Disusun Oleh :
Kelompok 4 Kelas 2C
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan rahmat
dan karunia-Nya, makalah Kedokteran Nuklir ini dapat kami buat sebagai tugas kami. Sebagai
bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat diterima dan dipahami secara bersama.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kedokteran Nuklir. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian makalah kami. Dengan harapan dapat diterima oleh Ibu Yeti
Kartikasari., ST.,MKes dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedokteran nuklir merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang dapat
dikatakan relatif masih baru jika dibandingkan dengan disiplin ilmu kedokteran lainnya.
Berawal dari ditemukannya zat radioaktif pada tahun 1896 oleh Henry Becquerel yang
secara kebetulan menemukan sinar nonvisual dari elemen Uranium yang dapat
menghitamkan plat foto, manusia mulai memanfaatkan tenaga nuklir walaupun mula-
mulanya hanya digunakan untuk keperluan militer. Baru setelah dunia dikejutkan oleh
ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945 yang dapat menelan
ratusan ribu korban jiwa, maka para ahli terutama ahli sarjana kedokteran mengharapkan
agar tenaga nuklir dapat dimanfaatkan untuk tujuan damai, diantaranya dalam bidang
kedokteran.
Kemudian detector eksternal (gamma kamera) menangkap dan membentuk gambar dari
radiasi yang dipancarkan oleh radiofarmaka. Proses ini tidak seperti sinar-X diagnostic
dimana radiasi eksternal melewati tubuh untuk membentuk sebuah gambaran. Pencitraan
scintigraphi nuklir.
diagnostic pencitraan yang lebih spesifik organ atau jaringan (misalnya scan paru-paru,
scan jantung, scan tulang, scan otak, Renogram, dll). Radiofarmaka digunakan dalam
teraphy kedokteran nuklir yang memancarkan radiasi pengion jarak pendek, sehingga
meminimalkan efek samping yang tidak diinginkan yang dapat merusak organ atau
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan radiofarmaka?
2. Bagaimana produksi radiofarmaka dilakukan?
3. Bagaimana penggunaan radiofarmaka untuk pemeriksaan?
C. Tujuan Penuliasan
1. Memahami tentang radiofarmaka
2. Mengetahui proses produksi dari radiofarkama.
3. Mengetahui cara pengaplikasian radiofarmaka kedalam tubuh.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Radiofarmaka
Radiofarmaka merupakan sediaan farmasi dalam bentuk senyawa kimia yang
radiofarmaka pada umumnya terdiri dari 2 komponen yaitu radioisotop dan bahan
pembawa menuju ke organ target. Pancaran radiasi dari radioisotop pada organ target
itulah yang akan dicacah oleh detector (gamma kamera) untuk direkostruksi menjadi citra
I-131, Bi-212, Y-90, Cu-67, Pd-109. Radiofarmaka yang banyak dipakai untuk
D. Produksi Radiofarmaka
Produksi sediaan radiofarmaka dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
1. Radioisotop primer medical yaitu radioisotop dalam bentuk kimia yang sederhana
yang jauh dari tempat produksi radioisotop terutama bagi rumah-sakit yang tidak
Generator radioisotop adalah suatu sistem yang terdiri dua macam radioisotop
yaitu radioisotop induk induk dan radioisotop anak yang keduanya membentuk
yang lebih panjang daripada waktu paruh radioisotop anak. Radioisotop anak
senyawa kimia yang akan ditandai dengan radioisotop untuk menjadi sediaan
senyawa lain.
d. Dapat diperoleh dengan cara elusi generator radioisotop.
Oleh kerena itu sediaan radiofarmaka yang berkembang sampai saat ini
99m IDA dan I-131 Rose Bengal oleh sel poligonal hati ditransfer dari darah
kemudian diekskresi ke usus halus, lewat saluran empedu, I-131 Hippuran
difagosit oleh RES tubuh. Bila radiofarmaka ini disuntikkan secara Intra Vena
maka dapat memeriksa scanning liver, limpa, dan sumsum tulang, jika
limpa.
4. Capillary Blockage (Penghalang Kapiler) : Bila pembawa materi berbentuk
saling bertukar tempat dengan senyawa yang sama dari organ tubuh,
Contoh ; Polifosfat bertanda Tc-99m (Tc-99m MDP) akan bertukar tempat dengan
senyawa polifosfat tulang dan dalam jangka 2-4 jam Tc-99m MDP akan merata
dalam tulang, pemeriksaan untuk mendeteksi lesi otak denagn RIHSA dan cairan
interselluler otak.
6. Compartmental Localization (kompartemental) : Bila radiofarmaka dapat
menggambarkan blood pool karena keberadaannya yang cukup lama dalam darah
maka ikatan ini dapat dipakai untuk scanning jantung dan plasenta
pemeriksaan adalah :
1. Jenis peluruhan radiasi ; Untuk keperluan pemeriksaan eksternal in vivo, sinar-
gamma dengan energi 100-500 kev sangat ideal. Karena radiasi dengan energi
lebih besar 500 kev akan mampu menembus pelindung dan sekat-sekat pada
sangat kecil (lebih kecil 20 kev) banyak penyerapan foton oleh jaringan sebelum
mencapai detektor. Dengan demikian sinar gamma murni tanpa radiasi partikel
radioaktif untuk mencapai kativitas setngah dari aktivitas mula-mula, waktu paruh
murni dari suatu organ tubuh serta waktu paruh efektif yaitu waktu yang
tersebut., sehingga penting untuk menentukan paparan radiasi dari suatu organ
memberikan foton yang penting untuk pendeteksian. Sebab dalam suatu materi
radiofarmaka yang telah diketahui jumlahnya, maka delution yang terjadi atau
prosentase absorsi atau kapan dieskresi dapat ditentukan melalui sampel darah,
kemudian diukur berapa persen yang ditangkap suatu organ, misal Thyroid Up-
take.
3. Dinamic function study : Suatu radiofarmaka dipelajari saat mencapai atau
renogram.
4. Organ system atau pool Visualization : Setalah radiofarmaka dimasukkan ke
dalam tubuh pasien maka distribusinya akan tersaji dalam bentuk gambar.
Misalnya pada pemeriksaan scanning otak, cardiac blood pool , Bone scan.
5. In vitro test : Radiofarmaka dicampur dengan sampel penderita, misalnya pada
pemeriksaan T3 x T4.
pada keadaan abnormal timbul penurunan aktivitas atau cold area. Contoh :
PENUTUP
Kesimpulan
Radiofarmaka adalah senyawa kimia yang mengandung atom radioaktif dalam strukturnya dan
digunakan untuk diagnosis atau terapi. Dengan kata lain, radiofarmaka merupakan obat
DAFTAR PUSTAKA
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-18-radiofarmaka
http://ss-radiology.blogspot.com/2008/08/kedokteran-nuklir.html