Anda di halaman 1dari 10

PRAKTEK PRE KLINIK (MRI)

MRI Brain Rutin


1. Persiapan Pasien
Pasien jika perlu diminta untuk mengganti pakaian dengan pakaian yang sudah
disediakan dan melepas benda-benda yang mungkin saja mengganggu saat
berjalanya pemeriksaan pada sekitar organ kepala seperti anting-anting, kalung, ikat
rambut, atau bando serta meninggalkan dan meletakkan benda-benda berharga
seperti dompet, kunci, atau pun telepon genggam pada loker atau lemari yang sudah
disediakan dan kuncinya disimpan oleh atau keluarga pasien.

2. Verifikasi Data dan Screening Pasien


Untuk menghindari kesalahan data pasien yang dapat mengakibatkan kesalahan
dalam pemeriksaan, maka perlu dilakukan suatu tindakan verifikasi terhadap data
pasien seperti identitas pasien (pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal
lahir) dan organ yang akan diperiksa.

Kemudian setelah data pasien cocok, selanjutnya melakukan tindakan screening


terhadap pasien menggunakan alat bantu metal detector yang berfungsi untuk
memastikan bahwa pasien bebas dari benda logam baik yang bersifat diamagnetic,
paramagnetic, atau pun ferromagnetic demi keselamatan pasien (pasien safety) dan
kelancaran saat pemeriksaan berlangsung. Serangkaian kegiatan yang dilakukan
direkam kedalam bentuk daftar cek (Check List) yang kemudian digunakan sebagai
media sarana bantu sehingga tidak ada tindakan atau point yang terlewatkan.

3. Edukasi Pasien
Memberi edukasi ke pasien mengenai prosedur umum pemeriksaan MRI Brain
dengan cara memberikan informasi mengenai lamanya waktu pemeriksaan, dan hal-
hal yang harus dan tidak boleh dilakukan pada saat pemeriksaan berlangsung.
Selain itu perlu dilakukannya pemeriksaan mengenai riwayat pemeriksaan, operasi
atau penyakit, serta informasi mengenai keluhan pasien yang mengandung informasi
terhadap kelancaran dan keberhsailan pemeriksaan.

4. Posisi Pasien
Pasien akan diletakkan dalam posisi supine atau prone diatas meja pemeriksaan
tepat ditengah-tengah dan berada pada ujung meja yang paling dekat dengan Bore
Magnet dengan orientasi Headh First atau pun Feet First sesuai dengan organ dan
kebutuhan dalam pemeriksaan.
5. Penjelasan Lokasi Pemeriksaan dan Alat Bantu
Lokasi pemeriksaan MRI terpisah dengan pemeriksaan lainnya. Umumnya lokasi
atau zona pada ruang pemeriksaan maupun lingkungan ruang pemeriksaan MRI
dibagi menjadi 4 Zona.

Zona I
Merupakan daerah di sekitar ruang MRI yang boleh diakses oleh umum. Termasuk
juga jalan akses menuju ruang pemeriksaan. Daerah ini tidak perlu diberi penanda
tanda peringatan khusus.

Zona II
Merupakan peralihan dari daerah akses umum (Zona I) ke daerah pengawasan
(Zona III dan IV). Pasien dan pihak lain dapat memasuki daerah ini tapi harus
berhati-hati ketika mendekati Zona III. Pada Daerah ini juga dilakukannya screening
pasien.

Zona III
Merupakan zona peringatan, tidak semua orang boleh memasuki daerah ini.
Peralatan/benda logam tidak boleh memasuki daerah ini karena dapat menyebabkan
bahaya .

Zona IV
Merupakan daerah pengawasan di sekitar pesawat MRI. Hanya dimasuki oleh
pasien yang telah screening. Petugas MRI dan tenaga kesehatan lain yang telah
discreening.

Alat bantu yang mungkin dapat dilakukan dalam pemeriksaan MRI harus merupakan
peralatan yang terbuat dari bahan diamagnetik seperti contiohnya meja transfer
pasien yang terbuat dari bahan alumunium, headset untuk meredam suara, atau
peralatan penujang lainnya seperti infus stand yang terbuat dari bahan diamagnetik.

6. Pemilihan Coil dan Peralatan Lainnya


Pemilihan coil dilakukan umumnya berdasarkan pada organ yang hendak diperiksa
dan tujuan pemeriksaan MRI-nya. Jika akan memeriksa kepala maka menggunakan
coil kepala (head coil), begitu pula dengan organ lainnya. Tetapi tidak semua organ
memiliki coil khusus, contohnya angkle atau manus atau wrist joint. Organ tersebut
tidak memiiki coil khusus layaknya kepala atau knee joint, melainkan menggunakan
coil kepala ataupun coil yang dapat digunakan pada permukaan (flexi coil).

Penting juga untuk memperhatikan kenyamanan pasien selain keselamatannya.


Karena pemeriksaan MRI membutuhkan waktu yang lama, kenyamanan pasien
harus optimal agar pasien tidak merasa mudah lelah atau merasa kesakitan yang
mengakibatkan pasien dapat berubah posisi atau bergerak selama pemeriksaan.
Pergerakan atau perubahan posisi pasien ini dapat mengakibatkan munculnya suatu
artefak yang dinamakan motion artefak. Ada beberapa peralatan fiksasi yang dapat
dipilih agar keselamatan dan kenyamanan pasien didapat. Seperti head holder untuk
mengganjal kepala pasien, straps untuk menjaga posisi pasien atau organ yang
hendak diperiksa, dan sand bag yang dapat pula digunakan untuk menjaga
kestabilan posisi organ yang akan diperiksa.

7. Instrumen MRI
1. Bore Magnet
Bore magnet merupakan sumber magnet eksternal yang sangat kuat. Bore
magnet berbentuk seperti gantry pada pesawat CT-scan, tetapi dengan panjang
tabung yang lebih panjang. Bore magnet berfungsi menciptakan medan magnet.
Kuat medan magnet yang paling homogen terletak pada pertengahan bore
magnet.

2. Coil
Coil merupakan peralatan yang tidak kalah pentingnya dengan bore magnet. Coil
berfungsi untuk mentranmisikan sinyal radiofrekuensi dan menangkapnya.
Umumnya coil memiliki banyak bentuk yang menyesuaikan dengan organ yang
akan diperiksa. Semakin dekat koil dengan permukaan organ, maka sinyal dan
gambaran yang dihasilkan semakin baik pula.

3. Active Shielding
Merupakan suatu rangkaian coil digunakan untuk mengurangi medan fringe statis
yang dihasilkan oleh medan magnet utama. Umumnya terletak di dalam cryostat
yang berisi helium di luar medan utama pada magnet superkonduktor. Pada
magnet permanen berbentuk berupa coil resistif yang terletak pada tepi ujung
kutub-kutub magnet.
4. Passive Shielding
Fungsi dari passive shielding sama dengan active shielding yaitu mengurangi
medan fringe statis. Bedanya adalah jika pada active shileding berupa coil,
passive shileding menggunakan lempengan besi atau baja yang dilekakkan pada
dinding atau lantai ruang pemeriksaan MRI, serta ada pula yang meletakkanya
didalam cryostat atau inti magnet.

5. Indikator Helium
Pentingnya peran helium dalam upaya menjaga suhu magnet utama agar tetap
stabil dan tidak terlalu panas sangat perlu dijaga. Indikator helium dapat
menunjukan volume helium dalam bentuk pesentasi. Biasanya helium pada MRI
yaitu 1700-2000 cc. Indikator Helium ini juga dapat dijadikan parameter
terjadinya suatu kebocoran helium atau quench.

6. Indikator O2
Indikator Oksigen digunakan untuk memantau besarnya kadar oksigen pada
ruang MRI. Jika terjadinya quench atau kebocoran helium, Oxygen dalam
ruangan akan diganti dengan gas helium. Berbahaya bila terhirup dan akan
menyebabkan frostbite. Normalnya kadar oksigen pada ruangan MRI yaitu 150
ppm.

7. Chiller MRI
Chiller juga merupakan instrumen MRI yang berfungsi sebgai mendingin medan
magnet. Bedanya dengan cryogen, dalam mendinginkan MRI chiller
menggunakan serangkaian sirkulasi dengan media air yang umumnya dijaga
atau diatur pada 48oF.

8. Area 5 gauss
Area 5 gauss yang dimaksud adalah dimana area yang memiliki medan megnetik
fringe yang kurang dari 5 gauss (0.5 mT). Area 5 gauss merupakan semua area
bebas yang dapat diakses oleh masyarakat umum tanpa adanya pengawasan
(Zona I MRI).

8. Entry Data Pasien


Entry data pasien pada dasarnya dilakukan secara manual oleh radiografer, tetapi
dengan adanya HIS dan RIS, entry data dilakukan dengan cara yang lebih singkat
dan aman dengan hanya memasukan nomor rekam medis atau pun mengambil data
dari data base yagn sudah disediakan pada sistem informasi.

9. Workstation Console Pemeriksaan MRI Brain


Pemilihan protokol dilakukan berdsarkan pemeriksaan MRI Brain yang dikehendaki
sesuai dengan klinis pasien. Sebagai contoh berikut dibawah ini pemilihan protokol
pemeriksaan MRI kepala di RSMC Telogorejo:
Brain Rutin
1. Scout Head
2. T1 Spin Echo Sagittal
3. T2 Turbo Spin Echo Axial
4. T2 TIRM Axial
5. T1 Spin Echo Axial
6. T2 BLADE Coronal
Opsional
7. T2 Turbo Spin Echo Axial (GRE)
8. T1 FLASH Axial
9. T2 BLADE Axial
10. T2 Turbo Spin Echo Axial
11. T2 Turbo Spin Echo Coronal
12. Diffusition + ADC
13. T2 Turbo Spin Echo Fat Sat Sagittal
14. T1 Spin Echo Coronal
15. ASL 3D (Perfusion)
16. TOF 3D (MR Angiography)

10. Planning Daerah Pemeriksaan dan Slices Thickness


Pengambilan citra MRI Brain meliputi irisan Axial, Sagittal dan Coronal. Batas
atasnya adalah Vertex Cranium dan Batas Bawahnya adalah Cerebellum atau
Hingga Medulla Oblongata.

Irisan Axial
Sejajar dengan garis yang dibentuk oleh Genu dan Splenium pada Corpus Callosum.

Irisan Sagittal
Sejajar dengan Falx Cerebri atau tepat pada pertengahan hemipherasi sinistra dan
dextra
Irisan Coronal
Tegak Lurus dengan garis yang dibentuk oleh Genu dan Splenium pada Corpus
Callosum.

11. Parameter MRI BRAIN


1. T1 Spin Echo Sagittal
- FOV : 240 mm
- Slices : 20
- Slice thickness: 5 mm
- NEX :2
- TR : 550 ms
- TE : 9.7 ms
- PED : A >> P
- FED : R >> L
- Matrix : 256 x 256
- Gap : 1,5 mm
- ETL :-

2. T2 Turbo Spin Echo Axial


- FOV : 240 mm
- Slices : 20
- Slice thickness: 5 mm
- NEX :4
- TR : 5000 ms
- TE : 81 ms
- PED : R >> L
- FED : A >> P
- Matrix : 384 x 384
- Gap : 1,5 mm
- ETL : 11

3. T2 TIRM Axial
- FOV : 240 mm
- Slices : 20
- Slice thickness: 5 mm
- NEX :3
- TR : 9000 ms
- TE : 86 ms
- PED : R >> L
- FED : A >> P
- Matrix : 256 x 256
- Gap : 1,5 mm
- ETL :6

4. T1 Spin Echo Axial


- FOV : 240 mm
- Slices : 20
- Slice thickness: 5 mm
- NEX :2
- TR : 550 ms
- TE : 9.7 ms
- PED : R >> L
- FED : A >> P
- Matrix : 256 x 256
- Gap : 1,5
- ETL :-

5. T2 BLADE Coronal
- FOV : 230 mm
- Slices : 20
- Slice thickness: 5 mm
- NEX :1
- TR : 9000 ms
- TE : 88 ms
- PED : R >> L
- FED : A >> P
- Matrix : 256 x 256
- Gap : 1,5 mm
- ETL : 13
12. Optimasi Imaging
Optomasi citra yang dilakukan pada pemeriksaan MRI Brain di RSMC Telogorejo
adalah Field Gradien Echo dan Penggunaan Saturation Band. Penggunaan GRE T2
berfungsi untuk mendeteksi lesi yang sangat kecil dan saturation band digunakan
untuk mem-block sinya dari organ yang bergerak seperti bagian cavum oris dan CSF
pada medula spinalis.

13. Modifikasi Parameter terhadap Artefak, Motion, dan Aliasing


Chemical Shift Artifact : Mengurangi FOV
Susceptibility Artifact : TE Pendek, FSE dan Menipiskan Slice
Thickness
Ghost Artifact : Menggunakan Fiksasi dan Saturation Band
Partial Volume Artifact : Mengurangi Ukuran Pixel dan Slice Thickness
Wrap-Around (Aliasing) Artifact : Menambah FOV, Menukar phase dan
frekuensi axes, Menggunakan surface coil dan
saturasi band, dan Menggunakan teknik
phase-oversampling
Radial/Spiral Artifacts : Menambah FOV
Zipper Artifact : Menjauhkan benda elektronik dan menutup
rapat ruang pemeriksaan MRI
Surface Coil Artifact : Menggunakan coil dengan kuran yang
proposional dan sanggup mengkover seluruh
bagian objek yang hendak diperiksa

14. Post Processing


Window Width dan Window Level
Pengaturan WW dan WL umumnya dilakukan tergantung dari petugas yang menilai.
Penilaian setiap petugas berbeda-beda yang dipengaruhi banyak faktor bahkan
faktor subjektifitasnya sangat tinggi. Umum nya pada MRI Brain menggunakan WW:
1000 – 1500, dan WL: 400 – 600

Format Film
Format film yang digunakan adalah 4 x 5 dengan asumsi ada satu frame yang tidak
ikut masuk pada frame karena jumlah slice 20 dan perlu ditambahkan dengan
gambaran scout.
Storage Film
Penyimpanan dapat dilakukan pada data base, hardsiksk, atau pada Compact Disk
(CD).

Printing Film
Film di Print dengan Format 4 x 5 dengan ukuran film 35 x 43 dengan jumlah yang
bervariasi tergantung kebutuhan dan status pemeriksaan pasien.

15. Safety MRI


Bahaya Medan Magnet
Untuk mengatasi masalah baha medan magnet, perlu dilakukan pemisahan zona
MRI yang sudah ditentukan dengan masing-masing zona dipisahkan oleh sekat atau
ruang yang berbeda dan adanya pengecekkan kembali mengenai benda-benda yang
tidak diperbolehkan pada setiap zonannya agar terhindar dari kejadian yang tidak
diharapkan mengenai bahaya medan magnet.

Kebocoran Cryogen
Untuk menangguoangi masalah kebocoran cryogen harus dilakukan secara berkala
sebelum kebocaran itu terjadi. Pemantauan dilakukan pada Indikator Oksigen
didalam ruang pemeriksaan MRI. Jika Indikator menunjukan angka < 140 ppm maka
alaram akan berbunyi. Langkah pertama ialah keluarkan pasien dengan hati-hati,
matikan pesawat MRI, buka pintu rang MRI dengan Lebar, Kemudian panggil
petugas teknisi medis untuk mengatasi kebocoran cryogen yang terjadi.

Logam Menempel Magnet


Jika permasalahan ini terjadi, maka petugas radiologi hendaknya memanggil petugas
teknisi medis untuk mengambil besi yang menempel pada magnet jika ukuran dan
kekuatan menempelnya besi tidak sanggup diatasi oleh radiografer.

Emergensi Medis
Langkah yang paling utama jika adanya kejadian emergensi medis adalah:
- Pastikan kondisi pasien
- Cek tanda Vital
- Menekan Code Biru
- Pindahkan pasien menggunakan bed transfer keluar dari ruangan MRI
- Mencari Trolly Emergency Terdekat
- Serahkan kondisi pasien pada petugas kode biru yang datang.
16. Examination Closing Procedure
Setelah pemeriksaan selesai, hendaknya mengeluarkan pasien dengan perlahan
dan sesuai prosedur. Umumnya yaitu mengeluarkan pasien dari bore magnet,
melepaskan coil, menurunkan pasien, menanyakan kondisi pasien, memerintahkan
pasien untuk mengganti pakaian. Jika pasien menggunakan media kontras, maka
hendaklah menyarankan kepada pasien untuk banyak mengkonsumsi air mineral.
Kemudian kondisikan ruangan MRI pada kondisi siap pakai untuk digunakan pada
pasien berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai