Oleh:
Nama : Yudi Irwanto
NIM : 021500456
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Jurusan : Teknofisika Nuklir
Dosen/Assisten : Ir. Surakhman
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 0
PENGENALAN ALAT UKUR PROTEKSI RADIASI
I. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui beberapa alat ukur radiasi.
2. Mengetahui cara kerja beberapa alat proteksi radiasi.
3. Mengetahui jenis dan penggunaan instrumen radiasi.
4. Mengetahui satuan yang digunakan dalam instrumen radiasi.
Alat ukur radiasi diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur kuantitas dua jenis
potensi paparan.:
1. Paparan eksterna untuk penetrasi radiasi yang dipancarkan oleh sumber diluar
tubuh manusia
2. Paparan interna dimana sekumpulam material radioaktif dalam suatu bentuk
mempunyai kemampuan masuk dan berinteraksi dengan tubuh manusia.
Gambar 1
Alat ukur radiasi yang dapat digunakan di daerah kerja seperti gambar 1., meliputi:
Gambar A: Doserate meter merupakan alat ukur laju dosis dan digunakan untuk
mengukur potensi paparan eksternal.
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 1
Gambar D: Airborne contamination meter and gas monitor merupakan Alat ukur
kontaminasi udara dan monitor gas, yang menyangkut potensi paparan interna bila
substansi radioaktif tersebar diatmosfer.
Dalam penggunaanya, alat ukur radiasi digunakan sebagai alat proteksi radiasi,
yang dibedakan atas:
A. SURVEYMETER
Suatu Surveymeter merupakan alat ukur laju dosis (doserate meter) menyerap
energi dari radiasi yang masuk. Respon/ tanggapannya proporsional dengan laju
kerusakan tissue (organ) akibat dari paparan eksterna.
Jenis-jenis Surveymeter:
a) Surveymeter Gamma:
Merupakan surveymeter yang banyak digunakan. Detektor yang sering digunakan
adalah detektor isian gas seperti geiger muler, atau proporsional. Detektor ini dapat
juga digunakan untuk mengukur radiasi sinar-x Nilai kalibrasi surveymeter gamma
energi tinggi berbeda dengan nilai kalibrasi untuk sinar-x.
b) Surveymeter Alpha/Beta :
Surveymeter ini sama dengan surveymeter gamma, hanya penggunaan detektornya
harus mempunyai window tipis dan penutup yang dapat dilepas. Bila digunakan untuk
mendeteksi radiasi alpha, maka penutup harus dibuka sedangkan untuk radiasi beta
penutup dipasang sehingga menyaring radiasi alpha.
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 2
c) Surveymeter netron :
Detektor yang digunakan pada surveymeter neutron biasanya detektor proporsional
yang diisi dengan gas BF3 atau surveymeter biasa (untuk gamma) yang windownya
dilapisi dengan boron. Surveymeter netron dilengkapi dengan bahan parafin sebagai
bahan penahan radiasiatau polietilen untuk membedakan energi netron.
B. DOSIMETER.
Dosimeter mengukur kumulatif energi yang diserap sebagai akibat terhadap
paparan radiasi pengion.
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 3
Tiga jenis dosimeter perorangan yang banyak digunakan:
2) Film Badge
Detektor yang digunakan pada film badgr adalah film fotografi. Film Bage
terdiri dari film dan tempat film (Holder). Holder terpasang beberapa filter seperti
plastik dengan tebal 0,5 mm, 1,5 mm dan 3 mm, Aluminium 0,6 mm, tembaga 0,3
mm stanium (Sn) 0,8 mm, Pb 04 mm dan campuran Cd0,8 mm. Masing-masing
filter berfiungsi untuk menyaring jenis radiasi dan energi radiasi. Tanggapan film
dipengaruhi oleh energi radiasi.
Keuntungan dari alat ini, karena ada filter sehingga dapat membedakan
jenis radiasi dan mempunyai rentang energi yang lebih lebar dari dosimeter saku.
Disamping itu film yang telah diproses dapat digunakan untuk perhitungan yang
teliti dan dapat digunakan sebagai dokumen. Kekurangan film badge adalah perlu
proses fil dan perlu alat baca film yang disebut densitometer.
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 4
Banyak alat kontaminasi permukaan dibuat programable. Pengguna dapat mengatur
instrumen tersebut, seperti tanggapan terhadap radionuklida yang digunakan dan
memperolah pengukuran langsung kontaminasi permukaan dalam Bq/cm2.
Kontaminasi permukaan (surface contamination meter) digunakan untuk
mendeteksi dan mengukur tingkat kontaminasi zat radioaktif pada permukaan.
Monitor tangan dan kaki (Hand and Foot monitor) yang digunakan untuk
mengukur tingkat kontaminasi pada tangan dan kaki. Setiap pekerja radiasi yang
menggunakan sumber terbuka, seharusnya mengukur tingkat kontaminasi tangan dan
kaki setelah selesai melaksanakan tugas.
Monitor seluruh tubuh (Whole body monitor) digunakan untuk mengukur tingkat
kontaminasi seluruh tubuh. Peralatan ini biasanya ditempatkan di pintu keluar fasilitas
yang mempunyai potensi kontaminasi sangat tinggi, dan setiap pekerja radiasi harus
mengukur tingkat kontaminasi seluruh tubuh.
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 5
Gambar 5.
Monitor gas terdiri detektor radiasi dan secara terus menerus menyampling udara
secara langsung, untuk mengukur keberadaan gas radioaktif. Kontaminan harus
diidentifikasi, dan selanjutnya menentukan aktivitas konsentrasi dalam Bq/m3.
Alat ukur kontaminasi udara dan monitor gas digunakan untuk memperkirakan
kontaminasi udara di ruang kerja. Personal Air Samplers (PAS) digunakan untuk
memonitor resiko/ bahaya yang lebih signifikan di daerah pekerja. Instrumen ini biasanya
peralatan pasif yang tidak dapat memberikan hasil seketika. Instrumen yang mampu
mendeteksi radionuklida, biasanya digunakan sebagai peralatan aktif yang memberi
sinyal/alarm bila konsentrasi radioaktif udara mencapai nilai batas.
Jenis-jenisnya:
Alat ukur Kontaminasi udara (Airbonrne contamination meter) digunakan untuk
mendeteksi dan mengukur partikel radioaktif di atmosfer.
Monitor gas digunakan untuk mendeteksi dan mengukur gas-gas radioaktif di
atmosfer.
III. PERHITUNGAN
Pada percobaan ini, praktikkan melakukan uji coba pengukuran laju dosis radiasi
terhadap 2 macam sumber, Co 60 dan Cs 137 menggunakan surveymeter dan di
peroleh nameplate pada surveymeter dan data sebagai berikut:
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 6
a) Co 60
R = 10 cm
Skala = X1
Faktor Kalibrasi = 1,01
Nilai Terbaca = 6 mikro Sv/h
Nilai Sesungguhnya = 6 mikro Sv x 1,01
= 6,06 mikro Sv/h
b) Co 60
R = 5 cm
Skala = X10
Faktor Kalibrasi = 1,11
Nilai Terbaca = 20 mikro Sv/h
Nilai Sesungguhnya = 20 mikro Sv x 1,11
= 22,2 mikro Sv/h
c) Cs 137
R = 10 cm
Skala = X1
Faktor Kalibrasi = 1,01
Nilai Terbaca = 2 mikro Sv/h
Nilai Sesungguhnya = 2 mikro Sv x 1,01
= 2,02 mikro Sv/h
d) Cs 137
R = 5 cm
Skala = X1
Faktor Kalibrasi = 1,01
Nilai Terbaca = 4 mikro Sv/h
Nilai Sesungguhnya = 4 mikro Sv x 1,01
= 4,04 mikro Sv/h
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 7
IV. PEMBAHASAN
A. Dosimeter
a) Pen Dose.
Pen Dose menggunakan detektor Isian Gas berupa kamar ionisasi, dengan
dinding tabung sebagai katoda, sumbu logam berupa jarum quartz bermuatan
positif. Alat ini dapat dibaca secara langsung oleh penggunanya, tetapi tidak dapat
menyimpan dosis dalam waktu yang lama dikarenakan ada arus bocor sehingga alat
ini tidak memiliki ketelitian yang tinggi.
