Anda di halaman 1dari 51

INDIKASI PEMERIKSAAN MRI

DAN
TATA CARA PEMERIKSAAN MRI THORACO-LUMBAL

8
DISUSUN OLEH :
1. RHICO ARDIAN KRIANGGA
2. TRI FEBRYANI

DOSEN PEMBIMBING :
ERNA WIDIARTI, S.ST
A. INDIKASI PEMERIKSAAN MRI
a) Indikasi Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan MRI dapat dilakukan pada berbagai organ dan sistem tubuh. Sebuah
jaringan tubuh yang rusak akan menimbulkan pembengkakan (edema). Adanya
pembengkakan ini akan memberikan warna kontras yang berbeda dengan jairngan normal.
MRI dapat digunakan untuk berbagai kelainan di bidang saraf, anggota gerak tubuh, tumor,
dan penyakit jantung.

1. Di bidang saraf: stroke, tumor otak, kelainan mielinisasi otak, gangguan aliran cairan
otak/hidrocephalus, beberapa bentuk infeksi otak, gangguan pembuluh darah otak, dsb.
2. Di bidang muskuloskeletal: tumor jaringan tulang atau otot, kelainan saraf tulang
belakang, tumor spinal, jeputan akar saraf tulang belakang, dsb.
3. Di bidang kardiologi: pembuluh darah besar, pemeriksaan MRA (Magnetic Resonance
Angiografi) carotis, dsb.
Alat MRI dapat pula digunakan untuk berbagai pemeriksaan khusus.
Pemeriksaan FLAIR dapat dilakukan untuk berbagai penyakit demielinisasi. Pemeriksaan
diffusion weighted imaging (DWI) MRI untuk deteksi awal adanya stroke iskemik.
Pemeriksaan DWI MRI dapat mendeteksi perubahan di otak setelah 10 menit terjadinya
sumbatan, jauh lebih cepat daripada CT-Scan yang mampu mendeteksi iskemia setelah 4-
6 jam pasca sumbatan. MRI mampu memvisualisasikan dengan sangat jelas kondisi
pembuluh darah di tubuh. Suatu prosedur yang disebut MRA (Magnetic Resonance
Angiografi
b) Alasan Dilakukan MRI
MRI adalah salah satu cara dokter memeriksa dan menghasilkan gambar organ,
jaringan, dan sistem rangka dengan resolusi tinggi. Hal itu nantinya dapat membantu
dokter melakukan diagnosis berbagai kondisi.
Contohnya:

1. Jantung dan pembuluh darah


MRI yang dilakukan pada jantung atau pembuluh darah bertujuan melihat
beberapa hal seperti ukuran dan fungsi pada serambi jantung, ketebalan dan gerakan
dinding jantung dan tingkat kerusakan akibat serangan jantung. Selain itu dapat juga
mendeteksi masalah struktural pada urat nadi, seperti dinding pembuluh darah yang
melemah atau sobek, maupun radang dan penyumbatan pada pembuluh darah.
2. Otak dan saraf tulang belakang
MRI paling sering digunakan untuk menguji pencitraan otak dan saraf tulang
belakang. MRI pada otak juga dapat dimanfaatkan untuk pertimbangan langkah operasi otak
dengan melakukan identifikasi area bahasa dan kendali gerakan yang penting. Beberapa
penyakit pada otak dan saraf tulang belakang yang dapat didiagnosis dengan MRI, antara lain
stroke, tumor, aneurisma, multiple sclerosis, cedera saraf tulang belakang, serta gangguan
mata dan telinga bagian dalam.

3. Tulang dan sendi


Pada bagian tulang dan sendi, MRI dapat membantu mengevalusi kondisi seperti
infeksi tulang, kelainan pada tulang belakang, tumor pada tulang dan jaringan lunak, dan
peradangan sendi. Juga dapat mengetahui kondisi abnormal pada sendi yang disebabkan
cedera traumatis atau berulang.
3. Payudara
MRI dapat digunakan pada wanita yang berisiko tinggi terkena kanker
payudara atau bagi mereka yang memiliki jaringan payudara yang padat. Langkah ini
efektif untuk memberikan informasi tambahan dalam mendeteksi keberadaan sel kanker
payudara selain menggunakan mamografi.

4. Organ internal lain


MRI juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi tumor atau gangguan lain dari
berbagai organ tubuh, termasuk hati, ginjal, limpa, pankreas, rahim, ovarium, prostat dan
testis.
c) Memperhitungkan Risiko
MRI tidak menggunakan radiasi X-ray dalam prosesnya. Anda yang menjalani
prosedur tersebut juga tidak akan merasa sakit. Hal ini berarti orang yang rentan terhadap
risiko radiasi X-ray seperti ibu hamil, bisa menjalani MRI.
Hingga kini belum ada bukti terhadap risiko dari medan magnet dan
gelombang radio selama penggunaan MRI.
Kemungkinan rasa tidak nyaman akan dirasakan bagi anda yang memiliki rasa
takut berada di ruang tertutup (claustrophobia), yang dapat dibicarakan dengan
radiografer atau petugas yang bertanggung jawab di ruang radiologi. Kemungkinan Anda
akan diberikan obat penenang sebelum dipindai.
Yang juga perlu diperhatikan, ada sebagian orang yang tidak boleh melakukan
pemindaian MRI karena adanya logam dalam tubuh. Selain karena tidak aman, logam itu
kemungkinan akan mengganggu gambar yang dihasilkan MRI. Informasikan pada dokter
atau radiografer jika pada tubuh anda terdapat logam atau alat elektronik, seperti alat pacu
jantung atau pacemaker, implan koklea pada telinga, defibrilator jantung yang ditanamkan
atau katup jantung buatan (artificial heart valves).
Informasikan juga bila pada tubuh anda terdapat prostesis sendi logam (metallic
joint prostheses), klip logam (metal clip) atau peluru, proyektil dan beragam jenis logam
lainnya.
Konsultasi lanjutan diperlukan bagi anda yang memiliki gangguan ginjal atau
gangguan hati sebelum MRI. Ada proses pemindaian MRI yang memerlukan cairan kontras
untuk hasil terbaik, namun sebaiknya dihindari atau dibatasi jika memiliki gangguan ginjal
atau hati.
d) Langkah Persiapan
Sebelum melakukan pemeriksaan MRI, anda dapat makan dengan normal dan
mengonsumsi obat-obatan seperti biasa, kecuali dokter menyarankan sebaliknya. Pada
sebagian kasus akan diberikan materi kontras, misalnya gadolinium, yang kemungkinan
akan disuntikkan melalui pembuluh darah di tangan atau lengan.
Materi kontras dapat meningkatkan tampilan gambar untuk detail tertentu. Materi
kontras yang digunakan pada MRI umumnya memiliki kemungkinan lebih
rendah menimbulkan reaksi alergi, dibandingkan dengan yang digunakan pada
pemeriksaan CT scan.
Sebelum anda diperiksa, maka anda akan diminta menukar pakaian terusan yang
disediakan oleh rumah sakit dan melepas benda-benda di tubuh Anda. Terutama jika Anda
memakai perhiasan, seperti cincin, kalung, jam tangan, atau jepit rambut. Sama halnya jika
anda memakai kacamata, alat bantu dengar, gigi palsu, atau BH dengan penyangga logam,
radiografer akan meminta untuk dilepaskan.
e) Proses Pemindaian dengan MRI
Pada bagian tengah mesin MRI yang berbentuk tabung, terdapat tempat tidur yang
dapat digerakkan keluar masuk selama pasien diperiksa secara berbaring. Anda dapat
dimasukkan kaki atau kepala terlebih dahulu, tergantung bagian tubuh mana yang akan
dipindai. MRI akan dioperasikan melalui komputer yang berada di ruangan terpisah demi
menghindari medan magnet dari mesin pemindai.
Anda dapat berkomunikasi dengan radiografer melalui interkom dan mereka akan
memantau Anda melalui sebuah monitor televisi.
Selama dilakukan pemeriksaan, alat MRI akan mengeluarkan bunyi yang keras saat
menghasilkan arus listrik yang dihasilkan kumparan pemindai. Penyumbat telinga atau
mengenakan headphone dengan musik, dapat berguna meredam suara.
Hindari bergerak dan upayakan untuk tetap diam selama pemindaian MRI
berlangsung, sekitar 15 hingga 90 menit. Durasi tersebut tergantung area tubuh yang diperiksa
dan seberapa banyak gambar yang dibutuhkan.
Tergantung kebutuhan, Anda mungkin akan diminta untuk melakukan beberapa hal.
Misalnya, menekan ibu jari ke arah jari-jari tangan lain, menggosok kertas amplas,
atau menjawab pertanyaan sederhana. Tujuannya membantu mengetahui bagian otak mana
yang mengendalikan tindakan tersebut. Setelah selesai menjalani proses pemindaian yang
dilakukan tanpa obat penenang, Anda dapat segera kembali beraktivitas.
Meski pemindaian MRI tergolong non-invasif dengan risiko yang kecil, sebagian
orang sebaiknya mempertimbangkan kembali penggunaannya. Selalu konsultasikan kepada
dokter mengenai perlu atau tidaknya Anda menjalani pemeriksaan MRI.
Gambar Thoraco-lumbal
B. TATA CARA PEMERIKSAAN MRI THORACO-LUMBAL
a) PROSEDUR POSISI PASIEN DAN OBJEK:

• Pada pemeriksaan MRI Thoraco-lumbal, kita menggunakan body coil.


Gambar body coil:
• Kemudian colok kabel penghantar dari body coil ke meja pemeriksaan, agar
menyala dan bisa digunakan.
Gambar:
• Sebelum pasien tidur di meja pemeriksaan, petugas memberikan instruksi kepada
pasien, seperti berikut ini:

 Pasien dilarang untuk membawa dan menggunakan benda logam yang


berhubungan dengan magnet, contohnya HP dan jam tangan.
 Pada pemeriksaan Thoraco-lumbal pasein diposisikan Head first dalam
posisi tidur melintang pada meja pemeriksaan.
 Pasien jangan bergerak selama pemeriksaan.

• Pasien diposisikan pada batas atas pada prosessus xipoideus dan batas bawah
simphisis pubis. Patokan dalam posisi ini batas tengahnya itu dari garis hitam
yang berada di pinggir body coil.
Gambar:
• Pasien diposisikan Head first.
Gambar:
• Lampu kolimasi harus sesuai dengan garis hitam yang berada dipinggir body coil.
Gambar:

• Kemudian tekan set sampai nilai 0 (nol), kemudian pasien telah masuk kedalam MRI
magnetik, lalu lakukan scan MRI pada ruang operator.
Gambar:
• PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA MONITOR MRI :

REGISTRASI UNTUK PASIEN YG BARU


PENGISIAAN DATA PASIEN:

NAMA PASIEN

ISI UMUR PASIEN

JENIS KELAMIN PASIEN

PILIH PEMERIKSAAN T Spine

DI PROSES

• Pilih T spine pada Pemilihan MRI Thoraco-lumbal.


Setelah itu pilih
T Spine
SCANOGRAM
TOPOGRAM SCAN 1

(S/T/C)
Scanogram Scan 2

(transversal/Coronal)
URUTAN PADA SCAN 2
TOPOGRAM SCAN 2

(CORONAL)

TOPOGRAM SCAN 2

(TRANSVERSAL)

TOPOGRAM SCAN 2

(CORONAL)
SCANOGRAM SCAN 3

T2 (SAGITAL)
URUTAN SCAN 3
TOPOGRAM SCAN 3

SCAN 3 - 1

T2 (SAGITAL)
TOPOGRAM SCAN 3

SCAN 3 – 2

T2 (SAGITAL)
SCANOGRAM SCAN 4

T1 (SAGITAL, FSE)
TOPOGRAM SCAN 4

SCAN 4 – 1

T1 (SAGITAL)
SCANOGRAM SCAN 5

T2 (TRANSVERSAL)
URUTAN SCAN 5
TOPOGRAM SCAN 5

SCAN 5 – 1

T1 (TRANSVERSAL)
TOPOGRAM SCAN 5

SCAN 5 – 2

T1 (TRANSVERSAL)
SCANOGRAM SCAN 6

T1 (TRANSVERSAL, FSE)
TOPOGRAM SCAN 6

SCAN 6 – 1

T1 (TRANSFERSAL)
TOPOGRAM SCAN 7

SCAN 7 – 1

MYELO (CORONAL)
TOPOGRAM SCAN 7

SCAN 7 – 1

MYELO (CORONAL)
TOPOGRAM SCAN 7

SCAN 7 – 1

MYELO (CORONAL)
SCANOGRAM SCAN 8

MYELO-MIP
TOPOGRAM SCAN 8

SCAN 8 – 1

MYELO-MIP
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai