Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Fluroscopy

Thomas A. Edison menemukan fluoroskopi pada tahun 1896, fluoroskopi


digunakan sebagai alat kedokteran yang praktis. Di dalam dunia kedokteran peranan
fluoroskopi dalam menegakkan diagnosa sangatlah besar. Setidaknya sampai saat ini
pemeriksaan dengan menggunakan media kontras masih cenderung menggunakan
bantuan fluoroskopi untuk pelaksanaanya ( Bushong, 2001). Selain itu mempunyai
akurasi yang baik, pemakaian fluoroskopi bagi radiolog bisa langsung untuk
mengamati objek yang dikehendaki dan sekaligus dapat mengambil radiograf sesuai
dengan kebutuhan secara efektif dan efisien.

B. Definisi Fluroscopy

Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus sinar


roentgen dan suatu tabir yang bersifat luminisensi bila terkena sinar tersebut.
Fluoroskopi utamanya diperlukan untuk menyelidiki fungsi serta pergerakan suatu
organ atau sistem tubuh seperti dinamika alat peredaran darah, misalnya jantung, dan
pembuluh darah besar, serta pernafasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-
paru. (Sjahriar Rasad, 2005).
Fluoroskopi dapat memberikan diagnosa aktif selama jalannya pemeriksaan.
Oleh karena itu pemeriksaan fluoroskopi secara primer dilakukan oleh Dokter
Radiologi. Peran Radiografer sebagai mitra selama pemeriksaan, termasuk di dalam
pengambilan gambar radiografi setelah pemeriksaan fluoroskopi usai. Pemeriksaan
fluoroskopi umumnya digunakan untuk mengevaluasi dan mengobservasi fungsi
fisiologis tubuh yang bergerak, seperti proses menelan, jalannya barium didalam
traktus digestivus, penyuntikan zat kontras pada sistem biliari, dan lain-lain. (Richard
R.C, dan Arlene M. 1992).
Adapun alat fluoroskopi modern sekarang ini terdiri dari tube sinar-X
fluoroskopi dan penerima gambar (Image Receptor) yang berada pada alat C-Arm
(Alat yang berbentuk seperti huruf C) agar tetap pada posisi yang tegak lurus
walaupun keduanya bergerak atau berotasi. Ada dua jenis desain tube sinar-X
fluoroskopi, yaitu yang berada dibawah meja pemeriksaan dan yang berada diatas
meja pemeriksaan tepatnya diatas tubuh pasien. Namun kebanyakan pesawat
fluoroskopi menggunakan desain under table unit (tube yang berada di bawah meja
pemeriksaan).
Tube sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube diagnostik
konvensional kecuali bahwa tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk dapat
mengeluarkan sinar-X lebih lama daripada tube diagnostik konvensional dengan mA
yang jauh lebih kecil. Dimana tipe tube diagnostik konvensional memiliki range mA
antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tube sinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0
mA.
Pengaturan kVp tergantung pada organ yang akan diperiksa. Ciri-ciri dari
fluoroskopi adalah: Automatic Brightness Control (ABC), Automatic Brightness
Stabilization (ABS), atau Automatic Gain Control (AGC). Keuntungan dari
fluoroskopi yaitu meningkatkan ketajaman gambar yang dihasilkan. Tahap
perpendaran diukur dalam satuan Lambert (L) dan mililambert (mL), dimana 1L =
1000 mL.
C. Komponen Fluroscopy
Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit fluoroskopi yakni,
X-ray tube beserta generator, Image Intisifier, dan sistem monitoring video. Bagian
utama unit fluoroskopi adalah :
1. X-ray tube dan generator.
Tube sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube sinar-X
diagnostik konvesional kecuali bahwa tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk
dapat mengeluarkan sinar-X lebih lama dari pada tube diagnostik konvensional
dengan mA yang jauh lebih kecil. Dimana tipe tube diagnostik konvensional
memiliki range mA antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tube sinar-X
fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA. Sebuah Intensification Tube (talang penguat)
dirancang untuk menambah kecerahan gambar secara elektronik Pencerah gambar
modern sekarang ini mampu mencerahkan gambar hingga 500-8000 kali lipat.
(Richard R.C, dan Arlene M. 1992).
2. Image Intisifier

Semua sistem fluoroskopi menggunakan Image Intisifier yang menghasilkan


gambar selama fluoroskopi dengan mengkonversi low intensity full size image ke
high-intensity minified image. Image Intisifier adalah alat yang berupa detektor
dan PMT (di dalamnya terdapat photocatoda, focusing electroda, dinode, dan
output phospor). Sehingga memungkinkan untuk melakukan fluoroskopi dalam
kamar dengan keadaan terang dan tanpa perlu adaptasi gelap (Sjahriar Rasad,
2005).
Image Intisifier terdiri dari:
a) Detektor
Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat memendarkan
cahaya apabila terkena radiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor sebesar 60%
dari radiasi sinar-X
b) PMT (Photo Multiplier Tube)

Terdiri dari :
1) Photokatoda.
Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk merubah
cahaya tampak yang diserap dari input phospor menjadi berkas
elektron.
2) Focusing Electroda.
Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-
elektron negatif dari photochatode ke output phospor.
3) Anode dan Output Phospor.
Elektron dari photochatode diakselerasikan secara cepat ke
anoda karena adanya beda tegangan seta merubah berkas elektron tadi
menjadi sinyal listrik.
Komponen-komponen tabung yang terdapat pada kaca atau
pembungkus dari logam berfungsi untuk melindungi komponen-komponen
tersebut, tetapi fungsi yang lebih penting yaitu agar tabung tetap hampa
udara. Saat diinstall, tabung dimasukkan ke dalam peti logam untuk
melindunginya dari penanganan yang kasar.
Sinar-X yang keluar dari pasien dan terjadi pada tabung penguat
gambar ditransmisikan ke kaca pelindung (glass Envelope) dan berinteraksi
dengan input phosphor yaitu Cesium Iodide (CsI). Ketika sinar-X
berinteraksi dengan input phosphor, energinya diubah menjadi cahaya
tampak sama dengan efek Intensifying Screen (IS) radiografi.
Selanjutnya elemen yang aktif pada tabung penguat bayangan
adalah Photocathode, yang diikat secara langsung oleh input phosphor yang
tipis disebut lapisan adhesive transparan. Photocathode adalah lapisan
logam tipis yang biasanya terdiri dari Cesium dan antimony yang merespon
stimulasi dari cahaya dan input phosphor oleh emisi electron. Proses ini
disebut Photoemisi. Photocathode memancarkan electron ketika
dipendarkan oleh input phosphor.
Tabung penguat bayangan panjangnya kira-kira 50 cm. Beda
potensial kira-kira 25.000 V adalah faktor utama perantara antara
photocathoda dengan anoda sehingga elektron yang diproduksi oleh
photoemisi akan dipercepat gerakannya menuji katoda. Anoda adalah
piringan circular dengan lubang di tengah untuk melewatkan electron
menuju ke output phosphor, dan biasanya terbentuk dari Zinc Cadmium
Sulfide. Output phosphor merupakan electron yang beriteraksi dan
menghasilkan cahaya.
Jika susunan gambar akurat, jalur elektron dari katoda ke output
phosphor harus tepat. Energi yang digunakan elektron untuk melakukan
perjalanan disebut optik elekron, karena elektron diemisikan melebihi
permukaan tabung. Penguat bayangan harus difokuskan seperti cahaya
tampak. Untuk mengontrolnya digunakan suatu alat yang disebut “Lenses
Focusing Electrostatic”, yang terletak disepanjang tabung. Electron-electron
pada output phosphor dengan energi kinetik tinggi dan terdiri dari gambar
input phosphor dalam bentuk tang minimal.
Ketika elektron energi tinggi berinteraksi dengan input phosphor,
maka sejumlah cahaya diproduksi. Setiap fotoelektron yang sampai ke
output phosphor menghasilkan kira-kira 50-70 kali foton cahaya.
Perbandingan antara jumlah foton cahaya pada phosphor output
dengan jumlah sinar-X pada phosphor input disebut “Flux Gain”.
Kemampuan penguat gambar untuk meningkatkan tingkat perpendaran dari
gambar disebut “Brightness Gain”. Magnification Gain adalah
perbandingan antara kuadrat diameter phosphor input dengan diameter
phosphor output. Ukuran phosphor output biasanya ± 2.5-5 cm. Ukuran
phosphor input bervariasi dari 10-35 cm. Conversion factor yaitu
perbandingan antara perpendaran fosfor output dengan laju eksposure input
yang diukur dengan satuan Candela per meter kuadrat (Cd/m 2) dengan
miliRontgen per Penguat bayangan mempuyai rentang conversion factor
dari 50 sampai 300.

c) Sistem Monitoring dan Video

Beberapa sistem penampil gambar (viewing system) telah mampu


mengirim gambar dari output screen menuju alat penampil gambar
(Viewer). Dikarenakan output phospor hanya berdiameter 1 inch (2,54
cm), gambar yang dihasilkan relatif kecil, karena itu harus diperbesar dan
di monitor oleh sistem tambahan. Termasuk diantaranya Optical Mirror,
Video, Cine, dan sistem spot film. Beberapa dari sistem penampil gambar
tersebut mampu menampilkan gambar bergerak secara langsung (Real-
Time Viewing) dan beberapa yang lainnya untuk gambar diam (Static
Image). Waktu melihat gambar, resolusi dan waktu processing bervariasi
antar alat-alat tersebut. Pada saat pemeriksaan fluoroskopi memungkinkan
untuk dilakukan proses merekam gambar bergerak maupun gambar yang
tidak bergerak (statis). (Richard R.C, dan Arlene M. 1992;570).
Umumnya penempatan monitor berada di luar ruang pemeriksaan.
Monitor televisi juga digunakan untuk menyimpan gambar dalam bentuk
elektronik untuk ditampilkan kembali dan menipulasi gambar. Monitor
televisi merupakan bagian penting dari pesawat fluroskopi digital.

