Anda di halaman 1dari 17

MATERI 2

TEKNIK REAKSI KIMIA I

Oleh : Murni Yuniwati

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
PENGARUH SUHU TERHADAP
KECEPATAN REAKSI
Suhu sangat berpengaruh terhadap konstanta
kecepatan reaksi.
Besarnya pengaruh suhu terhadap konstanta
kecepatan reaksi pada umumnya mengikuti
persamaan Arrhenius: E

k Ae RT

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa


semakin tinggi suhu maka nilai k akan semakin
besar, sehingga kecepatan reaksi semakin
besar
Pada kondisi tertentu, nilai frekuensi
tumbukan (A) dan energi aktivasi (E) dapat
diketahui dari eksperimen
Dengan mengamati konversi pada berbagai waktu
untuk menghitung nilai k pada suhu tertentu.
Penelitian tersebut dilakukan dengan variasi suhu
reaksi, sehingga diperoleh nilai k pada berbagai suhu
Dari data tersebut, maka Nilai A dan -E/R dapat
diketahui sehingga hubungan antara k dengan suhu
bisa dinyatakan dalam suatu persamaan matematis,
misalnya :
20.000

k 1,2(1020 )e T
Pemilihan suhu reaksi
Dengan tersedianya persamaan hubungan antara
k dengan suhu, maka kita dapat memilih suhu
reaksi agar suatu reaksi memiliki kecepatan
reaksi seperti yang kita inginkan.
Misalnya suatu reaksi dijalankan pada suhu 30
oC mencapai konversi 0,5 pada waktu 30 menit.

Agar pada 30 menit konversi yang dicapai 0,8


maka suhu reaksi harus dinaikkan. Berapa suhu
reaksi? bisa diprediksi menggunakan persamaan
tersebut.
Contoh
Larutan A dengan konsentrasi 5 gmol/L bereaksi menjadi B
mengikuti persamaan
A 2B dengan kecepatan reaksi rA=kCA dengan konstanta
kecepatan reaksi:

20.000

k 1,2(10 )e
20 T 1/menit

(T dalam K) dilakukan dalam reaktor batch dengan volume


larutan dalam reaktor dianggap tetap.
a. Apabila reaksi dijalankan pada suhu 350K berapa waktu
diperlukan untuk mencapai konversi 0,6.
b. Berapa suhu reaksi supaya pada saat yang sama bisa
dicapai konversi 0,85
Contoh
Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan
B dengan konsentrasi A=5 gmol/L dan konsentrasi
B= 6 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengi-
kuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + D
dengan volume dianggap tetap, reaksi merupakan
reaksi order dua (satu terhadap A dan satu terhadap
B, dengan nilai konstanta kecepatan reaksi :
k=1,2.1020e (-20000/T) L/gmol menit (T dalam K)
Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi
0,2 bila suhu reaksi 400K
Berapa suhu reaksi supaya pada 1 menit dicapai
konversi 0,6
Neraca massa A dalam reaktor batch

R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc


dC A V
0 0 rA V
dt
Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA dC A
rA V rA
dt dt
dC A
kC A CB
dt
Supaya bisa diintegrasi CB harus disubstitusi
menjadi fungsi CA

CB = CB0 - B bereaksi = CB0 - A bereaksi


= CB0-(CA0-CA) = 6 (5-CA)=1+CA

dC A dC A
kC A CB kC A (1 C A )
dt dt

dC A t C
dC A
kdt
A

C A (1 C A ) 0 kdt C C A (1 C A )
A0
Untuk menghitung konsentrasi bahan bahan
yang lain dapat menggunakan hukum
stoichiometris biasa.

CB = CB0-CA0X atau CB0-(CA0-CA)


CC = CC0+2CA0X atau CC=CC0+2(CA0-CA)
CD = CD0+CA0X atau CD=CD0+(CA0-CA)
Contoh soal reaksi paralel
Suatu larutan A dengan konsentrasi 4 gmol/L
dalam reaktor batch bereaksi membentuk B dan
C dengan persamaan reaksi :

B rA= k1CA+k2CA =(k1+k2)CA


k1 k1=0,2 .1020 e (-20000/T) 1/menit
A k2=0,1. 1019 e (-20000/T) 1/menit
k2 (T dalam K) Volume larutan
dianggap tetap
C
Berapa suhu reaksi agar pada 10 menit
diperoleh konversi A 0,6 pada saat itu berapa
konsentrasi B dan C
Neraca massa A dalam reaktor batch
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc
dC A V
0 0 rA V
dt
Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA dC A
rA V rA
dt dt
dC A (k 1 k 2 )dt
dC A
(k 1 k 2 )C A CA
dt
Perhitungan konsentrasi produk

Untuk menghitung konsentrasi C dan B


tidak dapat dihitung dengan hukum
stoichiometris, karena A selain bereaksi
menjadi B juga bereaksi menjadi C

Maka konsentrasi B (CB) atau konsentrasi


C(CC) dihitung menggunakan neraca
massa masing masing komponen.
Neraca massa B dalam reaktor batch
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc
dCB V
0 0 rB V
dt
Apabila volume larutan dianggap konstan maka
VdCB dC B
rB V rB
dt dt
dCB dCB
(k 1C A ) k 1C A
dt dt
Dari hasil sebelumnya diperoleh hubungan CA
dengan waktu
(k1 k 2 )t
C A C A0e
Maka persamaan menjadi

(k k )t dCB
k 1C A 0 e 1 2

dt
C B t

dC k 1C A 0e (k k )t
B
1 2
)dt
C B0
t 0
Neraca massa C dalam reaktor batch
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc
dC c V
0 0 rc V
dt
Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCc dC c
rc V rc
dt dt
dCc dC c
(k 2C A ) k 2C A
dt dt
Dari persamaan 1 diperoleh hubungan CA dengan
waktu
(k1 k 2 )t
C A C A0e
Maka persamaan menjadi

(k1 k 2 )t dCc
(k 2 C A0 e )
dt
CC t

dC k C
(k1 k 2 )t
c 2 e
A0 )dt
CC0 t 0
Soal latihan
Suatu larutan A dengan konsentrasi 2 gmol/L dalam reaktor
batch bereaksi membentuk B dan C dan D dengan persamaan
reaksi :
B rA= k1CA+k2CA+k3CA
k1 k1=0,2 .1020 e (-20000/T) 1/menit
A k2 2C k2=0,1. 1019 e (-20000/T) 1/menit
k3 k2=0,3. 1020 e (-20000/T) 1/menit
3D (T dalam K) Volume larutan dianggap tetap
Berapa waktu untuk mencapai konversi 0,5 bila T=300K
Berapa suhu reaksi pada saat itu diperoleh konversi A 0,8
pada saat itu berapa konsentrasi B,C dan D

Anda mungkin juga menyukai