Anda di halaman 1dari 36

Prinsip Pembentukan

Gambar dan Instrumentasi


PET dan SPECT

Oleh :
Yeti Kartikasari, ST, M.Kes
Kedokteran Nuklir
Ilmu kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang
menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari inti
radionuklida buatan

Tujuan Kedokteran Nuklir


1. Diagnostik
2. Terapi
3. Penelitian
Teknik diagnostik dengan kedokteran nuklir yang banyak dipakai
dalam dunia kedokteran antara lain menggunakan pencitraan
medis PET (positron emission tomography), MRI (magnetic
resonance imaging), SPECT (single photon emission computed
tomography), dan nano scan-Pet
Prosedur Pemeriksaan Kedokteran
Nuklir
1. Radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien
secara inhalasi melalui jalan pernafasan atau injeksi (studi
in vivo)

2. Radioisotop hanya direaksikan dengan bahan biologik


(darah, urine, cairan serebrospinal) yang diambil dari
tubuh pasien (studi in vitro).
Pada Studi in Vitro dapat diperiksa dengan:

• Dari tubuh pasien diambil sejumlah tertentu bahan biologik


(misalnya 1 ml darah)

• Biasanya digunakan untuk mengetahui kandungan zat tertentu


dalam tubuh misalnya hormon insulin atau tiroksin.
• Radioisotop yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien pada
studi in vivo dan bisa disebut radiofarmaka itu pada umumnya
terdiri dari dua komponen yaitu isotop radioaktifnya sendiri
dan senyawa pembawanya. Radiasi yang dipancarkan oleh
radioisotop itulah yang membuat suatu radiofarmaka dapat
dideteksi dan diketahui lokasinya, sedang senyawa pembawa
menentukan tempat akumulasi radiofarmaka tersebut.
Pada Studi in Vivo dapat diperiksa dengan :

1. Membuat citra (gambar) organ atau bagian tubuh yang mengakumulasikan


radioisotop tersebut dengan peralatan kamera gamma atau kamera positron (imaging
technique).

2. Menghitung aktivitas yang terdapat pada organ atau bagian tubuh yang
mengakumulasikan radiosiotop dengan menempatkan detektor radiasi gamma di atas
organ atau bagian tubuh yang diperiksa (external counting technique).

3. Menghitung aktivitas radioisotop yang terdapat dalam contoh bahan biologik yang
diambil dari tubuh pasien dengan menggunakan pencacah gamma (gamma counters)
berbentuk sumur (sample counting technique).
Bagaimanakah Radiofarmaka yang Ideal?

1. Mempunyai waktu paruh pendek

2. Stabil dalam bentuk senyawa

3. Mempunyai distribusi in vivo yang optimum

4. Memenuhi persyaratan farmasetikal pada umumnya (steril,


apyrogen, non-toksik)
PET DAN SPECT
SPECT (Single Photon Emission Computed
Tomography )

SPECT menghasilkan gambar yang mirip dengan CT atau MRI di


komputer itu menciptakan irisan tipis melalui organ tertentu.

Teknik pencitraan ini telah terbukti sangat bermanfaat untuk


menggambarkan lesi-lesi kecil didalam jaringan, dan dapat digunakan
hampir di semua struktur atau organ, penggunaan SPECT yang paling
umum termasuk perfusi jantung, otak, hati dan tulang.
• Citra proyeksi planar standar diperoleh dari putaran 180° (umumnya
SPECT untuk jantung) dan 360° (untuk SPECT bukan jantung).
Umumnya SPECT menggunakan satu atau lebih head/kepala sintilasi
kamera yang bergerak mengelilingi pasien.

• Pencitraan fungsional otak dengan tomografi emisi foton tunggal yang


memungkinkan gambar tiga dimensi dari aliran darah serebral yang
berasal dari data dua dimensi. SPECT membentuk citra transversal
distribusi nuklida pemancar sinar x atau gamma dalam pasien
Cara Kerja SPECT

• SPECT memindai mengintegrasikan dua teknologi untuk melihat


tubuh: computed tomography (CT) dan bahan radioaktif (tracer).

• Sebelum SPECT pemindaian, pasien akan disuntik dengan zat


kimia yang radiolabled

• Komputer mengumpulkan informasi yang dipancarkan oleh sinar


gamma dan menerjemahkannya ke dalam dua dimensi
penampang.
• Head kamera bergerak mengelilingi pasien (180 derajat atau 360 derajat).

Mengambil data dari berbagai sudut, pengambilan data dapat secara kontinu

(continues acquisition) selama head kamera bergerak, atau pun pada saat head

kamera berhenti pada suatu sudut tertentu (step and shoot acquisition).

• Komputer kemudian digunakan untuk menerapkan rekonstruksi tomografi

algoritma ke beberapa proyeksi, menghasilkan kumpulan data 3-D.Kumpulan

data ini kemudian dapat dimanipulasi untuk menunjukkan irisan. Gambar yang

diperoleh oleh kamera gamma adalah 2-D tampilan distribusi 3-D dari

radionuklida .
Rekonstruksi data oleh komputer dapat dilakukan dengan filtered back projection
dan dapat dilakukan alam beberapa format yaitu transaxial, sagital, coronal, planar
dan 3 dimensi akan mempengaruhi kualitas dari proses ini :

• Collimation

• Akuisisi per slice

• Jumlah dari array

• Jumlah irisan yang diperoleh di sekitar lingkaran

• Jarak

• Atenuasi tubuh
Radioisotop biasanya digunakan dalam SPECT adalah Iodium-123,
Technisium-99m, xenon-133, thallium-201, dan fluorin-18.

Bentuk-bentuk radioaktif dari unsur-unsur alam akan lewat


dengan aman melalui tubuh dan dapat dideteksi oleh detektor.
Akuisi Gambar
• Ukuran dari matrik gambar

• Nomor dari peningkatan penyudutan untuk kumpulan data

• Rotasi 180 atau 360 derajat

• Pemilihan kolimator

• Peningkatan waktu akuisisi

• Koreksi keseragaman

• Koreksi pusat rotasi


Rekontruksi Gambar

• Pemilihan gambar pre-filter

• Pemilihan filter rekontruksi

• Koreksi attenuasi

• Koreksi hamburan

• Orientasi irisan
Fungsi SPECT

• Scan SPECT terutama digunakan untuk melihat bagaimana


darah mengalir melalui arteri dan vena di otak

• Evaluasi presurgical kejang medis tidak terkendali

• Mendiagnosis patah tulang pada tulang belakang (spondylolysis),


kekurangan darah (iskemik) daerah otak setelah stroke, dan
tumor.
Positron Emission Tomography (PET)
● Metode visualisasi metabolisme tubuh menggunakan radioisotop pemancar
positron
● Pencitraaan PET terjadi ketika memanfaatkan fenomena terjadinya pelepasan
positron dalam suatu peluruhan inti radioisotop tertentu, setelah positron
dilepaskan, positron akan bergabung dengan electron dan terjadilah annihilasi,
annihilasi ini dihasilkan 2 gelombang elektromagnetik berupa sinar gamma
yang mempunyai energi sebesar 511 keV dengan arah yang berlawanan (180
derajat).
● Adanya 2 foton yang dilepas bersamaan ini ditangkap oleh detector. Kemudian
sinyal sinyal ini direkontruksi maka terjadilah citra.
PET scanner memiliki banyak spasial resolusi tinggi dibanding SPET
system, khususnya jika transmisi data digunakan untuk mengkoreksi
atenuasi dari gamma photon di pasien. Karena waktu paruh yang pendek
dari kebanyakan emisi positron radionuklida. Oleh karena itu cyclotron
diperlukan bagi PET scanner, agar cepat memproduksi radiofarmaka
yang diperlukan. Ini yang membuat tekniknya sangat mahal untuk
digunakan klinis secara rutin.
Unsur Yang Diperlukan Dalam Pemeriksaan pada
Pemeriksaan PET
• Radioisotop

Radiosotop yang digunakan adalah radioisotop yang memiliki waktu paruh


yang singkat, seperti:

• carbon-11 (~20 min)

• nitrogen-13 (~10 min)

• oxygen-15 (~2 min)

• fluorine-18 (~110 min)


Radiofarmaka
• Radiofarmaka pada PET yang sering digunakan adalah (F-18) Fluoro-
Deoxy-Glocose (FDG) yang merupakan radioaktif yang terbentuk dari
glukosa, dimasukkan kedalam tubuh pasien melalui intravena. Glukosa
merupakan substansi yang sangat diperlukan oleh tubuh. FDG mempunyai
waktu paruh sekitar 110 menit sehingga sangat cepat keluar dari tubuh.

• PET yang lebih umum digunakan adalah fluor-18 (fluorodeoxyglucose)


untuk mengukur metabolisme glukosa di otak PET juga sering digunakan
untuk mendeteksi tumor dalam tubuh, yang umumnya memiliki tingkat yang
sangat tinggi serapan glukosa.
Prinsip Pembentukan Gambar

• Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem pencitraan medis gambar


3D dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa
(bahan radioaktif) tertentu disuntikkan ke pasien

• FDG melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi gamma yang terdeteksi
oleh kamera gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan organ dapat
dilihat. Setiap aktivitas kimia abnormal mungkin merupakan tanda bahwa
terdapat tumor.
• Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal
dan ratusan tabung photomultiplier (PMT) diatur dalam pola
melingkar di sekitar pasien.

• Kilau kristal mengkonversi radiasi gamma ke dalam cahaya yang


dideteksi , lalu diperkuat oleh PMT.
PMT

• Contoh PMT

Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau


kristal (bismuth germanate (Bi4Ge3O12) / BGO) dan
ratusan tabung photomultiplier (PMT) diatur dalam pola
melingkar di sekitar pasien.
=> Kilau kristal mengkonversi radiasi gamma ke dalam
cahaya yang dideteksi , lalu diperkuat oleh PMT
Blok Diagram Sistem PET-Scan
• Sinyal dari setiap output PMT dikonversi menjadi tegangan dan
amplitudo oleh low noise amplitudo (LNA).
• sistem ini menggunakan variabel-gain amplifier (VGA) untuk
mengkompensasi variabilitas sensitivitas dari PMT.
• Output dari VGA dilewatkan melalui lowpass filter, offset kompensasi,
dan kemudian dikonversi menjadi sinyal digital dengan bit 10 sampai
12-bit analog-ke-digital (converter ADC sampling) dengan 50Msps
untuk menilai 100Msps.
• Sinyal-sinyal dari beberapa PMT harus dijumlahkan, gabungan sinyal
masukan berupa ultra-high-speed. Sebuah DAC menghasilkan
tegangan referensi komparator untuk mengkompensasi offset DC.
Akurasi yang sangat tinggi diperlukan untuk menghasilkan sinyal
output komparator dengan waktu yang berkecepatan tinggi. Sinyal
output dari DAC kemudian masuk ke bagian processing unit untuk
dikirim ke image processing.
• Dari hasil pendeteksian, dilakukan image reconstruction
untuk mendapatkan gambaran sebaran glukosa di
dalam tubuh.

Rangkaian yang dapat mengidentifikasi


interaksi dalam waktu bersamaan disebut
annihilation coincidence detection (ACD).
Pencitraan menggunakan annihilation
coincidence detection (ACD) sebagai
pengganti kolimator untuk memperoleh
proyeksi distribusi aktivitas dalam tubuh.
Hasil dari PET potongan (coronal)
Hasil dari PET (axial)
Pemanfaatan PET
• Mendekteksi Sel Kanker

• Evaluasi Pasca Operasi Kanker

• Melihat kemajuan kemoterapi atau radioterapi

• KELEBIHAN PET

1. Informasi yang dihasilkan oleh pemeriksaan kedokteran nuklir unik dan sering tidak bisa dilakukan
oleh modalitas imaging yang lain. .

2. Untuk banyak penyakit/kelainan, scanning radionuklida menghasilkan lebih banyak informasi yang
dibutuhkan untuk mendiagnosa atau untuk terapi.

3. Degan mengidentifikasi perubahan sel tubuh, PET imaging dapat mendeteksi kelainan lain sebelum
dideteksi oleh imaging lain seperti CT dan MRI.
• KEKURANGAN PET

1. Karena dosis radioaktif sedikit, prosedur diagnostic kedokteran nuklir


menghasilkan low radiation exposure.

2. Radionuklida telah digunakan dalam lima decade, dan belum ada yang tahu efek
jangka panjang dari low-dose exposure.

3. Dapat terjadi reaksi alergi radiofarmaka.

4. Injeksi radiotracer dapat menyebabkan rasa sakit dan kemerah-merahan pada


kulit.

5. Pada wanita hamil akan menghambat perkembangan janin.

6. Biaya relatif mahal


KESIMPULAN
• PET (Positron Emission Tomography) scan dan SPECT (Single Photon
Emission Computed Tomography merupakan modalitas kedokteran
nuklir,dimanaCitra SPECT mempunyai sensitifitas dan detail yang kurang
dibanding PET.
• Perbedaan PET dan SPECT
a)PET
-Biaya menggunakan PET termasuk mahal
-Menggunakan radioisotope pemancar positron (pelacak)
-Kontras dan resolusi spasial yang lebih baik
b). SPECT
-Biaya lebih murah dibandingkan PET
-Menggunakan tracer : Technetium-99m,Iodine-12,Yodium-131
-Kurang kontras dan resolusi spasial
Thank you

Anda mungkin juga menyukai