Anda di halaman 1dari 49

ALAT UKUR MONITOR

RADIASI

Proteksi Radiasi
RADIASI PENGION
Data dari Bapeten thn 2002 sekitar 2000
instansi memanfaatkan radiasi pengion,
dengan 29% pada bidang industri, 69%
bidang kesehatan dan 2% Litbang
Beberapa sifat radiasi pengion :
1. tidak dapat dirasakan secara langsung
oleh panca indra
2. dapat menembus bahan/medium
(gelombang elektromagnetik)
Alat ukur radiasi
Dalam penggunaannya alat ukur radiasi
dapat dibedakan berdasarkan atas kategori :
1. Monitor radiasi seperti surveymeter ,
elektrometer
2. Personal monitor meliputi : film badge,
TLD badge dan dosimeter saku
Jenis Alat Ukur Monitor Radiasi
Jenis Alat Ukur Personal monitor
Prinsip kerja alat ukur
Merupakan suatu sistem yang terdiri dari
detektor dan rangkaian penunjang.

Alat
Radiasi Detektor penunjang Pekerja
Cara Pengukuran Radiasi
Terdapat dua cara pengukuran radiasi yaitu
cara pulsa (pulse mode) dan cara arus
(current mode). Sistem pengukur yang
digunakan dalam kegiatan proteksi radiasi,
seperti survaimeter dan monitor radiasi
biasanya menerapkan cara arus (current
mode) sedangkan dalam kegiatan aplikasi
dan penelitian menerapkan cara pulsa
(pulse mode).
Cara pulsa
Setiap radiasi yang mengenai alat ukur akan
dikonversikan menjadi sebuah pulsa listrik, baik
dengan mekanisme ionisasi maupun sintilasi. Bila
kuantitas radiasinya semakin tinggi maka jumlah
pulsa listrik yang dihasilkannya semakin banyak.
Sedangkan semakin besar energinya semakin
tinggi pulsanya.
Informasi yang dihasilkan dengan cara pulsa
adalah
1. jumlah pulsa (cacahan)
2. tinggi pulsa listrik.
Untuk meng "konversi" kan sebuah radiasi
menjadi sebuah pulsa listrik dibutuhkan waktu
tertentu, yang sangat dipengaruhi oleh jenis
detektornya. Bila terdapat dua buah radiasi yang
datang secara berurutan dengan selang waktu
lebih cepat daripada waktu konversi detektor,
maka radiasi yang terakhir tidak akan tercacah.
Tampilan sistem pengukur dengan cara pulsa
biasanya berupa angka seperti gambar berikut.
Cara Arus
Pada cara arus, radiasi yang memasuki detektor tidak
dikonversikan menjadi pulsa listrik secara satu per
satu, melainkan rata-rata dari akumulasinya dalam
konstanta waktu tertentu dan dipresentasikan sebagai
arus listrik. Semakin banyak kuantitas atau energi
radiasi per satuan waktu yang memasuki detektor,
akan semakin besar arusnya.
Karena proses konversi pada cara arus ini
tidak dilakukan secara individual maka
cara ini tidak dapat memberi informasi
jumlah pulsa (cacahan) maupun tinggi
setiap pulsa. Informasi yang dihasilkan
cara pulsa ini adalah intensitas radiasi
yang sebanding dengan perkalian jumlah
pulsa dan tingginya.
Tampilan sistem pengukur dengan cara arus
biasanya berupa jarum penunjuk seperti
gambar berikut.
DETEKTOR
Detektor adalah suatu bahan yang peka terhadap
radiasi, jadi bila dikenai radiasi akan
menghasilkan suatu tanggapan (respon) tertentu
yang lebih mudah diamati
Fungsi detektor : mengubah energi radiasi nuklir
menjadi bentuk energi lain yang mudah diamati
(tanggapan)
Perancangan detektor dilakukan berdasarkan
efek-efek yg dihasilkan akibat proses radiasi
ALAT PENUNJANG
Biasanya merupakan peralatan elektronik
berfungsi untuk mengubah tanggapan
detektor menjadi suatu informasi yang
dapat diamati oleh panca indera manusia.
Pengamatan dapat dalam bentuk nilai
cacah, spektrum atau bunyi
SURVEY METER
Surveymeter adalah alat ukur radiasi yang dapat
menampilkan hasil pengukuran secara langsung
pada saat dikenai radiasi.
Berfungsi untuk mengukur laju paparan radiasi
secara langsung di tempat kerja
Surveymeter yang membedakan fungsi dalam
penggunaannya terletak pada system detektornya.
Sedangkan bagian ratemeternya (penguat dan
penampil) disesuaikan dengan detector dan
kebutuhan, apakah akan berupa digital atau
analog.
- Jenis detektor : udara ionisasi
chamber
- Respon energi : tetap dari 8
keV sampai 2 MeV.
- Pengukuran jarak/range : 6
range angka dosis : 10 Gy/h,
100 Gy/h, 1000 Gyh ( 1
Gy/h = 100 rad/h) dan 5 range
dosis serap.
- Indicator-jarum galvanometer
- Sensitivitas : 4,8.10-12 A per mGy/h; 0,6 Gy/h dasar
typical (< 1 Gy/h).
- Respon time : < 20 s untuk 90% pada deviasi total pada
2 range terbawah (10 Gy/h dan 100 Gy/h). dan < 5 s
pada 4 ranger teratas.
- Akurasi : lebih dari 10% dari range 10 Gy/h (sesudah
penyetelan 0 pada galvanometer); Lebih dari 7% pada
100Gy/h sampai range 1000 mGy/h ; Lebih dari 10%
pada penggabungan range dosis dari 10 Gy sampai
100 mGy.
- Sumber untuk tes
- Elektrikal : Power supply 4 baterai alkaline tipe.
JENIS DETEKTOR PADA ALAT
UKUR RADIASI

Detektor isian gas


detektor kamar ionisasi/ionisasi chamber
detektor proporsional
detektor Geiger Muller
Detektor sintilasi
Detektor semikonduktor
Detektor emulsi foto
BAHAN DETEKTOR
BAHAN TANGGAPAN SIFAT

Gas Pancaran elektron Langsung


Sintilator Percikan cahaya Langsung

Semi konduktor Pancaran elektron Langsung

Emulsi foto Bayangan hitam Tidak


langsung
DETEKTOR ISIAN GAS
JENIS DETEKTOR ISIAN GAS
Detektor kamar ionisasi
Beroperasi pada tegangan paling rendah
Jumlah elektron yg terkumpul di anoda sama dgn jumlah
yg dihasilkan oleh proses ionisasi radiasi pengion primer
Tidak terjadi pelipatgandaan (multiplikasi) jumlah ion
oleh proses ionisasi sekunder (faktor multiplikasi gas =
1)
Dimungkinkan utk membedakan antara radiasi yg
berbeda ionisasi spesifikasinya.
Arus (denyut out put) yg ditimbulkan biasanya sangat
rendah (10-12 A)
Rangkaian Amplifier DC digunakan utk pengukuran
arus tsb
Bahan isian gas pada detektor
Desain tabung dan gas pengisi yg digunakan
bergantung pada maksud penggunaan alat. Utk
instrumentasi fisika kesehatan, tabung detektor
dibuat dari material bernomor atom rendah dan
biasanya diisi udara sebagai bahan detektornya,
yg bisa digunakan utk pemantauan radiasi jenis
foton maupun beta.
Jika detektor dirancang utk pemantauan radiasi
beta maka pada tabung detektor memiliki
bagian yg berdinding sangat tipis jendela
Detektor proporsional
Alat pantau ini bekerja pada tegangan yg lebih tinggi dari
detektor kamar ionisasi yg ditandai dgn mulai terjadinya
multiplikasi gas yg besarnya tergantung pada jumlah
elektron mula-mula dan tegangan yg digunakan.
multiplikasi >1
Meskipun terjadi multiplikasi namun jumlah total elektron
yg dihasilkan tetap sebanding (proporsional) dgn ionisasi
mula-mula.
Keuntungan : mampu mendeteksi radiasi dgn intensitas yg
cukup rendah. Untuk mengukur aktivitas zat radioaktif.
Kelemahan : memerlukan sbr tegangan yg super stabil krn
pengaruh tegangan yg sgt besar.
Detektor Geiger-Muller
Beroperasi pada tegangan diatas alat pantau
proporsional.
Akibatnya proses ionisasi yg terjadi dalam
detektor makin luas memanjang ke seluruh anoda
shg pulsa yg dihasilkan tidak lagi bergantung
pada ionisasi mula-mula maupun jenis radiasi yg
mengakibatkan proses ionisasi.
Radiasi jenis apapun yg tertangkap oleh detektor
GM akan menghasilkan keluaran yg sama
Keuntungan : denyut out put sgt tinggi shg tdk
diperlukan penguat pulsa/penguatnya sederhana
Detektor Sintilasi
Sintilasi merupakan suatu bahan padat, cair maupun gas
yang akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai
radiasi pengion.
Mekanisme pendeteksian radiasi dengan detector sintilasi
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ;
1. proses perubahan radiasi yang datang menjadi percikan
cahaya di bahan sintilasi
2. proses penguatan percikan cahaya menjadi pulsa listrik di
tabung photomultiplier (PMT)
radiasi Bahan sintilator (dapat memancarkan cahaya) PMT
(sebagai katoda untuk penguatan percikan cahaya) rate meter
Jumlah percikan cahaya sebanding dengan energi
radiasi diserap dan dipengaruhi oleh jenis bahan
sintilatornya. Semakin besar energinya semakin
banyak percikan cahayanya.
Peristiwa pembentukan kelipan cahaya
sampai dengan penguatan percikan cahaya
Prinsip kerja tabung
foto multiplier:
terjadinya ionisasi
sekunder dengan
menarik elektron
dengan beda
potensial yang tinggi
Jenis Detektor Sintilasi
Kristal NaI(Tl)
Digunakan untuk mengukur radiasi gamma dan Sinar-X
Kristal ZnS(Ag)
Digunakan untuk mengukur radiasi alpha dan beta
Kristal LiI(Eu)
Digunakan untuk mengukur radiasi neutron
Sintilator Organik
Sintilator organik ini dibuat dari bahan organik seperti
anthracene atau stilbene.
Sintilator Cair (Liquid Scintillation)
Detektor yang berwujud cair
Kristal NaI(Tl)
Detektor sintilasi NaI(Tl) dibuat dari kristal tunggal natrium
iodida (NaI) yang sudah sedikit diberi pengotor Talium (Tl).
Karena kristal NaI bersifat higroskopis, maka kristal tersebut
ditutup rapat-rapat dalam wadah alumunium (Al) yang
dilapisi cromium (Cr). Di antara kristal NaI(Tl) dan dinding
wadah Al dimasukan reflektor berupa serbuk mangan oksida
(MnO) atau Alumunium trioksida (Al2O3).
Kristal NaI(Tl) direkatkan pada sebuah tabung pelipat ganda
elektron menggunakan perekat bening yang terbuat dari
silikon. Pada ujung tabung pelipat ganda elektron terdapat
elektroda peka cahaya yang disebut fotokatoda.
Kristal NaI(Tl)
Karakteristik dari detektor NaI(Tl)
Memiliki pancaran kerlipan cahaya yang tinggi dari
energi radiasi yang tersimpan dalam bahan
detektor memiliki panjang gelombang sekitar 4200
angstrom pada temperatur kamar dengan waktu
peluruhannya 0,25 mdetik.;
Detektor sintilasi NaI(Tl) memiliki efisiensi yang
cukup baik untuk radiasi gamma.
Memiliki nomor atom (Z) yang tinggi karena adanya
atom Iodine (I):
Bahan pemendar padat dengan rapat jenis sebesar
3,57 gr/cm3 memiliki kemungkinan interaksi per cm
yang cukup tinggi
Detektor Sintilasi
DETEKTOR SEMIKONDUKTOR

B a h a n
S e m ik o n d u k to r

R
M E T E R

bahan semikonduktor : dapat menghantarkan listrik


pada kondisi tertentu
prinsip kerja ~ prinsip kerja detektor isian gas
Detektor Semikonduktor

Detektor semikonduktor dapat dipandang sebagai


detector kamar ionisasi dimana medium gas diganti
dengan zat padat yang bersifat semikonduktor.
Detector ini mempunyai keunggulan yaitu efesien
dibanding dengan detector isian gas, karena dibuat
dari zat padat, serta mempunyai resolusi yang lebih
baik daripada detector sintilasi
Bahan semikonduktor dibuat dari golongan IV
unsur periodic yaitu silicon (Si) atau germanium.
Pada dasarnya, bahan isolator dan bahan
semikonduktor tidak dapat meneruskan arus
listrik.
Hal ini disebabkan semua elektronnya berada
di pita valensi sedangkan di pita konduksi
kosong. Perbedaan tingkat energi antara pita
valensi dan pita konduksi di bahan isolator
sangat besar sehingga tidak memungkinkan
elektron untuk berpindah ke pita konduksi ( > 5
eV )
Sebaliknya, perbedaan tersebut relatif kecil pada
bahan semikonduktor ( < 3 eV ) sehingga
memungkinkan elektron untuk meloncat ke pita
konduksi bila mendapat tambahan energi.
skema
Prinsip kerja dari detector semikonduktor

Energi radiasi yang memasuki bahan semikonduktor akan


diserap oleh bahan sehingga beberapa elektronnya dapat
berpindah dari pita valensi ke pita konduksi. Bila diantara
dua ujung bahan semikonduktor tersebut terdapat beda
potensial maka akan terjadi aliran arus listrik.
Terdapat dua metoda untuk meningkatkan kualitas arus
listrik yang dihasilkan yaitu dengan :
1. menurunkan temperature bahan semikonduktor agar
konduktivitas listriknya lebih besar
2. membuat hubungan atau sambungan semikonduktor agar
dapat menahan terjadinya aliran pembawa muatan
DETEKTOR ZAT PADAT /
SEMIKONDUKTOR
Dibuat dari bahan semikonduktor, ada beberapa
jenis : high purity germanium, high purity silicon,
lithium drifted germanium dan lithium drifted
silicon
Ge dan Si memiliki elektron valensi 4, secara
umum semuanya terikat dalam ikatan kovalen,
sehingga seluruh pita valensi terisi penuh sedang
pita konduksi kosong.
Semikonduktor memiliki orde energi gap yang
kecil sekitar 1 ev atau kurang. Sedangkan insulator
energi gap nya dapat mencapai 5 ev.
DETEKTOR ZAT PADAT /
SEMIKONDUKTOR
Pada suhu ruang sejumlah kecil elektron tereksitasi ke pita
konduksi dan ada lubang di pita valensi.
Lubang ini dapat diisi elektron dari atom sebelahnya maka
seakan lubang ini dapat bergerak(tentu muatan positif inti
atom tak berpindah).
Untuk mengontrol konduksi di semikonduktor, sejumlah
kecil bahan dari golongan III atau V yang dikenal sebagai
doping diberikan pada bahan semikonduktor ini.
Dengan adanya bahan doping gol. V maka ada atom dari
doping ini yang kelebihan elektron (tak berpasangan).
Elektron ini mudah terksitasi ke pita konduksi. Bahan ini
menjadi semikonduktor tipe n.
Sebaliknya kalau doping dari golongan III maka atom
doping hanya bervalensi 3 maka ada sebuah lubang yang
mudah diisi oleh elektron dari pita valensi. Bahan ini
menjadi semikonduktor tipe p)
DETEKTOR ZAT PADAT /
SEMIKONDUKTOR
Jika semikonduktor tipe n dan tipe p disambungkan maka
elektron dari tipe n akan menyeberang sambungan menuju
tipe p menyebabkan terjadinya daerah deplesi. Di sekitar
sambungan ini pembawa muatan bebas ternetralisasi.
Akibatnya terjadi medan listrik di sekitar sambungan
yang mencegah penyeberangan selanjutnya.
Bila partikel radioaktif memasuki daerah deplesi dan
menimbulkan ionisasi (pasangan elektron dan hole) maka
elektron dan hole akan bergerak dalam arah berlawanan di
bawah medan listrik yang ada sehingga tercipta pulsa
elektronik yang sebanding dengan energi partikel
radioaktif tersebut.
Continue
Sambungan
semikonduktor dibuat
dengan menyambungkan
semikonduktor tipe N
dengan tipe P (PN
junction).
Kutub positif dari
tegangan listrik
eksternal dihubungkan
ke tipe N
sedangkan kutub
negatifnya ke tipe P
Continue
Hal ini menyebabkan pembawa muatan positif akan
tertarik ke atas (kutub negatif)

Positif ke kutub negatif

Sedangkan pembawa muatan negatif akan tertarik ke


bawah (kutub positif),

Negatif ke kutub positif

sehingga terbentuk (depletion layer) lapisan kosong


muatan pada sambungan PN.
Continue
Dengan adanya lapisan kosong muatan ini
maka tidak akan terjadi arus listrik. Bila
ada radiasi pengion yang memasuki lapisan
kosong muatan ini maka akan terbentuk
ion-ion baru, elektron dan hole, yang
akan bergerak ke kutub-kutub positif dan
negatif. Tambahan elektron dan hole inilah
yang akan menyebabkan terbentuknya
pulsa atau arus listrik.
a. Keunggulan semikonduktor
lebih efisien dibandingkan dengan
detektor isian gas karena terbuat dari zat
padat serta mempunyai resolusi yang
lebih baik daripada detektor sintilasi.
Pada dasarnya bahan isolator dan bahan
semikonduktor tidak dapat meneruskan
arus listrik , hal ini disebabkan semua
elektronnya berada dengan pita valensi
sedangkan pita konduksinya kosong.
B. Kelemahan dari detektor
semikonduktor
harganya lebih mahal
pemakaiannya harus sangat hati-hati
karena mudah rusak dan beberapa jenis
detektor semikonduktor
Contoh Detektor Semikonduktor

Anda mungkin juga menyukai