Anda di halaman 1dari 28

Radiofarmaka

• Gabungan dari radioisotop dan senyawa / zat

pembawa.

• Hampir semua radiofarmaka merupakan senyawa

organik atau an-organik sederhana yang memiliki


komposisi tertentu.
Produksi sediaan radiofarmaka dapat
diklasifikasikan menjadi 4 :

 Radioisotop primer medikal

Diproduksi dengan cara mengiradiasi atom


sasaran dalam reaktor nuklir atau dalam
siklotron
 Senyawa bertanda medikal

Senyawa yang salah satu atau lebih dari


atom atau gugusnya digantikan dengan
atom unsur radioisotop
 Generator radioisotop

Suatu sistem yang terdiri dua macam radioisotop


yaitu radioisotop induk dan radioisotop anak yang
keduanya membentuk pasangan kesetimbangan
radioaktif.
 Kit radiofarmaka

Sediaan non-radioaktif yang terdiri dari beberapa


senyawa kimia yang akan ditandai dengan
radioisotop untuk menjadi sediaan radiofarmaka.
 Radioisotop yang paling banyak digunakan adalah

Technitium -99m (Tc-99m) karena punya


beberapa kelebihan, yaitu :
- Waktu Paruh pendek (6,03 jam)
- Memancarkan gamma murni dengan energi 140
kev
- Mempunyai tingkat valensi 1 sampai 7 sehingga
mudah bereaksi dengan senyawa lain.
Mekanisme penempatan radiofarmaka dalam
tubuh adalah :
 Active transport
Secara aktif sel-sel organ tubuh, memindahkan radiofarmaka
dari darah ke dalam organ tertentu, selanjutnya mengikuti
proses metabolisme atau dikeluarkan dari tubuh pemeriksaan
ginjal.

 Phogocytosis
Beberapa Radionuklida seperti Tc-99m, In-113m atau Au-198
jika diikat oleh pembawa materi berbentuk”koloid” maka
radiofarmaka ini akan difagosit oleh tubuh. Bila radiofarmaka
ini disuntikkan secara Intra Vena maka dapat memeriksa
scanning liver, limpa, dan sumsum tulang, jika disuntikkan
secara subcutan untuk memeriksa kelenjar getah bening.
 Cell Sequestration (pengasingan sel)
Sel darah merah yang ditandai Cr-51 dan dipanaskan
50 derajat celcius selama 1 menit, lalu dimasukkan ke
tubuh penderita secara intravena maka akan
diasingkan ke limpa untuk pemeriksaan scanning
limpa.
 Capillary Blockage (Penghalang Kapiler)
Bila pembawa materi berbentuk makrokoloid
(dengan ukuran 20-30 mikron) dan disuntikkan
secara intravena maka akan menjadi penghalang
kapiler di paru-paru. Contoh ; Tc-99m MAA untuk
scanning perfusi hati
 Simple or Exchanged Diffusion (pertukaran difus)

Radiofarmaka tersebut akan saling bertukar tempat dengan


senyawa yang sama dari organ tubuh.
 CompartmentalLocalization (kompartemental)

Bila radiofarmaka dapat menggambarkan blood pool


karena keberadaannya yang cukup lama dalam darah maka
ikatan ini dapat dipakai untuk scanning jantung dan
plasenta (ventrikulografi dan placentografi).
Radioaktif Zat Pembawa Aktivitas Pemeriksaan

Tc-99m MDP (Methyline Diphosponate) 10 – 20 mCi Bone Scan

Tc-99m DTPA (Dimethyl Talamine Petacid Acid 3 mCi GFR, Renogram

Tc-99m DMSA (Dimecarpo Suseini Acid) 5 mCi Parenkim ( Ginjal)

Tc-99m MAA (Metaxo Isobutil Isonitril) 5 mCi Perfusi ( Paru paru)

Tc-99m MIBI (Metaxo Isobutyl Isonitril) 15 – 20 mCi Scinti Mamae

Tc-99m HMPAO (Hexa Methyl Propiline Amin Oxim) 20 mCi Otak


SIFAT-SIFAT RADIOFARMAKA

1. Pemancar gamma murni

2. 100 keV < energi gamma < 250 keV

3. Waktu paruh efektif = 1.5 x lamanya

pemeriksaan.

4. Target menuju non-target dengan ratio tinggi.

5. Dosis radiasi yang diterima pasien dan petugas

kedokteran nuklir minimal.


6. Keselamatan pasien

7. Reaktivitas kimia

8. Tidak mahal dan tersedia dengan mudah.

9. Penyiapan serta kendali kualitasnya sederhana

jika dibuat ditempat (rumah sakit).


1. Pemancar gamma murni

Radiasi yang mempunyai daya tembus rendah, seperti


partikel alfa dan beta tidak dianjurkan karena:

 Linear energy transfer (LET) tinggi, fraksi energi yang

didepositkan per cm jarak tempuh sangat tinggi, yang


mengakibatkan absorpsi kuantitatif di dalam tubuh.

