PENDAHULUAN
yang mendukung program pendidikan dan program teknis praktis yang ditemukan
Melalui PKL ini diharapkan adanya suatu kecocokan materi yang telah
sesungguhnya di dunia usaha, industri dan instansi pemerintah.Di sisi lain akan
diperlukan suatu sinergi antara dunia usaha dengan lembaga pendidikan dalam
dasar apa yang sebenarnya diinginkan dunia kerja untuk dikembangkan. Selain
itu, Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi
mahasiswa bisa dilakukan di instansi yang terkait seperti Baristand (Balai Riset
1
dan Standardisasi) Industri Padang , Stasiun Geofisika BMKG (Badan
Minum), Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM), Badan Tenaga
Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang yang dikenal dengan sebutan
(Baristand) merupakan salah satu dari tiga belas Balai Penelitian dan
merupakan kerangka landasan dari pembangunan lima tahun secara sektoral pada
Laboratorium semen ada pengujian fisika dan pengujian kimia untuk berbagai tipe
jenis semen padang. Alat uji yang digunakan yaitu blaine, peningkatan semu, dan
Alat uji kuat tekan dilakukan setelah pembuatan sampel yang mana bahanya
semen tipe 1, II,dan V. Penulis tertarik untuk mempelajari Alat uji kuat tekan ,
dengan demikian untuk laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah Pengujian
Kuat Tekan Semen Portland tipe I,II, dan V dengan Menggunakan Alat Uji
B. Batasan Masalah
maka penulisan dibatasi hanya pada pengujian kuat tekan jenis tipe semen
2
portland tipe I, II, dan tipe V dengan menggunakan alat uji kuat tekan berdasarkan
Adapun tujuan khusus dari laporan ini adalah untuk mengetahui kuat
tekan semen portland tipe I, II dan V, dengan menggunakan alat kuat tekan
3
c. Memberikan pengalaman praktek kerja secara langsung dan mengetahui
dilaksanakan.
Mengetahui tentang kuat tekan semen portland Tipe I,II dan V yang
Semen di Baristand.
4
BAB II
yang bergerak dalam bidang Riset dan Standardisasi Industri yakni Baristand
(Balai Riset dan Stardardisasi Industri Padang) Padang . Praktek kerja lapangan
ini dilaksanakan lebih kurang satu bulan yaitu dari tanggal 22 Juli- 22 Agustus
2015.
tugas dan amanah. Maka dari itu jurusan fisika FMIPA berupaya melaksanakan
mengembangkannya.
program pendidikan dan program teknis praktis yang ditemukan dilapangan dan
berupa industri, instansi badan usaha atau perusahaan (BUMN atau BUMS). PKL
dilakukan dalam waktu yang disesuaikan dengan beban kredit semester serta
5
jumlah jam kerja perminggu dari industri tempat pelaksanaan PKL. Mahasiswa
Pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Prodi Fisika di Jurusan Fisika FMIPA UNP
dilaksanakan pada masa libur semester 6 sesuai kalender akademik selama kurang
lebih 1 bulan. Sebelum melaksanakan PKL ada beberapa prosedur yang harus
dijalani, mahasiswa mendapatkan penyuluhan dan panduan untuk PKL dari Prodi
orang perkelompok yang harus tergabung dalam KBK yang sama, masing-masing
selanjutnya surat permohonan tempat PKL akan di keluarkan oleh pihak Fakultas.
Pelaksanaan PKL di Baristand Padang sendiri yakni dari tanggal 22 Juli s/d 22
6
C. Deskripsi Instansi Tempat Pelaksanaan PKL
perkembangan yang cukup signifikan setiap tahun di sector industri dan Sumber
Daya Alam . Untuk mengembangkan sector industri dan Sumber Daya Alam
tersebut agar dapat diolah menjadi industri yang besar maka disarankan perlunya
suatu sarana yang dapat melakukan penelitian dan pengujian mutu hasil-hasil
di Sumatera Barat dan sekitarnya terutama produk-produk argo industri dan bahan
galian logam.
di Komplek Lik Ulu Gadut Po Box 274 telp (0751)72201, fax (0751)71320
7
Gambar 1 . Kantor Balai Riset dan Stardardisasi
(Baristand) Industri Padang
Sumber:http://www.baristandindustripadang.com
satu dari tiga belas Balia Penelitian dan Pengembangan Industri dan Sembilan
8
menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan (Baristand Indag)
Industri dan Perdagangan Padang , dan pada tahun 2006 hingga sekarang menjadi
Balia Riset dan Standadisasi Industri Padang yang disingkat menjadi Baristand
Industri Padang.
2. Organisasi
9
Kepala Balai
M.Nilam ST,MA
Dindin Drs.Hendri
Syafrudn,S Muchtar,M.si Ir. Wilsa Ir.Irwan
T,M.si Hernianti
Kelompok Fungsional
dibutuhkan untuk rutinitas keuangan serta urusan rumah tangga Baristand Industri
lainnya.
pendayagunaan hasil riset dan alat-alat hasil riset dan perekayasaan,promosi dan
10
Seksi Standarisasi dan sertifikasi bertugas sebagai perumusan dan
3. Visi
Menjadi lembaga riset serta penjamin mutu yang professional dan terpercaya
4. Misi
5. Tugas Pokok
6. Tugas Fungsi
11
b. Merumuskan dan menerapkan Standar , Pengujian dan Sertifikasi dalam
Hasil Produk.
berikut:
Emisi, Ambient.
12
b. Design Sistem Pengelolaan Limbah Cair Industri antara lainMSL (Multi-
13
a. Teknologi Pengolahan Pangan.
g. Diklat teknik sampling produk dan limbah industri (cair , padat, dan
udara).
a. Fungsional
4) Instruktur : 3 orang
b. Berdasarkan penelitian
4) SLTA :14orang
14
pengembangan SDM secara berkesinambungan sesuai denganperkembangan
Baristand Industri Padang terletak pada area seluas 12.500 m 2 yang digunakan
ruang pertemuan.
lainnya.
2) Laboratorium Lingkungan
3) Laboratorium Mikrobiologi
15
Total , Escherichia coli , Salmonella , Kapang , Khamir ,
lain sebagainya.
5) Laboratorium Instrumentasi
1) Perpustakaan
lain.
16
2) Ruang Staf dan Administrasi
Ruang lingkup kegiatan antara lain dari kantor dan prototype yang
4) Ruang Pertemuan
17
Dalam pelaksanaan PKL di Baristand penulis difokuskan pada
sample semennya berasal dari PT. Semen Padang. Kegiatan PKL ini
berlangsung selama 30 hari dengan hari sabtu dan minggu merupakan hari
libur. Jam kerja dimulai pukul 07.30 WIB sampai 16.00 dan jam istirahat
semen tersebut.
dengan hari kerja di tempat tersebut dimana dalam satu minggu hari
adalah:
Minggu I
18
a. Pengurusan administrasi , perkenalan dengan supervisor serta orientasi
lingkungan kerja ini berupa pengenalan laboratorium apa saja yang ada
Minggu II
Minggu III
terlebih dahulu.
2004
Minggu IV
19
b. Konsultasi Laporan Praktek Kerja Lapangan
Pelaksanaan PKL secara umum berjalan dengan lancar. Namun ada beberapa
hambatan yang ditemui penulis dalam PKL, seperti belum memahami secara
penentuan judul penelitian, serta analisa dari hasil pengujian. Untuk mengatasi hal
20
BAB III
SNI 15-2049-2004
semen dan pembangunan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
ellys.1998).
atau dua buah bentuk calcium sulfat sebagai bahan tambahan. Ada
dan V.
21
dengan produk akhir. Pengendalian kualitas secara menyeluruh dengan
hasan.1990)
2049-2004.
B. Tinjauan Literatur
1. Sejarah dan Pengertian Semen
a. Sejarah Semen
22
yang kemudian dikenal dengan nama Pozzulona cement yang diambil
kapur lunak yang tidak murni dan mengandung tanah liat merupakan
bahan pembuat semen hidrolis yang baik. Batu kapur yang dimaksud
juga silika atau tanah liat yang mengandung alumina dan silika.
didapatkan dari kalsinasi campuran batu kapur dengan tanah liat dan
23
Dua puluh tahun setelah hak paten dari Joseph Aspdin, barulah
1850, empat buah pabrik semen tanur tegak berdiri di Inggris). Selain
b. Pengertian Semen
Semen adalah hasi industri dari paduan bahan baku batu kapur
dan tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa
dengan air.
bahan perekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi satu
hidrolis yang terdiri dari senyawa C-S-H (kalsium silikat hidrat) yang
apabila bereaksi dengan air akan dapat mengikat bahan bahan padat
utuh dan keras. Secara khusus semen merupakan bahan bangunan yang
24
digunakan untuk keperluan bangunan misalnya untuk merekat batuan,
kapur (limestone atau chalk) dan bahan silika atau aluminium yang
terdapat pada tanah liat (clay atau shale). Batu kapur mengandung
(Anonim,2004).
Penambahan CaO(perendaman menggunakan air kapur dapt
silikat hidrat) yang terbentuk ketika semen bereaksi dengan air. Waktu
mortarnya.
25
Dengan jumlah kalsium oksida yang lebih tinggi maka
yang dilepaskan oleh semen ketika semen bereaksi degan air, dengan
(Yulis,cahya.2003)
Semen PCC(Portland Composite Cement) merupakan jenis
Portland pada umumnya tetapi semen jenis ini memiliki kualitas yang
kapur(lime stone), abu terbang(fly ash) dan trass. Tidak seperti type
OPC yang tidak menggunakan aditif fly ash dan trass. Pada type pcc
26
mengguanakan tambahan zat aditif fly ash dan trass dimana terdapat
senyawa SiO2 yang dapat meningkatkan kuat tekan. Selain adanya zat
aditif fly ash dan trass. Pada PCC ditambahkan pula lime stone yang
berfungsi meningkatkan tekan pada kuat tekan 3 hari saja. Hal ini
27
kapur, silica dan alumina dicampur dan di bakar dengan suhu
bertingkat,dll.
2) Jenis II, disebut juga Moderate Heat Cement
Komposisi kimia utamanya yaitu trikalsium silika(C3S) 46
28
yang memerlukan kekuatan tinggi(sangat kuat) seperti
berikut :
1 Kehalusan :
29
2 Kuat tekan :
70a)
120a)
Vicat
- Awal, menit,minimal 45 45 45 45 45
- Akhir ,menit,maksimum
Syarat kuat tekan ini berlaku jika syarat kalor hidrasi seperti tercantum
pada tabel syarat fisika tambahan ( tabel 2) atau jika syarat C3S + C3A seperti
% minimum
2 Kuat tekan :
30
Umur 28 hari, kg/cm2, minimum - 280 - - -
Persyaratan fisika tambahan ini berlaku hanya jika secara khusus diminta.
Bila syarat kalor hidrasi ini disyaratkan, maka syarat C3S + C3A tidak
diperlukan.
Syarat kuat tekan ini berlaku bila syarat kalor hidrasi seperti yang tercantum
tinggi.
3) Class C, yaitu semen yang digunakan untuk sumur dengan
31
ketahanan terhadap suhu, tekanan yang amat tinggi dan
sulfat.
c. Semen Portland Campur(Mixed Cement)
Digunakan untuk kontruksi ringan, sedang, untuk
keramik.
e. Semen Putih
Semen putih dapat digunakan untuk plamir
a. Kuat Tekan
Kuat tekan meningkat jika nilai LSF tinggi, ALM rendah, SIM tinggi,
kadar SO3 rendah, dan tingkat kehalusan semen tinggi. Fasa C3S
32
kuat tekan dalam jangka panjang, dan fasa C3A berpengaruh terhadap
b. Hidrasi Semen
2) Temperatur
3) Kehalusan semen
4) Bahan tambahan
akhir semen dan beton yang rentan retak. Oleh karena itu, semen
berlebihan.
c. Panas Hidrasi
1) Tipe semen
2) Komposisi kimia
3) Kehalusan semen
33
d. Setting time
penghambat reaksi hidrasi yaitu gypsum. Selain itu setting time juga
partikel semen yang halus, kadar alumina yang tinggi, dan terdapatnya
alkali. Sebaliknya, setting time akan cepat jika klinker dibakar pada
suhu tinggi, partikel semen yang kasar, gypsum yang berlebih, kadar
e. False Set
jumlah gypsum.
f. Kelembaban
34
Selama penyimpanan dan pengangkutan, semen mudah menyerap
uap air dan CO2 dari udara sehingga menurunkan kualitas semen, yang
penyimpanan + 30 cm.
g. Penyusutan
1) Hydration shrinkage
2) Drying shrinkage
3) Carbonation shrinkage
h. Kehalusan
35
air semakin tinggi. Selain itu hidrasi akan cepat, dan setting time
CO2.(Roekmini anas.1983).
pecah dan reaksi hidarsi C3A akan terjadi lagi, namun akan segera
disebut Dormant Periode yang terjadi selama 1-2 jam, dan selama itu
dan initil set mulai terjadi. Selama periode ini beberapa jam,reaksi dari
36
akhirnya pasta menjadi kaku dan final setting tercapai,lalu proses
maksimum yang dapat dipikul oleh mortar semen persatuan luas. Cara
tekan adalah untuk mengukur besarnya beban yang dapat dipikul oleh
satu satuan luas mortar semen (benda uji) sampai benda uji itu hancur
atau rusak. Bentuk dari benda uji yang digunakan untuk menguji
benda uji menghasilkan kuat tekan yang berbeda demikian pula untuk
ukuran benda uji yang berbeda, akan menghasilkan kuat tekan yang
antara makin besar pemberian gaya, maka akan semakin besar pula
37
Kuat tekan pada umumnya dipengaruhi oleh umur pasta semen, bahan
faktor yang sangat menentukan kuat tekan mortar yaitu berat semen
berikut:
bidang tekannya.
38
tercapai dalam waktu kurang dari 20 detik, besarnya beban
F
Kuat tekan mortar semen ( P) =
A
Dimana :
yang dipakai.
pasir standar Ottawa yang diimpor langsung dari Kanada. Pasir ini
39
standar BS. Pasir Ottawa banyak mengandung silika sebanyak 99.7 %
berikut:
b. Gelas ukur
aduk.
d. Cetakan sampel
h. Sendok semen
i. Ayakan standar 45
40
b. Pasir standar Ottawa
c. Air
d. Batu Kapur
4. Preparasi Sampel
41
Sebelum melakukan preparasi sampel terlebih dulu dipersiapkan alat
untuk semen tipe I,tipe II dan tipe V dan pasir ottawa ditimbang
membagi sampel menjadi tiga bagian. Sample yang akan diuji di aduk
5. Prosedur Kerja
42
5) Mixer berhenti setelah 30 detik, campuran semen
16 kali.
kubus.
1. Hasil
43
yang telah dilakukan, maka didapatkan data hasil pengujian fisika
44
45
Tabel 4. Hasil pengujian kuat tekan mortar semen Portland umur 7
kN 1 71 57 66
kN 2 70 56 67
kN 3 69 55 66
Rata-rata(kN) (B) 70 56 66.3
Kuat tekan B x 102/A (kg/cm2) 285.6 228.48
272
Tabel 4. Hasil pengujian kuat tekan mortar semen Portland umur 7 hari tipe
46
2035
Berat pasir (g) 2035 2035
395
Volume air (mL) 395 395
26.08.201 26.08.201
Tanggal kuat tekan umur 28 hari 26.08.201
5 5
5
88
kN 1 92 81
89
kN 2 91 83
90
kN 3 93 82
89
Rata-rata(kN) (B) 92 82
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pengujian kuat tekan pada table
kuat tekan antara ketiga tipe semen. Kuat tekan untuk jenis I 216.24 kN, kuat
tekan jenis II 172.72 kN dan kuat tekan jenis V 208,08 kN. Perbedaan kuat
47
tekan dikarenakan banyak dipengaruhi komposisi kimia semen yang
ditambahkan pada saat proses produksi. Hal ini disesuaikan dengan tujuan
diproduksi ketiga tipe semen ini. Semen Jenis I yaitu semen portland untuk
selama 3 hari memberikan pengaruh terhadap nilai kuat tekan ketiga jenis
semen ini.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pengujian kuat tekan pada tabel
4 yang dilakukan perendaman dengan air batu kapur selama 7 hari dapat
diketahui bahwa semen portland tipe I,tipe II dan tipe V telah memenuhi
perbedaan nilai kuat tekan dari ketiga jenis semen. Nilai kuat tekan semen
jenis I 285.6 kN, kuat tekan jenis II 228.48 kN dan kuat tekan jenis V 272 kN.
Dari nilai kuat tekan tersebut dapat dilihat bahwa perendaman mortar selama
7 hari dapat menambah besar nilai kuat tekan dari ketiga jenis semen tersebut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pengujian kuat tekan pada tabel
5 yang dilakukan perendaman dengan air batu kapur selama 28 hari dapat
diketahui bahwa semen portland tipe I,tipe II,dan tipe V telah memenuhi
dengan menggunakan air kapur masih menambah nilai kuat tekan dari ketiga
jenis semen tersebut. Nilai kuat tekan semen jenis I 375.36 kN, niali kuat
tekan jenis II 334.56 kN dan nilai kuat tekan jenis V 363.12 kN.
48
Perbedaan Kuat Tekan Semen Portland terlihat pada Grafik sebagai
berikut:
Grafik Hubungan antara Waktu Perendaman dengan Nilai Kuat Tekan Mortar
1200
1000
800 tipe v
Kuat Tekan (kN)
tipe II
600 tipe I
400
200
0
3 hari 7 hari 28 hari
Ketiga tipe semen, yaitu semen tipe I.II,dan V memiliki perbedaan nilai
kimia semen yang ditambahkan pada saat proses produksi. Komposisi Kimia
pada Semen ada tiga fasa yitu Fasa C3S(Trikalsium Sulfat) berpengaruh
49
Pengujian kuat tekan yang telah dilakukan tersebut dapat dilihat pada
sifat fisis dari mortar tersebut yaitu adanya retak-retak dengan warna yang
berbeda dari semen yang diuji. Dari segi fisik, ada semen yang memiliki
retak-retak dengan warna yang lebih gelap dan permukaan yang lebih halus,
dan ada juga yang memiliki retak-retak dengan permukaan yang lebih kasar
dan warna yang lebih terang. Kuat Tekan yang diberikan dikatakan telah
maksimal pada saat tepat akan retak pada mortar yang dapat dilihat secara
fisis.
Hasil pengujian ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu adanya
keterkaitan antara kuat tekan semen dengan komposisi dari ketiga semen dan
3 hari,7 hari dan 28 hari..Dari pengujian secara fisika yang telah dilakukan,
sampel uji semen tipe Ipe II dan tipe V, secara keseluruhan telah memenuhi
50
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat disimpulkan:
Setiap pengujian kuat tekan tipe semen I,tipe II dan tipe V memiliki
kuat tekan yang berbeda. Nilai Kuat Tekan pada ketiga jenis semen
2. Dari data pengujian sifat fisika yang diperoleh, Semen Portland tipe
B. Saran
51
DAFTAR PUSTAKA
Anas, E Roekmini. 1983. Analisa Kimia dan Fisika Bahan-bahan yang dipakai
Baradja, Hasan. 1990. Kursus Eselon III Produksi Teknologi Semen. PT. Semen
Padang: Padang.
Semarang.
52
Zarlis.1982. Laporan Training Teknologi Proses dan Analisa Semen. Balai
Industri Medan
Turiyono, Mochtar. 1996. Teknologi Semen secara Umum. PT. Semen Padang:
Padang.
53