Anda di halaman 1dari 10

SPSS atau Statistical Package for Social Science, merupakan sebuah program aplikasi yang

memiliki kemampuan analisa statistic cukup tinggi serta system manajemen data pada linkungan
grafis dengan cara pengoperasian yang cukup sederhana sehingga mudah untuk dipahami.
Aplikasi tersebut merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak yang banyka digunakan seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana banyak institusi yang
menginginkan adanya penelitian di berbagai bidang, penelitian yang banyak berhubungan
dengan data-data yang akan diolah menggunakan suatu metode analisis statistic.
Sebenarnya dapat banyak program computer yang biasa digunakan untuk pengelolaan data
statistic, seperti Microstat, SPS, dan lain sebagainya. Akan tetapi, diantara program-program
tersebut, SPSS merupakan program yang paling banyak digunakan oleh mereka yang melakukan
pengolahan data statistic.
Alasan mengapa orang cenderung menggunakan SPSS untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan analisa statistic, mulai dari alasan kemudahan pemakaian sampai fiturnya
yang memang cukup lengkap untuk melakukan sebuah analisis.
SPSS memiliki beberapa fasilitas yang membuat operator mudah untuk mengoperasikan
tersebut. Beberapa fasilitas yang membuat kemudahan pengoperasian tersebut antara lain adanya
data editor, viewer, dan beberapa properties yang memudahkan pengerjaan
Program SPSS menyediakan hampir semua teknik analisa statistik yang dipelajari oleh
mahasiswa di perguruan tinggi. Beberapa teori statistic yang bisa diimplementasikan dalam
program tersebut antara lain statistic deskriptif, parametric atau inferensial, non parametric, dan
lain-lain.
• Statistic deskriptif, seperti mencari nilai sum, average, mean, median, modus, percentile,
quartile, dan sebagainya.
• Statistic model parametric/inferencial, seperti perbandingan rata-rata, anova, korelasi, regresi
linear, dan sebagainya.
• Statistic non parametric, seperti uji Crosstab binomial, chi square, runs, kolmogorov-smilnov,
sign, dan lain sebagainya

MEMULAI SPSS
SPSS adalah software pengelolah data yang penggunaannya sangat tergantung dari penguasaan
materi statistic sekaligus pemahaman perintah- perintah atau menu- menu didalam nya.
Untuk memulai mengaktifkan SPSS for windows anda dapat menggunakan dua cara baik
menggunakan tombol shortcut maupun menggunakan start menu program. Sedangkan jika
menggunakan start menu program, maka dapat digunakan langkah- langkah sebagai berikut :
1. klik meru Start, pilih programs.
2. klik item SPSS for windows.
3. pilih SPSS for windows dan kemudian akan muncul gambar seperti berikut.

Dalam tampilan tersebut ada dua jendela atau windows. Yang pertama adalah SPSS data editor
dan yang kedua adalah beberapa menu pilihan yang dapat digunakan dalam analisis lebih lanjut
yang berkaitan dengan manajemen data.
Menu/fungsi windows SPSS
Menu utama SPSS yang pada data editor bisa dilihat seperti tampilan pada gambar.

1. Jika anda baru pertama kali masuk, klik tombol Cancel pada kotak dialog supaya langsung
masuk ke data editor seperti pada gambar 1.4. Perhatikan bahwa data editor menyerupai tampilan
pada Microsoft Excel yang digunakan untuk pengolahan angka.
2. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa data editor merupakan jendela yang digunakan
untuk pengolahan data yang ada, seperti pada aplikasi-aplikasi spreadsheet untuk memudahkan
dalam mendefinisikan, memasukkan, serta mengedit dan menampilkan data.
3. Dari tampilan di atas terlihat bahwa jendela SPSS 16 terdiri atas beberapa hal berikut.
• Menu Bar: menu pull down yang digunakan untuk memberikan perintah-perintah dalam SPSS.
• Tool bar: tombol cepat untuk memberikan perintah-perintah SPSS.
• Kolom variabel: digunakan untuk mengisikan nama variabel dari data-data yang akan diolah.
• Nomor baris: terdiri atas nomor 1 dan seterusnya sesuai yang menunjukkan nomor baris data.
• Sel data editor: perpotongan antara baris dan kolom yang digunakan untuk mengisikan data.
• Data view: tab yang digunakan melihat table dalam mode tampilan data.
• Variabel view: untuk melihat jenis variabel yang ada pada table dan mengatur variabel-variabel
tersebut lengkap dengan properties pengaturannya.
4. Beberapa menu utama yang penting pada data editor di atas yang digunakan pada aplikasi
SPSS antara lain sebagai berikut:

• File, berisi fasilitas pengelolaan atau manajemen data dan file.


• Edit, digunakan untuk memilih perintah-perintah yang membantu langkah pengeditan data.
• View, digunakan untuk memilih perintah-perintah yang berhubungan dengan melihat data.
• Data, untuk mendefinisikan dan mengatur variabel serta data.
• Transform, digunakan untuk memanipulasi data.
• Analyze, digunakan untuk menganalisis data
• Graph, digunakan untuk memvisualkan data.
• Utilities, digunakan berkaitan dengan utilitas dalam SPSS.
• Add-ons yang merupakan menu utama baru pada SPSS ini menyajikan beberapa submenu Add-
ons, merupakan menu utama yang menawarkan pelayanan SPSS lewat website.
• Window, menu ini memberikan informasi window yang sedang aktif. pada nomor 2
menandakan bahwa Misal pada window yang sedang aktif adalah window SPSS Data Editor
dengan nama file *Cars.sav. Jika ingin membuka window SPSS Viewer, arahkan kursor dan klik
pada nomor 1 Output 1 [Document1]-SPSS Viewer, maka secara otomatis muncul window SPSS
Viewer.
• Help, menu yang memuat 9 submenu ini memberikan bantuan informasi tentang topik-topik
SPSS (topics) ataupun dalam bentuk tutorial (tutorial). Tampilan submenu dari menu utama Help

Mengakhiri Windows SPSS


Untuk Mengakhiri Windows SPSS maka klik tanda X atau Close maka windows SPSS akan
berakhir.
Metode penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif menggambarkan satu atau lebih variabel tanpa menganalisis
pengaruh atau hubungan di antara variable (Aggarwal & Ranganathan, 2019).
Metode penelitian deskriptif dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
i. Kasus kontrol

Pengumpulan informasi dilakukan dengan mengikuti perkembangan sampel yang terpapar


dalam kurun waktu tertentu (Awaisu, et al., 2019). Dalam kasus kontrol sampel dibagi menjadi
dua kelompok yang memiliki paparan yang sama namun satu kelompok dengan hasil yang
menarik (terjadi perubahan) dan kelompok lainnya dengan hasil yang tidak menarik (tidak terjadi
perubahan). Kelompok pertama disebut kelompok kasus dan kelompok kedua disebut juga
kelompok kontrol.

ii. Potong lintang (cross sectional study)

Studi potong lintang melibatkan pengumpulan informasi tentang satu atau lebih variabel,
pengumpulan informasi dilakukan dalam waktu bersamaan. Potong lintang dapat memberikan
gambaran mengenai frekuensi karakteristik. Jenis studi ini merupakan studi yang sederhana dan
tidak memerlukan biaya yang banyak. Dalam penelitian kesehatan umumnya studi ini digunakan
untuk menentukan prevalensi.
iii. Studi ekologi

Penelitian ini bertujuan mencari korelasi antara paparan dan hasil pada sebuah populasi.
Hal ini bermanfaat untuk melihat perbedaan keterpaparan antar kelompok.
Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan memprediksi hasil berdasarkan data berupa
angka yang diperoleh dari sampel (Howlett, 2013). Penelitian dengan menggunakan pendekatan
ini berlandaskan kepercayaan akan adanya pola dalam sebuah populasi yang dapat diukur.
Pendekatan kuatitatif merupakan usaha menggambarkan situasi saat penelitian dilakukan (Paul
Vogt, 2016).
Pengumpulan data
Survei daring digunakan dalam pengumpulan data. Survei ini disebarkan melalui
berbagai media elektronik. Sifat survei ini fleksibel sehingga memudahkan proses pengumpulan,
pengambilan dan analisis data. Penyebaran survei daring lebih luas dibandingkan luring, survei
dapat disebarkan melalui website, media sosial, koran maupun majalah digital sehingga dapat
menjangkau populasi yang luas. Namun pelaksanaan survei daring memiliki kelemahan, antara
lain : keterbatasan akses terhadap jaringan, keterbatasan pengetahuan tentang daring (terutama
untuk responden dengan tingkat pendidikan rendah dan responden dengan usia lanjut) (Tanner,
2018).
Pengambilan sampel adalah proses pemilihan perwakilan populasi (sampel) secara
statistik sehingga dapat menggambarkan populasi secara keseluruhan (Majid, 2018). Menurut
(Banerjee & Chaudhury, 2010) metode pengambilan sampel terbagi menjadi yaitu :
a. Pengambilan sampel non acak
i. Purposive sampling : sampel ditentukan oleh orang yang mengenal populasi yang akan
diteliti.
ii. Accidental sampling : pemilihan sampel berdasarkan kedekatan tertentu kepada peneliti
seperti lebih mudah dijangkau, lebih dekat secara geografis, ketersediaan untuk waktu
tertentu, kesediaan untuk berpartisipasi. Sampel tidak terencana dan penggambaran hasil
dari pengumpulan data tersebut tidak didasarkan pada metode yang baku (Etikan, 2016).
iii. Quota sampling : sampel yang diambil ditentukan oleh peneliti dan dihentikan setelah
memenuhi jumlah sampel yang diperlukan.
iv. Snowball sampling : adanya jaringan sangat berpengaruh pada penarikan sampel ini.
Teknik ini dapat digunakan pada penelitian berbasis komunitas karena memiliki sistem
jaringan. Hal ini membantu peneliti mendapatkan akses yang lebih luas ke dalam
populasi (Naderifar, et al.,2017)

Kuesioner merupakan instrumen penelitian yang sudah umum digunakan. Instrumen ini
memiliki kelebihan yaitu mudah mengumpulkan informasi dari banyak sampel dalam jangka
waktu tertentu. Dalam penggunaan kuesioner diperlukan desain yang sesuai sehingga hasil yang
didapatkan dapat diinterpretasikan untuk menarik kesimpulan dari sebuah penelitian. Kuesioner
harus mengandung instruksi yang jelas serta mengikuti urutan yang logis untuk menghindari
kesalahan responden dalam proses pengisian (Jenn, 2006).
Kuesioner yang baik memiliki ciri sebagai berikut :
a. Valid
Setiap pertanyaan pada kuesioner harus mewakili hal yang ingin dicapai dengan penggunaan
kalimat yang mudah dipahami oleh responden. Validitas kuesioner harus ditinjau oleh ahli
konten. Setiap pertanyaan yang tidak atau kurang valid menurut ahli konten harus ditinjau
kembali.
b. Reliabel
Kuesioner yang reliabel menghasilkan jawaban yang sama dari responden walaupun
pertanyaan diajukan berulang kali. Reliabilitas kuesioner berbanding lurus dengan konsistensi
jawaban yang dihasilkan.
c. Menarik
Kuesioner yang menarik meningkatkan kemauan responden untuk memberikan tanggapan.
Hal ini menuntut peneliti untuk memikirkan pertanyaan yang relevan dengan responden dan
urutan yang logis dalam pertanyaan.
d. Ringkas
Pertanyaan yang diajukan dalam sebuah kuesioner merupakan pertanyaan yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian harus sudah diputuskan sebelum kuesioner disusun
sehingga data yang diminta kepada responden merupakan data yang diperlukan saja.
Dalam penyusunan kuesioner peneliti perlu memperhatikan :
a. Jenis pertanyaan

Pertanyaan dalam kuesioner terbagi menjadi dua jenis yaitu, pertanyaan terbuka (open ended
question) dan pertanyaan tertutup (closed ended question). Pertanyaan tertutup memberikan
pilihan jawaban sesuai list kepada responden, respoden dapat memilih satu atau lebih jawaban
yang tersedia. Pertanyaan tertutup mempermudah proses penarikan hasil dari sebuah penelitian
karena ruang lingkup yang lebih terbatas dibandingkan pertanyaan terbuka. Sebaliknya
pertanyaan terbuka membebaskan responden untuk memberikan jawaban tanpa batasan.
Pertanyaan terbuka menghasilkan data yang lebih tepat namun proses pengolahan data yang
lebih sulit.
b. Pilihan jawaban

Pilihan jawaban yang digunakan dibuat selengkap mungkin sehingga memberi peluang bagi
responden untuk memilih jawaban yang sesuai.
c. Penyaringan pertanyaan

Kuesioner dapat terbagi menjadi beberapa seksi sesuai kebutuhan variabel penelitian.
Terkadang tidak semua seksi perlu dijawab oleh responden maka diperlukan penyaringan dalam
pertanyaan.
d. Urutan pertanyaan

Pertanyaan disusun berdasarkan urutan logis, dimulai dari pertanyaan sederhana lalu diikuti
pertanyaan yang lebih komplek.
e. Pertanyaan ganda

Kuesioner dengan pertanyaan ganda di dalam satu nomor menyebabkan kesulitan dalam
menginterpretasi data maka hal ini perlu dihindari.
f. Kejelasan pertanyaan

Spesifik dalam bertanya merupakan hal yang penting. Pertanyaan yang tidak spesifik seperti
penggunaan kata sering, selalu, kadang dapat membuat hasil yang berbeda pada setiap
responden, maka hal ini harus dihindari. Pertanyaan singkat dengan maksimal 20 kata pada
setiap pertanyaan lebih disarankan.

a. Uji Validitas
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau
relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert
judgement (penilaian ahli). Validitas isi atau content validity memastikan bahwa pengukuran
memasukkan sekumpulan item yang memadai dan mewakili yang mengungkap konsep. Semakin
item skala mencerminkan kawasan atau keseluruh konsep yang diukur, semakin besar validitas
isi. Atau dengan kata lain, validitas isi merupakan fungsi seberapa baik dimensi dan elemen
sebuah konsep yang telah digambarkan (Sekaran, 2006).
Uji coba kuesioner kepada responden dilakukan setelah pengujian validitas isi. Kegiatan ini
bertujuan mengetes pemahaman responden terhadap pertanyaan dan jawaban yang disiapkan
oleh peneliti sesuai dengan maksud penelitian. Tes uji coba merupakan sarana untuk
mengindentifikasi masalah dalam kuesioner seperti kesalahan pemilihan kata, ambigu, kesalahan
pilihan jawaban dan kesalahan lainnya. Pada uji coba ini populasi atau subpopulasi yang
digunakan berbeda dengan populasi dalam penelitian. Jumlah responden dalam tes uji coba
idealnya 30 partisipan. Hasil uji coba ini dianalisis dengan SPSS dan dibandingkan hasilnya
dengan nilai pada R tabel (Perneger, et al., 2015).
b. Uji Reliabilitas
Nilai reliabilitas merupakan konsistensi dari sebuah pertanyaan dalam kuesioner. Dalam uji
ini, kuesioner dapat digunakan apabila hasil jawaban tidak menyimpang jauh dari jawaban rata
rata yang diberikan oleh responden.
c. Analisis data
Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan variabel penelitian secara tunggal.
Variabel penelitian dianalisis dalam bentuk nominal maupun kategorik. Selain berbentuk tabel
hasil analisis dapat ditampilkan dalam bentuk diagram. Diagram pie dapat digunakan untuk
menggambarkan proporsi pada skala nominal. Skala ordinal digambarkan dengan menggunakan
diagram batang sedangkan histogram digunakan untuk data yang berkelanjutan (Canova, et al.,
2017).
Pengukuran dalam deskripsi dibagi menjadi tiga kategori yaitu pengukuran frekuensi
(persentase dan frekuensi), pengukuran tendensi sentral (mean, median dan modus) dan
pengukuran variasi (standar deviasi,variasi, standar error, range, koefisien variasi). Dalam proses
analisis sentral tendensi merupakan langkah pertama yang menjadi dasar analisis lanjutan.
Pada penelitian dengan total sampel 100 atau lebih dilakukan pengukuran normalitas data.
Normalitas data berkaitan erat dengan cara menampilkan rerata. Data yang terdistribusi normal
dapat menggunakan mean sebagai rerata namun pada data yang tidak terdistribusi normal
digunakan median sebagai rerata (Mishra et al., 2019).
Cross sectional adalah pengumpulan informasi dalam satu waktu (Neuman, 2014).

Kuesioner ini merupakan pertanyaan tertutup dan beberapa pertanyaan terbuka sebagai
pelengkap. Pertanyaan tertutup (closed ended question) dipilih untuk mempermudah responden
menjawab dan mempermudah peneliti untuk menarik kesimpulan deskriptif.

Skala yang digunakan adalah skala guttman. Guttman membagi jawaban menjadi
dua (dikotomi) dengan pilihan jawaban iya dan tidak. Pertanyaan tertutup memiliki kelemahan
tidak dapat mengakomodir opini lainnya dari responden, maka ditambahkan beberapa pertanyaan
terbuka (opened ended question) pada kuesioner ini (Neuman, 2014).

Uji validitas dan reliabilitas diperlukan untuk mengetahui bahwa kuesioner yang
digunakan mampu mengukur variabel penelitian dengan baik (Notoatmodjo, 2012).

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat validitas atau kesahihan
sesuatu instrument. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2006).

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
tersebut tetap konsisten atau sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pertanyaan yang sudah valid dilakukan uji
reliabilitas dengan cara membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil adalah alfa yang
terletak di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) sehingga item kuesioner dikatakan
valid jika r alpha lebih besar dari konstanta (0,6), maka pertanyaan tersebut reliabel. Teknik uji
reliabilitas yang digunakan dengan koefisien Realibitas Alpha Cronbach. Disebutkan oleh Putra
dkk (2014), kriteria reliabilitas sebagai berikut:

Endemik - menggambarkan penyakit yang hadir secara permanen di suatu wilayah atau populasi
Epidemi - adalah wabah yang menyerang banyak orang pada satu waktu dan dapat menyebar
melalui satu atau beberapa komunitas
Pandemi - adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan epidemi ketika
penyebarannya global.

Kondisi endemik muncul pada tingkat yang cukup stabil dan dapat diprediksi di antara
sekelompok orang — jumlah kasus yang diamati kira-kira sama dengan jumlah yang diharapkan.
Kelompok orang mungkin semua penduduk kota atau kabupaten, atau daerah yang lebih besar
seperti negara atau benua. Contohnya termasuk malaria di Afrika, coccidioidomycosis di barat
daya Amerika Serikat dan Meksiko utara, demam berdarah di daerah tropis dan subtropis, dan
hepatitis B di seluruh dunia, meskipun angka tersebut lebih tinggi di Asia dan Afrika
(endemisitas tinggi) daripada di Eropa dan Amerika Utara (endemisitas rendah)

Epidemi adalah wabah yang menyebar di wilayah geografis yang lebih luas. Contohnya
termasuk virus Zika, dimulai di Brasil pada tahun 2014 dan menyebar ke sebagian besar
Amerika Latin dan Karibia; wabah Ebola 2014-2016 di Afrika Barat, yang cukup besar untuk
dianggap sebagai epidemi; dan krisis opioid AS.
Epidemi yang menyebar secara global adalah pandemi. Influenza Spanyol tahun 1918, yang
menginfeksi lebih dari sepertiga populasi dunia dan menewaskan sekitar 50 juta orang, adalah
contoh paling terkenal. Telah ada beberapa pandemi influenza sejak 1918 — pada 1957 dan
1968, serta H1N1 pada 2009. Contoh lain termasuk wabah pes (Kematian Hitam) pada abad ke-
14, virus sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2003, dan HIV / AIDS.

Di tengah masa pandemi yang masih berlangsung dan dimulainya New Normal, masyarakat
dituntut untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dalam beraktivitas sehari-hari. Hal ini
mengubah hampir sebagian aspek dan tatanan dalam masyarakat sehingga adaptasi sangat
diperlukan. Banyak dari masyarakat yang merasa terbebani akan hal itu karena akan membatasi
mereka dalam menampilkan diri, mengembangkan bakat, dan bahkan membatasi penghasilan
mereka. Sehingga dengan berbagai alasan tersebut mereka menolak mengikuti protokol New
Normal dan menganggap New Normal berarti kembali seperti normal. Perspektif masyarakat
mengenai pengertian New Normal dan cara menerapkannya yang terkadang belum tepat akan
menyulitkan upaya pencegahan penyebaran kasus COVID-19. Oleh karena itu, kami
mengadakan program KKN berupa WEBINAR, seminar edukasi daring yang praktis tanpa harus
mengumpulkan kerumunan orang di lapangan. WEBINAR ini bertujuan untuk meluruskan
perspektif masyarakat mengenai New normal dan cara adaptasi yang benar. Selain itu,
WEBINAR ini juga mengenai cara untuk mengembangkan diri dan menciptakan inovasi di masa
pandemi, menghingat terdapat pembatasan sosial, komunikasi, dan transportasi. WEBINAR
diadakan secara daring dengan menggunakan platform meeting Zoom dan dilaksanakan pda
tanggal 18 Juni 2020 pukul 19.00 WIB dengan pemateri yaitu Kak Ayu Tarantika Indreswari.,
S.Farm., Apt. WEBINAR diikuti 118 peserta dari berbagai kota, dan didominasi oleh remaja.
Diharapkan dengan adanya WEBINAR berikut, akan meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat dalam menerapkan New Normal tanpa membatasi untuk tetap tampil cantik, tetap
sehat, dan tetap berinovasi. Tentunya, penerapan New Normal yang benar akan membantu
mencegah penyebaran COVID-19.

New Normal adalah adaptasi kebiasaan baru, artinya beraktivitas dengan menerapkan protocol
kesehatan (memakai masker, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan lain-lain).
Diberlakukannya adaptasi kebiasaan baru namun peningkatan kasus positif tetap tinggi, bahkan
lebih besar dari sebelumnya membuktikan bahwa masih banyak orang yang tidak mematuhi
protocol kesehatan. Hal inilah yang mendasari kami untuk menemukan cara agar dapat memberi
edukasi kepada masyarakat namun tidak dengan cara mengumpulkan banyak orang

Saat ini, berbagai upaya sedang dilakukan oleh pemerintah untuk merancang kemungkinan
pembukaan lockdown secara strategis agar laju penularan COVID-19 juga tidak dipercepat. Pada
tanggal 15 April, MO-HFW telah menyatakan bahwa tergantung pada jumlah kasus yang ada
dan baru serta tingkat penularan COVID-19, distrik di India dikelompokkan menjadi tiga jenis
zona (merah, oranye, dan hijau). Zona merah memiliki situasi pandemi dengan jumlah kasus
yang banyak dan tingkat penularan yang tinggi, zona oranye memiliki situasi yang relatif
terkendali dengan sedikit kasus dan zona hijau tidak ada kasus dalam 21 hari terakhir. Artinya,
zona bebas infeksi dianggap sebagai zona hijau, zona di mana infeksi pada tahap awal dianggap
sebagai zona oranye dan zona yang sangat terkontaminasi dianggap sebagai zona merah. Selain
itu, daftar zona tersebut akan diperbarui berdasarkan masa inkubasi COVID-19 dengan cara
sebagai berikut, zona merah akan ditandai sebagai zona oranye jika tidak ada kasus COVID-19
yang dilaporkan selama dua minggu, dan lagi, jika tidak ada kasus yang dilaporkan untuk dua
minggu ke depan, distrik zona oranye akan menjadi zona hijau [

Zona merah memiliki situasi pandemi dengan tingkat penularan yang tinggi dan jumlah kasus
yang banyak, zona oranye memiliki situasi yang relatif terkendali dengan sedikit kasus dan zona
hijau tidak ada kasus dalam 21 hari terakhir. Artinya, zona bebas infeksi dianggap sebagai zona
hijau, zona di mana infeksi pada tahap awal dianggap sebagai zona oranye dan zona yang sangat
terkontaminasi dianggap sebagai zona merah. Selain itu, daftar zona tersebut akan diperbarui
berdasarkan masa inkubasi COVID-19 dengan cara sebagai berikut, zona merah akan ditandai
sebagai zona oranye jika tidak ada kasus COVID-19 yang dilaporkan selama dua minggu, dan
lagi, jika tidak ada kasus yang dilaporkan untuk dua minggu ke depan, distrik zona oranye akan
menjadi zona hijau

Tingkat Capaian Responden (TCR) = %100xMaksimalIdealSkorrataRata−Mean = 92,071 Skor


Ideal Mak. = 103 Minat Belajar = I.FJFK 100% = 89,389%

Menghitung nilai Tingkat Capaian Responden (TCR) masing-masing kategori dari data
deskriptif variabel. Rumus yang digunakan yaitu (Riduwan, 2006:88) :
%100xnRsTCR=Keterangan : TCR =Tingkat Capaian Responden Rs = Rata-rata skor jawaban
responden n = Nilai skor jawaban Kriteria interpretasi skor untuk Tingkat Capaian Responden
(TCR) adalah sebagai berikut: Tabel 6. Rentang Skala TCRNoAngka Keterangan 100% -
20%Sangat Lemah2 21% - 40% Lemah 341%-60%Cukup4 61% - 80% Kuat 5 81% -
100%Sangat Kuat Sumber: Riduwan(2006:88)
Etika Penelitian Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia,
maka segi etika penelitian harus di perhatikan, yang meliputi:
251.Informed consent (Lembar persetujuan) Informed consent merupakan bentuk persetujuan
diantara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan
untuk menjadi responden. Tujuan Informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak responden. 2.Annonimity (kerahasiaan nama) Masalah etika keperawatan
merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3.Confidentiality (Kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Alimul, 2007)

Analisis data yang dilakukan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 for
windows, Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows versi 16.0, untuk
variable jenis kelamin dan pendidikan menggunakan distribusi frekuensi. Sedangkan untuk
variable umur, menggunakan deskripsi tendensi sentral mean, std.deviasi, minimum, maximum.
Untuk pertanyaan adaptif jawaban ‘Ya’ diberi skor 1 dan untuk jawaban ‘Tidak’ diberi skor 0.
Sedangkan pertanyaan maladaptif jawaban ‘Ya’ diberi skor 0 dan untuk jawaban ‘Tidak’ diberi
skor 1. Pada variabel mekanisme koping karena variabel berbentuk numeric maka dilakukan uji
kenormalan data dengan Shapiro Wilk. Hasil uji kenormalan didapatkan nilai p sebesar 0,000
yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dinyatakan tidak berdistribusi normal maka untuk
pengkatagorian data dinyatakan adaptif jika jumlah skor ≥ median dan untuk kategori maladaptif
jika jumlah skor < median

Anda mungkin juga menyukai