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 8
Dalam percobaan ini, praktikkan menggunakan beberapa pen dose, salah
satunya memiliki name plate sebagai berikut,
Dengan menyapit Pen Dose pada charger, kemudian memompa Charger, maka
jarum pada pembacaaan Pen Dose akan bergerak ke kiri. Sehingga kita dapat
memposisikan jarum pada angka 0. Charger dapat menggerakkan jarum pada Pen
Dose disebabkan karena adanya aliran listrik dari charger tersebut. Dan juga
penggunaan Pen Dose ini akan dikalibrasi secara berkala.
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 9
b) Mini Dose
Mini dose termasuk alat proteksi radiasi yang memiliki 2 fungsi sekaligus yaitu
untuk mengukur dosis (dosimeter) dan laju dosis (surveymeter). Ketika lampu (light)
menyala pada indikasi dose rate maka mini dose akan berfungsi sebagai surveymeter
untuk mengukur laju dosis radiasi. Ketika indikator lampu menyala pada dose maka
mini dose berfungsi sebagai dosimeter untuk mengukur dosis radiasi.
Pada percobaan ini, praktikkan mengamati 2 sampel mini dose yang memiliki name
plate sebagai berikut
Sampel 1
Untuk mini dose sampel 1, nilai yang terukur/terbaca dikali dengan faktor kalibrasinya
sebesar 1, 08.
Sampel 2
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 10
sedangkan untuk mini dose sampel 2, faktor kalibrasi diperoleh dari perhitungan:
c) Film Badge
Percobaan terhadap film badge hanya mengamati struktur dalam alat tersebut.
Sesuai dengan gambar terlihat bahwa film badge tersebut tersusun atas 7 macam
shielding. Pembacaan dosis radiasi dilakukan 3 bulan sekali di BPFK (Balai Pengaman
Fasilitas Kesehatan ).
d) TLD Badge
Hampir sama dengan Film Badge hanya saja detektor yang digunakan berupa
Kristal Thermoluminensi. Membutuhkan TLD reader untuk membaca hasil dosis yang
terukur. Dibaca 3 bulan sekali di PTKMR BATAN.
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 11
B. Surveymeter
a) Surveymeter Analog
Surveymeter Analog
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 12
b) Surveymeter Digital
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 13
c) Surveymeter Netron
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 14
C. Monitor Kontaminasi
a) Jenis a (analog)
b) Jenis b (digital)
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 15
Monitor kontaminasi jenis ini hampir sama dengan monitor kontaminasi
jenis a, hanya saja dalam penggunaaannya monitor kontaminasi jenis ini perlu
dilakukan kalibrasi skala. Dan akan secara otomatis muncul hasil pada
tampilannya.
Cara penggunaan alat ini adalah dengan mendekatkan cerobong detektor
pada monitor kontaminasi dengan sumber radioaktif. Ada catatan tertentu dalam
penggunaan alat ini, yaitu cerobong detektor pada monitor kontaminasi tidak boleh
mengenai sumber radioaktif. Jika sumber radioaktif mengenai cerobong detektor,
maka cerobong detektor akan terkontaminasi radiasi sehingga pembacaan monitor
kontaminasi menjadi tidak akurat lagi.
A. KESIMPULAN
V. KESIMPULAN
1. Dosimeter yang ada di STTN terdiri dari pen Dose, Mini Dose, TLD Badge, dan
Film Badge.
2. Surveymeter yang ada di STTN terdiri dari Surveymeter Analog, Surveymeter
Digital, Surveymeter Netron.
3. Monitor Kontaminasi yang ada di STTN terdiri dari Monitor Kontaminasi Analog
maupun digital.
4. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan Instrumen Radiasi adalah
melakukan pengecekan tanggal dan faktor kalibrasi, pengecekan baterai, dan
memerhatikan satuan dan skala yang digunakan.
5. Hasil yang terbaca pada setiap instrumen radiasi harus dikalikan dengan faktor
kalibrasinya.
6. Semakin dekat alat instrumen radiasi dengan sumber, maka pembacaan radiasi
pada instrumen akan semakin besar nilainya.
7. Sumber radiasi yang digunakan adalah Co-60 dan Cs-137.
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 16
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Proteksi Radiasi, Diktat Kursus Proteksi Radiasi, Pusdiklat Batan, Jakarta, 2002.
2. Anonim, Workplace Monitoring For Radiation and Contamination, IAEA, Vienna,
1995.
VII. LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2017 17