Anda di halaman 1dari 11

ANTIMIKROBA

KELOMPOK 4
• Nurrisma
• Ratna Hutagalung
• Mutiya
• Lia Istiani
• Nur Hikmah
• Triyani
• Maria Fransiska
• Puspita
• Tamam
• Irfan Abdul Aziz
LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak. Peresepan
antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang bijak akan meningkatkan kejadian
resistensi.

Di rumah sakit, penggunaan antibiotik yang tidak perlu atau berlebihan mendorong
berkembangnya resistensi dan multipel resisten terhadap bakteri tertentu yang akan menyebar
melalui infeksi silang.

Terdapat hubungan antara penggunaan (atau kesalahan penggunaan) antibiotik dengan


timbulnya resistensi bakteri penyebab infeksi nosokomial.

Penggunaan antibiotik yang terkendali dapat mencegah munculnya resistensi antimikroba dan
menghemat penggunaan antibiotik yang pada akhirnya akan mengurangi beban biaya
perawatan pasien, mempersingkat lama perawatan, penghematan bagi rumah sakit serta
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.

penggunaan antibiotik yang tidak tepat oleh pasien meliputi: ketidak patuhan pada regimen
terapi dan swamedikasi antibiotik dapat memicu terjadinya resistensi
RESISTENSI
Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan
melemahkan daya kerja antibiotik. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa cara,
yaitu:
1)Merusak antibiotik dengan enzim yang diproduksi.
2)Mengubah reseptor titik tangkap antibiotik.
3)Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotik pada sel bakteri.
4)Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan sifat dinding
sel bakteri.
5)Antibiotik masuk kedalam sel bakteri,namun segera dikeluarkan dari dalam
sel melalui mekanisme transport aktif keluar sel
■ Resistensi tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat
diperlambat melalui penggunaan antibiotik yang
bijak. Hal tersebut membutuhkan kebijakan dan
program pengendalian antibiotik yang efektif.

Ada dua strategi pencegahan peningkatan bakteri


resisten:
•1)Untuk selection pressure dapat diatasi melalui penggunaan
antibiotik secara bijak (prudent use of antibiotics).
•2)Untuk penyebaran bakteri resisten melalui plasmid dapat
diatasi dengan meningkatkan ketaatan terhadap prinsip-
prinsip kewaspadaan standar (universal precaution).
SIFAT-SIFAT ANTIBIOTIK AGAR DAPAT MENUNJUKKAN
AKTIVITASNYA SEBAGAI BAKTERISIDA ATAUPUN BAKTERIOSTATIK:

Aktivitas mikrobiologi. Antibiotik harus terikat pada tempat


ikatan spesifiknya (misalnya ribosom atau ikatan penisilin
pada protein).

Kadar antibiotik pada tempat infeksi harus cukup tinggi.


Semakin tinggi kadar antibiotik semakin banyak tempat
ikatannya pada sel bakteri.

Antibiotik harus tetap berada pada tempat ikatannya untuk


waktu yang cukup memadai agar diperoleh efek yang
adekuat.

Kadar hambat minimal. Kadar ini menggambarkan jumlah


minimal obat yang diperlukan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri.
KELOMPOK ANTIBIOTIK BERDASARKAN
SIFAT FARMAKOKINETIKANYA
Time dependent killing Concentration dependent

• Lamanya antibiotik • Semakin tinggi kadar


berada dalam darah antibiotika dalam darah
dalam kadar diatas KHM melampaui KHM maka
sangat penting untuk semakin tinggi pula daya
memperkirakan outcome bunuhnya terhadap
klinik ataupun bakteri.
kesembuhan.
• Contoh: penisilin,
sefalosporin, dan
makrolida.
DAFTAR INTERAKSI OBAT-ANTIBIOTIK
PEMILIHAN JENIS ANTIBIOTIK HARUS
BERDASAR PADA:
■ a.Informasi tentang spektrum kuman penyebab infeksi dan pola
kepekaan kuman terhadap antibiotik.
■ b.Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau perkiraan kuman penyebab
infeksi.
■ c.Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik.
■ d.Melakukan de-eskalasi setelah mempertimbangkan hasil
mikrobiologi dan keadaan klinis pasien serta ketersediaan obat.
■ e.Costeffective: obat di pilih atas dasar yang paling cost effective dan
aman.
PENERAPAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK
DILAKUKAN DENGAN BEBERAPA LANGKAH SEBAGAI BERIKUT:
■ a.Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan terhadap
penggunaan antibiotik secara bijak.
■ b.Meningkatkan ketersediaan dan mutu fasilitas penunjang, dengan
penguatan pada laboratorium hematologi, imunologi, dan mikrobiologi
atau laboratorium lain yang berkaitan dengan penyakit infeksi.
■ c.Menjamin ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten di bidang
infeksi.
■ d.Mengembangkan sistem penanganan penyakit infeksi secara tim
(teamwork).
■ e.Membentuk tim pengendali dan pemantau penggunaan antibiotik
secara bijak yang bersifat multi disiplin.
■ f.Memantau penggunaan antibiotik secara intensif dan
berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai