bunyi.

C. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang ketrampilan khusus
tahapan sistematis mengenai mengenai sistem program (meliputi : input,proses
dan output). Prosedur merupakan tahap demi tahap suatu proses untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Penguasaan pengetahuan prosedural berarti penguasaan
proses, misalnya :siswa melaksanakan penelitian melalui proses yang bertahap,
yaitu :1) merumuskan pertanyaan,2) merumuskan latar belakang pemikiran,
3)merumuskan hipotesis,4) menguji kebenaran hipotesis melalui
eksperimen,5)analisis hasil, dan 6) merumuskan hasil penelitian.
Contoh :

RESONANSI DAN BUNYI SEDERHANA PADA GELAS KACA

A. Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh panjang ruang dengan frekuensi bunyi yang
dihasilkannya.
B. Landasan Teori

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada


benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan
bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi sangat penting di dalam dunia
musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya
kotak resonansi. Pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara
ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara di dalam kotak ini bergerak
dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar,
peristiwa ini disebut dengan resonansi, resonansi menghasilkan pola
gelombang stasioner yang terdiri atas perut dan simpul gelombang dengan
panjang gelombang tertentu. Pada saat gelombang berdiri terjadi pada senar
maka senar akan bergetar pada tempatnya. Pada saat frekuensinya sama
denga frekuensi resonansi, hanya diperlukan sedikit usaha untuk
menghasilakan amplitudio besar. Hal inilah yang terjadi pada senar yang
dipetik.

Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika
lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung
kolom udara di bawah lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar
nyaringnya bunyi gamelan tersebut. Resonansi juga dipahami untuk
mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.

Contoh lain peristiwa resonansi adalah pada pipa organa. Pipa organa
merupakan semua pipa yang berongga di dalamnya, bahkan Anda dapat
membuatnya dari pipa paralon.

Pipa organa ini ada dua jenis yaitu:


· pipa organa terbuka berarti kedua ujungnya terbuka . nada
dasar pipa organa terbuka bersesuaian dengan pola sebuah perut pada
bagian ujung dan sebuah simpul pada bagian tengahnya.

· pipa organa tertutup berarti salah satu ujungnya tertutup dan


ujung lain terbuka. Kedua jenis pipa ini memiliki pola gelombang yang
berbeda.

C. Alat dan Bahan


1. Gelas berbahan kaca 1 buah
2. Botol air 1 buah
3. Air
D. Langkah kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Tuang air pada gelas sampai volumenya 1/4 gelas
3. Celup jari telunjuk dan jari tengah pada air
4. Pegang kaki gelas agar tidak goyang atau jatuh saat melakukan
praktikum
5. Gesek bibir gelas dengan kedua jari yang telah basah tadi
6. Amati bunyi yang terjadi
7. Tuang air pada gelas kembali sehingga volumenya menjadi
1/2 gelas
8. Ulangi langkah 2, 3, 4, dan 5
9. Tuang kembali air sehingga volume menjadi 3/4 gelas
10. Ulangi kembali langkah 2, 3, 4, dan 5

D. Pengetahuan Metakognisi
1. Mengapa pada malam hari, bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari?
2. Diluar angkasa, mengapa para astronot tidak bercakap – cakap langsung walaupun
mereka berdekatan, tetapi melalui alat komunikasi seperti telepon ?
3. Mengapa pada rel kereta api terdapat banyak batu keirikil?
4. Kenapa bunyi yang dihasilkan pada saat memukul gelas yang berisi air penuh
dengan setengah berbeda?
5.
II. Kompetensi Dasar ( Keterampilan )
A. Keterampilan Abstrak
1. Mengamati
Siswa mengamati fenomena gelombang bunyi yang ada didalam kehidupan
sehari – hari
2. Menanya
Siswa memiliki kemampuan menanya mengenai konsep gelombang bunyi dan
fenomenanya.
3. Menalar
Siswa memiliki kemampuan menghubungkan teori yang telah dipelajari dengan
fenomena gelombang bunyi yang dialami
4. Mencoba
Siswa memiliki kemampuan melakukan eksperimen tentang percobaan
gelombang bunyi
5. Mengkomunikasikan
Siswa mampu mempresentasikan hasil percobaan yang didapat dari praktikum.

III. Materi Pokok


 Cepat rambat bunyi
 Pemantulan Bunyi
 Sumber Bunyi
 Intensitas dan taraf Intensitas Bunyi
 Layangan Bunyi
 Efek Doppler
 Cepat rambat bunyi

IV. Materi Esensial


 Cepat Rambat Bunyi
Bunyi dapat merambat melalui medium, baik padat, gas maupun cair.
Seperti bunyi guntur yang dapat merambat melalui medium gas. Laju
gelombang bunyi pada suatu medium bergantung dari sifat medium tersebut.
Laju gelombang bunyi dalam fluida dirumuskan sebagai berikut :
𝐵
𝑣= √
𝜌

Dengan :
V : laju gelombang bunyi ( m/s )
B : Modulus Bulk ( Pa )
ρ : massa jenis fluida ( kg / m2 )

Selain gelombang bunyi dapat merambat melalui fluida, gelombang bunyi juga
dapat merambat melalui zat padat. Pada medium zat padat, misalnya besi, laju
bunyi dirumuskan sebagai berikut:

𝛾
𝑣= √
𝜌

Dengan :
V : laju gelombang bunyi ( m/s )
γ : modulus Young ( N/m2 )
ρ : massa jenis zat padat ( kg / m2 )

Adapun pada medium gas misalnya udara, laju bunyi dirumuskan :

𝛾𝑅𝑇
𝑣= √
𝑀

Dengan :
V : laju gelombang bunyi ( m/s )\
γ : konstanta laplace
R : tetapan gas ideal ( 8,314 J/mol.K )
T : suhu mutlak gas ( K )
M : Massa molar gas ( untuk udara bernilai 29.10-3 kg/mol )

 Pemantulan Bunyi
Saat gelombang bunyi bergerak menembus udara, gelombang bunyi itu
mendorong molekul udara didepannya. Partikel – partilel udara ini kemudian
menabrak lebih banyak partikel lainnya dan juga mendorongnya dalam
serangkaian gelombang. Ketika gelombang ini mencapai telingamu, kamu
mendengarnya sebagai bunyi.
Rambatan gelombang bunyi dari sumber bunyi tidak selalu langsung
sampai ketelinga. Gelombang bunyi dapat saja terpantulkan untuk sampai ke
pendengar.
Jika sebuah gelombang bunyi mengalami pemantulan, maka waktu yang
diperlukan untuk sampai pada pendengar semakin lama, akrena jarak tempuh
yang semakin besar. Jarak antara sumber bunyi dengan tempat pantulan
dinyatakan dalam persamaan :
𝑣 . ∆𝑡
𝑑=
2
Dengan :
d : jarak sumber bunyi dengan tempat pemantul bunyi ( m )
v : laju bunyi ( m/s )
△t : selang waktu antara gelombang bunyi dipancarkan hingga diterima
kembali ( sekon )

Sifat pemantulan gelombang bunyi kemudian dimanfaatkan orang


untuk mengukur jarak suatu benda dengan sumber bunyi. Sonar merupakan
lata yang sering digunakan pada kapal untuk mendeteksi jarak suatu objek
dengan kapal, termasuk juga kedalaman laut.
Sonar ( Sound Navigation and Ranging ) adalah sistem deteksi dengan
menggunakan pantulan gelombang bunyi untuk navigasi bawah air. Sistem ini
banyak digunakan pada kapal dan kapal selam untuk mendeteksi kedalaman
laut maupun mendeteksi sasaran atau obejk dibawah permukaan air laut.
Tipe gelombang yang digunakan dalam sonar adalah gelombang
ultrasonik. Pulsa gelombang ini dipancarkan oleh sebuah generator
pembangkit gelombang ultrasonik dan pantulannya akan dideteksi dengan
menggunakan mikrofon yang sangat peka yang disebut hydrophone.
Sebagaimana radar, alat ini juga dilengkapi layar untuk menampilkan posisi
objek dibawah permukaan air laut.

 Sumber Bunyi
Gelombang bunyi merupakan salah satu contoh dari gelombang
mekanik, yaitu gelombang merambat memerlukan zat perantara (medium
perantara). Gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yang berbentuk
gelombang longitudi- nal, yaitu gelombang yang arah rambatannya sejajar
dengan arah getarannya. Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar,
benda yang bergetar disebut sumber bunyi. Karena bunyi dihasilkan oleh
benda yang bergetar, maka kuat kerasnya bunyi tergantung pada amplitudo
getarannya. Makin besar amplitudo getarannya, makin keras bunyi terdengar
dan sebaliknya makin kecil amplitudonya, makin lemah bunyi yang
terdengar. Di samping itu, keras lemahnya bunyi juga tergantung pada jarak
terhadap sumber bunyi, makin dekat dengan sumber bunyi, bunyi terdengar
makin keras dan sebaliknya makin jauh dari sumber bunyi, makin lemah bunyi
yang kita dengar. Gelombang bunyi berdasarkan daya pendengaran
manusia dibedakan menjadi menjadi tiga, yaitu audio/bunyi, infrasonik dan
ultrasonik. Audio yaitu daerah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh
telinga manusia yang memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz.
Infrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz.
Sedangkan ultrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas
20.000 Hz. Baik gelombang infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat
didengar oleh telinga manusia.

a. Sumber Bunyi Dawai


Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Sebuah gitar
merupakan suatu alat musik yang menggunakan dawai/senar
sebagai sumber bunyinya. Gitar dapat menghasilkan nada-nada
yang berbeda dengan jalan menekan bagian tertentu pada senar itu,
saat dipetik. Getaran pada senar gitar yang dipetik itu akan
menghasilkan gelombang stasioner pada ujung terikat. Satu senar
pada gitar akan menghasilkan berbagai frekuensi resonansi
dari pola gelombang paling sederhana sampai majemuk. Nada
yang dihasilkan dengan pola paling sederhana disebut nada dasar,
kemudian secara berturut-turut pola gelombang yang
terbentuk menghasilkan nada atas ke-1, nada atas ke-2, nada
atas ke-3 ... dan seterusnya.
Gambar dibawah menunjukkan pola – pola yang terjadi pada
sebuah dawai yang kedua ujungnya terikat jika dipetik akan
menghasilkan nada – nada sebagai berikut :

1. Nada Dasar
Jika sepanjang dawai terbentuk ½ gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada dasar.
𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆0 = 2𝑙 bila frekuensi nada dasar dilambangkan 𝑓0 maka
besarnya :
𝑣 𝑣
𝑓0 = =
𝜆0 2𝑙
2. Nada Atas 1
Jika sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 1.
𝑙 = 𝜆1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆1 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 1 dilambangkan:
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓1 = = =2 ( )
𝜆1 𝑙 2𝑙
3. Nada Atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 1,5 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 2.
3 2
𝑙= 𝜆2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆2 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 2 dilambangkan
2 3

𝑓2 maka besarnya :
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓2 = = =
𝜆 2 2𝑙
3𝑙
4. Nada Atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 2 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 3.
1
𝑙 = 2 𝜆3 atau 𝜆3 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 3 dilambangkan 𝑓3
2

maka besarnya :
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓3 = = 1 = 2 (2𝑙) dan seterusnya.
𝜆3 𝑙
2

Berdasarkan data tersebut, disimpulkan bahwa perbandingan


frekuensi nada – nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa
dawai dengan frekuensi nada dasarnya merupakan perbandingan
bilangan bulat.

b. Sumber Bunyi Kolom Udara


Seruling dan terompet merupakan contoh sumber bunyi berupa
kolom udara. Sumber bunyi yang mengguna- kan kolom udara
sebagai sumber getarnya disebut juga pipa organa. Pipa organa
dibedakan menjadi dua, yaitu pipa organa terbuka dan pipa
organa tertutup.
1. Pipa Organa Terbuka
Sebuah pipa organa jika ditiup juga akan menghasilkan
frekuensi nada dengan pola-pola gelombang yang dapat dilihat
pada bawah :
a. Nada dasar
Jika sepanjang pipa organa terbentuk ½ gelombang,
maka nada yang dihasilkan disebut nada dasar.
1
𝑙 = 2 𝜆0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆0 = 2𝑙 bila frekuensi nada dasar

dilambangkan 𝑓0 maka besarnya :


𝑣 𝑣
𝑓0 = =
𝜆0 2𝑙
b. Nada atas 1
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1 gelombang,
maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 1.
𝑙 = 𝜆1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆1 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 1
dilambangkan:
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓1 = = =2 ( )
𝜆1 𝑙 2𝑙

c. Nada Atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 3/2 gelombang, maka
nada yang dihasilkan disebut nada atas 2.
3 2
𝑙= 𝜆2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆2 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 2
2 3

dilambangkan 𝑓2 maka besarnya :


𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓2 = = =
𝜆 2 2𝑙
3𝑙
d. Nada Atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 2 gelombang, maka nada
yang dihasilkan disebut nada atas 3.
1
𝑙 = 2 𝜆3 atau 𝜆3 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 3
2

dilambangkan 𝑓3 maka besarnya :


𝑣 𝑣 𝑣
𝑓3 = = 1 = 2 (2𝑙) dan seterusnya.
𝜆3 𝑙
2

Berdasarkan data tersebut, disimpulkan bahwa


perbandingan frekuensi nada – nada yang dihasilkan
oleh pipa organa terbuka dengan frekuensi nada
dasarnya merupakan perbandingan bilangan bulat.

2. Pipa Organa Tertutup


Sebuah pipa organa tertutup jika ditiup juga akan menghasilkan
frekuensi nada dengan pola-pola gelombang yang dapat dilihat
pada gambar dibawah :

a. Nada Dasar
Jika sepanjang pipa organa terbentuk ¼ gelombang,
maka nada yang dihasilkan disebut nada dasar.
1
𝑙 = 4 𝜆0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆0 = 4𝑙 bila frekuensi nada dasar

dilambangkan 𝑓0 maka besarnya :


𝑣 𝑣
𝑓0 = =
𝜆0 4𝑙
b. Nada atas 1
Jika sepanjang pipa organa terbentuk ¾ gelombang,
maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 1.
3 4
𝑙 = 4 𝜆1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆1 = 3 𝑙 bila frekuensi nada atas 1

dilambangkan:
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓1 = = =3 ( )
𝜆1 4 4𝑙
3𝑙

c. Nada atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 5/4 gelombang,
maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 2.
5 4
𝑙= 𝜆2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆2 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 2
4 5

dilambangkan 𝑓2 maka besarnya :


𝑣 𝑣 𝑣
𝑓2 = = = 5( )
𝜆2 4 4𝑙
𝑙
5
d. Nada Atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 7/4 gelombang,
maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 3.
7 4
𝑙 = 4 𝜆3 atau 𝜆3 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 3
7

dilambangkan 𝑓3 maka besarnya :


𝑣 𝑣 𝑣
𝑓3 = = 4 = 7 (4𝑙) dan seterusnya.
𝜆3 𝑙
7

Berdasarkan data tersebut, disimpulkan bahwa


perbandingan frekuensi nada – nada yang dihasilkan
oleh pipa organa tertutup dengan frekuensi nada
dasarnya merupakan perbandingan bilangan ganjil.
 Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
Pada dasarnya gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal dari
sumber bunyi yang merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya
berbentuk bola. Energi gelombang bunyi yang menembus permukaan
bidang tiap satu satuan luas tiap detiknya disebut intensitas bunyi. Apabila
suatu sumber bunyi mempunyai daya sebesar P watt, maka besarnya intensitas
bunyi di suatu tempat yang berjarak r dari sumber bunyi dapat dinyatakan :
𝑃 𝑃
𝐼= =
𝐴 4𝜋𝑟 2
Dengan :

I = intensitas bunyi (watt/m2)

P = daya sumber bunyi (watt, joule/s)

A = luas permukaan yang ditembus gelombang bunyi (m2)

r = jarak tempat dari sumber bunyi (m)

Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa intensitas bunyi di suatu


tempat berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, makin jauh dari sumber
bunyi, maka intensitasnya semakin kecil. Jika titik A berjarak r1 dan titik

B berjarak r2 dari sumber bunyi, maka perbandingan intensitas bunyi antara

titik A dan B dapat dinyatakan dalam persamaan :

𝑃
𝐼𝐴 2 𝑟22
= 4𝜋𝑟1 =
𝐼𝐵 𝑃 𝑟12
4𝜋𝑟22

𝐼𝐴 𝑟22
=
𝐼𝐵 𝑟12

Dikarenakan pendengaran telinga manusia mempunyai


keterbatasan, maka para ahli menggunakan istilah dalam intensitas
bunyi dengan menggunakan ambang pendengaran dan ambang
perasaan. Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi
terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga, sedangkan
intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang
masih dapat didengar telinga tanpa menimbulkan rasa sakit.
Besarnya ambang pendengaran berkisar pada 10-12 watt/m2 dan

besarnya ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2.

