Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PROTEKSI RADIASI

TENTANG
UJI KEBOCORAN RADIASI PESAWAT SINAR X

OLEH

Stanislaus Yudianus sam


15500007

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN GUNA BANGSA


YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI DIII TEHNIK RADIODIAGNOSTIK
DAN RADIOTERAPI

2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh manusia secara


langsung, seberapapun besarnya. Agar pekerja radiasi tidak mendapat
paparan radiasi yang melebihi batas yang diizinkan maka diperlukan alat
pengukur yang dapat menunjukkan tingkat paparan radiasi ditempat kerja
dan alat yang dapat mencatat dosis radiasi yang telah diterima oleh pekerja
radiasi dalam kurun waktu tertentu. Materi ini akan membahas prinsip
kerja alat ukur radiasi baik sebagai surveimeter, dosimeter personal, dan
monitor kontaminasi

B. Tujuan Instruksional

Setelah mengikuti mata pelajaran ini para peserta diharapkan


mampu untuk menguraikan fungsi dan prinsip kerja alat ukur radiasi baik
sebagai surveimeter, dosiemeter personal maupun monitor kontaminasi.
Secara khusus setiap peserta akan mampu untuk:

1. Menjelaskan klasifikasi alat ukur radiasi


2. Menguraikan fungsi dan prinsip kerja surveimeter
3. Menguraikan fungsi dan prinsip kerja dua jenis dosimeter personal
4. Menguraikan fungsi dan prinsip kerja monitor kontaminasi.
5. Menjelaskan ketentuan dan cara kalibrasi alat ukur proteksi radiasi

BAB II

DASAR TEORI

A. Alat Ukur Proteksi Radiasi


Alat ukur proteksi radiasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari
detektor dan peralatan penunjang, seperti sistem pengukur radiasi lainnya.
Alat ukur ini dapat memberikan informasi dosis radiasi seperti paparan
dalam roentgen, dosis serap dalam rad atau gray dan dosis ekivalen dalam
rem atau sievert. Besaran radiasi yang diukur oleh peralatan ini sebenarnya
adalah intensitas radiasi. Untuk keperluan proteksi radiasi nilai intensitas
tsb dikonversikan dan ditampilkan menjadi besaran dosis radiasi. Alat
proteksi radiasi ini dibedakan menjadi tiga yaitu kelompok dosimeter
personal, surveimeter dan monitor kontaminasi. Dosimeter personal
berfungsi untuk mencatat dosis radiasi yang telah mengenai seorang
pekerja radiasi secara akumulasi. Oleh karena itu, setiap orang yang
bekerja di suatu daerah radiasi harus selalu mengenakan dosimeter
personal. Surveimeter digunakan untuk melakukan pengukuran tingkat
radiasi di suatu lokasi secara langsung sedang monitor kontaminasi
digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi pada pekerja, alat maupun
lingkungan.
1. Surveimeter
Surveimeter harus dapat memberikan informasi laju dosis radiasi pada
suatu area secara langsung. Jadi, seorang pekerja radiasi dapat
memperkirakan jumlah radiasi yang akan diterimanya bila akan
bekerja di suatu lokasi selama waktu tertentu. Dengan informasi yang
ditunjukkan surveimeter ini, setiap pekerja dapat menjaga diri agar
tidak terkena paparan radiasi yang melebihi batas ambang yang
diizinkan. Sebagaimana fungsinya, suatu survaimeter harus dapat
memberikan hasil pengukurannya pada saat itu juga, pada saat
melakukan pengukuran, dan bersifat portable meskipun tidak perlu
sekecil sebuah dosimeter personal. Konstruksi survaimeter,
sebagaimana sistem pengukur radiasi yang lain terdiri atas detektor
dan peralatan penunjang seperti terlihat Gambar berikut Model
pengukuran yang diterapkan disini adalah cara arus (current mode)
sehingga alat peraga yang digunakan adalah 'ratemeter'.
Gambar 2.1

Konstruksi survaimeter

Semua jenis detektor yang dapat memberikan hasil secara langsung,


seperti detektor isian gas, sintilasi dan semikonduktor, dapat
digunakan. Dari segi praktis dan ekonomis, detektor isian gas Geiger
Muller yang paling banyak digunakan. Detektor sintilasi juga banyak
digunakan, khususnya NaI(Tl) untuk radiasi gamma, karena
mempunyai efisiensi yang tinggi. Pada saat ini detektor
semikonduktor masih jarang digunakan untuk survaimeter, meskipun
sudah ada di pasaran tetapi harganya relatif sangat mahal
dibandingkan dengan yang lain.

a. Jenis survei meter


1) Survaimeter Gamma
Survaimeter gamma merupakan survaimeter yang sering
digunakan dan pada prinsipnya dapat digunakan untuk
mengukur radiasi sinar X. Hanya saja perlu diperhatikan faktor
kalibrasinya, apakah dikalibrasi untuk gamma atau sinar-X.
Detektor yang sering digunakan adalah detektor isian gas
proporsional, GM atau detektor sintilasi NaI(Tl).
2) Survaimeter Beta dan Gamma
Berbeda dengan survaimeter gamma biasa, detektor dari
survaimeter ini terletak di luar badan survaimeter dan
mempunyai jendela yang dapat dibuka atau tutup. Bila
digunakan untuk mengukur radiasi beta, maka jendelanya
harus dibuka. Sebaliknya untuk radiasi gamma, jendelanya
ditutup. Juga perlu diperhatikan bahwa faktor kalibrasi yang
tercantum, biasanya hanya berlaku untuk radiasi gamma saja
sedangkan untuk radiasi beta perlu perhitungan tersendiri.
Detektor yang sering digunakan adalah detektor isian gas
proporsional atau GM.
3) Survaimeter Alpha
Sebagaimana survaimeter beta, detektor dari survaimeter
alpha juga terletak di luar badan survaimeter. Perlu
diperhatikan bahwa selalu terdapat satu permukaan detektor
yang terbuat dari lapisan film yang sangat tipis, biasanya
terbuat dari berrilium, sehingga mudah sobek bila tersentuh
atau tergores benda tajam. Detektor yang digunakan adalah
detektor isian gas proporsional atau detektor sintilasi ZnS(Ag).
4) Survaimeter neutron
Detektor yang digunakan pada survaimeter neutron adalah
detektor proporsional yang diisi dengan gas BF3 atau gas
Helium. Karena yang dapat berinteraksi dengan unsur Boron
atau Helium adalah neutron termal saja, maka survaimeter
neutron biasanya dilengkapi dengan moderator yang terbuat
dari parafin atau polietilen yang berfungsi untuk menurunkan
energi neutron cepat menjadi neutron termal. Moderator ini
hanya digunakan bila radiasi neutron yang akan diukur adalah
neutron cepat.
5) Survaimeter Multi Guna
Terdapat pula survaimeter yang mempunyai dua jenis
detektor di dalamnya sehingga dapat mengukur beberapa jenis
radiasi yang berbeda. Selain itu, ada juga survaimeter yang
menyediakan fasilitas konektor untuk detektor eksternal.
Biasanya, produsen survaimeter juga menjual secara terpisah
(optional) jenis-jenis detektor yang dapat dihubungkan ke
survaimeter.
b. Dosimeter Personal
Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi secara
akumulasi. Jadi, dosis radiasi yang mengenai dosimeter personal
akan dijumlahkan dengan dosis yang telah mengenai sebelumnya.
Dosimeter personal ini harus ringan dan berukuran kecil karena
alat ini harus selalu dikenakan oleh setiap pekerja radiasi yang
sedang bekerja di medan radiasi. Terdapat tiga macam dosimeter
personal yang banyak digunakan saat ini yaitu dosimeter saku
(pen/pocket dosemeter), film badge dan Thermoluminisence
Dosemeter (TLD).
1) Dosimeter Saku ( pendose)
Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor kamar
ionisasi sehingga prinsip kerjanya sama dengan detektor isian
gas akan tetapi tidak menghasilkan tanggapan secara langsung
karena muatan yang terkumpul pada proses ionisasi akan
disimpan seperti halnya suatu kapasitor
2) Film badge
Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan
holder. Sebagaimana telah dibahas sebelum ini, bahwa
detektor film dapat menyimpan dosis radiasi yang telah
mengenainya secara akumulasi selama film belum diproses.
Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya atau
telah mengenai orang yang memakainya maka tingkat
kehitaman film setelah diproses akan semakin peka
Gambar 2.2
Konstruksi film badge
Holder film selain berfungsi sebagai tempat film
ketika digunakan juga berfungsi sebagai penyaring (filter)
energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada
holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan
jenis dan energi radiasi yang telah mengenainya.

Di pasar terdapat beberapa merk film maupun holder,


tetapi BATAN selalu menggunakan film dengan merk
Kodak buatan USA dan holder merk Chiyoda buatan
Jepang

Gambar 2.3
konstruksi holder film merk Chiyoda
Dalam penggunaan film badge, perlu diperhatikan
dua hal yaitu batas saturasi tingkat kehitaman film dan
masalah fadding. Sebagaimana telah dibahas pada sub bab
detektor film bahwa setelah mencapai nilai saturasinya
penambahan dosis radiasi tidak mempengaruhi tingkat
kehitaman film. Oleh karena itu, film badge harus sudah
diproses sebelum dosis radiasi yang mengenainya mencapai
nilai saturasi. Sedangkan masalah fadding adalah peristiwa
perubahan tingkat kehitaman film karena pengaruh
temperatur dan kelembaban. Khusus di Indonesia yang
memiliki temperatur dan kelembaban yang relatif sangat
tinggi, masalah fadding ini perlu diperhatikan. Dosimeter
film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik
daripada dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge
dapat membedakan jenis radiasi yang mengenainya dan
mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih besar
daripada dosimeter saku. Selain itu, film yang telah
diproses dapat digunakan untuk perhitungan yang lebih
teliti serta dapat didokumentasikan. Kelemahannya, untuk
mengetahui dosis yang telah mengenainya harus diproses
secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan untuk
membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.

3) Dosimeter Termoluminisensi (TLD)


Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge,
hanya detektor yang digunakan ini adalah kristal anorganik
thermoluminisensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi
pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses
termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan
untuk TLD adalah CaSO4 . Sebagaimana film badge,
dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu,
misalnya satu bulan, baru kemudian diproses untuk
mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya.
Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal TLD
sampai temperatur tertentu, kemudian mendeteksi percikan-
percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan
untuk memproses dosimeter ini adalah TLD reader. Alat
Ukur Proteksi Radiasi Halaman 10 Keunggulan TLD
dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada
ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih
kecil dan setelah diproses kristal TLD tersebut dapat
digunakan lagi.

B. Pembahasan
1. Metode pengukuran
a. Surveimeter
1) Memeriksa batere.
Memeriksa baterei dengan cara menhidupkan tombol tulis
baterei sambil melihat jarum atau skala baterei. Apabila jarum
bergerak maka baterei bisa di gunakan apabila tidak bergerak
maka di ganti dengan baterei baru.
2) Memeriksa setifikat kalibrasi
Memeriksa sertifikat ini dengan cara melihat sertifikat
kalibrasi yang sudah di tempelkan pada alat.
3) Pengoprasian dan pemacaan
a) Mengaktifkan tombol dari off ke on
b) Setelah menghidupkan, memeilih skala yang akan
digunakan yaitu skala 1000
c) Mendekatkan detektor pada sumber radioaktif yaitu sumber
radiasi gama.
d) Setelah pencacahan pertama dilakukan menekan tombol
reset untuk melakukan memerapakali pengukuran
e) Menulis hasil pada kertas.

Satuan yang di gunakan pada surveymeter adalah mRem

b. Pen dose
Pengukuran pada pendose dilakukan dengan cara melihat pada
garis pada ujung pendose. Caranya melihat pendose adalah dengan
mendekatakannya ke arah cahaya.
Satuanya adalah mRem
c. Untuk proses pengukuran pada film badge adalah dengan cara
mencuci film lalu di mengukurnya dengan menggunakan
densitometri.

d. TLD
Pada TLD hampir sama seperti pada film namun pada TLD di ukur
oleh lembaga khusus untuk menentukan batasan paparan radiasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat ukur radiasi yaitu surveimeter, dan dosimeter persoanal. Penggunaan
alat tersebut di gunakan untuk mengetahui batasan paparan radiasi,laju
dosis radiasi, serta dosis ekuivalen. Satauannya adalah

Surveymeter mRem,Pendose mRem

B. Saran
Sebagai seorang pekerja radiasi di perlukan pengetahua untuk melindungi
diri dari bahaya radiasi dan mengurangai papran radiasi
Fillm Badge Film Badge
Detektor Surveimeter
Pendose TLD

Anda mungkin juga menyukai