Anda di halaman 1dari 35

TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 1


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 2


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 3


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 4


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

TK2202 - Teknik Reaksi Kimia 1 UTS 2 2020/2021


Dosen :Dr. IGBN Makertihartha, Dr. Yogi W.B., Dr. Melia L. G. , Dr. Winny W., Dr. Jenny
R., Dr. Haryo P.W., Fadhli, M.T.
3 Mei 2021, 100 Menit
1. Data kinetik reaksi oksidasi CO dengan katalis palladium pada kondisi tertentu menunjukkan
bahwa kinetika reaksinya berorde satu terhadap O2 dan berorde negatif satu terhadap CO.
ditengarai mekanisme untuk reaksi oksdasi katalitik CO tersebut adalah sebagai berikut:
CO + S ⇄ COS
O2 + S ⇄ O2S
O2S + S ⇄ 2OS
COS + S ⇄ CO2 + 2S
Berdasarkan data kinetika tersebut, tentukan tahap pengendali lajunya dan turunkan model kinetika
yang sesuai berdasarkan tahap pengendali laju terpilih.
Petunjuk:
• Secara umum, yang berada di pembilang akan menjadi penentu laju reaksi (lambat)
sedangkan keberadaan di penyebut menunjukkan bahwa spesi tersebut teradsorpsi (ada
pengecualian ketika suatu spesi teradsorpsi namun reaksinya berjalan lambat, pada kasus ini
spesi tersebut tidak akan muncul di penyebut karena seakan-akan tidak teradsorpsi akibat laju
reaksinya yang lambat, sehingga begitu diproduksi sedikit saja, langsung mengalami reaksi
berikutnya yang merupakan tahap cepat)
P.s.: Disarankan untuk membaca slide kuliah secara saksama dan teliti agar bisa lebih
memahami konsep
• Berorde 1 terhadap O2 → Tekanan parsial O2 berada di pembilang persamaan laju reaksi
• Berorde -1 terhadap CO → Tekanan parsial CO berada di penyebut persamaan laju reaksi

Jawaban:
• Dari informasi di atas dapat ditebak reaksi 2 merupakan tahap pengendali laju agar spesi O 2
berada di pembilang. Sekarang, mari turunkan model kinetika yang sesuai dengan informasi
yang diberikan di soal.
• Perlu diperhatikan bahwa reaksi 1 merupakan reaksi bolak – balik dan berjalan cepat
sehingga akan mencapai kesetimbangan (laju produksi reaktan dan produk sama), maka:
r1=r-1
• Dengan r1=k1PCOθV dan r-1=k-1θCO, sehingga:
θCO=K1PCOθV
• “Perlu diingat ki merupakan konstanta laju reaksi adsorpsi, sedangkan k-i merupakan konstanta
𝑘
konstanta laju reaksi desorpsi, dan 𝐾𝑖 = 𝑘 𝑖 (Tidak harus seperti ini, namun pada umumnya
−𝑖
digunakan seperti ini. Jika ingin menggunakan yang lain, harus dicantumkan keterangan di
dalam penyelesaiannya)”
• Reaksi 3 dan 4 prinsipnya sama dengan reaksi 1 karena berjalan cepat dan bolak-baik, sehingga
kita bisa memperoleh θO2 dan θO, namun coba perhatikan informasi soal bahwa reaksi
keseluruhan berorde negatif 1 terhadap spesi CO. Untuk mempersingkat waktu pengerjaan, bisa
diasumsikan bahwa θO2 dan θO mendekati 0 akibat teradsorbsi secara lemah (karena di soal
tidak diketahui nasib dari O2 dan O).
• Persamaan neraca pusat aktif katalis:

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 5


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

1=θO2+θO+θCO+θV
• Sehingga diperoleh:
1
𝜃𝑉 =
1 + 𝐾1 𝑃𝐶𝑂
• Dengan menetapkan reaksi 2 sebagai tahap pengendali laju (karena berjalan lambat, maka
reaksi yang berjalan kekiri dapat dibaikan), maka:
r2=kPO2θV
• Substitusikan nilai θV, sehingga akan diperoleh:

𝒌𝑷𝑶𝟐
Model Kinetika reaksi: 𝒓𝟐 = 𝟏+𝑲
𝟏 𝑷𝑪𝑶
Terbukti, bahwa model kinetika telah sesuai dengan informasi yang diberikan di soal yaitu
berorde satu terhadap O2 dan berorde negatif satu terhadap CO dengan reaksi 2 sebagai
tahap pengendali laju.
(Referensi: slide kuliah TRK 1 Reaksi Berkatalis Heterogen)

2. Sebuah reaksi dekomposisi katalitik fasa gas: A(g) ⇄ B(g) + C(g).. menggunakan katalis padat.
Senyawa C tidak teradsorp pada permukaan aktif katalis, sehingga tekanan parsial gas C pada
permukaan aktif katalis adalah 0. Dalam reaksi ini, terdapat senyawa inhibitor I yang tidak terlibat
dalam reaksi, namun turut berkompetisi menempati pusat aktif katalis.
Gunakan : Konstanta kesetimbangan adsorpsi senyawa j , Kj = kj/k-j ; KAKSKB = Ke.
Fraksi pusat aktif yang mengadsorp komponen j adalah θi, sedangkan fraksi pusat aktif kosong
(empty site) adalah θv.
a. Tuliskan mekanisme reaksi berdasarkan keadaan yang disampaikan di atas, yang terdiri dari
adsorpsi senyawa A pada permukaan, reaksi di permukaan, dan desorpsi B dari permukaan
katalis. Gunakan konstanta laju adsorpsi senyawa j adalah kj dan konstanta laju
adsorpsi senyawa j adalah k-j . Konstanta laju reaksi di permukaan katalis adalah ks (untuk
reaksi maju) dan k-s (untuk reaksi balik).
Jawaban:

Catatan: Perhatikan notasi khusus yang diberikan dalam soal.

b. Tuliskan persamaan laju adsorpsi A dalam kA dan KA, (konstanta kesetimbangan adsorpsi A,
KA = kA/k-A.)

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 6


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

Petunjuk:
• Karena reaksi adsorpsi A merupakan reaksi bolak-balik (belum diberikan informasi
berjalan cepat atau lambat), maka akan ada yang berjalan ke-kanan sekaligus ke-kiri.
Perhatikan kembali notasi yang diminta dalam soal. Persamaan laju adsorpsi A:
r = k A PA θV − k −A θA
k k
• Dengan K A = k A , sehingga k −A = KA , maka diperoleh:
−A A
𝐤𝐀
Jawaban: Persamaan laju adsorpsi A: 𝐫 = 𝐤 𝐀 𝐏𝐀 𝛉𝐕 − 𝛉
𝐊𝐀 𝐀
Keterangan: Untuk soal c, d, e, petunjuk solusinya dapat mengacu ke soal b

c. Tuliskan persamaan laju reaksi di permukaan dalam kS dan KS, yang mana KS = kS/k-S.
𝐤𝐒
Jawaban: Persamaan laju reaksi di permukaan: 𝐫 = 𝐤 𝐒 𝛉𝐀 − 𝛉 𝐏
𝐊𝐒 𝐁 𝐂

d. Tuliskan persamaan laju desorpsi B dari permukaan katalis dalam kB dan KB, dimana KB =
kB/k-B.
𝐤
Jawaban: Persamaan laju desorpsi B: 𝐫 = 𝐊𝐁 𝛉𝐁 − 𝐤 𝐁 𝐏𝐁 𝛉𝐕
𝐁

e. Tuliskan persamaan laju adsorpsi I dalam kI dan KI, dimana KI = kI/k-I.


𝐤𝐈
Jawaban: Persamaan laju adsorpsi I: 𝐫 = 𝐤 𝐈 𝐂𝐈 𝛉𝐕 − 𝛉
𝐊𝐈 𝐈

f. Jika tahap pengendalai laju adalah adsorpsi A pada permukaan katalis (kA dianggap relatif
kecil dibandingkan ks dan kB), turunkan persamaan laju reaksi dekomposisi katalitik tersebut
di atas.
Petunjuk:
• Reaksi bolak balik yang berjalan cepat, yaitu adsorpsi I, desorpsi B, dan reaksi di
permukaan katalis, mencapai kesetimbangan sehingga diperoleh:
k
θI = K I CI θV , dengan K I = k I … (1)
−I
k
θB = K B PB θV, dengan K B = k B … (2)
−B
1 kS
θA = θ P,
KS B C
dengan K S = k−S
… (3)
• Substitusikan persamaan (2) ke (3), sehingga akan diperoleh:
KB
θA = P Pθ
KS B C V
• Dari persamaan neraca pusat aktif katalis akan diperoleh:
1
θV =
K
1 + KB PB PC + K B PB + K I CI
S
• Dengan menetapkan reaksi adsorpsi A sebagai tahap pengendali laju (karena berjalan
lambat, maka reaksi yang berjalan kekiri dapat dibaikan), maka:
r = k A PA θV
• Substitusikan nilai θV ke persamaan laju reaksi (r)
Jawaban: Persamaan laju reaksi dekomposisi katalitik:

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 7


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

𝐤 𝐀 𝐏𝐀
𝐫𝟐 =
𝐊𝐁
𝟏+ 𝐏 𝐏 + 𝐊 𝐁 𝐏𝐁 + 𝐊 𝐈 𝐂𝐈
𝐊𝐒 𝐁 𝐂
Keterangan: Mungkin, teman-teman di titik ini ada pertanyaan, mengapa nilai θA tidak
didekati dengan 0. Nilai θA tetap diikutkan kedalam perhitungan karena reaksi yang
melibatkan SA kembali ada pada reaksi di permukaan yang merupakan reaksi bolak-balik
bukan reaksi 1 arah. Sehingga walaupun berjalan cepat, bisa dibayangkan SA tidak
semuanya langsung lenyap tetapi ada yang diproduksi kembali karena reaksi di permukaan
ada yang berjalan ke kiri

3. Studi kinetika dekstrosa (C6H14O7) dari tepung jagung menggunakan enzim glukoamilase
dilangsungkan dalam reaktor batch isotermal pada suhu 60 oC dengan konsentrasi awal substrat
0,14 mol/L dan enzim awal 11600 units menghasilkan data seperti disajikan pada tabel berikut.
Waktu, t (detik) 0 900 1800 3600 5400 7200
dekstrosa yang dihasilkan (g/L) 12 40 76,5 120 151,2 155,7
Mr Dektrosa = 198 g/mol. Jika kinetika reaksi mengikuti model Michaelis-Menten. Tentukan
nilai parameter kinetik reaksi tersebut.

Petunjuk :
• Soal tidak dapat dikerjakan karena terdapat kekurangan data yang menyebabkan perhitungan
bernilai negatif / tidak bersesuaian. Namun, ditambahkan asumsi agar soal dapat dikerjakan.
• Asumsi: substrat / tepung jagung yang digunakan memiliki rumus molekul (C36H84O42) dan
sebelum substrat / tepung jagung berinteraksi dengan enzim dan menjadi dekstrosa, tepung
jagung sudah terlebih dahulu dipecah, sehingga konsentrasi substrat awal dalam reaksi
enzimatik menjadi 0,84 M
• Ubah data yang dimiliki ke bentuk molaritas dekstrosa yang dihasilkan [D] lalu hitung
molaritas substrat yang tersisa sepanjang waktu [S].
• Hitung laju reaksi yang terjadi, bisa memplot terlebih dahulu persamaan polinomial molar
produk /reaktan sebagai fungsi waktu lalu diturunkan terhadap waktu (tetap perhatikan tanda
positif/negatifnya sesuai laju pembentukan/pengurangan) ingat kembali pengolahan data
kinetika metode diferensiasi.
• Diperoleh pengolahan data sebagai berikut
Waktu, t dekstrosa yang dihasilkan [D] [S] Laju reaksi
(detik) (g/L) (M) (M) (M/s)
0 12 0,0606 0,779 0,0002
900 40 0,202 0,637 0,000182
1800 76,5 0,386 0,453 0,000164
3600 120 0,606 0,234 0,000128
5400 151,2 0,763 0,0763 0,000092
7200 155,7 0,786 0,0536 0,000056

• Telah dicantumkan bahwa model kinetika reaksi ini mengikuti model Michaelis-Menten,
sehingga setelah penurunan dan penyusunan ulang dari model tersebut, dapat digunakan
persamaan berikut :
1 𝐾𝑚 1 1
= +
𝑟 𝑉𝑚 [𝑆] 𝑉𝑚

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 8


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

• Alurkan 1/r dan 1/S , tuliskan persamaan linear yang diperoleh.


• Hitung Vm lalu hitung Km berdasarkan informasi dari persamaan tersebut
Jawaban: Vm bernilai 2,3 x 10-4 M/s dan Km bernilai 0,15 M

4. Hubungan tetapan kesetimbangan adsorpsi sebuah komponen A (KA) dengan temperatur (T)
diperlihatkan dalam Tabel berikut:
T (oC) 27 50 60 87 100 117
KA 9 6 5 3 2,5 2
Hitung panas adsorpsi dan perubahan entropi adsorpsi komponen A.
Petunjuk:
• Perhatikan kedua persamaan termodinamika berikut :
∆G= -RTln K
∆G= ∆H-S∆T
• Susun ulang kedua persamaan tersebut, sehingga didapatkan:
∆𝐻 ∆𝑆
𝑙𝑛 𝐾 = − +
𝑅𝑇 𝑅
• Olah dan alurkan data sesuai persamaan yang sudah disusun ulang (ln K dan -1/T), ingat ubah
terlebih dahulu temperatur ke satuan Kelvin
• Catat persamaan regresi yang didapatkan
• Hitung nilai entalpi dan entropi berdasarkan persamaan yang didapatkan
Jawaban : ∆H sebesar -16659,6 J/mol dan ∆S senilai -36,93 J/mol.K

5. Data hasil percobaan J.F. Maurer di University of Michigan mengenai dehidrasi n-butanol (A)
dengan katalis alumina aktif pada suhu 750oF menggunakan reaktor diferensial disajikan dalam
tabel berikut:

PA ( atm) 0 8,33 31,25 58,3 77,08 108,3 187,5 225


ro (lbmol/hr/lbkat) 0 0,366 0,60 0,744 0,778 0,744 0,60 0,506

PA = tekanan parsial n-butanol ; ro = laju reaksi dehidrasi awal.


a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
Jawaban: misalkan n-butanol (A), air (W) dan alkena yang terbentuk (E) sehingga
reaksi yang berlangsung
A →W+E
b. Perkirakan mekanisme dan tahap pengendali reaksi tersebut.
Petunjuk:
• Alurkan data laju reaksi pada berbagai tekanan n-butanol, diperoleh grafik berikut

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 9


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

• Dalam persamaan kinetika ada beberapa model yang dimungkinkan (setelah


diturunkan persamaannya, silakan pelajari kembali materi Reaksi Berkatalis
Heterogen) pada reaksi ini contohnya r ~ PA/(1+ PA)2 , r ~ PA/(1+ PA), r ~ k, r ~
PA/(1+ Pw+PE), dan lain-lain. Untuk meningkatkan pemahaman akan pola-pola yang
bisa terbentuk, dapat dipelajari kembali grafiknya satu per satu.
• Berikut beberapa tips yang umumnya sering digunakan
- kurva r ~ Pa/(1+Pa) naik kemudian cenderung konstan (tetap naik)
- kurva r ~ Pa/(1+Pa)2 naik kemudian cenderung turun
• Melalui grafik yang telah dialurkan, diperkirakan bahwa hubungan antara keduanya
seperti berikut
𝐤 𝐚 𝐏𝐀
−𝐫𝐀 =
(𝟏 + 𝐤 𝐛 𝐏𝐀 )𝟐
• Dari persamaan tersebut, dinyatakan bahwa tahap pengendali yang terjadi adalah
reaksi di permukaan dan senyawa A terserap di situs aktif sebanyak 2 kali.
• Informasi mengenai senyawa W ataupun E menempel di katalis tidak disebutkan
dalam soal dalam penyelesaian ini diasumsikan tidak menempel (langsung terlepas
dengan cepat dan hanya satu arah).
Jawaban: Berikut mekanisme yang dianjurkan.
(1) A+S ⇌ SA
(2) SA+S ⇌ W+E+2S (lambat)

c. Tentukan persamaan kinetik laju reaksi awal berikut parameter kinetiknya


Petunjuk :
• Tinjau reaksi 1, karena berlangsung relatif cepat, berada dalam kesetimbangan:
radsorpsi = rdesorpsi
k1PAv = k-1θA
misalkan KA = k1/k-1, susun persamaan menjadi
θA= KAPAv (1)
• Tinjau reaksi 2, karena berlangsung lambat,
rA= k2θAθv (2)
• Tinjau neraca pusat aktif,
1 = θA + θv (3)
Substitusikan (1) ke dalam (3) dan susun ulang menjadi :
1
𝜃𝑣 = 1+ 𝐾 (4)
𝐴 𝑃𝐴
Substitusikan (4) dan (1) ke Persamaan (2) sehingga didapati :

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 10


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

𝑘2 𝐾𝐴 𝑃𝐴
𝑟=
(1 + 𝐾𝐴 𝑃𝐴 )2
• Susun ulang persamaan tersebut agar bisa diregresikan secara linear menjadi :
𝑃𝐴 1 𝐾𝐴 𝑃𝐴
√ = +
𝑟𝐴 √𝑘2 𝐾𝐴 √𝑘2 𝐾𝐴
𝑃𝐴
• Alurkan PA terhadap √ , catat persamaan yang didapatkan
𝑟𝐴
• Hitung nilai KA dan k2 yang diperoleh berdasarkan pengolahan konstanta dan gradien
dari persamaan regresi linear, didapati KA sebesar 0,0162 atm-1 dan k2 senilai 3,085
lb mol/lb kat. hr dan substitusikan ke dalam persamaan mekanistik yang diperoleh.
Jawaban : maka persamaaan kinetika reaksi ini adalah
(𝟎, 𝟎𝟒𝟗𝟗𝟖 𝒍𝒃 𝒎𝒐𝒍/𝒍𝒃 𝒌𝒂𝒕 . 𝒉𝒓. 𝒂𝒕𝒎)𝑷𝑨
𝒓=
(𝟏 + (𝟎, 𝟎𝟏𝟔𝟐 𝒂𝒕𝒎−𝟏 )𝑷𝑨 )𝟐

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 11


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

TK2202 - Teknik Reaksi Kimia 1 UTS 2 2019/2020


Dosen : Dr. IGBN Makertihartha, Dr. Yogi W.B., Dr. Melia L. G. , Dr. Winny W., Dr. Jenny
R., Dr. Haryo P.W., Fadhli, M.T.
April 2020

1. Jelaskan secara komprehensif apa yang dimaksud dengan Aturan Boudart (Boudart Rule), dan
jelaskan pula apa gunanya.
Jawaban:
Isi Aturan Boudart:
1. Proses adsorpsi adalah proses eksotermal sehingga proses adsorpsi selalu menghasilkan
panas
∆HA < 0
2. Proses adsorpsi adalah proses di mana sistem mengalami kehilangan entropi
∆SA < 0
3. Sistem tidak boleh kehilangan entropi lebih besar dari pada entropi yang dimilikinya
−∆SA < Sg
4. Aturan tambahan kehilangan entropi pada proses adsorpsi:
41,8 < −∆SA < (51,04 + 1,4x10−3 T)(−∆SA ) J/mol K
Data kinetik yang valid haruslah sesuai dengan statistika dan termodinamika. Aturan Boudart ini
menjadi salah satu aspek yang diperhatikan dalam uji termodinamika.
(Sumber: slide kuliah TRK 1 Reaksi Berkatalis Heterogen)

