Endang Sulistyawati
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA D3/ JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
September 2021
Outline
(2 x pertemuan)
A. PENDAHULUAN
B. LAJU REAKSI
C. HUBUNGAN LAJU REAKSI DAN
KESEIMBANGAN
D. KINETIKA BEBERAPA REAKSI
HOMOGEN
Konstante Laju Reaksi
(Rate Constant), k
Konstante laju reaksi, k: fungsi dari suhu, pelarut dan
konsentrasi katalis dalam reaksi tetapi tidak dipengaruhi
konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi.
Satuan k bervariasi, tergantung pada orde total dari reaksi
n. Jika reaksi untuk sistem homogen dituliskan:
dengan a + b + c + ...... = n
1 n
Satuan k: k mol waktu 1
volume
Adakalanya laju reaksi dinyatakan sebagai fungsi tekanan P:
k ' tekanan waktu
1 n 1
Nilai k sebagai fungsi suhu T dapat
didekati dengan:
Teori Tumbukan
Suatu reaksi kimia pada dasarnya merupakan
penyusunan kembali ikatan antar atom dalam molekul
yang bereaksi. Penyusunan ikatan diawali pemutusan
ikatan kimia dan diakhiri dengan penyambungan
kembali.
Menurut teori tumbukan laju reaksi adalah hasil kali
frekuensi tumbukan dan fraksi tumbukan yang
mempunyai cukup energi untuk bereaksi.
Teori tumbukan cocok diterapkan untuk kasus:
# reaksi fasa gas bimolekuler
# reaksi dalam larutan yang melibatkan ion-ion
sederhana
1
MA MB
2
z AB d AB
2
8 R T CA C B
MA MB
E
f e RT
1
M A M B E R T
2
r d AB
2
8 R T e CA C B
MA MB
Nilai konstante laju reaksi,k =
dengan:
dAB= diameter effektif molekul A dan B, = ½ (dA +dB), Ao
T = suhu absulut
R = tetapan gas = kB.No
kB = tetapan Boltzman= 1,38.10-16 erg/K
=1,38x10-23 J/mol.K
NO = bilangan Avogadro= 6,023.1023, molekul/mol
M = berat molekul
E = energi aktivasi = energi minimum yang dibutuhkan
agar tumbukan menghasilkan reaksi
2. Teori Pembentukan Zat Antara
yang Aktif (Eyring)
Eyring dalam memformulasikan laju reaksi dengan
beberapa hipotesa berikut:
Reaksi berawal dari tumbukan antara molekul pereaksi
Tumbukan terlebih dahulu menghasilkan molekul-molekul
teraktifkan atau molekul transisi sebelum membentuk
produk
Walaupun secara keseluruhan reaksi bukan reversibel
tetapi antara pereaksi dan molekul teraktifkan terjadi
keseimbangan
Pengedali reaksi adalah reaksi dekomposisi molekul
teraktifkan menjadi hasil
Reaksi: A + B AB* C
Lanjutan
Menurut termodinamika, pada keadaan seimbang antara pereaksi dan
kompleks aktif:
k k1 k2 k3 k4 k5 …
dengan: Intersep: ln A
Slope: Ea/R
Contoh Soal
Faktor frekuensi tumbukan pada dissosiasi dimer gas
siklopentadien: 1,3x1013 det-1 dengan tenaga aktivasi
35.000 kal/gmol. Hitung:
a. Entropi aktivasi
b. Konstante laju reaksi pada suhu 100oC
c. Laju reaksi pada suhu 100oC dan tekanan 2 atm
Penyelesaian:
a. D → 2M maka ∆δ= 2-1=1
=
=
4 PH3 → P4 + 6H2
Orde dua. Persamaan reaksi orde 2 umumnya berbentuk:
A + B produk (-rA) = k CA CB
2A produk (-rA) = k CA2
Contoh: Penyabunan ester dengan alkali
CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH
Orde n (n>2). Reaksi dengan orde > 2 umumnya jarang
ditemui. A produk reaksi
dengan n = a+b+c+..
= orde total
d CR d CS
rR k1 C A rS k2 C A
dt dt
Contoh:
Reaksi seri /konsekutif: Bila produk yang dihasilkan
akan bereaksi lagi membentuk produk lain.
k1 k2
A B C
Laju A yang bereaksi: (rA ) k1.C A
Contoh:
Beberapa jenis reaksi komplex
biasanya merupakan kombinasi
reaksi seri-paralel. Contoh:
k1
A + B C
k2
C + B D
Ditinjau terhadap reaktan A → reaksi
seri: +B +B
A C D Persamaan laju reaksi:
Ditinjau terhadap reaktan B→ reaksi paralel: (rA ) k1.CACB
+A (rB ) k1.C ACB k2CBCC
B C
(rC ) k1.C ACB k2CBCC
+C
B D (rD ) k2 .CBCC
Contoh reaksi:
Klorinasi hidrokarbon:
Cl2 Cl2 Cl2
C6H6 C6H5Cl C6H4Cl2 ....... C6Cl6
+ HCl + HCl + HCl