Anda di halaman 1dari 27

TEKNIK REAKSI KIMIA I (3SKS)

Oleh : Murni Yuniwati

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS& TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA (2010)
MATERI
KINETIKA REAKSI
Kecepatan reaksi
Menentukan waktu reaksi untuk mencapai
konversi tertentu (berbagai jenis reaksi)
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi
Menentukan bentuk persamaan dan order
reaksi
1. Secara Teoritis
2. Eksperimen
KESEIMBANGAN KIMIA
Menentukan Konstanta Keseimbangan
Reaksi
1.Teoritis
2. Eksperimen
Pengaruh suhu terhadap keseimbangan
Pengaruh tekanan terhadap
keseimbangan
Pengaruh perbandingan reaktan terhadap
keseimbangan
PUSTAKA
Levenspiel,O,
Chemical Reaction Engineering

Smith,JM,
Chemical Engineering Kinetics

Wallas, SM,
Reaction Kinetics for Chemical Engineering
Pelaksanaan Kuliah
Penjelasan Materi, Dikusi dan Latihan
Pretest (Evaluasi materi yang lalu), 20 menit
awal kuliah dan Latihan di depan kelas
Kuis (Evaluasi beberapa materi yang sudah
disampaikan), 2jam pada pertemuan ke 5 dan
ke 12 (atau presentasi)
Ujian Tengah Semester (UTS)
Ujian Akhir Semester (UAS)
PENILAIAN
Kehadiran : 10%
Tugas : 50%
Ujian Tengah Semester : 20%
Ujian Akhir Semester : 20%

Nilai Akhir 80>=A


60>=B<80
40>=C<60
20>=D<40
E<20
KECEPATAN REAKSI
Besarnya kecepatan reaksi dipengaruhi
oleh: 1. konstanta kecepatan reaksi
2. konsentrasi reaktan
3. order reaksi
Misalnya untuk reaksi :
A B
Apabila reaksi tersebut merupakan reaksi
elementer, maka kecepatan reaksi dapat
rA=kCA ATAU -r A=kCA

rA = kecepatan A bereaksi, mol/(waktu.volum)

rA = kecepatan A terbentuk, mol/(waktu.volum)

k = konstanta kecepatan reaksi, (satuan menyesuaikan)


CA = konsentrasi reaktan, mol/volum
= order reaksi, (untuk reaksi elementer order reaksi sama
dengan koefisien persamaan reaksi)
.
Order reaksi

Pangkat dari konsentrasi reaktan pada


persamaan kecepatan reaksi.
Untuk reaksi elementer, maka besarnya
order reaksi sama dengan koefisien
persamaan reaksi dari reaktan.
Untuk reaksi non elementer, order reaksi
dihitung melalui eksperimen.
Konsentrasi reaktan
Adalah jumlah mol reaktan persatuan volume
larutan, gmol/ L
Pada umumnya semakin besar konsentrasi
reaktan, semakin besar kecepatan reaksi.
Besarnya pengaruh konsentrasi terhadap
kecepatan reaksi tergantung kepada order
reaksinya (semakin besar order reaksi semakin
besar pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan
reaksinya
Pada awal reaksi, kecepatan reaksi paling besar
karena konsentrasi reaktan besar, semakin lama
konsentrasi reaktan semakin kecil, sehingga
kecepatan reaksipun semakin kecil
Konstanta kecepatan reaksi
Besarnya konstanta kecepatan reaksi dipengaruhi
beberapa faktor :
1. Reaksi
2. Suhu
3. Frekuensi tumbukan
4. Energi aktivasi
Secara matematis dinyatakan sebagai
persamaan Arrhenius :
k =Ae(-E/RT)

k = konstanta kecepatan reaksi


A = frekuensi tumbukan
E = Energi aktivasi = energi yang diperlukan
untuk terjadinya suatu reaksi
R = Tetapan gas
T = Temperatur
Frekuensi tumbukan

Jumlah tumbukan antar molekul tiap waktu

Nilai frekuensi tumbukan akan semakin besar


apabila kontak antar molekul semakin baik.
Misalnya dengan:
memperkecil ukuran butir (untuk fase padat)
dilakukan pengadukan (untuk fase cair)
membuat olakan (untuk fase gas)
Energi Aktivasi :
Energi yang diperlukan untuk terjadinya
suatu reaksi
Semakin kecil energi aktivasi semakin cepat
bereaksi.
Besarnya energi aktivasi dapat diperkecil
menggunakan katalisator, sehingga reaksi
berjalan lebih cepat.
Sebaliknya untuk reaksi dengan kecepatan tinggi
seperti reaksi nuklir, energi aktivasi diperbesar
menggunakan inhibitor, agar reaksi lebih lambat
(terkendali)
Suhu

Dari persamaan Arrhenius tersebut dapat


dilihat bahwa semakin besar suhu reaksi,
maka semakin besar konstanta kecepatan
reaksi, dan semakin besar kecepatan
reaksinya
Persamaan kecepatan reaksi pada
berbagai jenis reaksi
Reaksi searah
A B
Apabila reaksi elementer
rA=kCA (order satu) rB= -kCA

A + B C +2D
Apabila reaksi elementer
rA= kCACB (order 2, 1 terhadap A 1 terhadap B )
rB = kCACB rC=-kCACB rD= -2kCACB
Reaksi paralel

k1 2B
A
k2 3C

rA =k1CA+k2CA=(k1+k2)CA (order 1)

rB = - 2k1CA
rC = - 3k2CA
Reaksi seri

k1 k2
A B 2C

rA = k 1 C A
r B = - k 1C A + k 2 C B
rC= - 2k2CB
Reaksi bolak balik

k1
A B
k2

rA = k1CA-k2CB (order1 terhadap A dan order


1 terhadap B)

rB= - k1CA+k2CB
Contoh
Suatu larutan di dalam reaktor terdiri atas bahan A dengan
konsentrasi 5 gmol/L dan bahan B dengan konsentrasi 6
gmo/L, bereaksi membentuk C dan D dengan persamaan :
k
A+B C+D
Yang merupakan reaksi searah order dua yaitu satu
terhadap A dan satu terhadap B dengan persamaan
kecepatan reaksi rA = k CA CB
dengan nilai konstanta kecepatan reaksi k=0,02 L/gmol
menit . Hitung kecepatan reaksi A:
Pada awal reaksi.
Pada saat konversi A mencapai 0,4.
Pada saat konversi A mencapai 0,8.
Pada saat A sudah habis bereaksi.
Waktu Reaksi
Waktu yang diperlukan untuk mencapai konversi
tertentu dalam suatu reaksi sangat tergantung
pada kecepatan reaksinya
Persamaan hubungan konsentrasi reaktan atau
konversi dengan waktu dalam suatu reaktor
dapat dinyatakan berdasarkan neraca massa
dalam reaktor

Contoh :
Larutan A dengan konsentrasi 5 gmol/L bereaksi
menjadi B mengikuti persamaan A 2B dengan
kecepatan reaksi rA=kCA dengan k=0,1 1/menit,
dilakukan dalam reaktor batch dengan volume
larutan dalam reaktor dianggap tetap, berapa
waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,6.
Neraca massa A dalam reaktor batch

R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc


dC A V
0 0 rA V
dt
Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdC A dC A
rA V rA
dt dt
dC A dC A
kC A 0,1CA
dt dt
Neraca massa A dalam reaktor batch
(apabila r A=kC A)
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc
dC A V
0 0 ( rA )V
dt
Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdC A dC A
(rA )V (rA )
dt dt
dCA dC A
(kCA ) 0,1CA
dt dt
dC A
0,1dt
CA
t CA
dC A
0,1dt
0 CA0
CA

Pad saat konversi =0,6 maka CA=CA0(1-X)


= 5X(1-0,6)=2gmol/L
t 2
dCA
0,1dt
0 5
CA

t ......
Diselesaikan menggunakan konversi
dC A
0,1CA
dt
CA=CA0(1-X)
dC A= CA0d(1-X)

C A 0d(1 - x)
0,1CA 0 (1 x)
dt
d(1 - x)
0,1(1 x)
dt
Apabila reaksi merupakan reaksi order 2

Contoh 1.
Larutan A dengan konsentrasi 2gmol/L bereaksi
menjadi B mengikuti persamaan A 3B dengan
kecepatan reaksi rA=kCA2 dengan k=0,02 L/(gmol
menit), dilakukan dalam reaktor batch dengan
volume larutan dalam reaktor dianggap tetap,
berapa konversi yang bisa dicapai pada saat 10
menit, pada saat itu berapa konsentrasi B.
Contoh 2.

Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan


B dengan konsentrasi A=4 gmol/L dan konsentrasi
B= 5 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengi-
kuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + 3D
dengan volume dianggap tetap, reaksi mengikuti reaksi
order dua rA =kCA2 dengan nilai k=0,2 L/gmol menit
a. Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,6.
b. Hitung konsentrasi B,C dan D pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai