Anda di halaman 1dari 41

Tindakan dalam pencegahan &

pengendalian infeksi

Siti arifah, M.Kes


Definisi tindakan dlm pencegahan &
pengendalian infeksi

 Konsep asepsis
 Antisepsis
 Pembersihan
 Desinfeksi
 Sterilisasi
 Dekontaminasi
Konsep Asepsis

 Asepsis berarti tdk adanya patogen penyebab infeksi


 Teknik aseptik adl : usaha mempertahankan klien
sedapat mungkin bebas dr mikroorganisme (Crow
1989 dlm Potter & Perry 2005)
 Dua jenis teknik aseptik :
– Asepsis medis
– Asepsis bedah
 Asepsis medis atau teknik bersih, tmsk prosedur yg
digunakan utk mencegah penyebaran
mikroorganisme. Misal : mencuci tangan, mengganti
linen tempat tidur, menggunakan cangkir utk obat

 Asepsis bedah atau teknik steril, tmsk prosedur yg


digunakan utk membunuh mikroorganisme dari
suatu daerah. Sterilisasi membunuh semua
mikroorganisme dan spora (Rutala 1990 dlm Potter
& Perry 2005). Teknik steril hrs digunakan saat
melakukan prosedur invasif.
 Objek dinyatakan terkontaminasi bila suatu objek
menjadi tdk steril atau tdk bersih

 Pd asepsis medis, suatu area/objek dinyatakan


terkontaminasi jika area/objek tsb mengandung atau
diduga mengandung patogen. Misal : bedpan yg sdh
terpakai, lantai & kassa yg basah, dll

 Pd asepsis bedah, suatu area/objek dinyatakan


terkontaminasi jika disentuh oleh setiap objek yg tdk
steril.
Prinsip asepsis bedah

 Objek yg steril tetap steril kecuali bila disentuh oleh


benda lain yg tdk steril
a. Steril menyentuh steril adl tetap steril. Contoh :
sarung tgn steril yg dipakai, forsep steril
digunakan utk menjepit objek di area yg steril

b. Steril menyentuh yg bersih mjd terkontaminasi.


Contoh : ujung spuit atau objek steril lainnya
menyentuh permukaan sarung tgn yg bersih,
objek tsb mjd terkontaminasi
c. Steril menyentuh yg terkontaminasi mjd
terkontaminasi. Contoh : bila perawat
menyentuh objek steril tanpa mengenakan
sarung tgn steril, objek tsb terkontaminasi

d. Steril yg diragukan dianggap terkontaminasi.


Contoh : bila pembungkus objek steril ditemukan
sobek atau rusak, objek tsb dibuang tanpa
melihat apakah objek tsb tampak tdk disentuh
Bungkus yg sobek, bocor, basah atau terbuka
adl tdk steril
Lanjt...prinsip asepsis bedah

 Hanya objek steril yg dpt diletakkan di area steril.

 Objek atau area steril diluar lapang penglihatan atau


objek dipegang di bawah pinggang individu adl
terkontaminasi. Prwt jgn membelakangi nampan steril
atau membiarkannya tdk diawasi. Kontaminasi dpt tjd
secara tdk sengaja misal juntaian bagian dr baju,
sentuhan klien yg tdk diketahui thdp objek steril. Setiap
objek yg dipegang di bawah pinggang dinyatakan
terkontaminasi krn objek tsb tdk dpt diawasi setiap
waktu. Objek steril hrs dijaga tetap didepan dg kedua
tangan sedekat mungkin
Lanjt...prinsip asepsis bedah

 Objek atau area steril mjd terkontaminasi krn


paparan yg lama thdp udara.
– Prwt menghindari aktivitas yg dpt mengakibatkan
arus udara seperti gerakan yg berlebihan.
– Saat kemasan steril telah dibuka, penting utk
meminimalkan orang yg lalu lalang di area tsb.
– Mikroorganisme juga berpindah dg droplet melalui
udara. Tdk ada yg boleh bicara, tertawa, bersin
atau batuk di atas area steril atau saat membawa
atau menggunakan peralatan steril.
Lanjt...prinsip asepsis bedah

 Pd saat permukaan steril bersentuhan dg


permukaan basah, terkontaminasi, objek/area steril
mjd terkontaminasi krn adanya kapilerisasi