2. Data kinetik reaksi oksidasi CO dengan katalis palladium pada kondisi tertentu menunjukkan
bahwa kinetika reaksinya berorde satu terhadap O2 dan berorde negatif satu terhadap CO.
Ditengarai mekanisme untuk reaksi oksdasi katalitik CO tersebut adalah sebagai berikut:
(1) CO + S ⇆ COS
(2) O2 + S ⇆ O2 S
(3) O2 S + S ⇆ 2OS
(4) COS + OS ⇆ CO2 + 2S
Berdasarkan data tersebut, tentukan tahap pengendali lajunya dan turunkan model kinetika yang
sesuai berdasarkan tahap pengendali laju terpilih.
Petunjuk:
• Secara umum, yang berada di pembilang akan menjadi penentu laju reaksi (lambat)
sedangkan keberadaan di penyebut menunjukkan bahwa spesi tersebut teradsorpsi (ada
pengecualian ketika suatu spesi teradsorpsi namun reaksinya berjalan lambat, pada kasus ini
spesi tersebut tidak akan muncul di penyebut karena seakan-akan tidak teradsorpsi akibat laju
reaksinya yang lambat, sehingga begitu diproduksi sedikit saja, langsung mengalami reaksi
berikutnya yang merupakan tahap cepat)
P.s.: Disarankan untuk membaca slide kuliah secara saksama dan teliti agar bisa lebih
memahami konsep
• Berorde 1 terhadap O2 → Tekanan parsial O2 berada di pembilang persamaan laju reaksi
Berorde -1 terhadap CO → Tekanan parsial CO berada di penyebut persamaan laju reaksi
Dari informasi tersebut dapat ditebak reaksi 2 merupakan tahap pengendali laju agar spesi
O2 berada di pembilang.
• Perlu diperhatikan bahwa reaksi 1 merupakan reaksi bolak – balik dan berjalan cepat
sehingga akan mencapai kesetimbangan (laju produksi reaktan dan produk sama), maka:

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 12


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

r1 = r−1
Dengan r1 = k1 PCO θV dan r−1 = k −1 θCO, sehingga:
θCO = K1 PCO θV
“Perlu diingat k i merupakan konstanta laju reaksi adsorpsi, sedangkan k −i merupakan
k
konstanta konstanta laju reaksi desorpsi, dan K i = k i (Tidak harus seperti ini, namun perjanjian
−i
yang diberikan di slide kuliah seperti ini untuk mempermudah)”
• Reaksi 2 dan 3 prinsipnya sama dengan reaksi 1 karena berjalan cepat dan bolak-baik, sehingga
kita bisa memperoleh θO2 dan θO , namun coba perhatikan informasi soal bahwa reaksi
keseluruhan berorde negatif 1 terhadap spesi CO. Untuk mempersingkat waktu pengerjaan, bisa
diasumsikan bahwa θO2 dan θO mendekati 0 akibat teradsorbsi secara lemah (karena di soal
tidak diketahui nasib dari O2 dan O).
• Persamaan neraca pusat aktif katalis:
1 = θO2 + θO + θCO + θV
1 = θV + θCO , akan diperoleh:
1
θV =
1 + K1 PCO
• Dengan menetapkan reaksi 2 sebagai tahap pengendali laju (karena berjalan lambat, maka
reaksi yang berjalan ke kiri dapat dibaikan), maka:
r2 = kPO2 θV
• Substitusikan nilai θV , sehingga akan diperoleh:
kPO2
r2 =
1 + K1 PCO
• Terbukti, bahwa model kinetika yang diturunkan telah sesuai dengan informasi yang
diberikan di soal, yaitu berorde satu terhadap O2 dan berorde negatif satu terhadap CO
dengan reaksi 2 sebagai tahap pengendali laju.
𝐤𝐏𝐎𝟐
Jawaban: Tahap pengendali laju adalah reaksi 2 dengan model kinetika 𝐫𝟐 =
𝟏+𝐊 𝟏 𝐏𝐂𝐎
(Sumber: slide kuliah TRK 1 Reaksi Berkatalis Heterogen)

3. Para dan Baratti (1988) dkk mengkonversikan katekol menjadi L- dopa dengan bantuan enzim
E.herbicola yang terkekang pada sejenis polimer gel secara isotermal dengan konsentrasi katekol
awal 0.027 Molar. Data kinetic disajikan dalam tabel berikut :
Konversi (%) 0 22,2 44,4 78,9 94
Laju reaksi (M/jam) 0,0134 0,0123 0,0108 0,007 0,002
Tentukan nilai parameter kinetik Michaelis – Menten reaksi tersebut.
Petunjuk:
Baca slide kuliah TRK 1 “Reaksi Berkatalis Homogen” dan untuk memahami lebih mengenai
Persamaan Michaelis – Menten, dianjurkan untuk membaca Buku Elements of Chemical Reaction
Engineering karya Fogler hal.348-351 (edisi 5)

• Persamaan Michaelis – Menten:


Vmax [S]
rp = KM +[S]
, dengan [S] adalah konsentrasi substrat
• Linearisasi Persamaan Michaelis - Menten menjadi y = bx+a, maka akan diperoleh:
1 KM 1 1
= +
rp Vmax [S] Vmax

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 13


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

1 1 KM
Dengan r sebagai sumbu y dan [S]
sebagai sumbu x, maka Vmax
akan menjadi nilai gradien
p
1
(b), dan V akan menjadi nilai perpotongan garis dengan sumbu y (nilai a).
max
• Ubah data konversi yang diketahui pada soal menjadi data konsentrasi. Penting diingat bahwa
untuk cairan (volume tidak berubah), terdapat hubungan:
𝐂𝐀 = 𝐂𝐀𝟎 (𝟏 − 𝐗 𝐀 )
Dengan CA adalah konsentrasi akhir substrat, CA0 adalah konsentrasi awal substrat, dan X A
merupakan konversi.
• Dengan CA0 = 0,027 M dan informasi dari data yang diberikan di soal, dapat diperoleh:
CA = [S] (M) 0,027 0,021 0,015 0,006 0,002
1
[S]
(1/M) 37,04 47,61 66,61 175,53 617,28
1
rp
(jam/M) 74,63 81,30 92,59 142,86 500,00
1 1
• Kemudian lakukan regresi dengan rp
sebagai sumbu y dan [S]
sebagai sumbu x, dan akan
diperoleh persamaan y = 0,7374x + 39,039 dengan R2 = 0,99, seperti yang ditampilkan pada
grafik di bawah ini:

Sehingga diperoleh:
1 KM
a=V = 39,039 jam/M; b = V = 0,7374 jam
max max

Jawaban: Diperoleh parameter kinetik Michaelis – Menten yaitu Vmax = 0,026 M/jam dan
KM = 0,019 M.
(Sumber: slide kuliah TRK 1 Reaksi Berkatalis Homogen)

4. Reaksi fasa gas sintesis C dari A dan B dilangsungkan menggunakan katalis padat di dalam reaktor
batch secara isotermal. Densitas campuran reaksi dianggap konstan. Data kinetika reaksi disajikan
dalam tabel berikut:

Run No. - rA (mol/g kat.det) PA (atm) PB (atm) PC (atm)


1 0,31 0,1 0,1 0,05
2 0,30 0,1 0,1 0,1
3 0,32 0,1 0,1 0,2
4 0,59 0,1 0,2 0,1
5 1,21 0,1 0,4 0,1

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 14


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

6 1,08 0,2 0,2 0,1


7 1,50 0,4 0,2 0,1
8 1,70 1,0 0,2 0,1

Perkirakan (a) model kinetika serta (b) mekanisme reaksi (termasuk tahap pengendali dan jenis
mekanismenya) yang cocok untuk data tersebut di atas. Olahlah data percobaan dan tentukan (c)
persamaan kinetik nya.
Petunjuk:
• Untuk mengetahui, hubungan PA terhadap laju reaksi, maka pengaruh dari PB dan PC harus
ditiadakan dengan memilih sejumlah data dengan nilai PB dan PC yang tetap. Begitu pula
ketika ingin mengetahui masing-masing pengaruh dari PB dan PC.
• Ketika diminta untuk mengusulkan persamaan reaksi dari beberapa data laju reaksi, maka akan
sangat berguna untuk menemukan hubungan tiap spesi dengan laju reaksi. Karena suatu spesi
ada kemungkinan teradsorb dan tidak, maka dalam suatu persamaan laju reaksi, suatu spesi
dapat berada di posisi pembilang dan penyebut secara sekaligus. Untuk lebih jelasnya, silakan
perhatikan gambar grafik di bawah ini:

Pa Pa/(1+Pa) Pa/(1+Pa)2 Kemudian akan diplot Pa terhadap r, sehingga


0,1 0,091 0,083 akan diperoleh grafik sebagai berikut:
0,2 0,167 0,139
0,3 0,231 0,178
0,4 0,286 0,204
0,5 0,333 0,222
0,6 0,375 0,234
0,7 0,412 0,242
0,8 0,444 0,247
0,9 0,474 0,249
1 0,500 0,250
2 0,667 0,222
3 0,750 0,188
4 0,800 0,160
5 0,833 0,139
6 0,857 0,122
7 0,875 0,109
8 0,889 0,099
9 0,900 0,090
10 0,909 0,083

Tips:
- kurva r ~ Pa/(1+Pa) naik kemudian cenderung konstan (tetap naik)
- kurva r ~ Pa/(1+Pa)2 naik kemudian cenderung turun

a. Model kinetika reaksi tersebut


Petunjuk:

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 15


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

• PB dan PC tetap (data 4, 6, 7, dan 8)


Run No. - rA (mol/g kat.det) PA (atm)
4 0,59 0,1
6 1,08 0,2
7 1,50 0,4
8 1,70 1,0

𝐏𝐀
Dari petunjuk di atas dan hasil plot grafik, dapat disimpulkan jika 𝐫𝐀 ~ 𝟏+𝐏𝐀

• PA dan PC tetap (data 2, 4, dan 5)

Run No. - rA (mol/g kat.det) PB (atm)


2 0,30 0,1
4 0,59 0,2
5 1,21 0,4

Dari hasil plot grafik, diperoleh bahwa PB berbanding lurus dengan r atau dalam kata lain laju
reaksi secara keseluruhan berorde 1 terhadap PB (𝐫𝐀 ~ 𝐏𝐁)

• PA dan PB tetap (data 1, 2, dan 3)


Run No. - rA (mol/g kat.det) PC (atm)
1 0,31 0,05
2 0,30 0,1
3 0,32 0,2
Dapat disimpulkan, PC tidak berpengaruh dengan laju reaksi atau dalam kata lain laju reaksinya
berorde 0 terhadap C, karena ketika tekanan parsial C diubah-ubah, nilai laju reaksinya relatif
tetap.
Jawaban: Dari semua informasi yang sudah didapatkan, model kinetika yang dapat
dusulkan adalah
𝐤 𝟐 𝐊 𝐀 𝐏𝐀 𝐏𝐁
𝐫=
𝟏 + 𝐊 𝐀 𝐏𝐀
b. Mekanisme reaksi (beserta tahap pengendali dan jenis mekanisme)
Petunjuk:
• Perkirakan mekanisme reaksi
Posisi PA di penyebut menandakan bahwa A teradsorb
Posisi PB tidak berada di penyebut menandakan bahwa B tidak teradsorp
PC tidak berada di penyebut, maka C juga tidak teradsorb

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 16


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

Posisi PA dan PB, yang berada di posisi pembilang sekaligus informasi bahwa A dan B adalah
reaktan, menunjukkan bahwa tahap pengendali laju ialah reaksi di permukaan.
Sehingga, berdasarkan informasi tersebut, mekanisme reaksi yang diusulkan adalah:
(1) A + S ⇋ SA
(2) SA + B → C + S (lambat)
• Buktikan perkiraan mekanisme reaksi tersebut cocok dengan model kinetika yang telah
diperoleh sebelumnya.
Karena reaksi (1) adalah reaksi bolak balik dan berjalan cepat, maka akan mencapai
kesetimbangan dimana:
r1 = r−1
Dengan r1 = k1 PA θV dan r−1 = k −1 θA, sehingga:
θA = K A PA θV
Persamaan neraca pusat aktif katalis:
1 = θV + θA
Dan akan mendapatkan:
1
θV =
1 + K A PA
Dengan menetapkan reaksi 2 sebagai tahap pengendali laju (karena berjalan lambat, maka
reaksi yang berjalan kekiri dapat dibaikan), maka:
r = r2 = k 2 PB θA
Substitusikan nilai θV , sehingga akan diperoleh:
k 2 K A PA PB
r=
1 + K A PA
Terbukti bahwa persamaan kinetika sudah sesuai dengan model kinetika, sehingga
mekanisme reaksi yang diusulkan sudah cocok.
Jawaban: Mekanisme reaksi yang diusulkan adalah
(1) 𝐀 + 𝐒 ⇋ 𝐒𝐀
(2) 𝐒𝐀 + 𝐁 → 𝐂 + 𝐒 (lambat)
dengan tahap pengendali adalah reaksi di permukaan katalis

c. Persamaan kinetik reaksi tersebut


Petunjuk:
• Linearisasikan persamaan laju reaksi yang diperoleh menjadi persamaan y = bx + a untuk
melakukan regresi linear. Diperoleh:
PB 1 1 1
= +
r k 2 K A PA k 2
PB 1
• Kemudian lakukan regresi dengan r
sebagai sumbu y dan P sebagai sumbu x:
A
PB/r
atm g kat.det 0,323 0,333 0,313 0,339 0,331 0,185 0,133 0,118
( mol
)
1/PA(atm−1 ) 10 10 10 10 10 5 2,5 1

1 1
• Diperoleh y = 0,0248x + 0,078, dimana = 0,0248 dan = 0,078 maka diperoleh:
k2 KA k2
mol
k 2 K A = 40,32
atm2
g kat. det
K A = 3,145 𝑎𝑡𝑚−1

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 17


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

• Substitusi nilai k2KA dan KA ke persamaan laju yang diperoleh pada soal b
Jawaban: Persamaan kinetik reaksi tersebut adalah
𝐦𝐨𝐥
(𝟒𝟎, 𝟑𝟐 )𝐏 𝐏
𝐚𝐭𝐦 𝐠 𝐤𝐚𝐭. 𝐝𝐞𝐭 𝐀 𝐁
𝟐
𝐫=
𝟏 + (𝟑, 𝟏𝟒𝟓𝐚𝐭𝐦−𝟏 )𝐏𝐀
(Sumber: slide kuliah TRK 1 Reaksi Berkatalis Heterogen).

5. Reaksi perengkahan fasa gas senyawa C pada katalis silika alumina pada suatu suhu yang konstan.
Menghasilkan senyawa A dan B. Dari hasil studi literatur terbangun dua mekanisme reaksi yang
mungkin bagi reaksi termaksud, yaitu yang melibatkan 1 sisi aktif dan 2 sisi aktif.
(a) Dengan asumsi reaksi adalah reversibel dan tahap reaksi di permukaan/sisi aktif merupakan
tahap pengendali, turunkan ekspresi persamaan kinetik model Hougen Watson berdasarkan
kedua mekanisme tersebut di atas.
Petunjuk:
• Perhatikan petunjuk soal bahwa tahap reaksi di permukaan/sisi aktif merupakan tahap
pengendali.
Melibatkan 1 sisi aktif:
(1) C + S ⟷ SC
(2) SC ⟷ SB + A (lambat)
(3) SB ⟷ S + B
• Reaksi (1) dan (3) merupakan reaksi bolak-balik dan berjalan cepat sehingga akan
mencapai kesetimbangan. Didapat:
k
θC = K C PC θV, dengan K C = k 1
−1
k3
θB = K B PB θV, dengan K B =
k−3
• Persamaan neraca pusat aktif katalis:
1 = θV + θB + θC
• Substitusikan θB dan θC , akan diperoleh:
1
θV =
1 + K B PB + K C PC

• Reaksi 2 sebagai tahap pengendali laju (karena berjalan lambat, maka reaksi yang berjalan
kekiri dapat dibaikan), maka:
r = r2 = k 2 θC
• Substitusikan nilai θC dan θV ke persamaan r
Jawaban: Persamaan kinetik model Hougen Watson yang melibatkan 1 sisi aktif adalah
𝐤 𝟐 𝐊 𝐂 𝐏𝐂
𝐫=
𝟏 + 𝐊 𝐁 𝐏𝐁 + 𝐊 𝐂 𝐏𝐂

Melibatkan 2 sisi aktif:


(1) C + S ⟷ SC
(2) SC + S ⟷ SB + SA (lambat)
(3) SB ⟷ S + B
(4) SA ⟷ S + A
• Reaksi 1, 3, dan 4 yang merupakan reaksi bolak-balik dan berjalan cepat, sehingga akan
mencapai kesetimbangan. Diperoleh:

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 18


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

k
θC = K C PC θV, dengan K C = k 1
−1
k3
θB = K B PB θV, dengan K B = k−3
k4
θA = K A PA θV, dengan K A =
k−4
• Reaksi 2 sebagai tahap pengendali laju (karena berjalan lambat, maka reaksi yang berjalan
kekiri dapat dibaikan), maka:
r = r2 = k 2 θC θV
• Gunakan persamaan neraca katalis untuk mendapatkan θV , kemudian θC , dan r
Jawaban: Persamaan kinetik model Hougen Watson yang melibatkan 2 sisi aktif adalah
𝐤 𝟐 𝐊 𝐂 𝐏𝐂
𝐫=
(𝟏 + 𝐊 𝐀 𝐏𝐀 + 𝐊 𝐁 𝐏𝐁 + 𝐊 𝐂 𝐏𝐂 )𝟐

(b) Hasil pengamatan data kinetik (laju reaksi awal, r0 terhadap tekanan total (Pt,)) disajikan dalam
Tabel berikut:
Pt, atm 1 2,4 4,4 7,3 14
r0 (mol/g kat.det) 22,0 16,667 13,636 13,562 12,143
Tentukan persamaan kinetik mekanistik yang sesuai dengan data kinetik, serta tuliskan pula
mekanisme serta tahap pengendalinya
Petunjuk:
Hint: Soal meminta kita untuk menentukan dari kedua mekanisme tersebut, mekanisme
manahkah yang lebih cocok dengan data percobaan yang diberikan pada tabel. Perhatikan
informasi yang diberikan di soal bahwa, data yang diberikan adalah data laju reaksi awal
sehingga pada keadaan awal belum terbentuk A dan B (PA dan PB mendekati 0), sehingga:
• Persaman laju reaksi awal yang melibatkan 1 sisi aktif:
k 2 K C PC
r=
1 + K C PC
• Persaman laju reaksi awal yang melibatkan 2 sisi aktif:
k 2 K C PC
r=
(1 + K C PC )2
• Pada keadaan awal juga berarti tekanan total merupakan tekanan parsial C (karena
hanya terdapat reaktan yaitu spesi C pada keadaan awal) → PT= PC (pada kondisi awal)
• Untuk menentukan mekanisme reaksi mana yang lebih cocok, maka kedua persamaan
laju reaksi awal tersebut perlu dilinearisasikan dan kemudian dicari r2 yang lebih
mendekati 1.
• Mekanisme 1 (melibatkan 1 sisi aktif)
1 1 1 1
= +
r k 2 K C PC k 2
1 1
Kemudian lakukan regresi dengan sebagai sumbu y dan sebagai sumbu x, dan akan
r PC
didaptkan persamaan: y = -0,0372x + 0,0808 dan r2 = 0,935
• Mekanisme 2 (melibatkan 2 sisi aktif)
k 2 K C PC
r=
(1 + K C PC )2
Kemudian atur persamaan di atas hingga dapat dianalogikan menjadi y = bx+a, menjadi:

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 19


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

√k 2 K C PC 1
PC = √ −
KC r KC
P
Lakukan regresi dengan PC sebagai sumbu y dan √ rC sebagai sumbu x, dan akan didaptkan
persamaan: y = 15,264x - 3,2411 dan r2 = 0,969
• Dari hasil regresi, mekanime yang melibatkan 2 sisi aktif lah yang dipilih karena memiliki
r2 yang lebih mendekati 1.
• Selanjutnya, Cari setiap parameter dari persamaan laju reaksi awal untuk mekanime 2
yaitu k 2 dan K C . Diperoleh:
K C = 0,308 atm-1
𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙
k 2 K C = 22,18 𝑔 𝑘𝑎𝑡.𝑑𝑒𝑡
Jawaban: Persamaan laju reaksi yang sesuai dengan data kinetik, yaitu:
𝐚𝐭𝐦 𝐦𝐨𝐥
(𝟐𝟐, 𝟏𝟖 )𝐏
𝐠 𝐤𝐚𝐭. 𝐝𝐞𝐭 𝐂
𝐫=
(𝟏 + (𝟎, 𝟑𝟎𝟖 𝐚𝐭𝐦−𝟏 )𝐏𝐂 )𝟐
dengan mekanisme sebagai berikut dan tahap 2 sebagai tahap pengendali laju
(1) 𝐂 + 𝐒 ⟷ 𝐒𝐂
(2) 𝐒𝐂 + 𝐒 ⟷ 𝐒𝐁 + 𝐒𝐀 (lambat)
(3) 𝐒𝐁 ⟷ 𝐒 + 𝐁
(4) 𝐒𝐀 ⟷ 𝐒 + 𝐀

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 20


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

TK2202 - Teknik Reaksi Kimia 1 UTS 2 2018/2019


Dosen : Dr. IGBN Makertihartha, Dr. Yogi W.B., Dr. Melia L. G. , Dr. Winny W., Dr. Jenny
R., Dr. Haryo P.W., Fadhli, M.T.
29 April 2019, 90 Menit

1. [2-A](10) Konsentrasi sebuah komponen yang teradsorpsi pada permukaan aktif katalis dapat
dinyatakan sebagai fungsi dari konsentrasi komponen tersebut di fasa curah. Salah satu
hubungan yang sering digunakan untuk menghubungkan antara konsentrasi komponen yang
teradsorpsi pada permukaan aktif katalis dan konsentrasi di fasa curah adalah Isotherm
Langmuir. Sebutkan asumsi-asumsi yang diambil untuk menurunkan Isotherm Langmuir
tersebut.
Jawaban:
Asumsi – asumsi yang diambil untuk menurunkan Isotherm Langmuir adalah sebagai berikut:
1. Adsorpsi hanya 1 lapis molekul saja
2. Adsorpsi terjadi karena tumbukan antara adsorbat dengan sisi aktif
3. Tidak ada interaksi antar adsorbat teradsorp
4. Energi adsorpsi tidak bergantung pada sisi aktif yang bekerja
5. Setiap sisi aktif mempunyai keaktifan yang sama dalam mengadsorp.
6. Jenis mekanisme dan hasil untuk adsorbat sejenis adalah sama
7. Laju desorpsi merupakan fungsi dari jumlah molekul yang teradsorp.
(Sumber: slide kuliah TRK 1 Reaksi Berkatalis Heterogen).

2. [2-A](25) Rangkaian mekanisme reaksi berikut menjelaskan reaksi dua buah substrat yang
berbeda (S1 dan S2) yang dikatalisis oleh sebuah enzim (E) menghasilkan produk P :

Dengan memperhatikan mekanisme reaksi di atas, maka:


a. Turunkan persamaan laju pembentukan produk P sebagai fungsi konsentrasi S1, S2, dan E0
(konsentrasi enzim awal) dengan menggunalan pendekatan bahwa reaksi bolak-nalik (no 1 dan
2) berlangsung cepat sehingga mencapau kesetimbangan (rapid equilibrium approach).
Catatan: gunakan neraca konsentrasi enzim sebagai pengganti neraca fraksi pusat aktif
katalis.
Petunjuk:
Note: penting untuk diingat bahwa S dalam soal bukan katalis melainkan substrat
• Mekanisme reaksi
(1) E + S1 ⇌ ES1
(2) ES1 + S2 ⇌ ES1 S2
(3) ES1 S2 → P
• Diketahui bahwa reaksi (1) dan (2) berjalan cepat, sehingga laju pembentukan produk P
(rp ) hanya akan ditentukan oleh reaksi (3):
rp = r3 = k 3 [ES1 S2 ]…(1)
• Selanjutnya, karena reaksi 1 merupakan reaksi bolak – balik dan berjalan cepat sehingga
akan mencapai kesetimbangan (laju produksi reaktan dan produk sama), maka:
r1 = r−1

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 21


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

k1 [E][S1 ] = k −1 [ES1 ]
k
[ES1 ] = K1 [E][S1 ], dengan K1 = 1 …(2)
k −1
• Begitu juga dengan reaksi (2), sehingga akan diperoleh:
k
[ES1 S2 ] = K 2 [ES1 ][S2 ], dengan K 2 = 2 …(3)
k −2
• Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (3), akan diperoleh:
[ES1 S2 ] = K1 K 2 [E][S1 ][S2 ]…(4)
• Ingat: selain persamaan dari reaksi, kita juga membutuhkan persamaan lain untuk
penurunan rumus selanjutnya yang dalam kasus ini adalah persamaan neraca enzim,
dimana total konsentrasi enzim awal adalah total dari penjumlahan konsentrasi enzim yang
tidak terikat dengan substrat (dalam hal ini E) dan enzim yang terikat dengan substrat
(diketahui dari persamaan reaksi bahwa sebagian enzim terikat dengan substrat S1 dan juga
dengan S1 dan S2 sekaligus). Sehingga, persamaan neraca enzim:
[E0 ] = [E] + [ES1 ] + [ES1 S2 ]…(5)
• Perhatikan bahwa ES1 S2 yang berada di persamaan laju pembentukan produk merupakan
senyawa intermediet yang umumnya tidak bisa diukur konsentrasinya sehingga perlu
diganti dengan konsentrasi enzim awal, senyawa reaktan awal, dan senyawa produk akhir.
Hal ini sejalan dengan permintaan soal untuk menurunkan persaman laju tersebut sebagai
fungsi konsentrasi S1, S2, dan E0.
• Coba perhatikan persamaan (4) sebenarnya tinggal disubstituksikan ke persamaan (1),
namun masih mengandung variabel E, sehingga kita masih perlu mencari bentuk lain dari
E yaitu dengan memanfaatkan persamaan (5) yang akan memperoleh:
[E0 ]
[E] = …(6)
1+K1 [S1 ]+K1 K2 [S1 ][S2 ]
• Perjalanan penurunan persamaan sekarang tinggal mensubstitusikan persamaan (3) dan
(6) ke persamaan (1)
Jawaban: Persamaan laju pembentukan produk P adalah
𝐤 𝟑 𝐊 𝟏 𝐊 𝟐 [𝐄𝟎 ][𝐒𝟏 ][𝐒𝟐 ]
𝐫𝐩 =
𝟏 + 𝐊 𝟏 [𝐒𝟏 ] + 𝐊 𝟏 𝐊 𝟐 [𝐒𝟏 ][𝐒𝟐 ]

b. Jika konsentrasi S1, jauh lebih besar daripada konsentrasi S2, tunjukkan bagaimana persamaan
laju yang telah anda dapatkan di bagian (a) dapat disederhanakan.
Petunjuk:
• Ketika S1 >> S2, maka nilai K1 K 2 [S1 ][S2 ] dapat diabaikan
Jawaban: Persamaan laju dapat disederhanakan menjadi
𝐤 𝟑 𝐊 𝟏 𝐊 𝟐 [𝐄𝟎 ][𝐒𝟏 ][𝐒𝟐 ]
𝐫𝐩 =
𝟏 + 𝐊 𝟏 [𝐒𝟏 ]

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 22


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

3. [3-A](25) Tinjau sebuah reaksi dekomposisi katalitik A(g) ⇆ B(g) + C(g) yang dilangsungkan
dalam fasa gas dan berkatalis padar. Senyawa C tidak teradsorp pada permukaan aktif katalis,
sehingga tekanan parsial gas C pada permukaan aktif katalis adalah 0. Dalam reaksi ini, terdapat
senyawa inhibitor I yang tidak terlibat dalam reaksi, namun turut berkompetisi menempati pusat
aktif katalis.

Catatan: Konstanta kesetimbangan adsorpsi senyawa j, Kj = kj/k-j dan diketahui bahwa


KAKSKB =Ke. Fraksi pusat aktif yang mengadsorp komponen j adalah θj, sedanglan fraksi pusat
aktif kososng (empty site) adalah θv.

a. Tuliskan mekanisme reaksi berdasarkan keadaan yang disampaikan di atas; yang terdiri
dari adsorbsi senyawa A pada permukaan, reaksi di permukaan, dan desorpsi B dari
permukaan katalis. Notasi konstanta laju adsorpsi senyawa j adalah kj dan konstanta laju
desorpsi senyawa j adalah k-Konstanta laju reaksi di permukaan katalis adalah ks (untuk
reaksi maju) dan k-s (untuk reaksi balik).
Jawaban:

Keterangan: Perhatikan notasi khusus yang diberikan dalam soal.

b. Tuliskan persamaan laju adsorpsi A dalam kA dan KA, (konstanta kesetimbangan adsorpsi
A, KA = kA/k-A.)
Petunjuk:
• Karena reaksi adsorpsi A merupakan reaksi bolak-balik (belum diberikan informasi
berjalan cepat atau lambat), maka akan ada yang berjalan ke-kanan sekaligus ke-kiri.
Perhatikan kembali notasi yang diminta dalam soal. Persamaan laju adsorpsi A:
r = k A PA θV − k −A θA
kA kA
Dengan K A = , sehingga k −A = , maka diperoleh:
k−A KA
𝐤𝐀
Jawaban: Persamaan laju adsorpsi A: 𝐫 = 𝐤 𝐀 𝐏𝐀 𝛉𝐕 − 𝛉
𝐊𝐀 𝐀
Keterangan: Untuk soal c, d, e, petunjuk solusinya dapat mengacu ke soal b

c. Tuliskan persamaan laju reaksi di permukaan dalam kS dan KS, dimana KS = kS/k-S.
𝐤𝐒
Jawaban: Persamaan laju reaksi di permukaan: 𝐫 = 𝐤 𝐒 𝛉𝐀 − 𝛉 𝐏
𝐊𝐒 𝐁 𝐂

d. Tuliskan persamaan laju desorpsi B dari permukaan katalis dalam kB dan KB, dimana KB
= kB/k-B.

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 23


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

𝐤
Jawaban: Persamaan laju desorpsi B: 𝐫 = 𝐊𝐁 𝛉𝐁 − 𝐤 𝐁 𝐏𝐁 𝛉𝐕
𝐁

e. Tuliskan persamaan laju adsorpsi I dalam kI dan KI, dimana KI = kI/k-I.


𝐤𝐈
Jawaban: Persamaan laju adsorpsi I: 𝐫 = 𝐤 𝐈 𝐂𝐈 𝛉𝐕 − 𝛉
𝐊𝐈 𝐈

f. Jika tahap pengendalai laju adalah adsorpsi A pada permukaan katalis (kA dianggap relatif
kecil dibandingkan ks dan kB), turunkan persamaan laju reaksi dekomposisi katalitik
tersebut di atas.
Petunjuk:
• Reaksi bolak balik yang berjalan cepat, yaitu adsorpsi I, desorpsi B, dan reaksi di
permukaan katalis, mencapai kesetimbangan sehingga diperoleh:
k
θI = K I CI θV , dengan K I = k I … (1)
−I
k
θB = K B PB θV, dengan K B = k B … (2)
−B
1 kS
θA = θ P,
KS B C
dengan K S = k−S
… (3)
• Substitusikan persamaan (2) ke (3), sehingga akan diperoleh:
KB
θA = P Pθ
KS B C V
• Dari persamaan neraca pusat aktif katalis akan diperoleh:
1
θV =
K
1 + KB PB PC + K B PB + K I CI
S
• Dengan menetapkan reaksi adsorpsi A sebagai tahap pengendali laju (karena berjalan
lambat, maka reaksi yang berjalan kekiri dapat dibaikan), maka:
r = k A PA θV
• Substitusikan nilai θV ke persamaan laju reaksi (r)
Jawaban: Persamaan laju reaksi dekomposisi katalitik:
𝐤 𝐀 𝐏𝐀
𝐫𝟐 =
𝐊𝐁
𝟏 + 𝐊 𝐏𝐁 𝐏𝐂 + 𝐊 𝐁 𝐏𝐁 + 𝐊 𝐈 𝐂𝐈
𝐒
Keterangan: Mungkin, teman-teman di titik ini ada pertanyaan, mengapa nilai θA tidak
didekati dengan 0. Nilai θA tetap diikutkan kedalam perhitungan karena reaksi yang
melibatkan SA kembali ada pada reaksi di permukaan yang merupakan reaksi bolak-balik
bukan reaksi 1 arah. Sehingga walaupun berjalan cepat, bisa dibayangkan SA tidak
semuanya langsung lenyap tetapi ada yang diproduksi kembali karena reaksi di permukaan
ada yang berjalan ke kiri

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 24


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

4. [3-E](40) Data kinetik dehidrogenasi suatu senyawa sikloalkana membentuk senyawa aromatik
yang dilangsungkan secara isotermal pada katalis silika alumina dengan umpan berupa
sikloalakana murni disajikan dalam tabel berikut:
Tekanan total awal (atm) 1 2.5 4.5 7 14
Laju reaksi awal (atm/mnt/g kat.) 0,04 0,07 0,085 0,083 0,065

Berdasarkan data kinetik lainnya, terindikasi bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh tekanan parsial
aromatik dan tekanan parsial hidrogen.
a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
Petunjuk:
• Disarankan kepada Anda untuk melihat penyelesaian soal nomor 4 UTS II TRK 1 tahun
2020
Jawaban: Persamaan reaksi yang terjadi:
A→B+H2
Keterangan: A = sikloalkana dan B = senyawa aromatik

b. Berdasarkan data-data kinetik, perkirakan mekanisme dan tahap pengendali reaksi


dehidrogenasi tersebut.
Petunjuk:
• Cari hubungan komponen-komponen yang terlibat dengan laju reaksi. Dari soal, diberi
data tekanan total awal dan laju reaksi awal. Hasil plot kurva laju reaksi awal dengan
tekanan total awal dari data yang diberikan sebagai berikut:

• Penting untuk diketahui, bahwa tekanan yang diketahui di soal adalah tekanan total awal,
yang berarti sama saja dengan tekanan sikloalkana karena di keadaan awal hanyalah
terdapat sikloalkana (PA).
• Berdarkan bentuk kurva di atas, dapat disimpulkan bahwa r ~ Pa/(1+Pa)2. Hubungan ini
secara tidak langsung bahwa tahap pengendalinya merupakan reaksi di permukaan dan
suatu absorbat akan bereaksi dengan katalis kembali agar bisa menghasilkan posisi kuadrat
di bagian penyebut.
• Informasi di soal yang berbunyi “laju reaksi dipengaruhi oleh tekanan parsial
aromatik dan tekanan parsial hidrogen” memberikan informasi bahwa senyawa
aromatik dan hidrogen teradsorbsi. Jika keduanya tidak teradsorbsi maka keduanya tidak
akan berpengaruh ke laju reaksi padahal di soal disebutkan bahwa keduanya berpengaruh
terhadap laju reaksi.
Jawaban: Mekanisme reaksi yang dapat diperkirakan adalah sebagai berikut:
(1) 𝐀 + 𝐒 → 𝐒𝐀
(2) 𝐒𝐀 + 𝐒 → 𝐒𝐇𝟐 + 𝐒𝐁 (tahap pengendali)
(3) 𝐒𝐇𝟐 → 𝐒 + 𝐇𝟐
(4) 𝐒𝐁 → 𝐒 + 𝐁

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 25


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

c. Turunkan model kinetik Hougen watson yang konsisten dengan mekanisme hasil perkiraan
pada soal b)
Petunjuk:
• Silakan rujuk ke penyelesaian soal sebelumnya untuk memperoleh model kinetik
Jawaban: Model kinetik Hougen Watson yang sesuai dengan mekanisme adalah:
𝐤 𝟐 𝐊 𝟏 𝐏𝐀
𝐫= 𝟐
(𝟏 + 𝐊 𝟏 𝐏𝐀 + 𝐊 𝟑 𝐏𝐇𝟐 + 𝐊 𝟒 𝐏𝐁 )
𝐤 𝐤 𝐤
Dengan 𝐊 𝟏 = 𝐤 𝟏 , 𝐊 𝟑 = 𝐤 𝟑 , dan 𝐊 𝟒 = 𝐤 𝟒
−𝟏 −𝟑 −𝟒

d. Tentukan persamaan laju reaksi awal sebagai fungsi tekanan parsial sikloalkana lengkap
dengan parameter kinetiknya.
Petunjuk:
• Informasi yang diberikan di soal adalah laju reaksi awal (r0 ), sehingga persamaan laju
reaksi yang didapatkan dari penyelesaian soal (c) dapat disederhanakan menjadi:
k 2 K1 PA
r0 =
(1 + K1 PA )2
karena hanya terdapat sikloalkana di keadaan awal.
• Selanjutnya, persamaan laju reaksi awal tersebut perlu dilinearisasikan hingga dapat
dianalogikan menjadi y = bx+a :
√PA K1 1
= PA +
√r0 √k 2 K1 √k 2 K1
√P A
• Lakukan regresi dengan sebagai sumbu y dan PA sebagai sumbu x, dan akan
√r 0
didapatkan persamaan:
y = 0,7496x + 4,0747 dan r2 = 0,998.
• Cari parameter dari persamaan laju reaksi yaitu k2 dan K1, diperoleh:
1
k 2 K1 = 0,06
g kat. mnt
K1 = 0,184 atm−1
Jawaban: Persamaan laju reaki awal:
𝟏
(𝟎, 𝟎𝟔 )𝐏
𝐠 𝐤𝐚𝐭. 𝐦𝐧𝐭 𝐀
𝐫𝟎 =
(𝟏 + (𝟎, 𝟏𝟖𝟒 𝐚𝐭𝐦−𝟏 )𝐏𝐀 )𝟐

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 26


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

TK2202 - Teknik Reaksi Kimia 1 UTS 2 2017/2018


Dosen : Dr. IGBN Makertihartha, Dr. Yogi W.B., Dr. Melia L. G. , Dr. Winny W
26 April 2018, 90 Menit

1. Untuk soal berikut, jawablah dengan singkat tetapi jelas.


a. Tuliskan definisi katalis menurut anda dan jelaskan bagaimana kerja katalis dalam menjalankan
fungsinya.
Jawaban :
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Katalis dapat melokalisasi reaksi
sehingga meningkatkan konsentrasi, ketepatan orientasi, mempercepat laju reaksi dengan
mengubah mekanisme reaksi sehingga jalur yang dilalui untuk melangsungkan reaksi
tersebut memiliki energi aktivasi yang lebih rendah dari sebelumnya. Energi aktivasi
adalah energi minimum yang perlu dicapai sistem agar reaksi kimia dapat berlangsung.
Syaratnya, katalis berinteraksi dengan paling sedikit satu reaktan membentuk senyawa sangat
aktif, sehingga menurunkan Energi aktivasi.

b. Jelaskan aturan Boudart yang digunakan sebagai kriteria termodinamika bagi model kinetika
reaksi heterogen.
Jawaban:
Isi Aturan Boudart:
1. Proses adsorpsi adalah proses eksotermal sehingga proses adsorpsi selalu menghasilkan
panas
∆HA < 0
2. Proses adsorpsi adalah proses di mana sistem mengalami kehilangan entropi
∆SA < 0
3. Sistem tidak boleh kehilangan entropi lebih besar dari pada entropi yang dimilikinya
−∆SA < Sg
4. Aturan tambahan kehilangan entropi pada proses adsorpsi:
41,8 < −∆SA < (51,04 + 1,4x10−3 T)(−∆SA ) J/mol K
Data kinetik yang valid haruslah sesuai dengan statistika dan termodinamika. Aturan Boudart ini
menjadi salah satu aspek yang diperhatikan dalam uji termodinamika.
(Sumber: slide kuliah TRK 1 Reaksi Berkatalis Heterogen)

2. Studi kinetika sebuah reaksi fasa gas berkatalis padatan diselenggarakan pada sebuah reactor unggun
tetap. Reaksi yang dipelajari adalah reaksi dekomposisi amoniak: 2NH3 ⇌ N2 +3H2. Dari studi
kinetika tersebut diperoleh model kinetika reaksi sebagai berikut (NH3 = A):
9,9 CA 2
r= pada T = 500℃
1 + 5,52CA
11,4 CA 2
r= pada T = 520℃
1 + 3,34CA
Perkirakan harga tetapan Arrhenius, energy aktivasi, panas adsorpsi A dan perubahan entropi
adsorpsi A.
Jawaban:
Berdasarkan persamaan laju reaksi yang diberikan di soal, kita dapat menyusun mekanisme reaksi
sebagai berikut:

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 27


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

A + S ⇌ S. A
A + S. A ⟶ produk (lambat)
Dari hasil penurunan model mekanistik, akan didapatkan bentuk umum dari laju reaksi sebagai
berikut:
𝐤. 𝐊 𝐀 . 𝐂𝐀𝟐
𝐫=
𝟏 + 𝐊 𝐀 . 𝐂𝐀
Petunjuk: Bedakan notasi K dan k, “K” menunjukkan nilai kesetimbangan sedangkan “k”
menunjukkan tetapan laju reaksi
Sehingga, dari kedua persamaan laju reaksi yang diberikan dapat diketahui nilai k dan K A untuk
masing-masing temperatur:
Pada T = 500oC → KA = 5,52 dan k = 1,79
Pada T = 520 oC → KA = 3,34 dan k = 3,41
Selanjutnya gunakan persamaan arhenius untuk menentukan nilai dari energi aktivasi :
−Ea
k = A exp ( )
R. T
Bandingkan nilai k pada kedua suhu tersebut:
−Ea
1,79 A exp { }
8,314. (500 + 273)
=
3,41 −Ea
A exp { }
8,314. (520 + 273)
Dengan menggunakan solver pada kalkulator grafik diperoleh :
𝐄𝐚 = 𝟏𝟔𝟒𝟐𝟑𝟎, 𝟑𝟒 𝐉/𝐦𝐨𝐥
Substitusikan nilai Ea yang diperoleh ke persamaan arhenius (pilih salah satu saja) dan akan
diperoleh:
𝐀 = 𝟐, 𝟐𝟏 𝐱 𝟏𝟎𝟏𝟏
Gunakan persamaan Clapeyron untuk menentukan panas reaksi :
K 520 ΔH 1 1
ln =− ( − )
K 500 R T520℃ T500℃
Petunjuk: Perhatikan satuan T harus dalam Kelvin
Panas adsorpsi:𝚫𝐇 = −𝟏𝟐𝟖𝟎𝟕𝟐, 𝟐 𝐉/𝐦𝐨𝐥
Untuk mencari nilai entropi (S) digunakan dua persamaan berikut :
∆G = − R T ln K
∆G = ∆H − T ∆S
Nilai ΔGo pada 500oC adalah :
∆G = −10979,27 J/mol
Dengan asumsi bahwa ΔHo dan ΔSo bukan fungsi temperatur, maka dengan menggunakan
persamaan, diperoleh nilai ΔSo :
∆S = −𝟏𝟓𝟏, 𝟒𝟖 𝐉/𝐦𝐨𝐥. 𝐊

3. Reaksi substrat S menggunakan enzim E membentuk produk P melalui tahapan-tahapan reaksi


berikut: Substrat bereaksi dengan enzim membentuk Substrat E.S yang aktif yang selanjutnya akan
terurai membentuk produk P dan enzim bebas E. Namun di dalam reactor juga hadir zat inert I yang
dapat berinteraksi dengan enzim membentuk komplek E.I. Jika interaksi Enzim dengan substrat dan
Enzim dengan zat inert keduanya merupaka reaksi reversible, sedangkan penguraian kompleks E.S.
membentuk produk P adalah irreversible dan merupakan tahapan dengan laju paling lambat,
turunkan persamaan kinetika untuk reaksi enzimatis tersebut.

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 28


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

Petunjuk: penting untuk diingat bahwa S dalam soal bukan katalis melainkan substrat
Jawaban:
Susun mekanisme reaksi sesuai dengan deskripsi yang diberikan pada soal
(1) S + E ⇌ E. S (cepat)
(2) E. S → P + E (lambat)
(3) I + E ⇌ E. I (cepat)
a) Diketahui bahwa reaksi (1) dan (3) berjalan cepat, sehingga laju pembentukan produk P (rp )akan
hanya ditentukan oleh reaksi (2)
r = r2 = k 2 [E. S]…(1)
Selanjutnya, karena reaksi 1 merupakan reaksi bolak – balik dan berjalan cepat sehingga akan
mencapai kesetimbangan (laju produksi reaktan dan produk sama), maka:
r1 = r−1
k1 [S][E] = k −1 [E. S]
k1
[E. S] = K1 [S][E], dengan K1 = …(2)
k−1
Begitu juga dengan reaksi (3), sehingga akan diperoleh:
k
[E. I] = K 3 [I][E], dengan K 3 = 3 …(3)
k −3
Ingat: selain persamaan dari reaksi, kita juga membutuhkan persamaan lain untuk penurunan rumus
selanjutnya yang dalam kasus ini adalah persamaan neraca enzim, dimana total konsentrasi enzim
awal adalah total dari penjumlahan konsentrasi enzim yang tidak terikat dengan substrat (dalam hal
ini E) dan enzim yang terikat dengan substrat (diketahui dari persamaan reaksi bahwa sebagian
enzim terikat dengan substrat S dan juga dengan dengan zat inert I). Sehingga, persamaan neraca
enzim:
[E0 ] = [E] + [E. S] + [E. I]…(5)
Perhatikan bahwa E. S yang berada di persamaan laju pembentukan produk merupakan senyawa
intermediet yang umumnya tidak bisa diukur konsentrasinya sehingga perlu diganti dengan
konsentrasi enzim awal, senyawa reaktan awal, dan senyawa produk akhir. Oleh karena itu, gunakan
aljabar biasa dengan mensubstitusi variabel yang sesuai. Prosesnya bisa bermacam-macam, berikut
akan ditunjukkan salah satu jalan menuju Roma-nya.
[E0 ] = [E] + [E. S] + [E. I]
[E0 ] = [E] + K1 [S][E] + K 3 [I][E]
Sehingga akan diperoleh:
[E0 ]
[E] =
1 + K1 [S] + K 3 [I]

r = k 2 [E. S] = k 2 K1 [S][E]
Jadi,
𝐤 𝟐 𝐊 𝟏 [𝐒][𝐄𝟎 ]
𝐫=
𝟏 + 𝐊 𝟏 [𝐒] + 𝐊 𝟑 [𝐈]

4. Data kinetic 5 tempuhan (run) reaksi dehidrogenasi suatu senyawa sikloalkana (A) membentuk
senyawa aromatic (B) yang dilangsungkan secara isothermal pada katalis Ni/alumina dengan umpan
berupa reaktan murni disajikan dalam tabel berikut :
Tekanan total awal (atm), Pt 1 2,8 4,6 7,2 11
Laju reaksi awal (atm/mnt/g 0,038 0,072 0,080 0,083 0,068
kat.), r0

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 29


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

Berdasarkan data kinetic tempuhan-tempuhan lainnya terindikasi bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh
tekanan parsial aromatic dan tekanan parsial hydrogen.
a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
b. Berdasarkan data pada tabel di atas, perkirakan bentuk hubungan laju reaksi awal (r0) dengan
tekanan reaktan (A), PA.
c. Berdasarkan data pada tabel dan data-data kinetic lainnnya, perkirakan mekanisme dan
tahap pengendali reaksi dehidrogenasi tersebut.
d. Turunkan model kinetic Hougen Watson yang konsisten dengan mekanisme hasil perkiraan
pada soal c.
e. Tentukan persamaan laju reaksi awal sebagai fungsi tekanan parsial sikloalkana lengkap
dengan parameter kinetiknya.

Petunjuk: Disarankan kepada teman-teman untuk melihat penyelesaian soal nomor 4 UTS II TRK
1 tahun 2019
Jawaban:
a) Persamaan reaksi yang terjadi:
A → B + H2
Keterangan: A = sikloalkana dan B = senyawa aromatik

b) Untuk memperkirakan mekanisme yang sesuai dari suatu reaksi, kita perlu mengetahui hubungan
komponen yang terlibat dengan laju reaksi. Dari soal, diberi data tekanan total awal dan laju reaksi
awal. Hasil plot kurva laju reaksi awal dengan tekanan total awal dari data yang diberikan sebagai
berikut:

Penting untuk diketahui, bahwa tekanan yang diketahui di soal adalah tekanan total awal, yang
berarti sama saja dengan tekanan sikloalkana karena di keadaan awal hanyalah terdapat sikloalkana
(PA).
Berdarkan bentuk kurva di atas, dapat disimpulkan bahwa r ~ Pa/(1+Pa)2. Hubungan ini secara tidak
langsung bahwa tahap pengendalinya merupakan reaksi di permukaan dan suatu absorbat akan
bereaksi dengan katalis kembali agar bisa menghasilkan posisi kuadrat di bagian penyebut.
Selanjutnya, coba kita perhatikan informasi terselubung yang diberikan di soal. Kata-kata di soal
yang menyebutkan bahwa “laju reaksi dipengaruhi oleh tekanan parsial aromatik dan tekanan
parsial hidrogen” memberikan informasi bahwa senyawa aromatik dan hidrogen teradsorbsi. Jika
keduanya tidak teradsorbsi maka keduanya tidak akan berpengaruh ke laju reaksi padahal di soal
disebutkan bahwa keduanya berpengaruh terhadap laju reaksi.
Dari informasi-informasi di atas yang kita kumpulkan, mekanisme yang dapat kita perkirakan adalah
sebagai berikut:
(1) 𝐀 + 𝐒 → 𝐒𝐀
(2) 𝐒𝐀 + 𝐒 → 𝐒𝐇𝟐 + 𝐒𝐁 (tahap pengendali)
(3) 𝐒𝐇𝟐 → 𝐒 + 𝐇𝟐
(4) 𝐒𝐁 → 𝐒 + 𝐁

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 30


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

c) Silakan rujuk ke penyelesaian soal sebelumnya, akan diperoleh:


𝐤 𝟐 𝐊 𝟏 𝐏𝐀
𝐫= 𝟐
(𝟏 + 𝐊 𝟏 𝐏𝐀 + 𝐊 𝟑 𝐏𝐇𝟐 + 𝐊 𝟒 𝐏𝐁 )
k k k
Dengan K1 = k 1 , K 3 = k 3 , dan K 4 = k 4
−1 −3 −4
Perhatikan, mekanisme yang kita perkirakan sudah sesuai dengan informasi yang diberikan dengan
soal.

d) Informasi yang diberikan di soal adalah laju reaksi awal (r0 ), sehingga persamaan laju reaksi yang
didapatkan dari penyelesaian soal (c) dapat disederhanakan menjadi:
k 2 K1 PA
r0 =
(1 + K1 PA )2
karena hanya terdapat sikloalkana di keadaan awal.
Selanjutnya, persamaan laju reaksi awal tersebut perlu dilinearisasikan. Ada beberapa cara untuk
melinearisasikannya, salah satunya sebagai berikut:
k 2 K1 PA
r0 =
(1 + K1 PA )2
1 (1 + K1 PA )2
=
r0 k 2 K1 PA
1 1 + K1 PA
=
√r0 √k 2 K1 PA
Kemudian atur persamaan di atas hingga dapat dianalogikan menjadi y = bx+a, menjadi:
√PA K1 1
= PA +
√r0 √k 2 K1 √k 2 K1
√P A
Lakukan regresi dengan sebagai sumbu y dan PA sebagai sumbu x, dan akan didapatkan
√r 0
persamaan: y = 0,7569x + 4,1698 dan r2 = 0,995.
Sekarang, mari kita cari parameter dari persamaan laju reaksi yaitu k2 dan K1, diperoleh:
1
k 2 K1 = 0,0575
g kat. mnt
K1 = 0,1815 atm−1
Persamaan laju reaki awal:
𝟏
(𝟎, 𝟎𝟓𝟕𝟓 )𝐏
𝐠 𝐤𝐚𝐭. 𝐦𝐧𝐭 𝐀
𝐫𝟎 =
(𝟏 + (𝟎, 𝟏𝟖𝟏𝟓 𝐚𝐭𝐦−𝟏 )𝐏𝐀 )𝟐

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 31


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

TK2202 - Teknik Reaksi Kimia 1 UTS 2 2016/2017


Dosen : Dr. IGBN Makertihartha, Dr. Yogi W.B., Dr. Melia L. G. , Dr. Winny W
27 April 2017, 100 Menit

1. Reaksi fasa gas berkatalis padat oksidasi methanol dilangsungkan menggunakan katalis yang
memiliki dua jenis situs aktif S1 dan S2. Mekanisme reaksi oksidasi methanol ini mengikuti
tahap-tahap reaksi berikut :
(1) 𝐶𝐻3 𝑂𝐻 + 𝑆1 ↔ 𝑆1 (𝐶𝐻3 𝑂𝐻)
(2) 𝑂2 + 2𝑆2 ↔ 2𝑆2 (𝑂)
(3) 𝑆1 (𝐶𝐻3 𝑂𝐻) + 𝑆2 (𝑂) → 𝑆1 (𝐶𝐻2 𝑂) + 𝑆2 (𝐻2 𝑂)
(4) 𝑆1 (𝐶𝐻2 𝑂) ↔ 𝐶𝐻2 𝑂 + 𝑆1
(5) 𝑆2 (𝐻2 𝑂) ↔ 𝐻2 𝑂 + 𝑆2
Turunkan model kinetika reaksi heterogen ini jika tahap penentu laju reaksi adalah langkah [3]
Petunjuk :
• Turunkan semua persamaan yang berada dalam kesetimbangan (karena relatif cepat),
yaitu untuk reaksi 1,2,4, dan 5. Perhatikan bahwa terdapat dua pusat aktif yang
berbeda.
• Tuliskan tiap-tiap neraca pusat aktif sesuai dengan senyawa yang berada dalam fraksi
pusat aktifnya. Substitusikan semua persamaan yang didapati dalam kesetimbangan ke
pusat aktif yang bersesuaian.
• Perhatikan bahwa reaksi yang paling lambat adalah reaksi 3 sehingga r =
k3.θ1CH3OH.θ2O
• Substitusikan penurunan di awal ke dalam persamaan di atas
Jawaban :
𝒌𝟑 . 𝑲𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 . 𝑷𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 . √𝑲𝟐𝑶 . 𝑷𝑶𝟐
=
(𝟏 + 𝑲𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 . 𝑷𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 + 𝑲𝑪𝑯𝟐𝑶 . 𝑷𝑪𝑯𝟐𝑶 ). (𝟏 + √𝑲𝟐𝑶 . 𝑷𝑶𝟐 + 𝑲𝑯𝟐𝑶 . 𝑷𝑯𝟐𝑶 )

2. Diketahui model kinetika suatu reaksi berkatalis heterogen A menjadi produk :


𝑘. 𝐾1 . 𝐶𝐴
𝑟=
1 + 𝐾1 . 𝐶𝐴
Data kinetika reaksi antara waktu reaksi (t) dan konsentrasi A (𝐶𝐴 ) yang dikumpulkan dari
pengamatan reaksi tersebut yang dilangsungkan dalam reactor batch isothermal adalah sebagai
berikut

Petunjuk :
• Ubah persamaan model kinetika yang diberikan agar bisa diregresikan secara linear,
menjadi :
1 1 1
= +
𝑟 𝑘. 𝐾1 . 𝐶𝐴 𝑘
• Hitung terlebih dahulu nilai r tiap waktunya

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 32


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

• Hitung nilai k dan K1 berdasarkan persamaan linear yang telah didapatkan


Jawaban : didapatkan k = 11,268 dan K1 = 1,163

3. Reaksi fasa gas sintesis C dari A dan B dilangsungkan menggunakan katalis padat di dalam
reactor bacth secara isothermal. Densitas campuran reaksi dianggap konstan. Data kinetika
reaksi disajikan dalam table berikut :

Perkirakan model kinetika hougen Watson serta mekanisem reaksi yang cocok untuk data
tersebut di atas

Petunjuk :
• Tentukan korelasi tekanan tiap senyawa terhadap laju reaksi. Ingat, ketika
membandingkan variabel tekanan yang satu, pastikan tekanan lainnya konstan

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 33


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

𝑘𝐵 𝑃𝐵
• Diperoleh persamaan laju reaksi 𝑟𝐴 = 1+𝐾
𝐴 .𝑃𝐴 +𝐾𝐶 .𝑃𝐶
• Berdasarkan persamaan laju reaksi yang ditawarkan di atas, berikut mekanisme yang
dimungkinkan untuk terjadi (melihat persamaan kinetika di atas, tahap pengendali
reaksi ini adalah reaksi adsorpsi B)
Mekanisme reaksi:
A + S →SA
B + S →SB (lambat)
SA + SB →SC + S
SC →S + C

4. Energi aktivasi suatu reaksi tanpa katalis adalah 60 kkal/mol. Jika reaksi tersebut dilangsungkan
menggunakan suatu katalis Kat, laju reaksinya menjadi 1020 kali lebih cepat, perkirakan energi
aktivasi reaksi dengan katalis Kat tersebut

Petunjuk :
• Asumsi : T = 25°C = 298 K
• Ubah satuan energi aktivasi
Eao = 60 kkal/mol = 252000 joule/mol
𝐸𝑎
• Perhatikan kembali persamaan Arrhenius : 𝑘 = 𝐴 𝑒 −𝑅𝑇 . Ingat bahwa perbandingan laju
reaksi dan konstanta laju reaksi berbanding lurus sehingga dapat dibandingkan seperti
𝐸
𝑟0 𝐴 exp (− 𝑎𝑜 )
𝑅𝑇
1020 .𝑟0
= 𝐸
𝐴 exp (− 𝑎 )
𝑅𝑇
1 𝐸𝑎𝑜 𝐸 252000 𝐸
• 𝑙𝑛 1020 = − 𝑅𝑇 + 𝑅𝑇𝑎 = − 8,314 .298 + 8,314𝑎.298
𝑱𝒐𝒖𝒍𝒆
Jawaban : Diperoleh 𝑬𝒂 = 𝟏𝟑𝟕𝟗𝟎𝟑, 𝟓𝟑𝟗 𝒎𝒐𝒍

5. Data pengamatan terhadap adsorpsi H2 pada suatu katalis padat pada suhu 25oC disajikan dalam
table berikut :

Tentukan model dan nilai konstanta kesetimbangan adsorpsi hydrogen pada katalis tersebut
Petunjuk :
• Asumsi : H2 terdiosiasi, sehingga reaksi yang berlangsung
H2 + 2S →2SH

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 34


TK2202 – Teknik Reaksi Kimia 1

𝜃𝐻2
= 𝐾𝐻
𝑃𝐻2 . 𝜃𝑣2
𝑘
Dengan KH = 𝑘𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖
𝑑𝑒𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖

• Masukkan persamaan ke dalam neraca pusat aktif dan susun kembali persamaan
menjadi seperti berikut (neraca pusat aktif hanya diisi oleh H2)

√𝐾𝐻 . 𝑃𝐻2
𝜃𝐻 =
1 + √𝐾𝐻 . 𝑃𝐻2
• Susun persamaannya seperti berikut
1 1 1
= . +1
𝜃𝐻 √𝐾𝐻 √𝑃𝐻2
𝐶𝑆𝑂 1 1
= . +1
𝐶𝐻 √𝐾𝐻 √𝑃𝐻2
1 1 1 1
𝐶𝐻
= . +𝐶 ........ y = ax + b
𝐶𝑆𝑂 .√𝐾𝐻 √𝑃𝐻2 𝑆𝑂

1
• Dengan regresi, peroleh a = 234,56 dan b = 49,654. Perhatikan kembali bahwa 𝑏 = 𝐶
𝑆𝑂
1
dan 𝑎 = lalu hitung CSO dan KH
𝐶𝑆𝑂 .√𝐾𝐻

Jawaban : diperoleh CSO = 0,02014 dan KH = 0,0448

Tim Divisi Akademik HIMATEK-ITB 2021/2022 35

Anda mungkin juga menyukai