Reaktor Homogen
e
• PE = CE RT = PE0 + Pt − Pt0 (9)
∆n
Neraca Massa :
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 − 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 + 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 =
𝑎𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
dCA
0 − 0 + −rA V = V
dt
dCA
−rA V = −V
dt
dCA
−rA = −
dt
• A yang masih tertinggal adalah fungsi dari
kecepatan reaksi
dCA
− = −rA
dt
−rA = kCAn
Persamaan kecepatan reaksi perlu diketahui
• k (konstanta kinetika reaksi atau konstanta
kecepatan reaksi)
• Orde/tingkat reaksi
Fase Cair :
• Yang diamati adalah perubahan konsentrasi
t0 CA0
t1 CA1
t2 CA2
-
-
-
tn CAn
Fase Gas :
• Yang diamati adalah perubahan tekanan pada
volume tetap atau
• Perubahan volume pada tekanan tetap
t0 Pt0
t1 Pt1
t2 Pt2
-
-
-
tn Ptn
ANALISIS DATA
• Analisis data yang diperoleh dari percobaan di
laboratorium untuk memperoleh persamaan
kecepatan reaksi dan konstanta kecepatan
reaksi dapat dilakukan dengan 4 cara.
1. Cara Diferensial
2. Cara integral (dengan perhitungan dan
grafik)
3. Cara mengamati waktu setengah umur
4. Dengan menggunakan grafik pembanding
1. Cara Diferensial
• Dari data percobaan di laboratorium,
diperoleh data hubungan antara konsentrasi
dengan waktu
t CA log CA -rA=(-dCA/dt) log (-rA)
log (-dCA/dt)
0 CA0 log CA0 -(rA)0 log (-(rA)0)
t1 CA1 log CA1 -(rA)1 log (-(rA)1)
t2 CA2 log CA2 -(rA)2 log (-(rA)2)
t3 CA3 log CA3 -(rA)3 log (-(rA)3)
t4 CA4 log CA4 -(rA)4 log (-(rA)4)
- - - - -
- - - - -
- - - - -
tn CAn log CAn -(rA)n log (-(rA)n)
• Untuk mengetahui apakah suatu reaksi itu
bolak-balik atau tidak, dapat dilihat dari harga
CA pada t∞
dCA
−rA =− = k1 CA CB − k 2 CD CE
dt
k1
K=
k2
k1
k2 =
K
• Dapat dituliskan dalam bentuk :
dCA k1 CD CE
−rA = − = k1 CA CB −
dt K
𝐝𝐂𝐀 𝐂𝐃 𝐂𝐄
−𝐫𝐀 = − = 𝐤 𝟏 𝐂𝐀 𝐂𝐁 −
𝐝𝐭 𝐊
K dapat dihitung dari data Thermodinamika
∆G = −RT ln K
CD CE
Atau K=
CA CB
𝐝𝐂𝐀 𝐂𝐃 𝐂𝐄
Jika persamaan − = 𝐤 𝟏 𝐂𝐀 𝐂𝐁 −
𝐝𝐭 𝐊
𝐝𝐂 𝐂 𝐂
Digambarkan − 𝐀 vs 𝐂𝐀 𝐂𝐁 − 𝐃 𝐄 akan diperoleh garis
𝐝𝐭 𝐊
lurus dengan kemiringan k1 , selanjutnya k 2 dapat dihitung
k
dari k 2 = 1
K
• Dalam hal ini A dipilih sebagai komponen kunci karena
mol A yang ada dalam campuran paling kecil dipandang
dari segi stoikiometri zat pereaksi.
• Jumlah A yang bereaksi setelah t jam,
CA0 − CA = xA CA0
𝐂𝐀 = 𝐂𝐀𝟎 − 𝐂𝐀𝟎 𝐱 𝐀
CB = CB0 − CA0 − CA
𝐂𝐁 = 𝐂𝐁𝟎 − 𝐂𝐀𝟎 𝐱 𝐀
CD = CD0 + CA0 − CA
𝐂𝐃 = 𝐂𝐃𝟎 + 𝐂𝐀𝟎 𝐱 𝐀
CE = CE0 + CA0 − CA
𝐂𝐄 = 𝐂𝐄𝟎 + 𝐂𝐀𝟎 𝐱 𝐀
• Jadi pada prinsipnya, persamaan kecepatan reaksi
yang dimisalkan harus diubah menjadi
persamaan garis lurus, agar mudah menentukan
apakah pemisalan benar atau tidak dan mudah
menentukan harga tangen arah dan titik potong
sumbu.
y x
tg α =n
y log k
(titik potong)
x
dCA
3. Menghitung −
dt
• Dengan membuat kurva CA terhadap t
Dengan membaca tangen arah dari grafik CA terhadap t
dCA
3. Menghitung −
dt
Dengan rumus 3 titik (Walas, hal 300)
tg α =n
dCA log k
log−
dt (titik potong)
log CA
2. Cara Integral
1. Tuliskan persamaan kecepatan reaksi yang
dianggap sesuai
dCA
−rA = − =kf C
dt
dCA
−rA = − =kf x
dt
2. Persamaan diintegrasikan dengan cara:
dCA dx
− = CA0 = k dt
f CA f x
3. Hitunglah harga k pada setiap t dengan
mengintegrasikan dari CA0 ke CA dan dari t=0 ke
t=t, jika harga k hampir konstan, dianggap
perumpamaan benar
k=krata-rata
𝐶𝐴 dCA
4. Atau dibuat grafik − 𝐶 terhadap t
𝐴0 f CA
Jika diperoleh garis lurus berarti benar harga k
dihitung dengan persamaan kuadrat terkecil
5. Untuk reaksi tingkat n
dCA
−rA = − = kCAn
dt
CA dCA t
− C n = k 0 dt
A0 CA
CA t
dCA
−න n = k න dt
CA0 CA 0
CA1−n − CA0
1−n
= n − 1 kt
n≠1
Untuk menghitung n dan k dari persamaan ini harus
dengan memisalkan dulu harga n kemudian k
dihitung dari persamaan
1
k= CA1−n − CA0
1−n
n−1 t
Harga n yang benar adalah jika k hampir konstan.
Dari persamaan tersebut CA ≠ 0 dan t yang tertentu
jika n>1
• Jika dimasukkan CA =0, maka
1−n 1−n
−CA0 CA0
t= =
n−1 k 1−n k
Karena CA sebenarnya tidak mungkin negative
maka persamaan di atas tidak boleh
C1−n
A0
diintegrasikan sampai t >
1−n k
Ringkasan
Cara Integral
1. Persamaan kecepatan reaksi
−rA = kCAn
dCA
2. Dintegralkan − kCAn
=
dt
CA t
dCA
−න n = k න dt
CA0 CA 0
1
kt = CA1−n − CA0
1−n
n−1
n≠1
3. Coba n
𝟏 𝟏
n = 2 maka 𝐤𝐭 = −
𝑪𝑨 𝑪𝑨𝟎
1 1
k= − t
CA CA0
4. Hitung k berdasarkan langkah (3)
Maka ada 𝐤 𝟏 , 𝐤 𝟐 , 𝐤 𝟑
Jika 𝐤 𝟏 ≈ 𝐤 𝟐 ≈ 𝐤 𝟑 dan hampir konstan maka n
yang dicoba benar
k=k rata=rata
• n<1 maka CA =0
• n>1 maka CA ≠ 0
• Bagaimana jika CA =0?
−C1−n
• Pada CA =0, kt = A0
n−1
1−n
CA0
t=
k 1−n
3. Cara Mengamati Waktu Setengah Umur
• Yang dimaksud waktu setengah umur yaitu
waktu yang diperlukan supaya 50% dari A
yang ada mula-mula habis bereaksi, atau
• CA =0,5 CA0
• xA =0,5
• Untuk reaksi −rA = kCAn
• Jika dintegralkan :
1
kt = CA1−n − CA0
1−n
n−1
1
t= CA1−n − CA0
1−n
k n−1
1 1−n
t 0,5 = 0,5CA0 1−n − CA0
k n−1
1−n
CA0
t 0,5 = 2n−1 − 1
k n−1
Atau
2n−1 − 1
log t 0,5 = 1 − n log CA0 + log
k n−1
• Harga t 0,5 untuk bermacam-macam n
CA0
Tingkat 0 ; t 0,5 =
2k
ln 2
Tingkat 1 ; t 0,5 = t 0,5 ≠f(CA0 )
k
1
Tingkat 2 ; t 0,5 = 2A Hasil
kCA0
1
Tingkat 3 ; t 0,5 = 3A Hasil
2kC 2
A0
Untuk reaksi tingkat n dapat dibuat grafik
log t 0,5 terhadap log CA0 ,
Akan diperoleh garis lurus dengan tangen =(1-n) dan titik
2n−1 −1
potong sumbu log
k n−1
Maka n dan k dapat dihitung
Ringkasan
• t 0,5 ; xA =0,5
1
kt = CA1−n − CA0
1−n
n−1
• CA =0,5 CA0
1 1−n
kt 0,5 = 0,5CA0 1−n − CA0
n−1
1−n
CA0
kt 0,5 = 0,51−n − 1
n−1
𝟏−𝐧
𝐂𝐀𝟎
𝐭 𝟎,𝟓 = 𝟐𝐧−𝟏 − 𝟏
𝐤 𝐧−𝟏
2n−1 − 1
log t 0,5 = 1 − n log CA0 + log
k n−1
Gambarkan grafik
log t 0,5 terhadap log CA0 ,
Tangen =(1-n)
2n−1 −1
Titik potong sumbu log
k n−1