 Bagian tepi dr area/wadah steril dinyatakan


terkontaminasi. Krn bagian tepi kain menyentuh
permukaan yg tdk steril, batas 2,5 cm disekeliling
kain dinyatakan terkontaminasi.
Lanjt...prinsip asepsis bedah

 Cairan mengalir sesuai dg arah gravitasi. Objek steril


mjd terkontaminasi jika gravitasi menyebabkan cairan
yg terkontaminasi mengalir diatas permukaan objek
steril. Utk menghindari kontaminasi saat mencuci tgn,
prwt mempertahankan tangan berada di atas siku.
Pembersihan

 Adl membuang semua material asing spt


kotoran & materi organik dr suatu objek
(Rutala 1990 dlm Potter & Perry 2005).
 Biasanya pembersihan tmsk menggunakan
air & kerja mekanis dg atau tanpa deterjen.
 Bila peralatan pembersih dikotori oleh materi
organik spt darah, materi fekal, mukus atau
pus, prwt mengenakan masker, kacamata
pelindung & sarung tgn kedap air.
Langkah pembersihan :
 Cuci objek/benda yg terkontaminasi dg air dingin yg
mengalir utk membuang materi organik.
 Stl pembilasan, cuci objek dg sabun & air hangat.
 Gunakan sikat utk membuang kotoran atau materi
pd lekukan/lipatan
 Bilas objek di air hangat
 Keringkan objek & persiapkan utk didesinfeksi &
sterilisasi
 Sikat, sarung tangan & bak tempat objek dibersihkan
hrs dianggap juga terkontaminasi & hrs dibersihkan.
Memproses alat bekas pakai

 Pemrosesan peralatan dan benda lain dg


upaya pencegahan infeksi,
direkomendasikan utk melalui 3 langkah
pokok, yaitu :
– Dekontaminasi
– Pencucian & pembilasan
– Desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi
Dekontaminasi

 Adl tindakan yg dilakukan utk memastikan bahwa


petugas kes dpt menangani scr aman benda-benda
yg terkontaminasi darah & cairan tubuh. Peralatan
medis, sarung tangan & permukaan (spt meja
pemeriksaan) hrs didekontaminasi segera stl
terpapar darah atau cairan tubuh.
 Proses yg membuat benda mati lebih aman
utk ditangani oleh petugas kes sblm
dibersihkan (mis : menginaktivasi HBV, HBC,
HIV) dan mengurangi, tp tdk menghilangkan
jml mikroorganisme yg mengontaminasi
 Segera stl digunakan, masukkan benda-benda yg
terkontaminasi ke dlm larutan klorin 0,5 % selama 10
menit. Tindakan ini akan menonaktifkan virus
Hepatitis B , Hepatitis C dan HIV serta dpt
mengamankan petugas yg membersihkan alat tsb.
 Pastikan bahwa benda-benda yg terkontaminasi,
telah terendam seluruhnya dlm larutan klorin
 Daya kerja larutan klorin akan cepat mengalami
penurunan sehingga harus diganti paling sedikit
setiap 24 jam atau lebih cepat bila terlihat kotor atau
tlh keruh.
Rumus untuk membuat larutan klorin dari
larutan konsentrat berbentuk cair

Jumlah bagian air = % larutan konsentrat _ 1


% larutan yg diinginkan

Contoh = untuk membuat larutan klorin 0,5 % dari


larutan klorin 5,25 %
1. Jml bag air = 5,25 % _ 1 = 10,5 – 1 = 9,5
0,5 %
2. Sehingga utk membuat larutan klorin 0,5 % :
tambahkan 9 bagian (pembulatan kebwh dr 9,5) air
ke dlm 1 bagian larutan klorin konsentrat dg 5,25 %
Rumus utk membuat larutan klorin dari
bubuk klorin kering =

Jumlah bagian air = % larutan yg diinginkan x 1000


% konsentrat

Contoh = utk membuat larutan klorin 0,5 % dari bubuk


klorin yg bisa melepaskan klorin (spt : kalsium
hipoklorida) yg mengandung 35 % klorin
1. Gram/liter = 0,5 % x 1000 = 14,3 gram/liter
35 %
2. Jadi untuk membuat larutan klorin 0,5 % = tambahkan
14 gram (pembulatan ke bawah dari 14,3) bubuk
klorin kedlm 1 liter air bersih
 Pencucian mrpk cara paling efektif utk
menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pd peralatan yg kotor atau
sdh digunakan

 Sebagian besar mikroorganisme (hingga 80


%) yg tdpt dlm darah & bahan organik lain
bisa dihilangkan selama proses pencucian
 Pencucian dpt menurunkan jml endospora
bakteri yg menyebabkan tetanus & ganggren.

 Pencucian akan menghilangkan residu bahan


organik yg bisa mjd tempat bagi
mikroorganisme & melindungi mikroorganisme
thdp proses sterilisasi atau desinfeksi kimiawi.
Contoh : virus hepatitis B bisa tetap hidup
pada darah yg hanya 10-8 ml & bisa
menyebabkan infeksi bila terpercik ke mata
Desinfeksi & Sterilisasi

Ns. Sulistiyawati., M.Kep.


Sp.Kep.An
Desinfeksi
 Menggambarkan proses yg memusnahkan banyak
atau semua mikroorganisme, dg pengecualian spora
bakteri dr objek yg mati (Rutala 1995 dlm Potter &
Perry 2005). Contoh desinfektan adl : alkohol, klorin,
glutaraldehid & fenol
 Suatu tindakan utk membunuh kuman patogen &
apatogen, tetapi tdk tmsk sporanya pada peralatan
perawatan & kedokteran atau permukaan jaringan
tubuh dg menggunakan bahan desinfektan atau dg
cara mencuci, mengoleskan, merendam dan
menjemur. (Kusyati, 2006)
Tujuan desinfeksi :

 Mencegah terjadinya infeksi silang


 Memelihara peralatan dalam keadaan siap
pakai
Prosedur pelaksanaan

 Desinfeksi dengan cara mencuci :


– Tangan : cuci tangan & bersihkan dg sabun,
kemudian siram/basahi dg alkohol 70 %
– Luka : cuci luka khususnya luka kotor dg betadin
– Kulit : cuci kulit / jaringan tubuh yg akan dioperasi
dg larutan iodium tinctur 3 % & dilanjutkan dg
alkohol
– Vulva : cuci vulva dg larutan sublimat 1 : 1000
atau PK 1 : 4000
 Desinfeksi dg cara mengoleskan
– Luka : oleskan mercurochroom pada luka
– Luka bekas jahitan : oleskan betadin pada luka bekas
jahitan

 Desinfeksi dg cara merendam


– Peralatan : rendam peralatan perawatan/kedokteran stl
dipakai dlm larutan lisol 3 % – 5 % minimal 2 jam
– Alat tenun : rendam alat tenun setelah dipakai oleh pasien
dg penyakit menular dlm larutan lisol 3 % - 5 % minimal 24
jam
 Desinfeksi dg cara menjemur di bawah sinar
matahari
– Jemur kasur, bantal, tempat tidur dll minimal 2
jam setiap permukaan
– Jemur peralatan perawatan seperti urinal dan
pispot
Antisepsis

 Adl tindakan yg dilakukan utk mencegah


infeksi dg cara membunuh atau mengurangi
jml mikroorganisme pd jaringan tubuh atau
kulit.
 Krn kulit & selaput lendir (mukosa) tdk dpt
disterilisasi, penggunaan antiseptik bisa
meminimalkan jml mikroorganisme yg akan
mengkontaminasi luka terbuka shg dpt tjd
infeksi.
Antiseptik - Desinfektan

 Meski istilah antiseptik & desinfektan kadang


digunakan scr bergantian ttp larutan
antiseptik & desinfektan digunakan utk tujuan
yg berbeda
 Larutan antiseptik : digunakan pd
kulit/jaringan hidup shg daya eliminasi
mikroorganisme tdk sekuat desinfektan
 Larutan desinfektan : digunakan utk
dekontaminasi peralatan & benda.
Larutan antiseptik berikut bisa diterima :

 Alkohol (60 – 90 %) : etil, isopropil atau metil spiritus.


