Anda di halaman 1dari 36

PRODUKSI RADIONUKLIDA

KELOMPOK G:

1. PUSPITA RATNA KANIA 1643050158

2. PUJI ASTUTI

3. GRACIA

4. DEVI AULIA
TUJUAN PRODUKSI
RADIOFARMASI
Menyediakan nuklida radioisotop tertentu dengan syarat
tertentu tergantung pada maksud penggunaannya serta
memiliki aktivitas yang cukup tinggi.
FASILITAS PRODUKSI
RADIOISOTOP
1. Pemboman Target dengan Neuron di dalam
Reaktor Nuklir
- menggunakan neutron
- Sumber neutron adalah reaksi fisi dan reaksi (α,n). Jika
partikel neutron cepat mengenai suatu bahan penyerap,
neutron tersebut diperlambat
2. Pemisah dari Bahan Bakar Reaktor
- Bahan bakar (fuel element) atau Heavy complex isotopes

3. Pemboman dengan Partikel (Cyclotron)


Sebagai partikel digunakan partikel alfa dan deuteron
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMILIHAN REAKSI INTI
• jenis nuklida yang dapat digunakan sebgai target
• besarnya penampang lintang reaksi
• ketergantungan reaksi yang dimaksud terhadap energi
partikel penembak dengan tingkat kemurnia radionuklida
yang dihasilkan
• cara iradiasi sasaran
RADIOISOTOP SEBAGAI SEDIAAN
RADIOFARAMASI
• Jenis radioisotop yang dapat dibuat sebagai sediaan radiofarmasi
bergantung pada kegunaannya; kemurnian yang diinginkan baik
kemurnian radionuklida maupun kemurnian kimia; aktivitas yang
diinginkan
• Proses radioisotop harus dilakukan dalam laboratorium khusus
dengan pelindung yang sesuai dan ventilasi yang cukup, misalnya dari
Timbal (Pb) atau beton.
• Untuk produksi radioisotop dengan skala mCi dapat
dilakukan di dalam kamar asam biasa (fume hood) dan
ventilated box dengan lubang untuk memasukan tangan.
• Untuk radionuklida pemancar beta yang lemah digunakan
Glove box dengan tekanan rendah (sealed reduced pressure
glove box)
• perlu ada perlindungan khusus agar para operator tidak
terpapar pada dosis yang melebihi batas yang diizinkan.
Bahan untuk pelindung, misalnya plastik, beton dan timbal.
• dinding pelindung sebaiknya diletakkan sedekat mungkin
dengan sumber radioaktif asalkan tidak mengaggu proses
yang dikerjakan
RADIOISOTOP SEBAGAI BIDANG
KEDOKTERAN
• Cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan gelombang
elektromagnetik pendek, seperti sinar x disebut radiologi. Radiologi
dimanfaatkan untuk menunjang diagnosis penyakit. Dalam dunia
kedokteran nuklir, prinsip radiologi dimanfaatkan dengan memakai
isotop radio aktif yang disuntikkan ke dalam tubuh. Kemudian, isotop
tersebut ditangkap oleh detektor di luar tubuh sehingga diperoleh
gambaran yang menunjukan distribusinya di dalam tubuh. Sebagai
contoh untuk mengetahui letak penyempitan pembuluh darah,
digunakan radioisotop natrium. Kemudian jejak radioaktif tersebut
dirunut dengan menggunakan pencacah Geiger. Letak penyempitan
pembuluh darah ditunjukan dengan terhentinya aliran natrium.
• Selain digunakan untuk mendiagnosis penyakit, radioisotop
juga digunakan untuk terapi radiasi. Terapi radiasi adalah cara
pengobatan dengan memakai radiasi. Terapi seperti ini
biasanya digunakan dalam pengobatan kanker. Pemberian
terapi dapat menyembuhkan, mengurangi gejala, atau
mencegah penyebaran kanker, bergantung pada jenis dan
stadium kanker.
RADIOISOTOP SEBAGAI BIDANG
PERTANIAN
• Fosfor-32 (P-32) berguna untuk membuat benih tumbuhan
lebih unggul dibandingkan dengan induknya.
• Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat
pencacah, jika tidak terdeteksi adanya radiasi, berarti pupuk
diserap oleh tanaman dengan sempurna.
RADIOISOTOP SEBAGAI BIDANG
INDUSTRI
• Radiassi sinar gamma digunakan dalam vulkanisasi lateks
alam atau untuk memeriksa cacat pada logam. Selain itu
radiasi digunakan untuk pengawetan kayu atau barang-
barang seni serta mendeteksi kebocoran pipa.
• Larutan horium pada petromax agar lampu menyala lebih
terang.
RADIOISOTOP SEBAGAI BIDANG
HIDROLOGI
• Na-24 digunakan untuk mempelajari kecepatan aliran
sungai, sedangkan jika Na-24 dalam bentuk karbonat
digunakan untuk menyelidiki kebocoran pipa air di bawah.
RADIOISOTOP SEBAGAI BIDANG
SAINS
• Iodin-131 (I-131) untuk mempelajari kesetimbangan dinamis
• Oksigen-18 (O-18) digunakan untuk mempelajari reaksi
esterifikasi
• Karbon-14 (C-14) untuk mempelajari mekanisme reaksi
fotosintesis
ALAT PENGUKUR RADIASI

• Peralatan untuk mendeteksi atau mengukur radiasi dapat


dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :
- peralatan untuk pendeteksian dan pengukuran jumlah
partikel dan atau aktivitas
- peralatan pendeteksian dan pengukuran radiasi dan atau
dosis
- peralatan pengukuran nilai sinar.
• Prinsip dasar alat pengukuran radiasi adalah detektor/
sensor alat tersebut berinteraksi dengan radiasi sedemikian
rupa sehingga respon alat sebanding dengan efek radiasi
atau sebanding dengan sifat radiasi yang diukur.
ALAT PENGUKUR (DETEKTOR)
RADIASI
1. Alat pencacah Partikel
a. Ditinjau dari segi jenis radiasi yang dideteksi/diukur, yaitu: alat pencacah
alfa, beta, gamma, dan neutron
b. Dari segi efeknya dikenal alat pencacah, yaitu: kamar ionisasi; alat cacah
proporsional; dan alat cacah Geiger.
-Ketiga alat ini menggunakan detektor gas dan memanfaatkan efek listrik
akibat ionisasi dalam gas.
• Alat Cacah Detektor Gas
• Alat Detektor Sintilasi
- Detektor sintilasi adalah suatu alat yang mengubah energi kinetik partikel
pengion ke dalam kedipan cahaya
- umumnya berbentuk kristal atau cairan memanfaatkan efek cahaya. Cahaya
yang terjadi “dilihat” secara elektronis melalui tabung photomultiplier, yang
selanjutnya menghasilkan denyut output listrik yang dapat diperkuat dan
dipilih menurut ukurannya dan kemudian dicacah
• Alat Detektor Semikonduktor
- generasi detektor yang baru, berkat kemajuan teknologi semikonduktor
terutama dalam penggunaan Germanium dan Silikon.
- Detektor ini bertindak sebagai kamar ionisasi zat padat. Partikel pengion
berinteraksi dengan atom dalam volume sensitif pada detektor dan
menghasilkan elektron melalui pengionan
• Untuk deteksi sinar gamma dan sinar X, perlu dipakai bahan
dengan nomor atom yang lebih besar supaya efisiensi juga
lebih besar. Contoh : Germanium , Germanium-Litium
• Untuk partikel jenis proton seperti partikel alfa, proton,
deuteron, triton dan partikel jenis elektron dapat dipakai
Silikon
ALAT PENGUKUR DOSIS

a. Pocket Chamber (Air wall chamber)


Jika chamber disinari oleh sinar X atau gamma, ionisasi
yang terbentuk dalam daerah pengukuran sebagai hasil
interaksi antara foton dan dinding akan menyebabkan
kondensor discharge. Penurunan tegangan anoda
sebanding dengan produksi ion dalam daerah pengukuran
yang selanjutnya sebanding dengan nilai penyinaran.
b. Film badge
- Dosimeter atau pengukuran dosis dengan film badge berdasarkan atas
adanya kenyataan bahwa radiasi pengion yang mengenai halide-perak dalam
emulsi akan mengakibatkan terbentuknya Ag yang telah dikembangkan
menyebabkan penghitaman pada film. Derajat penghitaman atau disebut
“densitas optis” film dapat diukur secara tepat dengan menggunakan
densitometer.
• Filter-filter yang biasanya digunakan adalah Aluminium, Tembaga, Cadmium,
Air, Perak atau Timbal.
• Filter-filter ini selain berguna untuk memisahkan daerah energi, juga berguna
untuk membedakan macam sumber radiasi.
c. Dosimeter Saku
1. Elektrostatik voltmeter. Pembacaannya tidak langsung, tapi perlu alat luar
untuk menerjemahkannya. Alat ini sensitive terhadap sinar-X dan gamma
dengan dosis sampai 200 mR yang memiliki ketelitian 15% dan energy antara
0,05 – 2 Mev

2. Dosimeter saku dengan prinsip elektroskop dan pembacaannya langsung


d. Kamar Arus Ion (Ion Current Chamber)
- Kamar arus ion mempunyai repons yang besarnya sebanding dengan energi
yang diserap.
- Ion yang terbentuk dalam kamar dikumpulkan dan mengalir sebagai arus
listrik pada rangkaian luar.
- Output dapat diukur beda potensialnya dengan electrometer
PENANGANAN ZAT RADIOAKTIF
DAN ASPEK HUKUMNYA
1. Satuan dosis radiasi
Satuan Roentgen digunakan untuk mengukur radiasi per
dosis paparan. 1 Roentgen adalah energi yang terserap
dalam 1 gram udara dan besarnya 87,7 erg

Satuan Rad digunakan untuk mengukur dosis serapan.