Berdasarkan hasil penelitian para ahli ternyata bahwa daya


pendengaran telinga manusia terhadap gelombang bunyi bersifat
logaritmis, sehingga para ilmuwan menyatakan mengukur

intensitas bunyi tidak dalam watt/m2 melainkan dalam satuan dB


(desi bell) yang menyatakan Taraf Intensitas bunyi (TI). Taraf
intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara
intensitas bunyi yang diukur dengan intensitas ambang pendengaran
(Io) yang dituliskan dalam persamaan :

log 𝐼
𝑇𝐼 = 10
log 𝐼0

dengan :

TI = taraf intensitas bunyi (dB = desi bell)

I = intesitas bunyi (watt.m-2)

Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt.m-2)

 Layangan Bunyi

Bunyi termasuk sebagai gelombang dan sebagai salah satu sifat gelombang
yaitu dapat berinterferensi, demikian juga pada bunyi juga mengalami
interferensi. Peristiwa interferensi dapat terjadi bila dua buah gelombang
bunyi memiliki frekuensi yang sama atau berbeda sedikit dan berada dalam
satu ruang dengan arah yang berlawanan. Interferensi semacam ini sering
disebut interferensi ruang. Interferensi dapat juga terjadi jika dua gelombang
bunyi yang mempunyai frekuensi sama atau berbeda sedikit yang merambat
dalam arah yang sama, interferensi yang terjadi disebut interferensi waktu.

Dalam peristiwa interferensi gelombang bunyi yang berasal dari dua


sumber bunyi yang memiliki frekuensi yang berbeda sedikit, misalnya
frekuensinya f1 dan f2, maka akibat dari interferensi gelombang bunyi tersebut

akan kita dengar

bunyi keras dan lemah yang berulang secara periodik. Terjadinya


pengerasan bunyi dan pelemahan bunyi tersebut adalah efek dari interferensi
gelombang bunyi yang disebut dengan istilah layangan bunyi atau
pelayangan bunyi. Kuat dan lemahnya bunyi yang terdengar tergantung pada
besar kecil amplitudo gelombang bunyi. Demikian juga kuat dan lemahnya
pelayangan bunyi bergantung pada amplitudo gelombang bunyi yang
berinterferensi.

Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu detik
disebut frekuensi layangan bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara
dua gelombang bunyi yang berinterferensi tersebut. Besarnya frekuensi
layangan bunyi dapat dinyatakan dalam persamaan :

𝑓𝑛 = 𝑁 = |𝑓1 − 𝑓2 |

dengan :

fn = frekuensi layangan bunyi

N = banyaknya layangan bunyi tiap detiknya

f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang berinterferensi

 Efek Doppler

Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menjumpai bunyi yang kita
dengar akan terdengar berbeda apabila antara sumber bunyi dan pendengar
terjadi gerakan relatif. Misalnya pada saat kita menaiki sepeda motor di jalan
raya berpapasan dengan mobil ambulan atau mobil patroli yang membunyikan
sirine. Bunyi sirine yang terdengar akan makin keras saat kita bergerak saling
mendekati dan akan semakin lemah pada saat kita bergerak saling
menjauhinya. Peristiwa ini disebut efek Doppler yaitu peristiwa terjadinya
perubahan frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar akan berubah
jika terjadi gerakan relatif antara sumber bunyi dan pendengar.

Keras dan lemahnya bunyi yang terdengar bergantung pada frekuensi yang
diterima pendengar. Besar kecil perubahan frekuensi yang terjadi bergantung
pada cepat rambat gelom- bang bunyi dan perubahan kecepatan relatif antara
pendengar dan sumber bunyi. Peristiwa ini pertama kali dikemukakan oleh
Christian Johann Doppler pada tahun 1942 dan secara eksperimen dilakukan
oleh Buys Ballot pada tahun 1945.

Sebagai contoh sumber bunyi mengeluarkan


bunyi dengan frekuensi fs dan bergerak

dengan kecepatan vs dan pendengar

bergerak dengan kecepatan vp dan

kecepatan rambat gelombang bunyi adalah v


maka frekuensi bunyi yang diterima oleh
pendengar apabila terjadi gerakan relatif antara

sumber bunyi dengan pendengar


dapat dirumuskan :bbbb

Anda mungkin juga menyukai