Disusun Oleh:
NORLIANA 1610814320009
RABIAH 1610814120012
Disusun Oleh:
NORLIANA 1610814320009
RABIAH 1610814120012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya karena Laporan Kerja Praktek di Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Laporan Kerja Praktek ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan Program Strata-1 di Program Studi Teknik Kimia Universitas
Lambung Mangkurat. Kerja Praktek ini dilaksanakan dalam kurun waktu 1
bulan, terhitung sejak tanggal 1 Juli 2019 sampai 31 Juli 2019 di bagian Unit
Kilang Minyak dan Gas Bumi PPSDM Migas.
Selama Kerja Praktek, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SAW, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
melaksanakan Kerja Praktek ini.
2. Orang tua untuk dukungan moral dan material yang telah diberikan kepada
penulis.
3. Bapak Ir. Wakhid Hasyim, MT. selaku Kepala Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
4. Bapak Waskito Tunggul Nusanto, S.Kom., M.T. selaku Kepala Bidang
Program dan Evaluasi PPSDM Migas.
5. Bapak Dr. Yoeswono, S.Si, M.Si. selaku Kepala Sub Bidang Sarana
Prasarana Pengembangan SDM dan Informasi PPSDM Migas.
6. Bapak Rohmadi, S.S.T. selaku Pembimbing Lapangan Kerja Praktek di
PPSDM Migas.
7. Bapak-bapak control room serta bapak petugas laboratorium penganalisaan
hasil produk PPSDM Migas yang selalu membantu dalam pengambilan data.
8. Bapak Ahmad Rosyidi selaku koordinator kerja praktek di PPSDM Migas.
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
9. Ibu Prof. Iryanti Fatyasari Nata, Ph.D. selaku Ketua Program Studi S-1
Teknik Kimia Universitas Lambung Mangkurat
10. Ibu Desi Nurandini, S.T., M.Eng. selaku Koordinator Kerja Praktek
Program Studi S-1 Teknik Kimia Universitas Lambung Mangkurat.
11. Ibu Hesti Wijayanti, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang membantu
penulis dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam melaksanakan
Kerja Praktek ini.
12. Teman-teman seperjuangan Teknik Kimia Universitas Lambung Mangkurat
tahun 2016.
13. Teman-teman kerja praktek dari ITN, UNDIP, UNIVERSITAS SETYA
BUDI, UNY dan masih banyak lagi.
14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya baik dari
moral ataupun material.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam Laporan
Kerja Praktek ini. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat diharapkan. Semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum Kerja Praktek di PPSDM Migas adalah:
1. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di Program Studi S-1 Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
2. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan ilmu atau teori yang
selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkannya
dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
3. Memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman serta mendapat
peluang untuk berlatih menangani permasalahan dalam industri, yang
akan membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu
yang ditekuni selama ini.
4. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya
sehingga dapat membangun etos kerja yang baik.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
KEPALA PUSAT
PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA DAN GAS
KEPALA BAGIAN
BUMI
TATA USAHA
KEPALA BIDANG
KEPALA BIDANG
KEPALA BIDANG
PENYELENGGARAA
PERENCANAAN DAN
PROGRAM DAN
N SARANA DAN
STANDARDISASI
EVALUASI
PRASARANA DIKLAT
PENGEMBANGAN SDM
KEPALA SUB
KEPALA SUB
BIDANGPRA SARANA
BIDANG KEPALA SUB BIDANG
PENGEMBANGAN
STANDARISASI
EVALUASI SDM DAN INFORMASI
PENGEMBANGAN SDM
Solo dengan rakit dari Ngawi menuju Ngareng (Cepu), dan akhirnya memilih
Ngareng (Cepu) sebagai tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya di bor
pada Juli 1893. Daerah tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu.
Selajutnya berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih
oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij), yaitu perusahaan minyak
Belanda.
2. Periode zaman Jepang (Tahun 1942 - 1945)
Pada periode jaman Jepang dulu terjadi suatu peristiwa penyerbuan tentara
Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur, yaitu keinginan Jepang untuk
menguasai daerah-daerah yang kaya akan minyak. Untuk keperluan perang dan
kebutuhan minyak di Jepang. Pada saat itu terjadi perebutan kekuasaan Jepang
terhadap Belanda, para pegawai perusahaan minyak belanda di tugaskan untuk
menangani taktik bumi hangus instalasi penting, terutama kilang minyak yang di
tujukan untuk menghambat laju serangan Jepang. Namun akhirnya Jepang
menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak segera dibangun bersama oleh
tenaga sipil Jepang, tukang-tukang sumur tawanan perang dan tenaga Indonesia
yang berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan,serta tenaga kasar
diambil dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah yang besar.
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa,
pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru dilapangan minyak
Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi.
3. Periode Kemerdekaan RI
Pada zaman kemerdekaan, kilang minyak cepu mengalami beberapa
perkembangan sebagai berikut :
a. Periode 1945- 1950
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, kilang minyak
Cepu diambil alih oleh Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan
Perusahaan Tambang dan Minyak Nasional (PTMN) berdasarkan
Maklumat Menteri Kemakmuran No. 5. Pada bulan Desember 1949
menjelang 1950 setelah adanya penyerahan kedaulatan, pabrik minyak
Cepu dan lapangan Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali oleh
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BPM.
b. Periode 1950-1951
Kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dikuasai oleh BPM.
Namun, lapangan minyak lain seperti Ledok, Nglobo dan Semanggi tetap
dipertahankan oleh pemerintah RI yang pelaksanakaannya dilakukan oleh
ASM (Administrasi Sumber Minyak), tetapi pada tahun 1951 diserahkan
kembali kepada pemerintah RI.
c. Periode 1951 – 1957
Pada tahun 1951 perusahaan minyak lapangan Ledok, Nglobo,
Semanggi diserahkan kepada pemerintah sipil oleh ASM. Untuk
kepentingan tersebut dibentuk panitia kerja yaitu Badan Penyelenggaraan
Perusahaan Negara di bulan Januari 1951, yang kemudian melahirkan
Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia (PTMRI).
d. Periode 1957-1961
Tahun 1961 PTMRI berganti menjadi Tambang Minyak Nglobo CA
(Combie Anexis) dan mengalami banyak kemajuan.
e. Periode 1961-1966
Pada tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo CA diganti menjadi
PERMIGAN (Perusahaan Minyak dan Gas Negara). Permurnian minyak
dilapangan minyak Ledok dan Nglobo dihentikan. Pada Tahun 1962,
kilang Cepu dan Lapangan Kawengan dibeli oleh perusahaan RI dari Shell
dan diserahkan ke PN PERMIGAN.
f. Periode 1966-1978
Rangkaian peristiwa pada Gerakan 30 September 1965 menyebabkan
PN PERMIGAN dibubarkan. Dalam perkembangannya fasilitas kilang dan
lapangan minyak di sekitar Cepu ditetapkan sebagai Pusat Pendidikan dan
Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas (PUSDIKLAP Migas)
dan ditempatkan di bawah. Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS).
Pada tanggal 7 Februari 1967 berdiri Akademi Minyak dan Gas
(AKAMIGAS) angkatan pertama.
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
g. Periode 1978-1984
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 646 tanggal
26 Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian dari Direktorat
Jendral Minyak dan Gas dan berganti nama menjadi Pusat Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPTMGB LEMIGAS).
PPTMGB LEMIGAS mengalami kesulitan-kesulitan dalam memasarkan
produk berupa naphta, filter oil dan residu.
h. Periode 1984-2001
Keberadaan PPT MIGAS ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984
tanggal 18 Maret 1984 dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan
surat keputuan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 tanggal 15
November 1984.Kedudukan PPT MIGAS dibawah direktorat Jendral
Minyak dan Gas Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi, yang
merupakan pelaksana teknis Migas di bidang pengembangan tenaga
perminyakan dan Gas Bumi
i. Periode 2001 – 2016
Dengan adanya perubahan struktur di lingkungan pemerintah,maka
berdasarkan S K Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
No.150 tahun 2001 tanggal 2 Maret 2001 maka PPT Migas berganti nama
menjadi PUSDIKLAT MIGAS yang bertanggung jawab langsung kepada
Bidan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral dan telah diperbarui
dengan Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010 tanggal 22
November 2010.
j. Periode 2016 – Sekarang
Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tahun 2016, dan di
Undangkan pada tanggal 24 Mei 2016. Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, maka Pusdiklat Migas
berganti nama menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi.
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
1) Lapangan Kawengan
Minyak Mentah dari lapangan Kawengan merupakan minyak HPPO (High
Pour Point Oil) bersifat parafinis, yaitu mengandung lilin, alkana rantai lurus
dan nilai oktan rendah. Karakteristik Crude Oil Kawengan:
2) Lapangan Ledok
Minyak Mentah bersifat aspaltis, yaitu mengandung Aspal, struktur rantai
tertutup, nilai oktan tinggi. Minyak mentah Ledok sering disebut minyak
LPPO (Light Pour Point Oil). Seiring dengan meningkatnya produksi sumur
minyak maka untuk bahan baku crude oil yang digunakan adalah merupakan
crude oil campuran antara Kawengan dan Ledok. Oleh karena itu, spesifikasi
dari crude oil ini dapat kita lakukan uji densitiy, pour point dan uji distilasi
ASTM D-86 untuk mengetahui sifat volatility dari crude oil. Karakteristik
Crude Oil Ledok :
- Specific Gravit : 0,8520-0,8530
- pour Point, oF : 20
- Flash Point, oF : 35
- Kadar Air, %vol : 0,15
- Kadar Belerang, %berat : 0,099
- Kadar Malam, %berat : 0,366
- Kadar Aspal, %berat : 0,346
- Kadar Abu, %berat : 0,026
- Angka Asam total, %KOH/garam : 0,246
Warna
3 Saybolt D-156 +25
Korosi Bilah
Tembaga
4 D-130 No. 1
2 hrs. / 100 oC
5 Doctor Test D-4925 Negative
Aromatic
6 Content %volume D-1319 20
Sumber: Pertamina (2012)
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2. Pertasol CB
Spesifikasi pertasol CB yang ditetapkan oleh Pertamina dalam
hasil rapat pada tanggal 06 Februari 2012 di Tabel 2.2.
3. Pertasol CC
Produk pertasol CC diproduksi di unit Kilang PPSDM Migas dalam
waktu-waktu tertentu saja dalam artian hanya memproduksinya secara on
demand. Pertasol CC memiliki spesifikasi yang ditetapkan oleh Pertamina dalam
hasil rapat tanggal 06 Februari 2012 terdapat dalam Tabel 2.3.
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
5. Residu
Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang mempunyai titik
didih paling tinggi yaitu 350 oC dan merupakan hasil bawah dari residue stripper.
Residu biasanya digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik karena mempunyai
heating value yang tinggi.
Produk residu di Kilang PPSDM Migas dikenal dengan nama Minyak Bakar Cepu
(MBC). MBC memiliki spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Minyak dan Bumi pada tanggal 15 Agustus 2011 dapat dilihat di Tabel 2.5.
merupakan gabungan dari fraksi pertasol CA, pertasol CB dan naptha. Hasil
dari kolom fraksinasi C-1 adalah:
- Top produk yang menjadi umpan ke kolom fraksinasi C-2
- Side stream berupa solar yang keluar dari tray 4, 6, 8, 10, dan 12 yang
menjadi umpan ke solar stripper
- Side stream berupa Pertasol CC yang keluar dari tray ke-18
- Bottom produk berupa PH solar.
6. Proses pada Kolom Stripper (C-4)
Side stream dari tray 4-12 diumpankan ke dalam solar stripper C-4 pada
suhu yang berkisar 160oC. Solar stripper C-4 berfungsi untuk mengambil fraksi
solar dengan bantuan steam stripping. Dari solar stripping, hasil bottom berupa
solar yang suhunya masih tinggi berkisar 210oC. Oleh karena itu, sebelum
didinginkan produk bottom C-4 dialirkan ke dalam HE-2 untuk dimanfaatkan
sebagai bahan pemanas. Kemudian produk bottom dialirkan ke box cooler untuk
didinginkan dan ditampung pada tangki 106, 111, 120, 124, 125, 126 dan 127.
Produk top solar stripper C-4 diumpankan kembali ke dalam kolom fraksinasi C-
1 melalui plate ke-13.
1. Side stream dari kolom fraksinasi C-2 yang akan diumpankan kembali sebagai
reflux, didinginkan pada cooler CL-5 dan CL-9.
2. Side stream dari kolom fraksinasi C-1, yaitu Pertasol CC yang masuk ke C-4
(solar stripper).
3. Bottom produk dari kolom fraksinasi C-1, yaitu PH solar yang masuk ke cooler
CL-3 dan CL-4.
4. Bottom produk dari kolom fraksinasi C-2, yaitu Pertasol CB yang masuk ke
cooler CL-13 dan CL-14.
5. Bottom produk dari solar stripper C-4, yaitu solar yang didinginkan dalam
cooler CL-6, CL-10 dan CL-11.
Fase cair yang didinginkan di dalam box cooler adalah:
1. Top produk kolom fraksinasi C-2, yaitu Pertasol CA yang telah dikondensasi ke
dalam box cooler BC-3 sampai BC-8.
2. Bottom produk residue stripper C-5 masuk ke dalam box cooler BC-1.
2.6.3 Separating
Produk-produk yang telah didinginkan sebelum dimasukkan ke dalam
tangki harus dipisahkan dari air dan gas yang terikut. Proses pemisahan ini
berlangsung di dalam separator dengan prinsip kerja memisahkan berdasarkan
perbedaan berat jenis. Produk yang berupa minyak akan berada di bagian atas,
sedangkan air dikeluarkan lewat bagian bawah. Gas-gas yang ringan yang tidak
mengembun kemudian dipakai sebagai fuel gas pada furnace.
Produk Pertasol CA masuk ke dalam separator S-1 dan S-3 pada suhu
berkisar 38oC dan selanjutnya ditampung pada tangki T-114 sampai tangki T-117.
Pertasol CB masuk ke dalam separator S-4 pada suhu berkisar 45oC dan kemudian
ditampung pada tangki T-110. Pertasol CC masuk ke dalam separator S-8 dan
ditampung di dalam tangki T-112 dan T-113. Solar masuk ke dalam separator s-6
pada suhu berkisar 40oC dan ditampung di dalam tangki T-111, T-120 dan T-123.
PH solar dialirkan ke dalam separator S-7 pada suhu berkisar 82oC dan
dimasukkan ke dalam tangki T-118 dan T-119.
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Kadar larutan NaOH (soda kaustik) adalah 25% berat. RSNa dan Na2S
yangterbentuk akan larut dan dapat dipisahkan dengan cara settling dari Pertasol.
Soda treating bertujuan untuk menghindari senyawa-senyawa belerang yang
terkandung di dalam Pertasol yang dapat mengakibatkan korosi di dalam pipa
maupuntanki.
1) Heat exchanger
Jenis Heat Exchanger (HE) yang digunakan di PPSDM Migas adalah Shell
and Tube, dimana minyak mentah masuk pada bagian tube dan media pemanas
masuk dalam shell. Jumlah HE yang dimiliki PPSDM Migas ada 5 buah yang
dipasang secara seri, HE-1 dan HE-2 dibuat horisontal, sementara HE-3, 4, 5
dibuat vertikal. Heat Exchanger adalah alat yang digunakan untuk memanaskan
minyak mentah dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan produk kilang. Heat
Exchanger berfungsi sebagai pemanas awal minyak mentah dengan tujuan
efesiensitermal.
2) Furnace
Furnace adalah dapur yang digunakan sebagai pemanas minyak mentah dari
suhu + 130 – 300 oC dimana suhu ini sebagian besar mengandung fraksi dari
minyak mentah pada tekanan sedikit diatas 1 atm yang berwujud uap kecuali
residu. Perpindahan panas pada furnace yang terjadi secara tidak langsung dengan
media perantara pipa, dimana cairan yamg dipanaskan dialirkan, sedangkan
sumber panas didapat dari pembakaran bahan bakar. Jumlah furnace yang ada di
PPSDM Migas adalah 6 buah, tetapi yang beroperasi hanya 2 buah yaitu furnace 1
dan furnace 2. Sedangkan furnace yang lainnya sudah tidak berfungsi karena
tidak ada transisi masuk dan keluar sehingga proses pembakaran menjadi tidak
sempurna. Pemanas furnace berfungsi sebagai kelanjutan dari minyak mentah
yang sebelumnya telah mendapatkan pemanasan awal pada HE.
Spesifikasi
Furnace: F1 s/d F3
Fungsi : Memanaskan minyak mentah
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 330 m3/ hari
Type : Boxes
Tinggi : 10.000 mm
Panjang : 6.000 mm
Lebar : 3.990 mm
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
3) Evaporator
Evaporator adalah alat untuk memisahkan fraksi ringan yang telah
bercampur dengan fraksi berat dalam minyak mentah dengan proses
penguapan. Wujud dari fraksi ringan adalah uap yang keluar menjadi hasil
atas pada evaporator dan residu menjadi fraksi berat yang keluar menjadi
hasil bawah dari evaporator.
Proses pemisahan dalam evaporator didasarkan pada perbedaan densitas
antar 2 fraksi dan dibantu dengan injeksi uap yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan parsial komponen hidrokarbon sehingga penguapan
lebih mudah. Evaporator di PPSDM Migas terdapat 1 yang dipasang secara
vertikal. Kolom evaporator adalah kolom pemisah yng tidak memiliki plat.
Dibagian bawah terdapat cungkup (anchoring) untuk menahan cairan yang
akan meningggalkan evaporator.
Spesifikasi Evaporator:
Tinggi :6m
Tebal Shell : ¾ inch
4) Kolom Stripper
Kolom stripper digunakan untuk menguapkan kembali fraksi yang dibawa
oleh fraksi berat. Pemisahan ini dilakukan dengan menginjeksikan uap dalam
kolom. Injeksi uap tersebut berfungsi untuk menurunkan tekanan parsial
hidrokarbon, sehingga hidrokarbon yang memiliki titik didih rendah (fraksi
ringan) akan menguap dan terpisah dari fraksi berat. Terdapat 3 kolom stripper
yang digunakan yaitu stripper C-3, C-4, dan C-5.
Stripper Solar (C-4)
Jumlah : 1 buah
Tipe : Bubble cup tray
Tinggi : 6130 mm
Tebal head : 9 mm
Tebal shell : 9 mm
Kapasitas : 4,7205 m3
Material : Carbon stell
Jumlah : 1 buah
Dimensi : OD = 1000 mm; ID = 1020
mm
Tinggi : 7100 mm
Jumlah plat : 6 buah
Tipe : Bubble cup tray
Tebal head : 9 mm
Tebal shell : 9 mm
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Kapasitas : 5,720 m3
Material : Carbon stell
Status : Beroperasi
5) Kolom Fraksinasi
Kolom fraksinasi adalah kolom yang digunakan untuk memisahkan
fraksi yang diinginkan menurut titik didih dari setiap fraksi. Di PPSDM
Migas pada unit kilang mempunyai 2 buah kolom fraksinasi yang beroperasi
yaitu C-1A dan C-2.
Spesifikasi kolom Fraksinasi:
Kolom Fraksinasi C-1A
Fungsi : Memisahkan fraksi – fraksi minyak bumi
dari aliran sisi C-1 dan kolom atas stripper.
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 55,910 m3
Type : Bubble cup tray
Tinggi : 11150 mm
Diameter dalam : 2.025mm
Diameter luar : 2.044 mm
Tray spacing : 460 mm
Status : Beroperasi
Tinggi : 10.000 mm
Diameter dalam : 1.800 mm
Diameter luar : 1.821 mm
Tray spacing : 422 mm
Status : Beroperasi
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
6) Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mencairkan produk gas atau solvent uap
ringan (Pertasol CA) dari kolom atas C-2 dan juga mengubah fase uap
menjadi cair yang masih panas dengan menggunakan air sebagai media
pendingin. Terdapat 12 unit kondensor yang beroperasi.
Spesifikasi Kondensor:
Kondensor Utama (CN – 1, 2, 3, 4)
Fungsi : Mengkondensasikan uap pertasol CA
dari kolom fraksinasi 2 (C-2)
Jumlah : 4 unit
Tipe : 1,1 - shell and tube
Tinggi : 4.890 mm
Dimensi shell : ID = 1.040 mm; OD = 1.052 mm
Dimensi tube : ID = 31,35 mm; OD = 38 mm
Jumlah tube : 223
Status : Beroperasi
Sub Kondensor (CN – 5 s/d CN – 12)
Fungsi : Mengkondensasikan uap pertasol CA yang
tidak dapat terkondensasi pada kondensor
utama.
Jumlah : 8 unit
Tipe : 1,1 - shell and tube
Tinggi : 3.182 mm
Dimensi shell : ID = 738 mm; OD = 770 mm
Dimensi tube : ID = 16 mm; OD = 19 mm
Status : Beroperasi
7) Cooler
Cooler berfungsi untuk mendinginkan produk minyak yang keluar dari
stripper, fraksinasi heat exchanger, dan kondensor dengan air pendingin pada
temperature tertentu sebelum masuk pada tangki penampungan. Cooler yang
digunakan pada unit kilang ada 2 jenis yaitu:
a) Shell dan Tube
Cooler pada jenis ini terdiri dari shell dan tube, air pendingin berada pada
shell dan minyak pemanas berada pada tube, dengan arah berlawanan.
b) Box Cooler
Tube dilewati oleh fluida panas lalu masuk dalam kotak segi empat yang
berisi air pendingin, air di dalam box tersebut selalu disirkulasikan.
Spesifikasi Cooler:
Cooler (CL – 1, 2)
Fungsi : Mendiginkan produk pertasol CC
Tipe : 1,1 - shell and tube
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 3, 4)
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 5, 9)
Diameter tube : 38 mm
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 6, 10, 11)
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Diameter tube : 38 mm
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 13, 14)
Status : Beroperasi
Box Cooler (BC – 1 s/d 6)
Tinggi : 3.000 mm
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Diameter pipa : 4 in / 3 in / 2 in
Jumlah tube : 40 / 24 / 30 / 66 pipa
Media pendingin : Air
Material : Carbon stell
Status : Beroperasi
Status : Beroperasi
Box Cooler (BC – 1 s/d 6)
Tinggi : 3.000 mm
Diameter pipa : 4 in / 3 in / 2 in
Jumlah tube : 40 / 24 / 30 / 66 pipa
Media pendingin : Air
Material : Carbon stell
Status : Beroperasi
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
8) Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan air dan gas yang masih
terkandung dalam produk berdasarkan perbedaan massa jenis (density). Air
akan mengendap atau berada di bawah, hasil dari produk atas akan berada
diatas. Lalu gas akan dikeluarkan melalui puncak atas, dan ditampung pada
tangki penampung.
Spesifikasi Separator:
Separator (S – 1, 3)
Fungsi : Memisahkan produk pertasol CA dan air
Tipe : Silinder lurus
Volume : 4,6896 m3
Tinggi : 465 cm / 480 cm
Diameter dalam : 154 cm/ 110 cm
Tebal shell : 7,8 – 8,6 mm
Temperatur maksimum : 70 oC
Temperatur normal : 50 oC
Material : Carbon steel
Status : Beroperasi
Separator (S – 2, 4)
Fungsi : Memisahkan produk naftha (S-2) dan
pertasol CB
Tipe : Silinder lurus
Volume : 1,3296 m3
Tinggi : 465 cm / 480 cm
Diameter dalam : ID = 570 cm/ OD = 617 cm
Tebal shell : 10 – 12 mm
Temperatur maksimum : 70 oC
Temperatur normal : 50oC
Material : Carbon steel
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Status : Beroperasi
Head : 70 m/ 87 m
Kapasitas : 25 m3/jam
Putaran : 2.930 rpm/3.000 rpm
Jumlah : 2 buah
Motor Merek : Thosiba
Jenis : Motor induksi 3 fase
Tegangan : 380 Volt
Kuat arus : 22,1 A/ 29,5 A
Daya : 5,5 Kw
Putaran : 2.880 rpm
Frekuensi : 50 Hz
Buatan : Jepang
Kapasitas : 25 m3/jam
Motor Merk : Thosiba
Kuat arus : 19 A/ 26 A
Daya : 2,2 Kw
Jenis pole :2
KEPALA PUSAT
PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA DAN GAS
KEPALA BAGIAN
BUMI
TATA USAHA
KEPALA SUB
KEPALA SUB
KEPALA SUB BIDANG BIDANGPRA SARANA
BIDANG
STANDARISASI PENGEMBANGAN
EVALUASI SDM DAN INFORMASI
PENGEMBANGAN SDM
2.7 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja pada PPSDM Migas adalah Pegawai Negeri Sipil, dimana
bila masa kerjanya selesai mereka mendapat pensiun. Tenaga kerja di
PPSDM Migas dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tenaga Shift
Tenaga shift diperlukan pada bagian kilang yang memerlukan kerja rutin
selama 24 jam dibagi dalam 3 shift, yaitu:
2. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
Migas) tidak menyediakan fasilitas, akomodasi, transportasi, makan,
kesehatan dan biaya lain.
3. Selama PKL atau penelitian wajib menggunakan almamater.
4. Perserta PKL wajib mengisi biodata dan menyerahkan pas foto ukuran 3x4
cm.
5. Peserta PKL atau penelitian diwajibkan sopan dan mampu bergaul dengan
dosen, rekan, instruktur maupun pembimbing.
6. Peserta PKL atau penelitian wajib menjauhkan diri dari perbuatan tercela,
pencurian barang dan mengancam dosen atau pembimbing.
7. Peserta PKL atau penelitian dilarang membuat keributan atau berkelahi
dengan siapapun selama di ruang lingkup PKL atau penelitian.
2.9.2 Keamanan
Mengingat kompleksnya kegiatan yang terdapat di PPSDM Migas baik
proses industri, kegiatan pengajaran dan segala jenis kegiatan lainnya, unit
keamanan PPSDM Migas memiliki peran yang penting untuk menjaga keamanan
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
dan stabilitas kerja di PPSDM. Secara umum, unit keamanan memiliki 4 macam
objek pengamanan yaitu pengamanan personil, pengamanan material,
pengamanan informasi dan pengamanan operasional.
2.9.6 Boiler
Secara umum boiler dapat kita artikan sebagai sebuah pesawat untuk
menghasilkan steam (uap). Boiler dibuat dari baja dengan bentuk bejana tertutup
yang didalamnya terdapat air dan air tersebut dipanasi dari hasil pembakaran
residu untuk menghasilkan uap. Boiler plant adalah unit yang bertugas:
a. Menyediakan steam (uap) untuk proses kilang
b. Menyediakan udara bertekanan
c. Menyediakan air pendingin (cooling water)
d. Menyediakan air lunak
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
salah satu wadah untuk membina kader-kader perminyakan nasional yang siap
pakai. Adapun tugas–tugas perpustakaan PPSDM Migas yaitu:
a. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi, yang mencakup buku,
majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek, diklat/
hand-out serta bahan audio visual.
b. Melakukan pengolahan dan proses pengolahan bahan pustaka meliputi
refrigrasi/inventaris, katalogisasi, klasifikasi, shelfing dan filling.
c. Laporan penggunaaan laboratorium bahasa
Layanan audio visual pemutaran film dan kaset video ilmiah
d. Layanan kerjasama antara perpustakaan dan jaringan informasi nasional.
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
Pengambilan
Data
Tugas
Khusus
Finish
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019