Anda di halaman 1dari 58

Kinetika dan Perancangan

Reaktor I

Dosen : Dr. Herti Utami, S.T., M.T.


Kode Mata Kuliah/ SKS :
PTK 616212/3 SKS
KONTRAK KULIAH
Deskripsi Perkuliahan:
• Dalam mata kuliah Kinetika dan Perancangan Reaktor
Homogen mahasiswa akan mempelajari prinsip dasar
kinetika reaksi homogen termasuk mekanisme reaksi
dan persamaaan kecepatan reaksinya, serta
mempelajari dasar perancangan reaktor untuk reaksi
homogen.
• Bahasan materi yang akan dipelajari pada mata kuliah
Kinetika dan Perancangan Reaktor Homogen meliputi:
dasar-dasar kinetika reaksi kimia homogen, kinetika
reaksi-reaksi homogen dalam fasa gas dan larutan,
berbagai tipe reaktor untuk reaksi-reaksi homogen
yaitu reaktor Batch, Reaktor Alir Pipa (RAP) dan
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB).
Kompetensi Baku :
• Setelah mengikuti pembelajaran pada mata kuliah
Kinetika dan Perancangan Reaktor 1 (Homogen),
pada akhir semester diharapkan mahasiswa
mampu memahami dasar-dasar kinetika reaksi
kimia homogen, serta menyusun dan menentukan
persamaan kecepatan atau kinetika reaksi-reaksi
homogen dan mahasiswa mampu merancang
berbagai tipe reaktor untuk reaksi-reaksi homogen.
Materi :
Membahas tentang :
 Pengantar kinetika reaksi kimia
 Kinetika reaksi-reaksi homogen dalam fasa gas
dan dalam fasa larutan
 Kinetika reaksi homogen di dalam reaktor Batch
 Kinetika reaksi homogen di dalam reaktor Pipa
 Kinetika reaksi homogen di dalam Reaktor Alir
Tangki Berpengaduk
Penilaian
Quiz :1x
UTS :1x
Penilaian : 1. Tugas 20%
2. Quiz 35%
3. Ujian Tengah Semester 45%
• NA = 0,5 Nilai Dosen I + 0,5 Nilai Dosen II
Tabel Konversi angka nilai akhir ke huruf mutu

Range Nilai Huruf Angka Mutu Rentang


Akhir (NA) Mutu (AM)
(HM)
≥ 76 A 4,0 Lulus
71 ≤ nilai < 76 B+ 3,5 Lulus
66 ≤ nilai < 71 B 3 Lulus
61 ≤ nilai < 66 C+ 2,5 Lulus
56 ≤ nilai < 61 C 2 Lulus
50 ≤ nilai < 56 D 1 Lulus
< 50 E 0 Tidak Lulus
Catatan Penting
• Semua tugas dikumpulkan pada waktu yang
ditentukan ada batasan waktu utk submit tugas
• Ujian dilarang copas jika terbukti melakukan maka
nilai E
• Presensi minimal 80% dari total perkuliahan 1
semester
• Pembelajaran : active learning
Referensi :
• Fogler, H.S., 1986, Elements of Chemical Reaction
Engineering, 2ed, Mc Graw Hill Book Company, Inc.,
New York
• Levenspiel, O., 1972, Chemical Reaction Engineering,
2ed, John Wiley and Sons, Inc., New York
• Missen, R.W., Mims, C.A., and Saville, B.A., 1999,
Introduction to Chemical Reaction Engineering and
Kinetics, John Wiley and Sons, Inc., New York
• Smith, J.M., 1981, Chemical Engineering Kinetics, 3ed,
Mc Graw Hill Book Company, Inc., New York
• Walas, S.M., 1959, Reaction Kinetics for Chemical
Engineer, Mc. Graw-Hill Book Company, Inc., New York
Dan textbook2 lainnya yang membahas materi yang berkaitan yang
banyak tersedia
CE tools
1. Neraca Massa
2. Neraca Energi
3. Keseimbangan
4. Proses-Proses Kecepatan
5. Ekonomi
6. Humanitas
Untuk perancangan reaktor:
• Termodinamika
• Proses Transfer
• Kinetika reaksi kimia
• Mekanika fluida
• Pengendalian proses
• Ekonomi
• SHE (Safety, Health and Environment)
• Optimasi dan numerik
Kinetika:
• merupakan ilmu yang mempelajari tentang kecepatan
atau laju
Kinetika (reaksi) kimia:
• merupakan ilmu yang mempelajari kecepatan reaksi
kimia
• Mempelajari laju dan mekanisme suatu bahan kimia
yang diubah menjadi bahan kimia lainnya.
• Laju dinyatakan dalam mol reaktan yang bereaksi atau
mol produk yang dihasilkan per satuan waktu
• Mekanisme adalah urut-urutan reaksi yang terjadi
secara individu yang secara keseluruhan menghasilkan
reaksi yang teramati
Cakupan yang ada di dalam kinetika reaksi kimia:
• Studi kuantitatif kecepatan reaksi
Termasuk di dalamnya tentang teknik atau cara
untuk memperoleh persamaan kecepatan sebuah
reaksi kimia
• Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kecepatan reaksi.
• Aspek molekuler yang terlibat dalam sebuah
reaksi kimia
Termasuk di dalamnya tentang mekanisme dan
teori kinetika reaksi
Sebuah reaksi kimia dapat ditinjau dari 2 (dua)
aspek :
1. Termodinamika
2. Kinetika

• Pada dasarnya, jika secara termodinamika,


semua reaksi kimia merupakan reaksi bolak-
balik (reversible) oleh karena itu diperlukan
kajian tentang kesetimbangan reaksi kimia
• Keseimbangan kimia merupakan suatu
batasan (internal constraint) pada
perancangan reaktor kimia (Coulson and
Richardson, 1983)
• Bila suatu reaksi kimia dalam keadaan
seimbang, suhu dan tekanannya tetap, dan
perubahan free energy-nya sama dengan nol
atau dengan kata lain tidak ada perubahan
free energy (Smith, 1981)
Pembagian Reaksi
I. Ditinjau dari fasa zat pereaksi dan zat hasil
reaksi
1. Reaksi homogen, yaitu reaksi dengan zat
pereaksi dan zat hasil fasenya sama, yaitu fasa
gas atau fasa cairan
2. Reaksi heterogen, yaitu reaksi dengan zat
pereaksi yang fasenya berlainan, yaitu:
Reaksi antara gas dengan padat, reaksi antara
gas dengan cairan, reaksi antara cairan dengan
cairan, reaksi antara cairan dengan padatan
II. Ditinjau dari segi katalisator

1. Reaksi katalitis
Reaksi katalitis homogen jika zat pereaksi, zat
hasil dan katalisator fasanya sama, dan reaksi
katalitis heterogen, jika fase zat pereaksi dan
zat hasil berlainan dengan katalisatornya.
2. Reaksi non katalitis
III. Ditinjau dari tipe reaktor di mana reaksi itu
berlangsung
Reaksi yang dijalankan di dalam reaktor Batch
Reaksi yang dijalankan di dalam reaktor Alir
Pipa (PFR)
Reaksi yang dijalankan di dalam reaktor Alir
Tangki Berpengaduk (CSTR) baik sebuah atau
beberapa buah yang dihubungkan seri
Jenis pengoperasian reaktornya
Sistem reaktor batch, sistem reaktor alir atau
kontinyu
IV. Dibagi menurut kondisi prosesnya
Reaksi yang dijalankan secara :
Isotermal (pada volume tetap atau pada
tekanan tetap)
Adiabatis
Non isotermal-non adiabatis
V. Ditinjau dari menurut mekanismenya atau
kompleksitasnya
Reaksi sederhana
 Reaksi tunggal searah (tidak bolak-balik)
atau irreversible
Reaksi kompleks
 Reaksi bolak-balik (reversible)
 Reaksi seri atau konsekutif atau berurutan
 Reaksi pararel
 Reaksi seri-pararel
 Reaksi rantai
 Reaksi polimerisasi
VI. Ditinjau dari segi molaritasnya
1. Reaksi dengan molekularitas satu, unimolekuler,
misalnya :
A R
2. Reaksi dengan molekularitas dua, bimolekuler
2A R + S
A + B R
3. Reaksi dengan molekularitas tiga
(trimolekuler)…dan seterusnya
VII. Ditinjau dari tingkat reaksinya (orde
reaksinya)
• Reaksi dengan tingkat bilangan bulat
• Reaksi dengan tingkat bilangan pecahan

VIII. Berdasarkan arah reaksinya


Reaksi reversible (bolak-balik). Reaksi reversible merupakan
reaksi bolak-balik; dalam hal ini terjadi kesetimbangan.
Reaksi irreversible (searah)
Reaksi irreversible merupakan reaksi satu arah; tidak ada
keadaan setimbang, meskipun sesungguhnya tidak ada
reaksi kimia yang betul-betul tidak dapat balik. Banyak
kasus kesetimbangan berada sangat jauh di kanan
sedemikian sehingga dianggap irreversible .
Variabel-variabel yang berpengaruh pada
kecepatan reaksi
Pada reaksi homogen :
• Konsentrasi zat pereaksi dan zat hasil
(komposisi campuran dalam reaksi)
• Tekanan
• Suhu
Pada reaksi katalitis selain itu, juga dipengaruhi
oleh tipe katalisator, besar butir, porositas
katalisator, kecepatan difusi gas ke interface,
adsorpsi zat pereaksi pada permukaan katalisator
dan desorpsi hasil.
Definisi dan Satuan Kecepatan Reaksi
• Kecepatan reaksi atau laju reaksi adalah berkurangnya
konsentrasi reaktan atau bertambahnya konsentrasi
produk tiap satuan waktu
• Kecepatan reaksi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan
dalam mol zat pereaksi yang telah bereaksi atau mol
zat hasil yang terbentuk per satuan waktu per satuan
volume
• Jika zat pereaksi atau zat hasil lebih dari satu macam,
maka sebagai komponen kunci (key component) dipilih
zat pereaksi atau zat hasil yang jumlahnya paling sedikit
ditinjau dari segi stoikiometri.
Molekularitas dan Tingkat Reaksi
• Molekularitas ialah jumlah molekul zat
pereaksi dalam persamaan reaksi yang
sederhana, harganya satu, dua, atau tiga,
selalu bilangan bulat.
• Misal reaksi berikut :
qA + B rR + sS
Maka molekularitasnya adalah q+1
Tingkat Reaksi
• Yang dimaksud dengan tingkat reaksi yaitu jumlah
pangkat faktor konsentrasi di dalam persamaan
kecepatan reaksi
• Misal reaksi berikut :
pA + qB + dD rR + sS
Maka persamaan reaksinya adalah

Ini berarti, tingkat p terhadap A, tingkat q terhadap B dan


tingkat d terhadap D. Keseluruhan : tingkat n=p+q+d
Sedangkan molekularitasnya : p+q+d
• Molekularitas dapat sama dengan tingkat
reaksi
• Tingkat reaksi ditentukan dengan interpretasi
data hasil percobaan di laboratorium
1. Bilangan bulat,
2. Pecahan
3. atau nol
Perubahan posisi x2  x1 x
Laju Gerak   
Perubahan waktu t 2  t1 t
Untuk Reaksi: aA + bB  cC
Perubahan konsentras i A [A]2  [A]1 d [A]
Laju reaksi A    
Perubahan waktu t 2  t1 dt
1 d A 1 d B  1 d C 
r  
a dt b dt c dt

r = laju reaksi (mol/L.det)


[A] = konsentrasi A (mol/L)
[B] = konsentrasi B (mol/L)
[C] = konsentrasi C (mol/L)
t = waktu (detik)
• Jika persamaan kecepatan reaksi dinyatakan
dengan :

• Maka satuan dari k, konstanta kecepatan


reaksinya adalah :

• Tingkat reaksi dari suatu reaksi dapat dilihat dari


satuan dari k
Untuk reaksi fase gas,
• Jika reaksi dijalankan pada volume tetap secara
isotermal, maka kecepatan reaksi kadang
dinyatakan dalam perubahan tekanan per satuan
waktu
• Misal reaksi :
nA (gas) R (gas) + S (gas)
Maka untuk zat pereaksi :
Untuk zat hasil :
Tekanan zat pereaksi maupun zat hasil dapat
dinyatakan dalam mmHg atau atm
Satuan konstanta kecepatan reaksi

Satuan konstanta kecepatan reaksi, jika


Tingkat
reaksi
(mol/vol.waktu) (tekanan/waktu)

0 (mol)(vol)-1(waktu)-1 (tekanan) (waktu)-1


1 (waktu)-1 (waktu)-1
2 (vol) (mol)-1(waktu)-1 (tekanan)-1(waktu)-1
3 (vol)2 (mol)-1(waktu)-1 (tekanan)-2(waktu)-1
Beberapa petunjuk untuk mengetahui macam
reaksi yang berlangsung :
1. Stoikiometri
Dengan melihat stoikiometri pada persamaan
reaksi, maka dapat diketahui apakah reaksi yang
berlangsung itu sederhana atau reaksi kompleks.
Jika koefisien pada persamaan reaksi merupakan
bilangan pecahan, maka reaksi yang terjadi tentu
merupakan reaksi kompleks.
A + B  1,45 R + 0,75 S
2. Molekularitas
Pada reaksi sederhana jarang ditemui
molekularitas lebih dari tiga, maka reaksi
berikut,
N2 + 3H2  2NH3
Dengan molekularitas 4 bukanlah reaksi yang
sederhana
3. Perbandingan antara persamaan stoikiometri dan
persamaan reaksi hasil percobaan dapat memberi
petunjuk apakah reaksi itu sederhana atau kompleks
4. Perbedaan harga faktor frekuensi yang ditentukan
dengan percobaan dibanding dengan harga faktor
frekuensi yang dihitung dengan teori tumbukan
atau teori pembentukan zat antara yang aktif
menunjukkan reaksi yang berlangsung kompleks.
5. Pada reaksi bolak-balik harus ditinjau reaksi yang
ke kanan dan ke kiri. Jika reaksi ke kanan
kelihatannya reaksi sederhana, tetapi jika reaksi
ke kiri merupakan reaksi kompleks, ini
menunjukkan bahwa baik reaksi ke kiri maupun
ke kanan merupakan reaksi kompleks.
Kinetika Reaksi Homogen Dalam fasa Gas dan
Larutan
Perhitungan konstanta kecepatan reaksi:
1. Teori Arrhenius
2. Teori tumbukan
3. Teori pembentukan zat antara (kompleks)
yang aktif
• Persamaan kecepatan reaksi
r = f (komposisi, temperatur)
Persamaan : A P

k = f (T)
Pengaruh suhu (T) terhadap k
1. Teori Arrhenius
2. Teori tumbukan
3. Teori pembentukan zat antara (kompleks)
yang aktif
Teori Tumbukan
Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antar partikel pereaksi yang memiliki energi
yang lebih besar dari energi pengaktifan serta arah tumbukan yang tepat.
(Energi cukup, posisi tepat)
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan
tumbukan efektif disebut energi pengaktifan (Ea = energi aktivasi)

Atau :

Energi kinetik minimum yang diperlukan oleh partikel-pertikel pereaksi


agar dapat bereaksi membentuk kompleks teraktivasi.

Laju reaksi akan bergantung pada tiga hal berikut:


1. Frekuensi tumbukan , z
2. Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan
energi yang lebih besar dari energi pengaktifan, f
3. Fraksi tumbukan dengan arah molekul pereaksi yang tepat, P
• Energi Aktivasi
Hubungan antara teori tumbukan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
• Konsentrasi
konsentrasi besar, molekulnya akan tersusun lebih rapat sehingga
mudah terjadi tumbukan, laju reaksi akan semakin cepat.
• Suhu
suhu tinggi, molekul bergerak cepat, sehingga energi kinetik
bertambah menyebabkan energi aktivasi cepat terlampaui, laju
reaksi akan semakin cepat.
• Luas permukaan
semakin kecil ukuran suatu zat, dalam jumlah massa yang sama,
luas bidang sentuhnya semakin besar dan semakin besar luas
permukaan pereaksi, laju reaksi semakin besar.
• katalis
Katalis
Katalis dapat mempercepat laju
reaksi dengan cara menurunkan
energi aktivasi suatu reaksi.

Ea
Energi
Ea1 ΔH = +
Reaksi

Anda mungkin juga menyukai