4. Ultrasonography ( USG )
B. Pengetahuan Konseptual
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang terjadi karena adanya
rapatan dan renggangan medium baik gas, cair, maupun padat.
Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, benda yang bergetar
disebut sumber bunyi. Karena bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar,
maka kuat kerasnya bunyi tergantung pada amplitudo getarannya. Makin besar
amplitudo getarannya, makin keras bunyi terdengar dan sebaliknya makin
kecil amplitudonya, makin lemah bunyi yang terdengar. Di samping itu, keras
lemahnya bunyi juga tergantung pada jarak terhadap sumber bunyi, makin
dekat dengan sumber bunyi, bunyi terdengar makin keras dan sebaliknya
makin jauh dari sumber bunyi, makin lemah bunyi yang kita dengar.
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Contoh dari sumber bunyi adalah
sumber bunyi dawai dan sumber bunyi kolom udara.
Pada dasarnya gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal dari
sumber bunyi yang merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya
berbentuk bola. Energi gelombang bunyi yang menembus permukaan
bidang tiap satu satuan luas tiap detiknya disebut intensitas bunyi.
Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih
mampu didengar oleh telinga, sedangkan intensitas ambang perasaan yaitu
intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat didengar telinga tanpa
menimbulkan rasa sakit. Besarnya ambang pendengaran berkisar pada 10-12
watt/m2 dan besarnya berkisar pada 1 watt/m2.
Peristiwa interferensi dapat terjadi bila dua buah gelombang bunyi memiliki
frekuensi yang sama atau berbeda sedikit dan berada dalam satu ruang
dengan arah yang berlawanan. Interferensi semacam ini sering disebut
interferensi ruang. Interferensi dapat juga terjadi jika dua gelombang bunyi
yang mempunyai frekuensi sama atau berbeda sedikit yang merambat dalam
arah yang sama, interferensi yang terjadi disebut interferensi waktu.
tersebut akan kita dengar bunyi keras dan lemah yang berulang secara
periodik. Terjadinya pengerasan bunyi dan pelemahan bunyi tersebut adalah
efek dari interferensi gelombang bunyi yang disebut dengan istilah layangan
bunyi atau pelayangan bunyi. Kuat dan lemahnya bunyi yang terdengar
tergantung pada besar kecil amplitudo gelombang bunyi. Demikian juga kuat
dan lemahnya pelayangan bunyi bergantung pada amplitudo gelombang
bunyi yang berinterferensi.
C. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang ketrampilan khusus
tahapan sistematis mengenai mengenai sistem program (meliputi : input,proses
dan output). Prosedur merupakan tahap demi tahap suatu proses untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Penguasaan pengetahuan prosedural berarti penguasaan
proses, misalnya :siswa melaksanakan penelitian melalui proses yang bertahap,
yaitu :1) merumuskan pertanyaan,2) merumuskan latar belakang pemikiran,
3)merumuskan hipotesis,4) menguji kebenaran hipotesis melalui
eksperimen,5)analisis hasil, dan 6) merumuskan hasil penelitian.
Contoh :
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh panjang ruang dengan frekuensi bunyi yang
dihasilkannya.
B. Landasan Teori
Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika
lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung
kolom udara di bawah lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar
nyaringnya bunyi gamelan tersebut. Resonansi juga dipahami untuk
mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.
Contoh lain peristiwa resonansi adalah pada pipa organa. Pipa organa
merupakan semua pipa yang berongga di dalamnya, bahkan Anda dapat
membuatnya dari pipa paralon.
D. Pengetahuan Metakognisi
1. Mengapa pada malam hari, bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari?
2. Diluar angkasa, mengapa para astronot tidak bercakap – cakap langsung walaupun
mereka berdekatan, tetapi melalui alat komunikasi seperti telepon ?
3. Mengapa pada rel kereta api terdapat banyak batu keirikil?
4. Kenapa bunyi yang dihasilkan pada saat memukul gelas yang berisi air penuh
dengan setengah berbeda?
5.
II. Kompetensi Dasar ( Keterampilan )
A. Keterampilan Abstrak
1. Mengamati
Siswa mengamati fenomena gelombang bunyi yang ada didalam kehidupan
sehari – hari
2. Menanya
Siswa memiliki kemampuan menanya mengenai konsep gelombang bunyi dan
fenomenanya.
3. Menalar
Siswa memiliki kemampuan menghubungkan teori yang telah dipelajari dengan
fenomena gelombang bunyi yang dialami
4. Mencoba
Siswa memiliki kemampuan melakukan eksperimen tentang percobaan
gelombang bunyi
5. Mengkomunikasikan
Siswa mampu mempresentasikan hasil percobaan yang didapat dari praktikum.
Dengan :
V : laju gelombang bunyi ( m/s )
B : Modulus Bulk ( Pa )
ρ : massa jenis fluida ( kg / m2 )
Selain gelombang bunyi dapat merambat melalui fluida, gelombang bunyi juga
dapat merambat melalui zat padat. Pada medium zat padat, misalnya besi, laju
bunyi dirumuskan sebagai berikut:
𝛾
𝑣= √
𝜌
Dengan :
V : laju gelombang bunyi ( m/s )
γ : modulus Young ( N/m2 )
ρ : massa jenis zat padat ( kg / m2 )
𝛾𝑅𝑇
𝑣= √
𝑀
Dengan :
V : laju gelombang bunyi ( m/s )\
γ : konstanta laplace
R : tetapan gas ideal ( 8,314 J/mol.K )
T : suhu mutlak gas ( K )
M : Massa molar gas ( untuk udara bernilai 29.10-3 kg/mol )
Pemantulan Bunyi
Saat gelombang bunyi bergerak menembus udara, gelombang bunyi itu
mendorong molekul udara didepannya. Partikel – partilel udara ini kemudian
menabrak lebih banyak partikel lainnya dan juga mendorongnya dalam
serangkaian gelombang. Ketika gelombang ini mencapai telingamu, kamu
mendengarnya sebagai bunyi.
Rambatan gelombang bunyi dari sumber bunyi tidak selalu langsung
sampai ketelinga. Gelombang bunyi dapat saja terpantulkan untuk sampai ke
pendengar.
Jika sebuah gelombang bunyi mengalami pemantulan, maka waktu yang
diperlukan untuk sampai pada pendengar semakin lama, akrena jarak tempuh
yang semakin besar. Jarak antara sumber bunyi dengan tempat pantulan
dinyatakan dalam persamaan :
𝑣 . ∆𝑡
𝑑=
2
Dengan :
d : jarak sumber bunyi dengan tempat pemantul bunyi ( m )
v : laju bunyi ( m/s )
△t : selang waktu antara gelombang bunyi dipancarkan hingga diterima
kembali ( sekon )
Sumber Bunyi
Gelombang bunyi merupakan salah satu contoh dari gelombang
mekanik, yaitu gelombang merambat memerlukan zat perantara (medium
perantara). Gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yang berbentuk
gelombang longitudi- nal, yaitu gelombang yang arah rambatannya sejajar
dengan arah getarannya. Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar,
benda yang bergetar disebut sumber bunyi. Karena bunyi dihasilkan oleh
benda yang bergetar, maka kuat kerasnya bunyi tergantung pada amplitudo
getarannya. Makin besar amplitudo getarannya, makin keras bunyi terdengar
dan sebaliknya makin kecil amplitudonya, makin lemah bunyi yang
terdengar. Di samping itu, keras lemahnya bunyi juga tergantung pada jarak
terhadap sumber bunyi, makin dekat dengan sumber bunyi, bunyi terdengar
makin keras dan sebaliknya makin jauh dari sumber bunyi, makin lemah bunyi
yang kita dengar. Gelombang bunyi berdasarkan daya pendengaran
manusia dibedakan menjadi menjadi tiga, yaitu audio/bunyi, infrasonik dan
ultrasonik. Audio yaitu daerah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh
telinga manusia yang memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz.
Infrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz.
Sedangkan ultrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas
20.000 Hz. Baik gelombang infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat
didengar oleh telinga manusia.
1. Nada Dasar
Jika sepanjang dawai terbentuk ½ gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada dasar.
𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆0 = 2𝑙 bila frekuensi nada dasar dilambangkan 𝑓0 maka
besarnya :
𝑣 𝑣
𝑓0 = =
𝜆0 2𝑙
2. Nada Atas 1
Jika sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 1.
𝑙 = 𝜆1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆1 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 1 dilambangkan:
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓1 = = =2 ( )
𝜆1 𝑙 2𝑙
3. Nada Atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 1,5 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 2.
3 2
𝑙= 𝜆2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆2 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 2 dilambangkan
2 3
𝑓2 maka besarnya :
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓2 = = =
𝜆 2 2𝑙
3𝑙
4. Nada Atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 2 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 3.
1
𝑙 = 2 𝜆3 atau 𝜆3 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 3 dilambangkan 𝑓3
2
maka besarnya :
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓3 = = 1 = 2 (2𝑙) dan seterusnya.
𝜆3 𝑙
2
c. Nada Atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 3/2 gelombang, maka
nada yang dihasilkan disebut nada atas 2.
3 2
𝑙= 𝜆2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆2 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 2
2 3
a. Nada Dasar
Jika sepanjang pipa organa terbentuk ¼ gelombang,
maka nada yang dihasilkan disebut nada dasar.
1
𝑙 = 4 𝜆0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆0 = 4𝑙 bila frekuensi nada dasar
dilambangkan:
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓1 = = =3 ( )
𝜆1 4 4𝑙
3𝑙
c. Nada atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 5/4 gelombang,
maka nada yang dihasilkan disebut nada atas 2.
5 4
𝑙= 𝜆2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆2 = 𝑙 bila frekuensi nada atas 2
4 5
𝑃
𝐼𝐴 2 𝑟22
= 4𝜋𝑟1 =
𝐼𝐵 𝑃 𝑟12
4𝜋𝑟22
𝐼𝐴 𝑟22
=
𝐼𝐵 𝑟12
log 𝐼
𝑇𝐼 = 10
log 𝐼0
dengan :
Layangan Bunyi
Bunyi termasuk sebagai gelombang dan sebagai salah satu sifat gelombang
yaitu dapat berinterferensi, demikian juga pada bunyi juga mengalami
interferensi. Peristiwa interferensi dapat terjadi bila dua buah gelombang
bunyi memiliki frekuensi yang sama atau berbeda sedikit dan berada dalam
satu ruang dengan arah yang berlawanan. Interferensi semacam ini sering
disebut interferensi ruang. Interferensi dapat juga terjadi jika dua gelombang
bunyi yang mempunyai frekuensi sama atau berbeda sedikit yang merambat
dalam arah yang sama, interferensi yang terjadi disebut interferensi waktu.
Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu detik
disebut frekuensi layangan bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara
dua gelombang bunyi yang berinterferensi tersebut. Besarnya frekuensi
layangan bunyi dapat dinyatakan dalam persamaan :
𝑓𝑛 = 𝑁 = |𝑓1 − 𝑓2 |
dengan :
Efek Doppler
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menjumpai bunyi yang kita
dengar akan terdengar berbeda apabila antara sumber bunyi dan pendengar
terjadi gerakan relatif. Misalnya pada saat kita menaiki sepeda motor di jalan
raya berpapasan dengan mobil ambulan atau mobil patroli yang membunyikan
sirine. Bunyi sirine yang terdengar akan makin keras saat kita bergerak saling
mendekati dan akan semakin lemah pada saat kita bergerak saling
menjauhinya. Peristiwa ini disebut efek Doppler yaitu peristiwa terjadinya
perubahan frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar akan berubah
jika terjadi gerakan relatif antara sumber bunyi dan pendengar.
Keras dan lemahnya bunyi yang terdengar bergantung pada frekuensi yang
diterima pendengar. Besar kecil perubahan frekuensi yang terjadi bergantung
pada cepat rambat gelom- bang bunyi dan perubahan kecepatan relatif antara
pendengar dan sumber bunyi. Peristiwa ini pertama kali dikemukakan oleh
Christian Johann Doppler pada tahun 1942 dan secara eksperimen dilakukan
oleh Buys Ballot pada tahun 1945.