1. Kamera Televisi
Kamera terdiri dari rumah silindris dengan diameter 15 cm dan panjangnya 25
cm, dimana inti kamera yaitu tabung kamera televisi. Kamera televisi juga
tersusun oleh gulungan-gulungan elektromagnetik untuk member petunjuk sinar
elekron ke dalam tabung.Fungsi dari kaca pembungkus adalah untuk menjaga agar
tetap hampa udara dan untuk melindungi bagian –bagian element internal dari
tabung. Elemen internal itu adalah katoda, “gun electron”, grid elektrostatik dan
target atau anoda. Electron “ gun” adalah pemanasan filamen agar arus konstan
melalui emusi thermianic. Electron ini kemudian diubah menjadi sinar electron
oleh grid lebih dipercepat dan fokuskan oleh grid elektrostatik tambahan. Ukuran
dan posisi dari sinar elektron di control oleh kabel elektromagnetik external yang
dikenal dengan deflection coils,focusing coils, dan aligment coils.
2. Monitor Televisi
Video signal televisi diperkuat dan ditransmisikan oleh kabel monitor televisi
dimana monitor televisi ditransformasikan kembali menjadi gambar tampak.
Monitor televisi adalah tabung televisi gambar, atau cathode ray tube (CRT).

3. Gambar televisi
Gambar pada monitor televisi dibentuk dalam bentuk komplek, yaitu lebih
simple. Gambar televisi mentransformasi gambar cahaya tampak pada output
fosfor menjadi signal video elektrik yang dibentuk oleh sinar electron kontiyu
pada tabung kamera televisi.

4. Perekam Gambar
Cassete loaded spot film konvensional adalah metode yang digunakan oleh
fluroskopi penguat gambar. Spot film diposisikan diantara pasien dan penguat
gambar. Saat dieksposi spot film kaset dinginkan, radiolog harus mengontrol
pergerakan posisi dari kaset dan merubah operasi tabung sinar x dari fluroskopi
mA rendah ke radiografi mA tinggi.

D. PRINSIP KERJA FLUOROSKOPI


Pada saat pemeriksaan fluoroskopi berlangsung, berkas cahaya sinar-x primer
menembus tubuh pasien menuju input screen yang berada dalam Image Intensifier Tube
yaitu sebuah tabung hampa udara yang terdiri dari sebuah katoda dan anoda. Input
screen yang berada pada Image Intensifier adalah layar yang menyerap foton sinar-x dan
mengubahnya menjadi berkas cahaya tampak, yang kemudian akan ditangkap oleh PMT
(Photo Multiplier Tube). PMT terdiri dari photokatoda, focusing elektroda, dan anoda
dan output phospor. Cahaya tampak yang diserap oleh photokatoda pada PMT akan
dirubah menjadi elektron, kemudian dengan adanya focusing elektroda elektron-elektron
negatif dari photokatoda difokouskan dan dipercepat menuju dinoda pertama. Kemudian
elektron akan menumbuk dinoda pertama dan dalam proses tumbukan akan
menghasilkan elektron-elektron lain. Elektron-elektron yang telah diperbanyak
jumlahnya yang keluar dari dinoda pertama akan dipercepat menuju dinoda kedua
sehingga akan menghasilkan elektron yang lebih banyak lagi, demikian seterusnya
sampai dinoda yang terakhir. Setelah itu elektron-elektron tersebut diakselerasikan secara
cepat ke anoda karena adanya beda potensial yang kemudian nantinya elektron tersebut
dirubah menjadi sinyal listrik.
Sinyal listrik akan diteruskan ke amplifier kemudian akan diperkuat dan diperbanyak
jumlahnya. Setelah sinyal-sinyal listrik ini diperkuat maka akan diteruskan menuju ke
ADC (Analog to Digital Converter). Pada ADC sinyal-sinyal listrik ini akan diubah
menjadi data digital yang akan ditampilkan pada tv monitor berupa gambaran hasil
fluoroskopi.

DAFTAR PUSTAKA

Sjahriar Rasad. 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta,. Balai Penerbit FKUI
Richard, R.C, dan Arlene, M., 1992, Principles of Radiographic Imaging: An Art and A
Science, Thomson Learning, New York.

Bushong, C.S., 2001, Radiologic Science for Technologists: Physics, Biology, and Protection,
7 th Edition, Mosby Company, Washington.

Anda mungkin juga menyukai