2. Keselamatan Kerja
a. Ketentuan kerja dengan sumber terbungkus
Perlu diperhatikan factor – factor waktu, jarak, dan penahan
radiasi ( shielding ).
b. Tata kerja dengan zat radioaktif sumber terbungkus
usahakan agar kekuatan sumbernya sekecil mungkin ;
sumber radiasi harus diberi tanda yang tetap dan jelas ; jangan
sampai ada kontaminasi atau kebocoran
c. Ketentuan kerja dengan sumber terbuka
Hal – hal yang harus diperhatikan antara lain faktor – faktor,
seperti sifat pekerjaan, aktivitas total. Sifat – sifat radionuklida
secara fisika dan kimia serta persenyawaan radioaktif,
penggolongan radionuklida menurut toksisitas persatuan aktivitas,
yaitu radiotoksisitas sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah
3. Penyimpanan Sumber – Sumber radioaktif
-diberi tanda yang jelas tentang jenis, aktivitas dan sifat – sifatnya
-disimpan ditempat khusus,
-diberi penahan radiasi sehingga keamanan disekelilingnya terjamin.
-diperiksa secara berkala untuk mengetahui kemungkinan adanya
kontaminasi dan kebocoran radiasi
4. Pengurusan Sampah Radiasi
a. Tahap Penampungan
b. Tahap Pengolahan
c. Tahap Pembuangan Sampah Radioaktif
5. Dosis Maksimum yang Diperkenankan untuk Pekerja Radiasi
a. Menurut ICRP (International Commission on Radiological Protection)
adalah D=(N-18) Rem, dengan D = dosis maksimum yang
diperkenankan dalam Rem dan N = umur dalam tahun.
b. NBRTT (Nilai Batas Rata-rata Tertinggi Tahunan). Dalam jangka
waktu satu tahun berturut-turut, diizinkan menerima jumlah
tertinggi dosis rata-rata sebesar 5 Rem.
NBRTK (Nilai Batas Rata-rata Tertinggi Kuartalan) selama 13
minggu berturut-turut sebesar 1,25 Rem.
NBRTM (Nilai Batas Rata-rata Tertinggi Mingguan) selama 1
minggu berturut-turut sebesar 100 mRem.
c. NBTT (Nilai Batas Tertinggi Tahunan)
Jumlah tertinggi penerimaan dosis oleh seseorang pekerja
radiasi dalam jangkan waktu 1 tahun berturut-turut adalah
10 Rem.
NBTK (Nilai Batas Tertinggi Kuartalan) selama 13 minggu
berturut-turut sebesar 3 Rem.
NBTM (Nilai Batas Tertinggi Mingguan) selama 1 minggu
berturut-turut sebesar 300 mRem
6. Nilai Batas untuk Seorang Anggota Masyarakat (Bukan
Pekerja Radiasi)
- jumlah tertinggi penerimaan dosis oleh seorang anggota
masyarakat dalam jangka waktu 1 tahun berturut-turut
adalah 1/10 NBRTT atau sama dengan 0,5 Rem.
KESIMPULAN

• Radiofarmaka merupakan sediaan farmasi dalam bentuk senyawa kimia yang


mengandung radioisotop. Sediaan radiofarmaka pada umumnya terdiri dari 2
komponen yaitu radioisotop dan bahan pembawa menuju ke organ target.
• Tujuan dari produksi radioisotop adalah menyediakan nuklida radioisotop tertentu
dengan syarat tertentu. Adapun fasilitas produksi radioisotop adalah pemboman target
dengan neutron, pemisahan dari bahan bakar reaktor, dan pemboman dengan partikel.
• Prinsip dasar alat pengukur radiasi adalah detektor/sensor alat tersebut berinteraksi
dengan radiasi sedemikian rupa sehingga respon alat sebanding dengan efek radiasi
atau sebanding dengan sifat radiasi yang diukur.
• Adapun penanganan zat radioaktif meliputi satuan dosis radiasi, keselamatan kerja,
penyimpanan sumber radioaktif, pengurusan sampah radiasi, dosis maksimum yang
diperkenankan baik untuk pekerja maupun non pekerja.

Anda mungkin juga menyukai