Anda di halaman 1dari 4

Ramadhan Ayiq Pratama

20173010037
TEM A

1. DOSIMETER
Dosimeter mengukur kumulatif energi yang diserap sebagai akibat terhadap paparan
radiasi pengion.

Gambar 1. Personal Dosimeter.


Dosimeter personal harus dipakai pekerja radiasi untuk mengukur paparan radiasi.
Dosimeter digunakan secara rutin mencatat dosis kumulatif paparan eksterna. Dosimeter
menyediakan pembacaan seketika, dan mungkin juga memberikan alarm bila dosis yang
terukur mencapai nilai yang telah diatur (setting) oleh pemakai atau pekerja. Integrasi doserate
meter dan dosimeter digunakan untuk menaksir/ memperkirakan paparan eksterna yang cepat
berubah. Personal dosimeter dan integrasi doserate meter mengukur dosis ekivalen bahaya
eksternal yang berubah terhadap waktu.

Gambar 2. Dosimeter Saku (Pocket Dosimeter).


Dosimeter ini menggunakan detektor kamar ionisasi, dan prinsip kerjanya sama dengan
detektor kamar ionisasi tetapi tidak menghasilkan respon yang langsung. Konstruksi alat ini
berupa silinder berupa gas. Dinding silinder berfungsi sebagai katoda, sedang sumbu logam
dengan jarum quartz sebagai anoda (bermuatan positif) Dalam pemakaiannya, radiasi yang
memasuki detektor akan mengionisasi gas. Ion akan bergerak ke anoda dan katoda, yang akan
mengurangi beda potensial pada jarum quartz dan dinding silinder, sehingga terjadi
penyimpangan jarum penunjuk. Penyimpangan jarum sebanding dengan banyaknya dosis yang
diterima detektor. Sebelum digunakan biasanya alat ini dilakukan charging untuk
menyimpangkan jarum menunjuk ke nilai nol. Nilai yang ditunjukkan jarum quartz harus
dikalibrasi kenilai dosimeter secara berkala. Keuntungan alat ini dapat dibaca langsung, tidak
membutuhkan peralatan tambahan, kecuali alat charger. Kelemahannya, alat ini tidak dapat
menyimpan informasi dosis dalam waktu lama, karena kebocoran elektrostatis detektor, kurang
teliti serta mempunyai rentang energi tertentu.

2. FILM BADGE

Gambar 3. Film Badge.


Detektor yang digunakan pada film badgr adalah film fotografi. Film Bage terdiri dari film
dan tempat film (Holder). Holder terpasang beberapa filter seperti plastik dengan tebal 0,5 mm,
1,5 mm dan 3 mm, Aluminium 0,6 mm, tembaga 0,3 mm stanium (Sn) 0,8 mm, Pb 04 mm dan
campuran Cd0,8 mm. Masing-masing filter berfiungsi untuk menyaring jenis radiasi dan energi
radiasi. Tanggapan film dipengaruhi oleh energi radiasi. Keuntungan dari alat ini, karena ada
filter sehingga dapat membedakan jenis radiasi dan mempunyai rentang energi yang lebih lebar
dari dosimeter saku. Disamping itu film yang telah diproses dapat digunakan untuk perhitungan
yang teliti dan dapat digunakan sebagai dokumen. Kekurangan film badge adalah perlu proses
fil dan perlu alat baca film yang disebut densitometer.
3. THERMOLUMINISENSI DETECTOR (TLD)

Gambar 4. Thermoluminisensi Detector (TLD).


Alat ini menyerupai film badge, hanya detektor yang digunakan adalah kristal anorganik
thermoluminisensi seperti LiF. Bila radiasi mengenai bahan ini, akan terjadi proses seperti
scintilasi, perbedaanya perbedaan cahaya akan dipercikkan setelah bahan dipanaskan, tidak
langsung seperti bahan scintntilator. Jumlah elektron yang tereksitasi dan terperangkap dalam
pita konduksi sebanding dengan dosis radiasi yang mengenai kristal Dosis radiasi duhitung
dengan jumlah percikan transisi dari pita konduksi ke keadaan dasar. Dalam praktek,
pembacaan pengukuran dilakukan dengan alat yang disebut ‘TLD reader”, yang harganya
cukup mahal. Keuntungan alat ini, setelah dibaca alat dapat digunakan kembali.

4. SURVEYMETER
Suatu Surveymeter merupakan alat ukur laju dosis (doserate meter) menyerap energi dari
radiasi yang masuk. Respon/ tanggapannya proporsional dengan laju kerusakan tissue (organ)
akibat dari paparan eksterna.

Gambar 5. Pengukuran Laju Dosis Radiasi.

Gambar 6. surveymeter
Jenis-jenis Surveymeter:
a. Surveymeter Gamma
Merupakan surveymeter yang banyak digunakan. Detektor yang sering digunakan adalah
detektor isian gas seperti geiger muler, atau proporsional. Detektor ini dapat juga digunakan
untuk mengukur radiasi sinar-x Nilai kalibrasi surveymeter gamma energi tinggi berbeda
dengan nilai kalibrasi untuk sinar-x.

b. Surveymeter Alpha/Beta
Surveymeter ini sama dengan surveymeter gamma, hanya penggunaan detektornya harus
mempunyai window tipis dan penutup yang dapat dilepas. Bila digunakan untuk mendeteksi
radiasi alpha, maka penutup harus dibuka sedangkan untuk radiasi beta penutup dipasang
sehingga menyaring radiasi alpha.

c. Surveymeter Netron
Detektor yang digunakan pada surveymeter neutron biasanya detektor proporsional yang
diisi dengan gas BF3 atau surveymeter biasa (untuk gamma) yang windownya dilapisi dengan
boron. Surveymeter netron dilengkapi dengan bahan parafin sebagai bahan penahan radiasiatau
polietilen untuk membedakan energi netron.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunakan surveymeter adalah :
 Periksa faktor kalibrasi: merupakan parameter yang mengkonversi nilai yang ditunjukkan
oleh alat ukur menjadi nilai yang sesungguhny. Tanpa faktor kalibrasi nilai yang
ditunjukkan oleh alat tidak mempunyai makna.

 Periksa Baterai: harus dilakukan untuk menguji kondisi catu daya tegangan tinggi detektor.
Tegangan catu yang baik akan memberikan detektor peka atau sensitif terhadap radiasi
yang masuk detektor.

 Perhatikan faktor pengali dan tampilan surveymeter. Display laju dosis kadang dalam
satuan yang berbeda misal Sv/jam dan cpm.

Anda mungkin juga menyukai