Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK KARAKTERISASI MATERIAL

MINISPIN
MAGNETOMETER

OLEH KELOMPOK 3:

JELLY KARMILA ( 17034010) (4)


SISI GUSTI PUTRI ( 17034028 ) (7)

Dosen Pembimbing :Dra. Yenni Darvina, M.Si

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
DAFTAR ISI
1. Pengertian Minispin Magnetometer

2. Keberadaan Alat

3. Konsep Fisika

4. Bagian-bagian dari Minispin Magnetometer

5. Prinsip Kerja Minispin Magnetometer

6. Cara Menggunakan Minispin Magnetometer

7. Bentuk Sampel yang Dapat Dikarakterisasi

8. Bentuk Data Minispin Magnetometer

9. Interpretasi Data

10. Kesimpulan
PENGERTIAN

MINISPIN
MAGNETOMETER

alat yang digunakan untuk intensitas


magnetisasi yang dihasilkan dari bahan
yang dimagnetisasi terlebih dahulu
KEBERADAAN ALAT

1. Laboratorium FMIPA UGM


2. LIPI
KONSEP FISIKA
Magnetisasi M dalam suatu bahan bergantung kepada intensitas
magnetik H dan kepada sifat bahan yang bersangkutan. Ada
suatu sifat bahan yang disebut sifat suseptibilitas magnetiknya
Xm, dan ditentukan berdasarkan persamaan:

M=XmH

Dimana:
M= magnetisasi
Xm= suseptibilitas magnetik
H=intensitas
Bagian-bagian dari Minispin Magnetometer

Bentuk alat Minispin Magnetometer


Bagian-bagian dari Minispin Magnetometer

4. Attenuator merupakan switch


1. Port penghubung dengan power pelemah atau penurun level sinyal
supply sebagai sumber tegangan. listrik dari output rangkaian.
2. Tempat sampel yang akan 5. Tombol on/off, untuk
dikarakterisasi. menghidupkan dan mematikan alat.
3. Set gain switch merupakan switch 6. Sampel raise / lower
untuk merubah dan menetapkan 7. Port penghubung alat dengan
penguatan yang diberikan pada monitor.
proses karakterisasi. 8. Spin time
9. Press east
PRINSIP KERJA MINISPIN MAGNETOMETER

Prinsip kerja alat ini menghasilkan sinyal DC sebanding dengan


komponen magnetik yang paralel dengan sumbu fluxgate.
Rasio sinyal terhadap noise ditingkatkan dengan frekuensi 6
Hz.

Kemudian sinyal output didigitalkan dengan alat Analog


Digital Converter (ADC) dan disimpan dalam memori
komputer dalam besran berupa arah (dalam inklinasi dan
deklinasi) dan intensitas mineral magnetik sampel. Untuk
putaran pendek jumlah putaran 24 dan 120 untuk putaran
panjang.
CARA MENGGUNAKAN MINISPIN MAGNETOMETER

pro- pengukuran sampel.


On/off 1. Aktifkan power supply untuk
minispin magnetometer
2. Putar swicth on-off dan pastikan
berada pada poin on ( angka
menunjukkan angka 31 )
3. Atur posisi atenuator keposisi yang
sesuai. Disini ada beberapa pilihan
1,10,100 dan 1000. Misalkan pilih
atenuator 100.
4. Atur posisi gain ke posisi yang
sesuai, biasanya ke posisi yang
lebih maksimum.
5. Masukkan sampel kalibrasi yang
berwarna putih kedalam dudukan
yang telah tersedia pada minispin
atenuator gain
magnetometer dengan cara menarik
holdernya ke atas.
6. Tekan spin time short pada alat minispin
magnetometer, Pada step ini cukup perhatikan nilai
yang ditampilkan oleh east yang berkisar antara 0 s/d
2 dan kalau bisa nilainya mendekati 0. Bila nilai
tersebut belum didapatkan, putar posisi kumparan
Minispin Magnetometer sedikit demi sedikit dan
menekan lagi spin time short pada alat minispin
magnetometer, hingga didapatkan nilai east yang
diharapkan.

7. Bila nilai east mendekati nol, kemudian lakukan


pengukuran untuk nilai north,tekan spin time short
pada alat minispin magnetometer. catat nilai north
dan hasil intensitasnya harus mendekati nilai 1030.

8. Bila nilai north telah mendekati nilai 1030, ubah


Spin time posisi sampel ke posisi kedua. Kemudian tekan spin
short time short pada alat minispin magnetometer. Setelah
itu lanjutkan ke posisi ke-3 dan ke-4.

9. Pengukuran untuk satu step akan selesai jika ke-4


posisi telah diukur.
PROSES DEMAGNETISASI

Tekan tombol power pada alat


Impulse Magnetizer. Letakkan sampel
pada tempat sampel kemudian
masukkan keda-lam tabung
demagnetisasi. Lalu tekan tom-bol
trigger dengan tegangan 0 mV. Setelah
terdengar bunyi tik pada alat Impulse
Magnetizer, tarik sampel keluar untuk
se-lanjutnya dilakukan proses
pengukuran IRM. Lakukan langkah
untuk koil I dan koil II.
PROSES PENGUKURAN

Setelah sampel didemagnetisasi kemudian diukur


intensitasnya dengan alat Minispin Magnetometer, ukur
sampel sebanyak 4 kali sesuai posisi sampel pada
Gambar diatas. Setelah itu klik sp4 pada monitor
komputer. Kemudian didapat nilai intensitasnya,
deklinasi daan inklinasinya
PERSIAPAN DAN BENTUK SAMPEL YANG DAPAT DIKARAKTERISASI

Bentuk Sampel Persiapan sampel

1. sampel jenis top soil


tanah yang di dapat kemudian
1. top soil dihaluskan meng-gunakan ayakan
2. kulit kayu kemudian dimasukkan ke-dalam
3. daun. holder yang berbentuk tabung.
Sam-pel yang dimasukkan ke
dalam holder harus padat agar
sewaktu dilakukan pengukuran
tidak ada ruang didalam holder
yang mem-buat hasil pengukuran
tidak lagi akurat. Penamaan pada
sampel top soil berupa ke-terangan
nama jalan, dan titik pengambilan
sampel.
2. sampel jenis kulit kayu
perta-ma-tama dihaluskan dengan cara
mengerus terlebih dahulu bagian permukaan
kulit kayu kemudian diambil bagian yang agak
halus untuk dimasukkan kedalam holder. Karena
sampel dari kulit kayu didapat sedikit maka
sampel yang didapat dicampur dengan silikon.
Penamaan pada sampel kulit kayu berupa
keterangan nama jalan dan sudut pengambilan
sampel. Gambar 4. Sampel yang
siap untuk diukur
3. sampel jenis daun
pertama-tama daun dipotong-poto-ng menjadi
bagian yang kecil dan dicampur dengan silikon
lalu masukkan kedalam hol-der. Penamaan pada
sampel daun berupa keterangan nama jalan, dan
titik peng-ambilan sampel.
INTERPRETASI DATA

Berdasarkan Jurnal Pillar Of Physics, Vol. 1. April 2013, 09-15 Dengan Judul Artikel
Analisis Jenis Mineral Magnetik Dari Polutan Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode
Isothermal Remanent Magnetization (IRM) Di Kota Padang Oleh Pramita Syafrina,
Mahrizal Dan Harman Amir Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang

Gambar 6. Kurva saturasi IRM untuk sam-pel BPKT 11,


BPKT 12, BPKT 13

Dari Gambar 6 dapat dilihat keadaan saturasi mulai terjadi pada kuat medan antara
220 mT – 300 mT dan tidak terjadi lagi akuisisi IRM pada medan yang lebih tinggi.
INTERPRETASI DATA

Gambar 7. Kurva saturasi IRM untuk sam-pel BPKK 0, BPKK 45, BPKK 90,
BPKK 135, BPKK 180, BPKK 225, BPKK 270 dan BPKK 315

Dari Gambar 7 dapat dilihat kea-daan saturasi mulai terjadi pada kuat medan
antara 160 mT – 300 mT dan tidak terjadi lagi akuisisi IRM pada medan yang
lebih tinggi. Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa nilai intensitas yang tertinggi
terdapat pada BPKK 0. .
INTERPRETASI DATA

Gambar 8. Kurva saturasi IRM untuk sampel BPKD

Dari Gambar 8 dapat dilihat kea-daan saturasi mulai terjadi pada kuat
medan antara 250 mT – 300 mT dan tidak terjadi lagi akuisisi IRM pada
medan yang lebih tinggi.
.
INTERPRETASI DATA

Hal ini ditunjukkan dengan melihat kurva saturasi IRM dari nilai
intensitas dengan kuat medan yang mana tersaturasi pada kuat
medan ≤ 300 mT. Tingginya nilai intensitas menunjukkan bahwa
aktivitas lalulintas di lokasi pengambilan sampel juga tinggi. Jika
sampel tersaturasi 300 mT menunjukkan jenis mineral magnetite
(Fe3O4), sedangkan jika tersaturasi >300 mT menunjukkan jenis
mineral hematite (Fe2O3).
KESIMPULAN

1. Minispin magnetometer adalah alat yang digunakan untuk


intensitas magnetisai yang dihasilkan dari bahan yang
dimagnetisasi terlebih dahulu.
2. Prinsip kerja alat ini menghasilkan sinyal DC sebanding dengan
komponen magnetik yang paralel dengan sumbu fluxgate. Rasio
sinyal terhadap noise ditingkatkan dengan frekuensi 6 Hz.
3. Bentuk data yang dihasilkan Berdasarkan Jurnal Pillar Of
Physics, Vol. 1. April 2013, 09-15 Dengan Judul Artikel Analisis
Jenis Mineral Magnetik Dari Polutan Kendaraan Bermotor
Menggunakan Metode Isothermal Remanent Magnetization
(IRM) Di Kota Padang Oleh Pramita Syafrina, Mahrizal Dan
Harman Amir Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai