Pertanyaan:
1.
2.
3.
4.
5.
Jawaban:
1. Radioisotop merupakan isotop yang tidak stabil yang memancarkan radiasi secara
spontan dan terus-menerus. Sinar radioaktif yang dipancarka oleh unsure radioaktif
yaitu sinar alfa, beta, gamma.
2. Fasilitas yang dapat digunakan untuk produksi radioisotope adalah reactor TRIGA Mark
II dengan daya maksimum 2000 kW yang mempunyai kerapatn (fluks) neutron
mencapai orde 1012n.cm-2.s-1 di daerah tempat iradiasi isotope. Penempatan target ke
dalam reactor serta pengambilannya dilakukan dengan cara mekanis menggunakan alat
pancing. Fasilitas lain untuk menunjang produksi radioisotope adalah processing box
yang terbut dari timbal, beton atau bahan lain yang dapat menahan/mengurangi paparan
radiasi dari radioisotope yang dibuat. Selain itu, remote handling tong digunakan untuk
menggantikan fungsi tangan.
3. Factor yang mempengaruhi reaksi inti adalah jenis nuklida yang dapat digunakan
sebagai target, besarnya penampang lintang reaksi, ketergantungan reaksi yang
dimaksud terhadap energy partikel penembak dengan tingkat kemurnian radionuklida
yang dihasilan, dan cara iradiasi sasaran.
4. Radioisotop sebagai sediaan radiofarmasi
Terdapat 200 sediaan rf dan hanya sekitar 30 jenis yang diproduksi di Negara kita, yang
terdiri dari:
1.
2.
3.
2.
3.
NaHPO4 anhidrat
Larutan injeksi
Kemasan mengandung satu dosis atau lebih, persyaratan larutan injeksi harus
4.
5.
Sinar
radioaktif
tidak
dapat
dilihat
dengan
mata
biasa,
sehingga
untuk mendeteksinya harus digunakan alat. Alat deteksi sinar radioaktif dinamakan
detektor radiasi. Salah satu jenis detektor radiasi yang pertama kali diperkenalkan
dan sampaisaat ini masih digunakan adalah detektor ionisasi gas. Detektor ini
memanfaatkanhasil interaksi antara radiasi pengion dengan gas yang dipakai sebagai
detektor. Lintasan radiasi pengion di dalam bahan detektor dapat mengakibatkan
terlepasnyaelektron-elektron dari atom bahan itu sehingga terbentuk pasangan ion
positif dan ionnegatif. Karena bahan detektornya berupa gas maka detektor radiasi ini
disebutdetektor ionisasi gas.
Masuknya radiasi ke dalam tabung detektor akan mengionisasi gas
danmenghasilkan
ion-ion
positif
dan
ion-ion
negatif
(elektron)
atau
menyebabkanterbentuknya pasangan ion. Ion positif akan tertarik ke katoda dan ion
negatif tertarik ke anoda. Karena menarik ion-ion yang berlawanan, maka akan
terjadi penguranganmuatan listrik pada masing-masing elektroda. Jumlah ion yang
akan dihasilkantersebut sebanding dengan energi radiasi dan berbanding terbalik
dengan dayaionisasi gas. Daya ionisasi gas berkisar dari 25 eV s.d. 40 eV. Ion-ion
yang dihasilkandi dalam detektor tersebut akan memberikan kontribusi terbentuknya
pulsa listrik ataupun arus listrik.
2.
Dosimeter Personal
Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi secara akumulasi. Jadi, dosis
radiasi yang mengenai dosimeter personal akan dijumlahkan dengan dosis yang telah
mengenai sebelumnya. Dosimeter personal ini harus ringan dan berukuran kecil
karena alat ini harus selalu dikenakan oleh setiap pekerja radiasi yang sedang bekerja
di medan radiasi.
Terdapat tiga macam dosimeter personal yang banyak digunakan saat ini yaitu:
film badge
a.
Dosimeter Saku
Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana pada
Gambar di atas. Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda, bermuatan negatif,
sedangkan sumbu logam dengan jarum 'quartz' di bagian bawahnya bermuatan
positif. Mula-mula, sebelum digunakan, dosimeter ini diberi muatan menggunakan
charger yaitu suatu catu daya dengan tegangan tertentu. Jarum quartz pada sumbu
detektor akan menyimpang karena perbedaan potensial. Dengan mengatur nilai
tegangan pada waktu melakukan 'charging' maka penyimpangan jarum tersebut dapat
diatur agar menunjukkan angka nol. Dalam pemakaian di tempat kerja, bila ada
radiasi yang memasuki detektor maka radiasi tersebut akan mengionisasi gas,
sehingga akan terbentuk ion-ion positif dan negatif. Ion-ion ini akan bergerak menuju
anoda atau katoda sehingga mengurangi perbedaan potensial antara jarum dan
dinding detektor. Perubahan perbedaan potensial ini menyebabkan penyimpangan
jarum berkurang.
Jumlah ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor sebanding dengan intensitas
radiasi yang memasukinya, sehingga penyimpangan jarum juga sebanding dengan
intensitas radiasi yang telah memasuki detektor. Skala dari penyimpangan jarum
tersebut kemudian dikonversikan menjadi nilai dosis.
Keuntungan dosimeter saku ini adalah dapat dibaca secara langsung dan tidak
membutuhkan peralatan tambahan untuk pembacaannya. Kelemahannya, dosimeter
ini tidak dapat menyimpan informasi dosis yang telah mengenainya dalam waktu
yang lama (sifat akumulasi kurang baik).
Pada saat ini, sudah dibuat dan dipasarkan dosimeter saku yang diintegrasikan
dengan komponen elektronika maju (advanced components) sehingga skala
pembacaannya tidak lagi dengan melihat pergeseran jarum (secara mekanik)
melainkan dengan melihat display digital yang dapat langsung menampilkan angka
hasil pengukurannya.
b.
Film Badge
Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film
dapat menyimpan dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama
film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya atau
telah mengenai orang yang memakainya maka tingkat kehitaman film setelah
diproses akan semakin pekat.
Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga
berfungsi sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis
filter pada holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan energi
radiasi yang telah mengenainya.
Di pasar terdapat beberapa merk film maupun holder, tetapi BATAN selalu
menggunakan film dengan merk Kodak buatan USA dan holder merk Chiyoda
buatan Jepang seperti pada Gambar IV.3. Hal ini dilakukan agar mempunyai standar
atau kalibrasi pembacaan yang tetap.
Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik daripada
dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis radiasi
yang mengenainya dan mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih besar
daripada dosimeter saku. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah
mengenainya harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan
untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.
c.
Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang
digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF.
Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses
termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4.
Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan,
baru kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah
diterimanya. Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai
temperatur
tertentu,
kemudian
mendeteksi
percikan-percikan
cahaya
yang
dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk memproses dosimeter ini adalah TLD
reader.
Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada
ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah diproses
kristal TLD tersebut dapat digunakan lagi.
Daftar pustaka
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Proteksi_03.htm
pada tanggal 26 oktober 2014
5.
diakses