Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Fungsi lampu kolimasi adalah untuk memberi informasi berupa tanda cahaya yang
mnunjukkan batasan luas lapangan penyinaran pada obyek tubuh manusia. Luasan cahaya
kolimasi harus sama dengan luasan radiasi, dan kebolehjadian simpangan tidak boleh
melebihi batas toleransi yang diperkenankan misal 2 %. Bukaan kolimasi diidentikkan
dengan luasan cahaya kolimator yang mengenai bidang.

Keberadaan cahaya lampu kolimasi merupakan bagian penting dari kolimator.


Kolimator memiliki fungsi mengendalikan dosis pasien dengan membatasi ukuran luas
lapangan penyinaran. Radiografer mengatur ukuran luas lapangan radiasi pada bagian tubuh
pasien yang memang butuh didiagnosa atau yang harus terkena penyinaran radiasi. Jika
pengaturan luas lapangan radiasi pada pasien hanya sesuai dengan yang dibutuhkan maka
akan mengurangi adanya radiasi yang tidak diperlukan (unintended exposure) bagi pasien dan
mengurangi radiasi hambur dari pasien juga akan berkurang.

Tingkat Iluminasi Lampu yang digunakan pada kolimator memiliki syarat khusus
yaitu memiliki nilai tingkat iluminasi minimal. Tingkat iluminasi atau intensitas penerangan
pada suatu bidang didefinisikan sebagai besarnya fluk cahaya yang mengenai bidang seluas 1
m2. Satuannya adalah lux. 1 lux = 1 lumen per m2.

Penerangan ruang yang baik akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu:

1. Peningkatan pelayanan.

2. Peningkatan kecermatan.

3. Kesehatan yang lebih baik.

4. Suasana kerja yang lebih nyaman.

5. Keselamatan kerja yang lebih baik.

Besarnya tingkat iluminasi memiliki ketergantungan dengan jarak antara sumber


cahaya dengan bidang yang menjadi perhatian. Semakin jauh jarak sumber cahaya dengan
bidang maka semakin rendah tingkat iluminasi, begitu pula sebaliknya. Artinya, tingkat
iluminasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (inverse square law) antara sumber
cahaya ke bidang.

Sesuai dengan pedoman pencahayaan yang dikeluarkan oleh Kemenkes, ruang pemeriksaan
pasien dengan sinar-X termasuk dalam kategori penerangan kelompok B, yaitu tingkat
iluminasi minimal 50 lux, diharapkan 75 lux, dan maksimum 100 lux. Artinya, untuk ruang
penyinaran pesawat sinar-X radiologi diagnostik dan intervensional harus memiliki tingkat
iluminasi 50 – 100 lux. Sehingga dapat dimaklumi bahwa pesawat sinar-X yang digunakan di
ruangan tersebut paling tidak memiliki lampu kolimator yang tingkat iluminasinya di atas
dari iluminasi ruang. Kalau iluminasi rata-rata ruang pesawat sinar-X yang diharapkan adalah
75 lux, maka iluminasi lampu kolimasi paling tidak diatas 75 lux yaitu 100 lux. Begitu pula
jika tingkat iluminasi ruang pesawat sinar-X adalah 100 lux maka iluminasi lampu kolimasi
harus lebih besar dari 100 lux, misalnya 160 lux.

Pada saat akan melakukan penyinaran ke pasien, maka ukuran lapangan penyinaran
dibentuk oleh bukaan kolimasi dengan ditandai luasan cahaya kolimasi yang mengenai tubuh
pasien. Oleh karenanya, iluminasi lampu kolimasi harus lebih besar dari iluminasi ruang
pesawat sinar-X. Selain itu, sebelumnya sudah dipaparkan bahwa nilai tingkat iluminasi
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Jika, iluminasi 100 lux pada jarak 1 meter dari
fokus, maka pada jarak penyinaran 2 meter dari fokus akan memiliki nilai iluminasi 25 lux.
Nilai tersebut lebih rendah dari iluminasi ruangan yang minimal sebesar 50 lux. Artinya,
cahaya lampu kolimasi akan terlihat samar atau tidak terlihat dengan jelas pada bidang dan
kurang cermat dalam pengamatan.

Sesuai dengan uraian di atas, dapat dipahami bahwa nilai iluminasi cahaya kolimasi lebih
besar dari pada nilai iluminasi ruang penyinaran atau ambien. Nilai iluminasi cahaya kolimasi
minimal 100 lux sedangkan iluminasi ruangan penyinaran minimal 50 lux. Nilai iluminasi
minimum 160 lux pada jarak 1 meter dapat dicapai dengan menggunakan lampu 100 watt;24
volt atau 100 watt;12 volt.

Pada Peraturan Kepala BAPETEN No. 9 Tahun 2011 (Perka 9/2011) mempersyaratkan
bahwa iluminasi lampu kolimator minimal 100 Lux pada jarak 100 cm atau maksimum SID
(Source to Image Distance).
PEMBAHASAN

Pengukuran Tingkat Iluminasi

Tujuannya untuk memastikan bahwa lampu kolimator mempunyai kuat cahaya atau tingkat
kecerahan yang cukup untuk menunjukkan bidang berkas sinar-X dan secara mudah terlihat
di bawah kondisi pencahayaan ruangan.

Persyaratan: Tingkat iluminasi dari lampu kolimator tidak boleh kurang dari 160 lux (15
footcandles) pada jarak fokus – film 100 cm (Amerika) atau tidak boleh kurang dari 100 lux
pada jarak 100 cm (Australia dan Indonesia).

Metode Pengukuran :

- alat ukur: Raysafe

- dengan kolimasi terbuka penuh, nyalakan lampu kolimator.

- Ukur kuat cahaya pada tiap kuadran dari bidang kolimator untuk menentukan keseragaman
intensitas cahaya.

- Untuk memastikan nilai iluminasi pada saat penyinaran, dapat dilakukan pengukuran
iluminasi pada jarak penyinaran, 70cm, 100cm, 150cm, dan 180cm. Catat dan bandingkan
dengan hasil pengukuran pada saat lampu ruangan menyala dan mati.

Hasil pengukuran :

1. Pada saat lampu ruangan mati


a. 70cm = 163Lux
b. 100cm = 54,7Lux
c. 150cm = 18,8 Lux
d. 180cm = 20,0 Lux
2. Pada saat lampu ruangan menyala
a. 70cm = 327Lux
b. 100cm = 308Lux
c. 150cm = 157 Lux
d. 180cm = 143 Lux

Anda mungkin juga menyukai