Anda di halaman 1dari 2

1. Bagaimana kejadian Diabetes Melitus di Indonesia?

Penderita diabetes di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat, berdasarkan data


riset kesehatan dasar (Riskesdas) terlihat bahwa berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
atau dengan gejala prevalensi DM pada penduduk umur ≥15 tahun 2007 yaitu 1,1%,
tahun 2013 yaitu 2,4 persen (2013). Padatahun 2018 ditemukan prevalensi diabetes
melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥15 tahun yaitu 2,0%, pada
tahun 2013 yaitu 1,5% dan terlihat bahwa terjadi peningkatan prevalensi dari tahun 2013
sampai tahun 2018 dengan provinsi tertinggi yaitu DKI Jakarta dan provinsi terendah
Nusa Tenggara Timur. World Health Organization memperkirakan jumlah pasien
diabetes di Indonesia khususnya tipe 2 akan meningkat signifikan hingga 16,7 juta pada
tahun 2045. Hal ini bisa terjadi bila masyarakat Indonesia masih kurang sadar akan
penyakit ini dan kerap menyepelekannya.

2. Jelaskan bagaimana riwayat persalinan, riwayat abortus berulang dan asupan sayur dan
buah dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena Diabetes Melitus!
Riwayat persalinan
Riwayat persalinan ibu hamil dapat meningkatkan risiko diabetes akibatkan oleh naiknya
kadar berbagai hormon di dalam tubuh saat hamil. Bertambahnya jumlah hormon
kehamilan ini bisa menghambat kerja insulin. Akibatnya, gula darah naik dan disimpan
sebagai lemak oleh tubuh ibu. Kadar gula darah yang terus tinggi ini juga bisa
mengakibatkan berat badan janin naik, hingga di atas rata-rata.

Riwayat abortus
Riwayat abortus dapat meningkatkan risiko diabetes mellitus karna ketidakadekuatan
control glikemik selama fase embrionik (usia kehamilan 7 minggu pertama) diindikasikan
dengan peningkatan HbA1c.

Asupan sayur dan buah


Asupan sayur dan buah mempunyai indeks glikemik rendah hingga sedang karena
kandungan fruktosa dan serat di dalamnya. Juga kaya akan antioksidan yang melindungi
terhadap diabetes. Juga meningkatkan sensitivitas terhadap insulin atau hormon yang
mengontrol gula darah dan mengurangi kenaikan berat badan. Jadi jika kurangnya asupan
dan buah dapat meningkatkan risiko diabetes mellitus.

3. Berikan Argumentum Anda mengenai bagaimana pelaksanaan pencegahan dan


pengendalian Diabetes Melitus di Indonesia! Sertakan data pendukung?
Menurut Menkes tahun 2018 bahwa Indonesia berkomitmen mencegah dan
mengendalikan Diabetes melalui pemberdayaan masyarakat. Sebagai bagian dari upaya
pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), Pemerintah Indonesia
telah membentuk Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM, sebagai upaya terdepan
pencegahan dan pengendalian PTM. Upaya efektif untuk mencegah dan mengendalikan
diabetes harus difokuskan pada faktor-faktor risiko disertai dengan pemantauan yang
teratur dan berkelanjutan dari perkembangan mereka. Delapan puluh persen kasus PTM
dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko umum. Sayangnya, faktor risiko
umum PTM di Indonesia masih relatif tinggi: sebesar 33,5% tidak melakukan aktivitas
fisik, 95% tidak mengonsumsi buah dan sayuran, dan 33,8% populasi usia di atas 15
tahun merupakan perokok berat. Sehingga, untuk mencapai keberhasilan upaya
pencegahan dan pengendalian Diabetes, diperlukan kerja sama pemangku kepentingan
lain di luar sektor kesehatan, baik lintas sektoral di tingkat nasional, kerja sama kawasan
(regional) maupun secara global.

Anda mungkin juga menyukai