Anda di halaman 1dari 10

Tugas Pertemuan 10

Nama : Asih Sriyanti


Nim : 20190301096
Soal !
Tugas 10 Tanggap Daeurat
1. Sebutkan tugas dan tanggung jawab Tim Penanggulangan Kebakaran dalam manajemen
kebakaran gedung bertingkat!
Jawab :
a. Tugas:
- Mengkoordinasikan pelaksanaan MPK.
- Melaksanakan penyusunan program pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada
bangunan secara berkesinam-bungan.
- Melaksanakan penyusunan program peningkatan kemampuan personil.
- Melaksanakan kegiatan dengan tujuan diperoleh unsur keamanan total terhadap
bahaya kebakaran.
- Melaksanakan koordinasi penanggulangan dan pengendalian kebakaran pada saat
terjadi kebakaran.
- Melaksanakan penyusunan sistem dan prosedur untuk setiap tindakan pengamanan
terhadap bahaya kebakaran pada bangunan.
- Melaksanakan penyusunan dan pendokumentasian laporan mengenai pelaksanaan
yang berkaitan dengan MPK padabangunan.
- Membuat kebijakan bagi penanggulangan menyeluruh terhadap kemungkinan
terjadinya kebakaran dan sekuriti pada bangunan.

2. Pengumpulan informasi tentang keandalan bangunan dan kemungkinan terjadinya bahaya


kebakaran dan keadaan darurat lainnya adalah langkah awal bagi kegiatan analisis kerentanan
kebakaran dalam rangka menentukan kemampuan penanganan keadaan darurat kebakaran.
Sebutkan informasi apa saja yang dibutuhkan!
Jawab :
1. Dokumen dari lingkungan internal seperti antara lain:
a. Rencana Pengamanan Kebakaran (Fire Safety Plan);
b. Rencana Tindak Darurat Kebakaran (Fire Emergency Plan);
c. Program K3;
d. Kebijakan terhadap lingkungan;
e. Security
f. Program asuransi;
g. Rencana pengamanan bahan berbahaya;
h. Manajemen risiko;
i. Kebijakan penghentian mesin atau instalasi
j. Manual karyawan;
k. Prosedur keuangan dan pengadaan;
l. Proses penaksiran keselamatan.
2. Informasi tentang potensi keadaan darurat, rencana-rencana yang ada, dan sumber daya yang
tersedia:
a. Instansi Pemadam Kebakaran;
b. Polisi;
c. Dinas Pekerjaan Umum;
d. PLN; e. Kantor Telepon;
f. Intansi Medis Darurat;
g. Badan Meteorologi dan Geofisika;
h. PMI;
i. Kantor Bupati/Walikota;
j. Rumah Sakit;
k. Kontraktor;
l. Pemasok peralatan darurat.
3. Bagaimana tugas dari Tim Pemadam Api?
Jawab :
a. Memadamkan api dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Hidran Kebakaran
bangunan.
b. Menjaga terjadinya penjalaran kebakaran dengan cara melokalisasi daerah kebakaran dan
menyingkirkan barang-barang yang mudah terbakar, atau menutup pintu dan jendela.
c. Mencegah orang yang bukan petugas MPK atau petugas TPK mendekati daerah yang
terbakar.
d. Menghubungi manajer TPK jika kebakaran diperkirakan tidak dapat diatasi lagi.
Nama : Asih Sriyanti

Nim : 20190301096

Soal !

Tugas 10 SMK3

1. Bacalah beberapa jurnal dan berikan resume berupa pendapat anda mengenai pelaksanaan
SMK3 di indsutri minyak dan gas di Indonesia (lampirkan link sumber jurnal)

Jawab :

Menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), kesadaran perusahaan di


Indonesia mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja atau yang akrab disebut
dengan SMK3 yang mengacu kepada PP 50 Tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 5,4 persen.

Terbukti dari beberapa jurnal yang saya bacs, bahwa penerapan SMK3 di industri migas juga
sudah dijalankan dengan baik.

Pada junal :

Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang


Industri Migas dengan Pendekatan Risk Asessment Code (RAC)

Penerapan  SMK3  di  TBBM X  secara  keseluruhan  berjalan  dengan  baik  dengan
pengawasan  dan  pengendalian  dari manajemen  dan  pengawas  K3LL. Dalam hal ini
perusahaan tersebut menggunakan pendekatan RAC guna untuk merangking hazards dengan
mempertimbangkan  probability  severity  munculnya hazards.

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan  pengukuran  terhadap  RAC  yang  dialami  pihak 
TBBM  X  perlu  ditingkatkan dari  level  High  Risk  ke  Low  Risk  pada beberapa lokasi dan
kegiatan di Terminal BBM  X. Dikarenakan terdapat tiga potensi  risiko bernilai High, hal  ter
sebut menjadikan perhatian  khusus bagi manajemen  untuk  dilakukan  pencegah-an dan
pengendalian. Kegiatan  tersebut, yaitu: 1) Penyaluran operasi filling shed, 2)  Penyaluran 
pipanisasi  ke  TBSG,  dan 3) FAME pengisian fame ke mobil tangki (bio  solar)  yang
mempunyai  potensi  bahaya ceceran minyak, emisi hidrokarbon, dan sarfas tertarik mobil
tangki, yang dapat menyebabkan risiko potensi kebakaran,  dan meninggal.

Sumber :

http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/view/3/4
Nama : Asih Sriyanti

Nim : 20190301096

Soal !

Tugas 10 Epidemiologi

1. Bagaimana kejadian Stroke di Indonesia?

Jawab :

Menurut data dari Riskesdas 2018, Stroke menempati urutan pertama sebagai penyakit penyebab
kematian di hampir semua provinsi di Indonesia, kecuali di Kalimantan Tengah, Gorontalo dan
Jawa Timur di mana PJK adalah penyebab angka kematian tertinggi. Angka beban akibat
penyakit stroke atau penyakit serebrovaskuler di tahun 2016 juga mengalami peningkatan cukup
besar yaitu 30,2%.

Prevalensi penyakit stroke menurut provinsi dan berkisar antara 4,1% hingga 14,7%, dengan
prevalensi nasional 10,9%. Sementara itu, prevalensi penyakit jantung menurut diagnosis dokter
pada penduduk semua umur adalah 1,5%. Provinsi dengan angka prevalensi terbesar adalah
Kalimantan Utara dan terendah di Nusa Tenggara Timur.

2. Jelaskan bagaimana Diabetes Melitus, Obesitas dan Konsumsi Alkohol dapat


meningkatkan risiko seseorang untuk terkena Stroke!

Jawab :

Diabetes dapat menyebabkan stroke jika gula darah tidak terkontrol dengan baik. Kadar gula
darah yang terlalu tinggi dalam darah dapat menyebabkan terbentuknya sumbatan dan deposit
lemak di pembuluh darah.

Jika seseorang mengalami obesitas pasti akan mengalami kelebihan lemak dalam tubuh, dan
apabila terdapat lemak berlebih dalam tubuh menyebabkan darah akan lebih kental dan
pembuluh darah akan menjadi keras, sehingga pembuluh darah akan lebih mudah pecah dan
lebih mudah tersumbat sehingga obesitas merupakan faktor utama terkena stroke iskemik.

Sebagian besar kasus stroke karena asupan alkohol yang berlebihan sering terjadi karena


kombinasi dari tekanan darah tinggi dan terganggunya proses mekanisme pembekuan
darah. Stroke hemoragik merupakan terjadinya perdarahan pada otak, sehingga pasokan darah
yang menuju ke otak menjadi berkurang.

3. Berikan Argumentum Anda mengenai bagaimana pelaksanaan pencegahan dan


pengendalian Stroke di Indonesia! Sertakan data pendukung.

Jawab :

Upaya untuk pelaksanaan pencegahan terjadinya Stroke di Indonesia bisa dengan melakukan
penyuluhan, memberikan pengetahuan kepada individu untuk meningkatkan gaya hidup sehat
dengan perilaku “CERDIK”, yaitu , Cek Kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

Menurut data Riskesdas, faktor risiko perilaku utama yang menjadi tantangan dalam upaya
pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia adalah :

 Sekitar 93,5% penduduk berusia >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur.
 Sekitar 36,3% penduduk berusia >15 tahun merokok, perempuan berusia > 10 tahun yang
merokok  sekitar 1,9%.
 Sekitar 26,1% penduduk kurang melakukan aktivitas fisik.
 Sekitar 4,6% penduduk berusia >10 tahun minum minuman beralkhohol.
Nama : Asih Sriyanti

Nim : 20190301096

Soal !

Tugas 10 Surveilans

1. Berikan argumentum (didukung data pendukung) mengenai bagaimana pelaksanaan


surveilans TB paru di Indonesia!

Jawab :

Di Indonesia sudah menerapkan pelaksanaan surveilans TB, akan tetapi hal tersebut belum
begitu maksimal dalam pelaksanaannya.

Sistem surveilans tuberkulosis paru di Indonesia secara Nasional berada dibawah pengawasan
Direktorat Jendral P2&PL (Pemberantasan Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan) Departemen
Kesehatan. Surveilans tuberkulosis paru yang berada di tingkat Kabupaten /Kota bergantung
pada Wasor (wakil supervisor) yang berada di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan bekerja
sama dengan unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, BP4, BBKPM, laboratorium
dll). Wasor mengumpulkan dan mengolah data dan informasi surveilans tuberkulosis paru
kedalam buku register tuberkulosis paru.

Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di
dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 dan estimasi insidensi
berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000
kematian per tahunnya (WHO, 2010).

2. Sebutkan kendala dalam pelaksanaan surveilans TB paru di Indonesia!

Jawab :

a) Masih adanya kelemahan dibagian Sumber Daya Manusia yaitu dalam hal kualitas (di
tingkat Puskesmas) dan kuantitas (di tingkat Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten).
b) Masih kurangnya pengawasan terkait subsistem input TB di Indonesia.
c) Masih banyaknya tempat kesehatan seperti Puskemas yang terlambat dalam melakukan
entry data, padahal pengumpulan data dapat dilakukan setiap hari. Hal ini akan menjadi
hambatan terhadap ketepatan pelaporan.

3. Berikan solusi atas kendala dalam pelaksanaan surveilans TB paru di Indonesia!

Jawab :

1) Meningkatkan dan memperluas pemanfaatan strategi untuk menghentikan penularan TB


dengan cara meningkatkan akses terhadap diagnosis yang akurat dan pengobatan yang efektif
dengan akselerasi pelaksanaan DOTS untuk mencapai target global dalam pengendalian TB
paru, dan meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas obat anti TB paru

2) Menyusun strategi untuk menghadapi berbagai tantangan dengan cara mengadaptasi


DOTS untuk mencegah, menangani TB dengan resistensi OAT (MDR-TB) dan
menurunkan dampak TB/HIV

3) Mempercepat upaya eliminasi TB dengan cara meningkatkan penelitian dan


pengembangan untuk berbagai alat diagnostik obat dan vaksin baru serta meningkatkan
penerapan metode baru dan menjamin pemanfaatan, akses dan keterjangkaun.
Nama : Asih Sriyanti

Nim : 20190301096

Tugas 10 PKK

Soal !

PT Z merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Oil and Gas. Di dalamnya terdapat
1000 orang pekerja yang aktif bekerja dengan sistem 3 bulan aktif 2 minggu offdan tersebar di
beberapa site. Hasil MCU pada tengah tahun 2020 menunjukkan bahwa 53% pekerja lapangan
dilaporkan mengalami Obesitas dan 28% mengalami Overweigth. Lakukan analisis penyebab
terjadinya obesitas pada kasus di atas dan buatlah rencana program penurunan berat badan yang
tepat untuk menyelesaikan permasalahan di atas!

Jawab :

Ada berbagai macam faktor yang berperan dalam obesitas. Hal ini yang menjadikannya
kompleks. Faktor perilaku, lingkungan, dan genetik dapat berperan dalam menimbulkan
overweight dan obesitas.

Gaya hidup para pekerja minyak dan gas (migas) antara lain, kebiasaan olahraga tidak teratur,
kebiasaan merokok, serta asupan tinggi kalori dan lemak. Perusahaan migas kebanyakan
menyediakan makanan secara prasmanan bagi para pekerja meliputi sarapan, makan siang,
makan malam, dan 2 kali makanan selingan. Makanan dan minuman yang dapat diambil
sesukanya menyebabkan tidak terkontrolnya asupan makan pekerja yang berdampak pada
ketidakseimbangan antara kalori dengan pengeluaran energi. Jika hal tersebut terus menerus
seperti itu maka risiko obesitas bagi pekerja tidak dapat dikendalikan.

Ada sejumlah pendekatan intervensi di tempat kerja yang memungkinkan untuk dilakukan.
Beberapa pengusaha, misalnya, telah mengadopsi program untuk mendorong penurunan berat
badan dan pemeliharaan berat badan yang direkomendasikan :

- Mendorong olahraga
- Mempromosikan diet sehat.

Walaupun keberhasilan jangka panjang pada umumnya belum terbukti, hasil jangka pendek dari
intervensi tersebut harus didukung secara luas.

Para profesional kesehatan kerja seharusnya dapat mendorong para pemberi kerja untuk
membuat tempat kerja yang bebas dari ”junk food” dengan memberikan makanan alternatif yang
lebih sehat di kantin

Nama : Asih Sriyanti

Nim : 20190301096

Tugas Laboratorium K3

Soal !

1) Sebutkan dan jelaskan minimal 3 metode pengumpulan sampel gas dan uap!

Jawab :

Adsorpsi

Kontaminan gas dan uap ditangkap pada permukaan suatu media sorben pada (solid sorbent)
untuk menghilangkan kontaminan udara yang diinginkan selama periode waktu yang ditentukan.

Menurut NMAM, faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi adsorpsi antara lain:

1. Temperatur

2. Kelembaban

3. Laju alir pengambilan sampel

4. Adanya kontaminan lain.

Absorpsi
Kontaminan gas dan uap dilewatkan melalui suatu cairan sehingga larut secara fisik atau
bereaksi secara kimiawi dengan reagen untuk menghasilkan derivatif. Teori absorpsi menyatakan
bahwa gas dan uap akan menuju larutan hingga mencapai konsentrasi kesetimbangan.

Mekanisme absorpsi merupakan teknik sampling yang digunakan untuk gas dan uap dengan cara
melewatkan udara yang mengandung kontaminan melalui sorben cair pada wadah gelas ataupun
plastik.

Reaksi kimia dan grab sampling

Reaksi antara kontaminan gas dan uap dengan reagen yang terdapat pada suatu saringan (reagen
coated on filter). Grab sampling, kontaminan yang ada di udara ditarik ke dalam kontainer
dilanjutkan dengan analisis selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai