Oleh :
Rieska Vita Diyanti (100210102021)
Bunyi dapat merambat melalui benda gas seperti udara. Bunyi Guntur dapat
kita dengar karena ada udara. Cepat rambat bunyi di udara pada suhu 200C
adalah 343 m per detik.
Bunyi dapat pula merambat melalui benda cair seperti untuk mencari harta
karun atau kapal yang tenggelam di dasar laut. Cepat rambat bunyi di air kira-
kira 1.500 m per detik.
Selain itu, bunyi dapat merambat melalui benda padat seperti jika kita
mengetuk meja dengan pensil. Cepat rambat bunyi di baja kira-kira 6.000 m
per detik.
Semua getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi.
Contohnya : bunyi gong yang dipukul dan bunyi seruling yang ditiup dan
sebagainya.
c. Ada pendengar
Intensitas bunyi terlemah yang masih dapat kita dengar disebut ambang pendengaran.
Besarnya ambang pendengaran kita adalah 10-12 watt/m2. Sedangkan intensitas
tertinggi yang dapat kita dengar tanpa rasa sakit disebut ambang perasaan dan
besarnya 102 watt/m2.
Taraf intensitas bunyi adalah perbandingan logaritmik antara intensitas bunyi dengan
intensitas ambang pendengaran. Taraf intensitas bunyi dinyatakan dalam desibel (dB),
didefinisikan sebagai berikut.
Keterangan:
I : intensitas bunyi
L0 : intensitas ambang pendengaran (10–12 w/m2)
B : taraf intensitas (dB)
Tingkat intensitas bunyi ambang pendengaran adalah 0 dB. Sedangkan ambang rasa
sakit karena bunyi adalah 120 dB. Hal ini bersesuaian dengan intensitas bunyi antara
10–12 watt/m2 sampai 1 watt/m2.
Intensitas didefenisikan sebagai energy yang diangkut oleh gelombang per satuan
waktu melewati satu satuan luas. Intensitas gelombang sebanding dengan kuadrat
amplitudonya. Karena energy per satuan waktu adalah daya, satuan intensitas adalah
W/m2.
Manusia tidak mendengar semua suara. Sebagai contoh, kita tidak bisa mendengar
suara peluit anjing , tapi anjing bisa mendengar suara itu. Hewan laut dapat
mendengar suara yang tidak bisa di dengar manusia. Hewan laut mendengar suara
yang mereka gunakan setiap hari. Suara yang terdengar itu seperti percakapan
manusia. Manusia atau hewan laut, dapat mendengar suara tergantung pada frekuensi
suara dan intensitas suara. Manusia dapat mendengar suara pada frekuensi dari sekitar
20Hz sampai 20.000 Hz (Lihat Frekuensi ). Gangguan pendengaran dapat mengurangi
rentang frekuensi seseorang bisa mendengar. Telinga manusia tidak menganggap
semua frekuensi yang sama. Manusia mendengar suara pada frekuensi sekitar 3.000
hingga 4.000 Hz, di mana suara manusia berpusat. Para ilmuwan mengukur Intensitas
bunyi tidak sama dengan kenyaringan. Loudness menggambarkan bagaimana orang
merasakan suara. Orang dapat mendengar suara terlembut pada frekuensi 1000 Hertz
yang memiliki intensitas suara diukur dari 0 desibel relatif terhadap intensitas
gelombang suara dengan tekanan 20 microPascals (dB re 20 μP) . Kenyaringan yaitu
di mana manusia hampir tidak mendengar suara yang dikenal sebagai Ambang
Pendengaran. Ambang Pendengaran bervariasi dengan frekuensi. Dan telinga kita
mempunyai ambang batas pendengaran di angka 120dB, diangka 120dB telinga kita
akan mulai merasakan sakit, angka 120dB ini juga disebut dengan threshold of pain.
2. Efek Doppler
Fenomena efek doppler merupakan peristiwa terjadinya perbedaan
frekuensi yang di dengar atau ditangkap pengamat dengan frekuensi yang
dipancarkan oleh sumber bunyi yang bergerak. Untuk tambahan pengetahuan
sobat, Efek doppler pertama kali diamati oleh fisikawan bernama Christian
Doppler. Doppler adalah seorang fisikawan asal Australia yang sempat mengalami
kelemahan fisik di masa mudanya. Ia mengamati ketika sumber bunyi bergerak
akan terjadi perubahan frekuensi relatif bunyi yang di dengar oleh pengamat.
Misalnya, sebuah mobil pemadam kebakaran dengan sirine berbunyi mendekati
sobat (pengamat), maka frekuensi bunyi sirine yang sobat dengar akan lebih tinggi
dari frekuensi yang dipancarkan oleh sirine pemadam kebakaran. Selama
mendekati pengamat maka frekuensi yang didengar pengamat akan lebih tinggi
dan sebaliknya, ketika sumber bunyi menjauhi pengamat maka frekuensi yang di
dengar pengamat akan lebih rendah dari frekuensi aslinya. Itulah gambaran inti
dari bunyi efek doppler.
Pada efek doppler, ketika sumber bunyi mendekat, berarti masing-masing
puncak gelombang yang dipancarkan akan menempuh jarak yang semakin dekat
dengan pengamat. Misal gelombang 1 menempuh 100 m, maka gelombang 2 akan
menempuh jarak kurang dari 100 m untuk sampai ke pengamat. Oleh karena itu
selang waktu kedatangan gelombang satu dengan gelombang berikutnya akan
semakin pendek dan panjang gelombanpun (λ) akan semaki kecil. Inilah yang
menyebabkan peningkatan frekuensi yang didengar menjadi lebih tinggi. Berlaku
juga sebaliknya, ketika sumber bunyi bergerak setiap gelombang secara berurutan
akan menempuh jarak yang lebih jauh, selang waktu kedatangan gelombang akan
semakin besar, panjang gelombang semakin besar (λ) sehingga frekuensi menjadi
lebih rendah.
v = λ.f
f = v/λ
dengan v (kecepatan
bunyi) yang tetap, maka
semakin kecil panjang
gelombang (λ) maka akan semakin besar frekuensi dan sebaliknya frekuensi akan
semakin kecil jika λ semakin besar.
Satu lagi yang perlu dibahas terkait efek doppler adalah pelayangan bunyi. Ia
merupakan fenomena yang terjadi ketika ada dua sumber bunyi dengan dua
frekuensi yang berbeda berada pada suatu tempat. Maka pelayangan buyi
didefinisikan sebagai selisih mutlak antara dua frekuensi bunyi tersebut
dirumuskan.
3. Petir
Petir terjadi akibat perbedaan potensial antara awan dengan bumi atau
dengan awan lainnya. Di dalam awan, terjadi proses evaporasi dan kondensasi
yang menyebabkan butir-butir air, tetes-tetes air hujan yang membeku dan kristal-
kristal es saling bertabrakan sehingga terjadi pemisahan muatan. Muatan listrik
negatif cenderung berada di bagian awan yang lebih rendah, sedangkan muatan
positif berada bagian atasnya. Pemisahan muatan ini menyebabkan awan memiliki
medan listrik yang cukup kuat untuk mengioniasi udara di sekitarnya, sehingga
udara yang semula isolator, kini menjadi konduktor. Fenomena ini disebut
kerusakan dielektrik (dielectric breakdown). Selain itu, pemisahan muatan ini
membuat daerah bumi yang berada di bawah awan tersebut bermuatan positif.
Karena udara telah menjadi konduktor, maka terjadilah loncaran listrik dari awan
ke bumi. Loncatan listrik ini memanaskan udara disekitarnya sampai beberapa
puluh ribu derajat sehingga kita bisa melihatnya sebagai kilatan cahaya. Udara
yang terpanaskan disepanjang lintasan petir tersebut memuai pada kecepatan
sangat tinggi, namun sesaat kemudian langsung menjadi dingin dan menyusut
setelah kembali ke temperatur dan tekanan normal. Peristiwa ini menyebabkan
tekanan yang bervariasi ini dari yang semula rendah kemudian tiba-tiba tinggi lalu
kembali rendah lagi. Tekanan ini merambat melalui udara sebagai gelombang
bunyi guruh atau halilintar yang dahsyat. Karena laju cahaya jauh lebih cepat
dibanding kecepatan bunyi, maka tidak heran bila kita melihat petir terlebih
dahulu sebelum mendengar suara guruh.
Ketika petir menyambar di sekitar rumah, maka yang terdengar paling kuat
adalah bunyi Guntur sangat keras dan berfrekuensi tinggi. Akan tetapi jika petir
menyambar di tempat yang lebih jauh maka kita hanya mendengar gemuruh
berfrekuensi rendah. Kesimpulannya yaitu, frekuensi rendah merambat lebih jauh
dibanding frekuensi tinggi, yang cenderung diserap lebih cepat selama
perjalanannya. Penyebabnya adalah karena bunyi berfrekuensi tinggi membuat
udara dan semua benda disekitarnya ikut bergetar lebih sering sehingga energinya
lebih cepat terkuras. Untuk menentukan posisi sambaran petir dari pengamat dapat
digunakan rumus:
Dimana:
s adalah jarak sambaran petir dari pengamat (m)
v adalah kecepatan bunyi di udara (sekitar 331 m/s)
t adalah perbedaan waktu antara sambaran petir dan bunyi guruh (s)
Sebenarnya perhitungan ini kurang teliti karena kita tidak
memperhitungkan perbedaan waktu ketika petir menyambar sampai kita melihat
sambaran tersebut. Namun karena kelajuan cahaya sangat besar, perbedaan waktu
ini menjadi sangat kecil, sehingga kita bisa mengabaikannya.
2.2 Fungsi Telinga
1. Mendengar
Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan
telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga
gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga tengah, yang
kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi. Di
telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik
yang dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan
membedakan berbagai jenis suara. Mari kita bahas secara singkat tentang bagian-
bagian yang berbeda dari telinga manusia dan peran mereka dalam mendengar.
Selain sebagai pendeteksi suara, telinga juga mempunyai fungsi lain sebagai
alat diteksi posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi dan gerak tubu.
Kedua fungsi tersebut cukup berbeda dengan fungsi diteksi bunyi. Di atas kokela
ada dua kantong yang berisi cairan limfa, yaitu 3 saluran setengah lingkaran
( saluran semisirkuler) dan vestibulum. Saluran semisirkuler mempunyai
dasaryang menggelembung , disebut ampula yang mengandung sel bersila dan
berfungsi sebagai reseptor yang di sebut krista. Krista terbenam dalam masa
seperti gelatin yang disebut kapula. Jika kepala menggeleng , materi gelatin ikut
bergoyang , dan silia melengkung yang menimbulkan implus saraf dan kemudian
di sampaikan ke otak. Vestibulum terdiri dari dua bagian , yaitu sakulus dan utrikulus
yang berupa kantong dan dilapisi oleh sel-sel rambut dan silia. Utrikulus dan sukulus
berisi enolimfa, masing-masing memilikin sel resptor di dalam dinding yang disebut
makula dan mengandung otolit yang dipengaruhi oleh gravitasi. Jika kepala menggeleng ,
maka otolit ikut bergoyang dan silia melengkung yang menyebabkan terjadinya implus
saraf di serabut saraf. Implus di reseptor akan diinterprestasikan di otak dan hasilnya
adalah informasi tentang posisi kepala.
3. Menyalurkan Energi
Menurut para ahli, telinga juga berfungsi untuk menyalurkan energi berupa
gelombang suara ke otak. Proses ini sudah dimulai ketika janin masih berada di
dalam kandungan. Energi ini memberikan pengaruh yang sangat nyata pada
perkembangan fetal otak hingga manusia tumbuh menjadi dewasa.