 Sedikit partikel yang sampai ke detektor, sehingga

partikel alfa dan beta tidak memberikan citra. Partikel


dengan LET yang tinggi mengakibatkan dosis radiasi
sangat significant terhadap pasien.
2. 100 keV < energi gamma < 250 keV

 Umumnya peralatan “imaging” (kamera gamma) didisain

berfungsi dengan baik dengan memberikan kualitas citra

(image) optimal di daerah rentang energi ini. Meskipun

demikian ada juga radionuklida tertentu yang memiliki energi

sinar gamma dibawah 100 keV atau diatas 250 keV telah umum

digunakan secara klinis.

 Misalnya, 201 Tl dan 133 Xe memancarkan foton dengan energi

kira-kira 70-80 keV, sedangkan 67 Ga dan 131 I memancarkan

foton dengan energi masing-masing 300 dan 364.5 keV.


3. Waktu paruh efektif = 1.5 x lamanya
pemeriksaan
• Batasan waktu ini memberikan kesepakatan yang baik antara

keinginan untuk meminimalkan dosis terhadap pasien dan


memaksimalkan dosis yang diinjeksikan agar statistik
pencacahan dan kualitas citra optimal. Perkecualian untuk 133
Xe atau gas mulia yang lain yang di-gunakan untuk ventilation
study.

• Selain diinginkan harus memberikan citra yang baik,

radiofarmaka harus bisa dikeluarkan dari tubuh secara


kuantitatif dalam beberapa menit setelah diagnosa selesai.
 Kebanyakan radiofarmaka menunjuk-kan pola
“clearance” eksponensial sehingga waktu paruh
efektinya cukup panjang (dalam hitungan jam atau
hari bukan detik atau menit).

 Hubungan antara waktu paruh efektif, waktu paruh

biologis, dan waktu paruh fisis dinyatakan dengan


persamaan berikut:
4. Target to non-target ratio tinggi

 Jika ratio ini tidak cukup tinggi maka hasil scan

menunjukkan adanya nondiagnostic scan” dan hal


ini akan menyulitkan atau tidak memungkinkan
untuk membedakan organ yang berkelainan.
5. Dosimetri Radiasi Internal

 Dosimetri radiasi baik terhadap pasien maupun petugas

kedokteran nuklir memerlukan perhatian khusus, terutama


dalam memenuhi persyaratan sesuai dengan panduan
ALARA (As Low As Reasonably Achievable). Konsep
ALARA didasarkan terhadap upaya memperta-hankan
dosis radiasi serendah mungkin yang dapat dicapai.
Dengan konsep ini telah dapat diimplementasikan
pengurangan menyeluruh dosis terhadap pekerja radiasi.
6. Keselamatan pasien

 Radiofarmaka tidak meracuni pasien.


 Setelah pasien diinjeksi dengan radiofarmaka maka
jarum suntiknya dibuang ke limbah radioaktif
7.Reaktivitas Kimia

 Salah satu ciri khas yang membuat Tc 99M sebagai


radioisotop ideal untuk sidik diagnosa adalah
kemampuannya untuk terikat dengan mudah terhadap
berbagai jenis senyawa dalam kondisi fisiologis, mulai
dari molekul yang sederhana, seperti pyrophosphate
sampai sejenis gula seperti glucoheptonat; dari peptida
sampai antibodi; dari koloid yang tidak larut sampai dan
makroaggregat sampai antibiotik and molekul komplek
yang lain.
8. Tidak mahal dan tersedia dengan mudah

 Radiofarmaka harus stabil baik sebelum dan sesudah proses


penandaan ( pre- and post-reconstitution). Apabila suatu
senyawa tertentu memperlihatkan kinerja yang baik untuk
suatu prosedur tertentu, dan hanya tersedia di suatu rumah
sakit besar, maka penggunaanya dengan jelas akan sangat
terbatas. Karena itu dengan melihat kondisi ekonomi dewasa
ini, maka radiofarmaka yang sangat mahal tentu
penggunaanya akan terbatas dan tidak populer, apalagi bila
ada metoda alternatif yang lebih murah.
9. Penyiapan serta kendali kualitasnya sederhana
jika dibuat ditempat (rumah sakit)

 Penyiapan suatu obat tentu harus sederhana


dengan tahapan pengerjaan yang relatif sedikit.
Prosedur dengan tahapan lebih dari tiga tahap
umumnya tidak memenuhi persyaratan ini.
Disamping itu tidak diperlukan suatu peralatan
yang rumit dan tidak ada tahap dengan waktu
pengerjaan yang lama.
Penampang Generator Tc 99m

Penampang luar Penampang dalam


Generator 99m Tc Generator Tc 99m
Salah 1 co/ Radionuklida 99mTc
 99mTc
diperoleh dari hasil pemerahan generator Mo
(Molibdenum) yaitu dengan 3 cara yaitu :
1. Sublimasi
2. Solvent Extraction
3. Chromatography paling sering digunakan.
Karena :
 Mudah dioperasikan dan sederhana
 Effisiensi pemisahan tinggi
 Kemurnian radiokimia dan radionuklida yang tinggi
 Risiko/kemungkinan kontaminasi mikroorganisme
rendah karena sistem tertutup.
Tempat penyimpanan Tempat pembuatan
Generator 99m Tc Radiofarmaka.
Dose Kalibrator Kelengkapan di Hot Lab
Shoe Cover

LEAD PLATE
LEAD Brick

Eyes Protector
APRON
Half APRON
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai