1. Active transport :
Secara aktif sel-sel organ tubuh, memindahkan radiofarmaka
dari darah ke dalam organ tertentu, selanjutnya mengikuti
proses metabolisme atau dikeluarkan dari tubuh. Contoh : I-
131 akan ditransfer ke sel-sel thyroid untuk pembuatan T3
dan T4, Tc-99m IDA dan I-131 Rose Bengal oleh sel poligonal
hati ditransfer dari darah kemudian diekskresi ke usus halus,
lewat saluran empedu, I-131 Hippuran diekskresi oleh
tubulus sehingga dapat untuk pemeriksaan ginjal.
2. Phogocytosis :
Beberapa Radionuklida seperti Tc-99m, In-113m atau Au-198
jika diikat oleh pembawa materi berbentuk”koloid” maka
radiofarmaka ini akab difagosit oleh RES tubuh. Bila
radiofarmaka ini disuntikkan secara Intra Vena maka dapat
memeriksa scanning liver, limpa, dan sumsum tulang, jika
disuntikkan secara subcutan untuk memeriksa kelenjar getah
bening.
MEKANISME PENEMPATAN RADIOFARMAKA DALAM
TUBUH
2. Waktu Paruh :
meliputi waktu paruh fisik yaitu waktu yang diperlukan zat
radioaktif untuk mencapai kativitas setngah dari aktivitas mula-
mula, waktu paruh biologis yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan setengah radionuklida murni dari suatu organ tubuh
serta waktu paruh efektif yaitu waktu yang diperlukan setengah zat
yang telah dimasukkan ke dalam tubuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH
RADIOFARMAKA UNTUK PEMERIKSAAN ADALAH :
3. Biological Behaviour :
Menyangkut perlakuan organ tubuh terhadap
radiofarmaka tersebut., sehingga penting untuk
menentukan paparan radiasi dari suatu organ atau untuk
mendapatkan hasil interpretasi. Juga dengan mengetahui
biological behaviuor kita dapat memperkirakan eskresi
suatu radiofarmaka.
1. Delution, absoption dan excretion sudies : Bila
penderita disuntikkan sejumlah radiofarmaka
yang telah diketahui jumlahnya, maka delution
yang terjadi atau prosentase absorsi atau kapan
dieskresi dapat ditentukan melalui sampel
darah, urin, feses dan lain-lain.
2. Concentration sudies : bila suatu radiofarmaka
diberikan pada seorang pasien kemudian diukur
berapa persen yang ditangkap suatu organ, misal
Thyroid Up-take.
DETEKSI RADIOISOTOP DAPAT DIBAGI
DALAM 5 KATEGORI :
3. Dinamic function study : Suatu radiofarmaka
dipelajari saat mencapai atau meninggalakan suatu
organ. Misal ; pada pemeriksaan cerebral blood flow,
renogram.
5. In vitro test
6. Radiofarmaka dicampur dengan sampel penderita,
misalnya pada pemeriksaan T3 x T4.
2 MACAM GAMBARAN YANG DIPEROLEH DARI HASIL
SCANNING :