Fisika Biologi/Biokimiawi
Elektrik/listrik
Energi
Gaya
Gendang telinga disebut sebuah gendang karena gendang telinga dan gendang musik
hampir sama perilakunya. Pada gendang musik, energi ditimbulkan melalui gaya pada
gendang oleh pukulan stik ke kepala gendang. Sebagian energi disalurkan ke udara
dan membawa gelombang melalui gerakan molekul-molekul udara. Gelombang
tersebut kemudian masuk liang telinga dan menyebabkan tekanan pada gendang
telinga, yang mengirimkan gelombang-gelombang sebagai getaran melalui tulang
martil, inkus, dan stapes. Getaran-getaran dibawa masuk ke dalam cairan di dalam
rumah siput yang membangkitkan gelombang dalam cairan.
Suara mencapai gendang telinga melalui tulang martil menuju ke cairan didalam
koklea (rumah siput). Awalnya drum dipukul sehingga ada tekanan yang
menimbulkan gelombang suara, akibatnya menggetarkan tiga tulang (martil,inkus,
stapes). Getaran-getaran dibawa masuk ke dalam cairan di dalam rumah siput yang
membangkitkan gelombang dalam cairan.
P=F/A
Jadi jumlah tekanan sangat penting dalam proses pendengaran karena terlalu bila
banyak bisa mengarah pada kerusakan pendengaran. Kebanyakan suara adalah
merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat
dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan
amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium
lain, sampai ke gendang telinga manusia. Gelombang bunyi terdiri dari molekul-
molekul udara yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu
berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di
tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang
bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari
sumber bunyi.Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga
manusia,Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Proses mendengar adalah
proses biologis yang dijembatani oleh dunia fisik dan kimiawi.Berikut diagram proses
fisik, kimiawi, maupun dua-duanya:
Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur.
Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga
menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga
menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah
secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi
ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia,Gelombang bunyi adalah gelombang
longitudinal.
Kecepatan Bunyi
Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi merambat lebih
lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada
ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya
5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara Rumus mencari cepat rambat bunyi
adalah v=s:t Dengan s panjang Gelombang bunyi dan t waktu.
Resonansi
Suatu benda, misalnya gelas, mengeluarkan nada musik jika diketuk sebab ia
memiliki frekuensi getaran alami sendiri. Jika kita menyanyikan nada musik
berfrekuensi sama dengan suatu benda, benda itu akan bergetar. Peristiwa ini
dinamakan resonansi. Bunyi yang sangat keras dapat mengakibatkan gelas
beresonansi begitu kuatnya sehingga pecah.
Langkah Fisik, kimiawi, atau kedua-duanya
Ambar, Dewi. 2013. Makalah Fisika Bunyi dan Pemanfaatannya. (di dalam http://dewi-
ambar.blogspot.com/2013/03/makalah-fisika-bunyi-dan-pemanfaatannya.html)
Avita. 2012. Intensitas Suara yang Bisa Didengar. (di dalam
http://avithafransiscaidp.blogspot.com/2012/11/intensitas-suara-yang-bisa-didengar.html )
Friska. 2014. Fenomena Suara dan Mekanisme Biofisika. (di dalam
http://friskadee.blogspot.com/2014/01/fenomena-suara-dan-mekanisme-biofisika_7320.html)
Prabawa, Iman. 2012. Batas Pendengaran Telinga Manusia. (di dalam
http://imanprabawa.wordpress.com/2012/12/13/batas-pendengaran-telinga-manusia/ )
Sridianti. 2014. Bagian dari Telinga Manusia dan Fungsinya. (di dalam
http://www.sridianti.com/bagian-dari-telinga-manusia-dan-fungsinya.html)
Wiryawan. 2013. Fenomena Gelombang. (di dalam
http://wiryawangpblog.blogspot.com/2013/09/fenomena-gelombang-petir-prakiraan.html)