Anda di halaman 1dari 40

Cara Penyimpanan Sediaan

Radiofarmasi
Oleh :
Kelompok 10
1. Syahrul amin( 16010
2. Dhea ananda( 16010
3. Elsa natia rindiana (1601099)
4. Meilita putri (16010

Dosen : Haiyul Fadhli, M.Si,Apt


Dasar Proteksi Radiasi

Sasaran utama dari pengembangan konsep proteksi radiasi


adalah proteksi manusia dan lingkungan terhadap efek merusak
paparan radiasi tanpa terlalu membatasi pemanfaatan tenaga
nuklir yang dapat terkait paparan tersebut

Penggunaan kedokteran nuklir untuk tujuan diagnostik harus


berprinsip bahwa penggunaan bahan radioaktif yang diberikan harus dalam
dosis yang serendah mungkin namun sudah dapat diperoleh informasi yang
BPOM RI
diinginkan. Perlu dijaga bahwa dosis radiasi yang diabsorbsi harus serendah
mungkin. Selain itu, kondisi aseptik harus dijaga selama penyiapan karena
bahan diberikan melalui injeksi intravena
Prinsip proteksi radiasi berdasarkan Basic Safety Standard (BSS) terdiri atas 3
unsur yaitu:

a. Justifikasi
Justifikasi adalah semua
kegiatan yang melibatkan paparan
radiasi hanya dilakukan jika
menghasilkan nilai lebih atau
memberikan manfaat yang nyata
(azas manfaat).

b. Optimasi
c. Pembatasan
Pada optimasi semua paparan harus
Pada pembatasan semua dosis ekivalen
diusahakan serendah yang layak dicapai
yang diterima oleh seseorang tidak
(As Low As Reasonably Achievable -
boleh melampaui Nilai Batas Dosis
ALARA) dengan mempertimbangkan
(NBD) yang telah ditetapkan
faktor ekonomi dan sosial
DOSIS MAKSIMUM
TOLERANSI
Nilai Batas Dosis Untuk Pekerja Radiasi
Penyinaran akibat kerja dari tiap pekerja harus diawasi, sehingga nilai batas seperti
berikut ini tidak dilampaui:

• Dosis efektif sebesar 20 mSv tiap tahunnya, dirata-ratakan selama 5 tahun


berturut-turut
• Dosis efektif sebesar 50 mSv untuk satu tahun.
• Dosis ekivalen pada lensa sebesar 150 mSv dalam satu tahun,dan
• Dosis ekivalen pada ekstremitas (tangan dan kaki) atau kulit sebesar 500 mSv
dalam satu tahun (nilai batas dosis ekivalen pada kulit dirata-ratakan untuk luas 1
cm2 dari daerah kulit yang memperoleh penyinaran tertinggi).
2) Nilai Batas Dosis Untuk Penyinaran Masyarakat

• Dosis efektif sebesar 1 mSv dalam satu tahun


• Dalam keadaan khusus, dosis efektif sampai dengan 5 mSv dalam satu tahun dengan
syarat bahwa dosis rata-rata selama lima tahun berturut-turut tidak lebih dari 1 mSv
dalam satu tahun.
• Dosis ekivalen pada lensa mata sebesar 15 mSv dalam satu tahun
• Dosis ekivalen pada kulit sebesar mSv dalam satu tahun
3) Pembatasan dosis bagi penggembira dan
pengunjung pasien

• Untuk orang dewasa tidak boleh lebih besar daripada 5 mSv selama masa
pemeriksaan diagnosa dan terapi dari seorang pasien.

• Untuk anak-anak yang mengunjungi pasien yang menelan zat radioaktif


(kedokteran nuklir), tidak boleh lebih besar dari 1 mSv.
Prosedur Penggunaan Diagnosis dan Terapi
• Pemeriksaan untuk pencitraanPemeriksaan ini memberikan informasi
untuk tujuan diagnostik dan dilakukan dengan memeriksa pola
distribusi radioaktif dalam tubuh

Contohnya : Misalnya pada penatahan(scanning) liver dengan partikel koloid


bertanda radioaktif; setelah partikel koloid tersebut diinjeksikan,pertikel
berakumulasi pada sel-sel Phagocytosis yang terdapat di liver. Bila tumor atau lesi
lain berada di dalam liver,maka sel-sel yang melokalisasi koloid radioaktif akan
digantikannya
• Pemeriksaan untuk tujuan terapetik
Pemeriksaan ini bertujuan untuk keperluan penyembuhan, atau
terapi paliatif. Mekanisme kerja umumnya berupa absorpsi radiasi
beta untuk menghancurkan jaringan yang terkena penyakit

• Pemeriksaan fungsi tubuh secara in vivo

Pemeriksaan fungsi tubuh secara in vivo bertujuan untuk mengukur fungsi organ
tubuh atau sistem fisiologis tubuh berdasarkan absorpsi, pengenceran,
konsentrasi, bahan radioaktif dalam tubuh atau ekskresi bahan radioaktif dari
tubuh setelah pemberian radiofarmaka
Fasilitas Penyiapan dan Penyimpanan
Radiofarmaka
• Fasilitas penyiapan dan penyimpanan Radiofarmaka harus memiliki
proteksi yang baik terhadap pekerja, dan lingkungan hidup
• Persyaratan fasilitas tergantung pada kategori laboratorium
• Fasilitas harus disesuaikan dengan sifat Radiofarmaka dan
dikondisikan sehingga Radiofarmaka yang diberikan melalui injeksi
tetap steril
• Penyiapan Radiofarmaka juga memerlukan prosedur kendali mutu
• Tempat untuk menerima dan menyimpan sumber radioaktif, dan
tempat penyimpanan sementara limbah radioaktif harus ada
Kriteria Dasar Desain Fasilitas
Tata ruang Instalasi Kedokteran Nuklir harus memungkinkan alur kerja yang baik dan menghindari
pengangkutan zat radioaktif yang tidak semestinya ke dalam Instalasi Kedokteran Nuklir

Dalam keadaan apapun, akses ke dalam ruang Radiofarmaka harus dibatasi. Untuk pertimbangan
keamanan, Instalasi Kedokteran Nuklir harus dapat dikunci.

Keseluruhan permukaan dari ruang Radiofarmaka, yaitu dinding, lantai, bangku, meja, kursi, harus
dibuat licin, dengan bahan yang kedap dan tidak mudah menyerap cairan, sehingga mudah untuk
dibersihkan dan mudah didekontaminasi

Permukaan lantai dan bangku harus menyatu dan melekat pada dinding untuk menghindari akumulasi
kotoran atau kontaminasi

Proteksi Radiasi membutuhkan perisai yang terbuat dari timbal atau bahan padat sejenisnya
1. Fasilitas Tingkat Dasar (Basic Facilities)

• Fasilitas Instalasi Kedokteran Nuklir tingkat dasar hanya menyiapkan


Radiofarmaka dengan menggunakan 99mTc generator dan
perlengkapannya

Penyiapan Radiofarmaka di fasilitas dasar terdiri atas


penambahan larutan sodium pertechnetatet yang dielusi dari generator
ke dalam perlengkapan tabung kecil yang steril untuk menghasilkan
Radiofarmaka yang dibutuhkan. Proses sterilisasi biasanya dilakukan
pada bagian akhir penyiapan Radiofarmaka.
2. Fasilitas Tingkat Menengah (Advance Facilities)

• Fasilitas Instalasi Kedokteran Nuklir tingkat menengah membutuhkan


filter untuk menyaring aliran udara yang akan menuju ke dalam
daerah kerja
• Penggabungan lemari/kabinet dengan filter High Efficiency Particle
Arrestance (HEPA) yang berefisiensi tinggi akan mengurangi
kontaminasi udara sampai pada tingkat yang dapat diterima di dalam
daerah kerja
• Perlengkapan tambahan tertentu diperlukan untuk memberikan
suatu lingkungan bersih yang sesuai untuk pemrosesan bahan
Radiofarmaka
3. Fasilitas Tingkat Tinggi (more Advance Facilities)

• Penangangan Radiofarmaka mudah menguap, seperti 131I, yang


harus dilakukan dalam lemari asam (fume hood), dengan aliran udara
mengalir menjauhi posisi pekerja. Kecepatan alirannya tidak kurang
dari 0,5 m/detik
• pemisahan tempat pelabelan yang dapat dibersihkan sewaktu-waktu,
dan dapat dilakukan desinfektan setelah proses labeling darah
“ Dalam rancangan umum suatu Instalasi
Kedokteran Nuklir sebaiknya diperhatikan
jalur masuk, alur keluar masuk pasien dan
staf harus dipisahkan dari jalur masuk, serta
alur keluar masuk zat radioaktif”
Pembagian Daerah Kerja

a. Daerah Supervisi, terdiri atas:

1) Daerah Radiasi Sangat Rendah

• Daerah kerja yang memungkinkan seseorang pekerja menerima dosis kurang dari atau sama
dengan 1 mSv (100 mRem) dalam satu tahun.

2) Daerah Radiasi Rendah

• Daerah kerja yang memungkinkan seseorang pekerja menerima dosis lebih dari 1 mSv (100
mrem) tapi kurang dari 6 mSv (600 mrem) dalam satu tahun untuk seluruh tubuh atau nilai batas
dosis organ yang sesuai
b. Daerah Pengendalian, dibedakan atas:

• 1) Daerah Radiasi, terdiri atas:

Daerah Radiasi Sedang

• Daerah kerja yang memungkinkan seseorang yang bekerja secara tetap pada daerah itu menerima dosis 6
mSv (600 mrem) atau lebih tetapi kurang dari 20 mSv (2 rem) dalam satu tahun untuk seluruh tubuh atau
nilai batas dosis organ yang sesuai.

Daerah Radiasi Tinggi

• Daerah kerja yang memungkinkan seseorang yang bekerja secara tetap dalam daerah itu menerima dosis 20
mSv (2 rem) atau lebih dalam satu tahun atau nilai yang sesuai terhadap organ tertentu dari tubuh.
2) Daerah Kontaminasi, terdiri atas:
• Daerah kontaminasi rendah
Daerah kerja dengan tingkat kontaminasi yang besarnya lebih kecil dari 0,37 Bq/cm2 (10-5 μCi/cm2)
untuk pemancar-α dan lebih kecil dari 3,7 Bq/cm2 (10-4 μCi/cm2) untuk pemancar-β.
• Daerah kontaminasi sedang
Daerah kerja dengan tingkat kontaminasi radioaktif 0,37 Bq/cm2 (10-5 μCi/cm2) atau lebih tapi
kurang dari 3,7 Bq/cm2 (10-4 μCi/cm2) untuk pemancar-α dan 3,7 Bq/cm2 (10-4 μCi/cm2) atau lebih
tetapi kurang dari 0,37 Bq/cm2 (10-5 μCi/cm2) untuk pemancar-β, sedangkan kontaminasi udara
tidak melebihi sepersepuluh Batas Turunan Kadar Zat Radioaktif di udara.
• Daerah kontaminasi tinggi
Daerah kerja dengan tingkat kontaminasi dari 3,7 Bq/cm2 (10-4 μCi/cm2) atau lebih untuk
pemancar-α dan 37 Bq/cm2 (10-3 μCi/cm2) atau lebih untuk pemancar-β, sedangkan kontaminasi
udara kadang-kadang lebih besar dari Batas Turunan Kadar Zat Radioaktif di udara.
Ruangan Laboratorium
Laboratorium atau tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaan dengan
bahan radioaktif, harus memenuhi persyaratan berikut

• Bangunan didirikan di tempat yang bebas dari bahaya banjir dengan konstruksi tahan api dan tidak longsor.

• Di dalam laboratorium tipe A dan tipe B pekerjaan dengan zat radioaktif dilakukan di tempat khusus. Untuk laboratorium

tipe C ketentuan ini dianjurkan.

• Pembagian daerah harus direncanakan sehingga tingkat aktivitas dan jenis radiasi yang berbeda dapat dipisahkan.

• Daerah kerja dengan zat radioaktif harus diberi tanda.

• Lantai, dinding dan permukaan tempat kerja dibuat sedemikian sehingga mudah dibersihkan.

• Untuk laboratorium tipe C, lantai harus licin dan kuat, tahan serap dan mudah diganti (dilapisi) dengan polivinil khlorida

atau linoleum. Tempat kerja harus kuat dibebani penahan radiasi yang berat, mempunyai permukaan yang tahan serap,

tahan asam dan basa.


• Setiap tempat kerja dengan zat radioaktif dalam laboratorium tipe A,B,C harus
dilengkapi dengan bak cuci yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Permukaan halus, licin, tahan asam dan basa, tahan serap dan tidak
berpori, dan tidak mudah pecah.

 Untuk daerah pengendalian, dihubungkan langsung dengan pipa


pembuangan utama, terpisah dari saluran pembuangan pada daerah
pengawasan.

 Konstruksi kran dapat dibuka dan ditutup dengan kaki, lutut dan siku
• Laboratorium dilengkapi dengan perabot yang mudah dicuci. Perabot dan barang barang yang
memungkinkan penimbunan debu seperti laci, rak dan lampu gantung harus dibatasi jumlahnya.

• Tempat, ruang dan daerah kerja harus mempunyai penerangan yang cukup. Ventilasi harus
direncanakan sebaik-baiknya bersama-sama dengan konstruksi gedung.

• Udara harus mengalir dari daerah pengawasan ke daerah pengendalian, dari daerah radiasi rendah
ke daerah radiasi yang lebih tinggi, dan akhirnya dibuang ke luar setelah melalui sistem
penyaringan.

• Penempatan lubang udara masuk atau keluar harus ada, sedemikian rupa sehingga kemungkinan
perputaran kembali udara yang harus dibuang dapat dicegah.
• Lemari asap harus memenuhi syarat :

1. Dapat membuang udara tanpa menimbulkan olakan udara.

2. Kecepatan aliran udara dalam almari asap harus dapat diatur, sehingga
dalam segala keadaan udara tidak dapat keluar dari lemari asap ke tempat
kerja.

3. Aliran gas, air dan kenop listrik dapat diatur dari bagian luar lemari. Bagian
dalam almari asap dan saluran udara ke luar harus mudah dibersihkan
Daerah Pengukuran

1. Pengukuran Keselamatan

Pengukuran Keselamatan adalah untuk menunjukkan bahaya nyata langsung atau tidak langsung di lokasi
tertentu atau keberadaan kelompok nyata personel yang terlibat

2. Pengukuran Kontrol

Pengukuran kontrol adalah untuk menunjukkan bahwa batasan nilai pengukuran tidak melebihi batasan yang
diizinkan.

3. Pengukuran Statistik

Pengukuran statistik adalah untuk mengukur konsentrasi radioaktif yang mungkin dapat menyebabkan bahaya
radiasi bagi pekerja radiasi, terlepas dari apakah ketentuan hukum/peraturan telah dilanggar atau tidak dilanggar
Peralatan
No PERALATAN PERSYARATAN KELENGKAPAN Jumlah

 Kollimator High Energy


 Kolimator LEHR
 Kollimator LEHS (Low Energy High Sensitivity) dan/atau
1 Kamera gamma Kolimator LEGP (Low Energy General Purpose) 1 buah
 Kolimator Pin Hole
 Alat kalibrasi kamera
 Printer warna

2  Multi well 1 buah


Gamma atau beta counter  Automatic and QC analysis.

 Automatic synchronizer dengan kamera gamma


3 ECG synchronizer  Minimal dilengkapi dengan lead standard 1 buah
 Printer warna

4 Nebulizer radioaerosol  Berperisai radiasi 1 buah


Processin
5 g box (hot Ketebalan dinding sesuai standar 1 buah
cell)

 Automatic
5 Treadmill/ergocycl
e 1buah
 12 lead

 Printer
Alat  Dapat mengukur radioaktivitas satuan
pengukur micro dan millicurrie.
6 1 buah
radioaktiv  Dapat mengukur Tc-99m dan I-131
itas  Dapat mengukur radionuklida pemancar
beta
Surveymeter 1 buah

Detektor kontaminasi 1 buah

Monitor perorangan (film badge atau TLD) Sesuai jumlah pekerja radiasi
Perisai radiasi tabung suntik untuk ukuran
Masing - masing 1 buah
Alat spuit 1dan 3 ml
7 proteksi Kontainer berperisai radiasi, ukuran sesuai
radiasi 2 buah
kebutuhan

Apron seluruh badan 1 buah

Sarung tangan Pb 1 buah


Kacamata Pb 1 buah
 Printer berwarna
8 Gamma probe  Minimal untuk radionuklida Tc- 1 buah
99m dan I-131

 Lampu ultra violet


9 Laminar
hoods
fume
 Exhause fan 1 buah

10 Alat
jarum
pemotong Mekanik Berperisai radiasi 1 buah

11 Emergency kit Dilengkapi dengan obat2an 1 buah

12 Alat uji kualitas Khromatografi kertas 1 buah

13 Tempat limbah 1. Limbah umum Sesuai kebutuhan

2. Limbah B3 Sesuai kebutuhan

3. Limbah radioaktif, sesuai ketentuan Sesuai kebutuhan


yang berlaku
perizinan
Tujuan utama sistem perizinan adalah :

1. Untuk mengetahui dimana saja


kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir
dilaksanakan di Indonesia

2. Untuk mengetahui apakah pemohon izin


benar-benar mampu melaksanakan dengan
aman dan selamat kegiatan pemanfaatan
tenaga nuklir yang direncanakannya.
Izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir Bidang Medis/Kesehatan meliputi :

Tujuan diagnostik Tujuan terapi Tujuan kedokteran nuklir

Permohonan izin baru

Permohonan izin perpanjangan

Permohonan izin penyimpanan


Data

Pemegang Izin harus membuat, memelihara, dan menyimpan Rekaman


yang terkait dengan Proteksi dan Keselamatan Radiasi, yaitu berupa :

1. Rekaman 2. Laporan
1. Rekaman

data inventarisasi
data inventarisasi dosis Radiasi yang
radionuklida
peralatan diterima Pekerja
dan/atau
Kedokteran Nuklir Radiasi
Radiofarmaka

hasil kaji ulang


hasil pencarian
hasil kalibrasi alat program proteksi
fakta terhadap
ukur Radiasi dan keselamatan
Kecelakaan Radiasi
radiasi
Cont’

hasil pemantauan perawatan dan


hasil verifikasi
Radiasi pasien setelah perbaikan peralatan
keselamatan
menjalani terapi kedokteran nuklir

penyimpanan
sementara radionuklida hasil pemantauan
dan/atau Radiofarmaka kesehatan Pekerja Pelatihan
dan penanganan limbah Radiasi
radioaktif
2. Laporan

 Pemegang Izin harus menyampaikan kepada Kepala BAPETEN


mengenai:
• pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi;
• pelaksanaan verifikasi Keselamatan Radiasi; dan
• pencarian fakta mengenai Paparan Darurat akibat Kecelakaan
Radiasi.
 Laporan harus dibuat secara tertulis oleh Petugas Proteksi Radiasi
 Laporan pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi dan
laporan pelaksanaan verifikasi Keselamatan Radiasi harus dilaporkan
kepada Kepala BAPETEN paling kurang sekali dalam 1 (satu) tahun.
 Laporan pencarian fakta mengenai Paparan Darurat harus
disampaikan kepada Kepala BAPETEN paling lambat 5 (lima) hari kerja
setelah Kecelakaan Radiasi.
Pembelian Isotop, Penyimpanan dan Pembuangan Limbah Cair
Pembelian isotop

Dalam pembelian isotop yang harus diperhatikan ialah:

1. Sertifikat mutu zat radioaktif terbungkus (Radioactive Sealed Source Certificate) sesuai
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang tertelusur yang diterbitkan oleh pihak
pabrikan atau laboratorium terakreditasi di negara asal
• nama pabrik;
• radionuklida;
• aktivitas dan tanggal pengukuran;
• model;
• nomor seri;
2. Sertifikat special form Zat Radioaktif Terbungkus sesuai Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau standar lain yang tertelusur, yang diterbitkan oleh pihak
berwenang (competent authority), paling kurang berisi data:
 radionuklida;
 identifikasi radionuklida;
 deskripsi radionuklida;
 aktivitas dan tanggal pengukuran;
 program jaminan mutu; dan
 nomor dan masa berlaku sertifikat.
Penyimpanan isotop

Setiap pemegang ijin yang memakai


Isotop harus disimpan isotop dan radiasi dan sementara tidak
dalam suatu tempat yang bekerja dengan isotop harus:
• Menyimpan isotop dalam wadah
dibuat tertutup sehingga yang khusus dan tahan korosi
penyinaran pada radiasi dan suhu tinggi sesuai
permukaan tidak lebih dengan tingkat keracunan dari
dari 7 rem per jam. isotop yang bersangkutan.
• Meletakkan wadah yang berisi
isotop dalam suatu wadah luar yang
cukup menahan isi wadah dalam,
kecuali sudah tidak ada
kemungkinan lagi bahwa wadah
dalam akan bocor.
Menempelkan pada setiap wadah yang
berisi isotop, suatu tanda bahaya radiasi
(trefoil), dengan keterangan:
macam dan jumlah isotop dalam wadah;
• tanggal pengukuran terakhir dilakukan
dan aktivitasnya;
• nama orang atau badan yang
menguasai isotop.
Wadah luar harus dibuat dari bahan-
bahan yang ditentukan oleh instansi
yang berwenang.
Pembuangan Limbah Cair

Limbah radioaktif cair berdasarkan aktivitasnya


diklasifikasikan menjadi 3
Secara umum limbah yang ditampung tersebut haruslah diketahui :

Jenis kandungan Radionuklida dan aktivitasnya.

Asal limbah

Volume larutan/berat

Paparan radiasii

Keasaman/pH

Konduktivitas

Anda mungkin juga menyukai