 Setrimid atau klorheksidin glukonat, berbagai konsentrasi : Savlon®
 Klorheksinidin glukonat (4%) : Hibiscrub®, Hibitane®, Hibiclens®
 Heksaklorofen (3%) : Phisohex®
 Paraklorometaksilenol (PCMX atau kloroksilenol), berbagai
konsentrasi : Dettol
 Iodine (1-3%), larutan yg dicampur alkohol atau encer (mis : Lugol ®)
atau tinctur (iodine dlm alkohol 70 %).
– Catatan : Iodine tdk boleh digunakan pd permukaan mukosa spt misal
vagina
 Iodofor, berbagai konsentrasi misal : Betadine
Klorheksidin glukonat & iodofor adl antiseptik yg paling baik digunakan
pd mukosa
Larutan desinfektan berikut bisa
diterima :

 Klorin pemutih 0,5 % untuk dekontaminasi


permukaan yg lebar & DTT peralatan
 Glutaraldehida 2 %
Membuat larutan desinfektan
 Pengertian : menyiapkan/membuat larutan desinfektan sesuai
kebutuhan
 Tujuan : menyediakan larutan desinfektan yg dpt digunakan scr
tepatguna dan aman serta dlm keadaan siap pakai
 Jenis desinfektan :
– Sabun yg mempunyai daya antiseptik misal : asepso, sopoderm
– Lisol
– Kreolin
– Savlon
– Pk (permanganas kalikus)
– Betadin
Cara pembuatan larutan lisol & kreolin

 Kegunaan :
– Lisol 0,5 % : mencuci tangan
– Lisol 1 % : desinfeksi peralatan perawatan/kedokteran
– Lisol 2 % - 3 % : merendam peralatan yg digunakan pasien
pengidap penyakit menular, selama 24 jam
– Kreolin 0,5 % : mendesinfeksi lantai
– Kreolin 2 % : mendesinfeksi lantai kamar mandi / WC /
spulhok
 Prosedur pelaksanaan
– Membuat larutan lisol atau kreolin 0,5 % :
Campurkan 5 cc lisol atau kreolin ke dalam 1 liter
air
– Larutan lisol 1 % : campurkan 10 cc lisol ke dlm
21 liter air.
– Larutan lisol atau kreolin 2 % atau 3 % :
campurkan 20 cc / 30 cc lisol atau kreolin ke
dalam 1 liter air
Cara membuat larutan savlon

 Kegunaan :
– Savlon 0,5 % : mencuci tangan
– Savlon 1 % merendam peralatan
perawatan/kedokteran

 Cara :
– Larutan savlon 0,5 % : campurkan 5 cc savlon ke
dlm 1 liter air
– Larutan 1 % : campurkan 10 cc savlon ke dalam 1
liter air
Desinfeksi Tingkat Tinggi

 Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) adl tindakan


yg dilakukan utk menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali endospora bakteri
dg cara merebus atau scr kimiawi
 Alternatif bila sterilisasi tdk memungkinkan
utk dilakukan
 DTT bisa dicapai dg cara merebus,
mengukus atau scr kimiawi
DTT kimiawi

 Bahan kimia yg dianjurkan : klorin dan glutaraldehid


(mis: Cidex®)

 Alkohol, iodine dan iodofor tdk digolongkan sbg DTT.


Alkohol tdk membunuh virus.

 Lysol, Karbol & densol (asam karbolik 5 % atau fenol


1 – 2 %) digolongkan sbg desinfektan tingkat rendah
& tdk dpt digunakan utk dekontaminasi atau proses
DTT
DTT kimiawi

 Tablet formalin hanya efektif pd suhu tinggi & dlm


bentuk gas jenuh

 Penggunaan tablet formalin sangat tdk dianjurkan.


Meletakkan tablet bersama sarung tangan, bahan-
bahan atau perlengkapan dlm botol kaca yg tertutup
tdk efektif. Penelitian membuktikan formaldehida
(formalin) adl karsinogenik shg tdk boleh digunakan
 Larutan DTT yg siap tersedia & tdk mahal adl
klorin. Karena larutan klorin bersifat korosif &
proses DTT memerlukan perendaman
selama 20 menit, peralatan yg sdh di DDT
secara kimiawi hrs segera dibilas dg air
matang.
Sterilisasi

 Adl penghancuran atau pemusnahan seluruh


mikroorganisme termasuk spora pada
benda-benda mati atau instrumen.
 Dengan menggunakan :
– Otoklaf : tekanan 106 kPa, suhu 121° C, selama
30 menit jika terbungkus dan 20 menit jika alat
tidak dibungkus
– Panas Kering : suhu 170 ° C, selama 60 menit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai