Anda di halaman 1dari 19

Nama : Sigit Permadi

NPM : 1615041053
Matkul ; Optimasi proses

Optimasi Volume Reactor


Dalam mendesain sebuah reactor perlu dilakukan optimasi agar meminimalkan penggunaan biaya
untuk pembuatannya dengan tidak mengurangi konversi dari reaksi. Dalam industry tedapat dua
jenis reactor yaitu BR, CSTR dan PFR.

Ideal Batch Reaktor (BR)


reaktor batch merupakan reaktor yang mengawali desain reator dan biasanya digunakan di
laboratorium untuk penelitian sehingga menghasilkan desain, data, dan prosuk baru yang dapat
diterapkan pada insudtri. Pada reaktor atch dalam prosesnya membuthkan waktu yang lebih lama
yaitu waktu reaksi danjuga pembongkaran (tC = t + td)..

Neraca mass di sekitar reaktor


Input – reaksi – konsumsi = akumulasi
karena tidak ada laju lair masuk dan keluar maka :
konsumsi = - akumulasi
dengan :
komsumsi reaktan oleh reaksi = (-rA)V
𝑑𝑁𝐴 𝑑[𝑁𝐴 0 (1−𝑋𝐴 )] 𝑁𝐴0 𝑑𝑋𝐴
akumulasi massa = = =−
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑋𝐴
(-rA) V = NA0 (1)
𝑑𝑡
𝑋 𝑑𝑋
∫ 𝑑𝑡 = ∫𝑋 𝐴 𝑁𝐴0 (−𝑟 𝐴)𝑉 (2)
𝐴0 𝐴

𝑋 𝑑𝑋
t = 𝑁𝐴0 ∫0 𝐴 (−𝑟 𝐴)𝑉 (3)
𝐴

𝑋 𝑑𝑋 𝐶 𝑑𝐶𝐴
t = 𝐶𝐴0 ∫0 𝐴 (−𝑟 𝐴) = t = − ∫𝐶 𝐴 (−𝑟
, untuk ɛ = 0 (4)
𝐴 𝐴0 𝐴)

𝑋 𝑑𝑋𝐴 𝑋 𝑑𝑋𝐴
t = 𝑁𝐴0 ∫0 𝐴 (−𝑟 )
= 𝐶𝐴0 ∫0 𝐴 (−𝑟 )
(5)
𝐴 0 (1−ɛA 𝑋𝐴 )
𝑉 𝐴 (1−ɛA 𝑋𝐴 )

𝑉𝐶 𝑁𝐴0 (𝑋𝐴2 −𝑋𝐴1 )


Pr (C) = 𝑡+𝑡𝑑
Continuous Stirred-Tank Reactor(CSTR)
Kelebihan reactor CSTR antara lain
- Biaya konstruksi relative murah
- Mudah dalam mengontrol suhu (karena adanya pengadukan)
- Mudah dalam mengontrol laju alir
- Relative mudah dan murah dalam pembesihan
Untuk menentukan volum reactor menggunakan necara massa di sekitar reactor :
Laju alir masuk – laju alir keluar – laju pembentukan A (reaksi) = laju akumulasi

FA0 – FA – (-rA) V = dnA/dt (1)


Atau dalam volumetric
cA0 q0 – cAq – (-rA) V = dnA/dt (2)
dapat jyga dalam fraksi
FA0 fA– (-rA) V = dnA/dt (3)
Karena laju alir pada reactor steadi steate dan dapat diasumsiskan tidak ada akumulasi masssa di
reaksto Karena laju masuk dan keluar pada reactor sama, maka dnA/dt = 0 dan persamaan
didapatkan :
cA0 q0 – cAq
V= (4)
−rA

FA0 fA
= (5)
−rA

Dalam reactor CSTR total waktu yang dibutuhkan oleh reakotan untuk terkonversi menjadi produk
yaitu waktu tinggal di dalam reactor dan waktu pembongakaran dan umpan dan produk :
Waktu tinggal produk : t = V/q (6)
Waktu pembongkaran π = V/q0 (7)
Pada proses pembentukan produk (missal C) makam lajuny ialah :
Pr(C) = Fc = vcFA0fA = ccq (8)

Untuk laju alir enegi juga ditenukan dengan neraca energi disekitar reator :
Laju entalpi masuk,transfer pasnas atau reaksi – laju alir entalpi kelaur, transfer panas atau reaksi
= akumulasi

Grafik interpolasi persamaan 5

𝑇 𝑇
0
𝐼𝑇𝑟𝑒𝑓 ṁ0 cp0 dT - 𝐼𝑇𝑟𝑒𝑓
0
ṁ cp dT+ UAc (Tc – T) + (-∆HRA)(-rA)V = dH/dt (9)

= d(mi cp dT)/dt
Saat T0 = Tref maka :

ṁ cp (T0 – T) + UAc (Tc – T) + (-∆HRA)(-rA)V = 0 (10)

dengan mensubtitusi persamaan 5 ke 9 maka :


ṁ cp (T0 – T) + UAc (Tc – T) + (-∆HRA) Fa0fA = 0 (11)

pada saat proses T dioperasikan pada steady steate maka konvesi ialah :

ṁ cp T0+U 𝐴𝑐 𝑇𝑐 ṁ Cp +𝑈 𝐴𝑐
fA = (−∆HRA )𝐹𝐴0
+ ((−∆H )T (12)
RA )𝐹𝐴0

kesetimbanag energy pada reactor CSTR tergantung pada keadaan awal, jika suhu tetap maka
kesetimbangan energy tidak sama dengan neraca massa. Jika suhu tidak konstan maka reactor
dioperasikan secara adiabatic.
Densitas konstan
Untuk densitas konstan didapat beberapa kesimpulan. Pertama tipe reactor diabaikan dan konversi
tergantung pada limiting reaktan.

fA = (CA0 - CA) / CA0 (13)

Kedua, untuk reactor alir seperti CSTR waktu tinggal dan waktu pembongkaran dari reaktan
menajdi produk adalah sama. Maka q = q0

t = π (densitas konstan) (14)

ketiga, untuk CSTR akumulasi dinyatakan dalam neraca masaa


dnA/dt = VdA/dt (15)
V= (CA0 – CA)q/(-rA)
Pada saat steady state maka :
dnA/dt = 0 (16)
untu, densitas konstan :
dcA/dt = 0 (17)

volume yang dihasilakan pada persamaan diatas hanyalah satyu volume total yang harus dipenuhi
untuk mencapai konversi tertinggi, namun volume reactor tersebut dapat dioptimasi dengan
membuat lebih dari satu reactor dengan total volume sama dengan satu reactor sebelumnya.
Volume dari reactor merupakan plot data antara laju reaksi vs konversi, maka jika di gambarkan
dalam grafik maka diperoleh :

Volume reactor
merupakan total persegi
dari grafik laju reaktovs
konversi

Oleh sebab itu perlu pengoptimalan dari volume reactor agar mengurangi biaya pembuatan namun
tidak mempengaruhi konversi yang diperoleh.
Neraca massa dis ekitar reactor :
R1 = FA0 – FA1 –(-rA)V1 = 0
R2 = FA1 – FA2 –(-rA)V2 = 0
R3 = FA2 – FA3 –(-rA)V3= 0
Atau dengan
R1 = FA0 – FA1 –(-rA)π1 = 0
R2 = FA1 – FA2 –(-rA) π 2 = 0
R3 = FA2 – FA3 –(-rA) π 3= 0
Dimana ” π” merupakan v/q
FA0 = FA0 – FA0XA0 , XA0 = 0
FA1 = FA0 – FA0XA1
FA2 = FA0 – FA0XA2
FA3 = FA0 – FA0XA3
Atau dapat juga dalam satuan konsentrasi :
CA0 = CA0 – CA0XA0 , XA0 = 0
CA1 = CA0 – CA0XA1
CA2 = CA0 – CA0XA2
CA03= CA0 – CA0XA3

Sebagai contoh jika digunakan 3 raktor CSTR maka:

FA0, CA0, XA0 FA1, CA1, XA1 FA2, CA2, XA2 FA3, CA3, XA3
V1 V2 V3

Π1 Π2 Π3

-rA1 -rA2 -rA3

Maka ukuran reactor dapat ditentukan dengan :


R1→ FA0 – FA1 –(-rA)V1 = 0
FA0 – FA1 = (-rA)V1
FA0 – FA1
V1 = (−𝑟𝐴 )

FA0 – (FA0 −𝐹𝐴0 𝑋𝐴1 )


= (−𝑟𝐴 )

FA0 𝑋𝐴1 FA0 𝑋𝐴1 F 𝑋


A0 𝐴1
V1 = = = 𝑘 𝐶 2 (1−𝑋
(−𝑟𝐴 ) 𝑘 𝐶12 0 𝐴1 )
2
R2→ FA1 – FA2 –(-rA)V2 = 0
FA1 – FA2 = (-rA)V2
FA1 – FA2
V2 = (−𝑟𝐴 )

FA0 −FA0 XA1 – (FA0 −𝐹𝐴0 𝑋𝐴2 )


= (−𝑟𝐴 )

FA0 −FA0 XA1 – FA0 ∓𝑋𝐴2 FA0 −FA0 XA1 – FA0 ∓𝑋𝐴2
= 2 = 2
𝑘 𝐶𝐴2 𝑘 (𝐶𝐴0 −𝐶𝐴 0 𝑋𝐴2 )

F (𝑋𝐴2 −𝑋𝐴1 )
V2 = 𝑘A0
𝐶2 𝐴0 (1−𝑋𝐴2 )
2

R3→ FA2 – FA3 –(-rA)V3 = 0


FA2 – FA3 = (-rA)V3
FA1 – FA2
V3 = (−𝑟𝐴 )

FA0 −FA0 XA2 – (FA0 −𝐹𝐴0 𝑋𝐴3 )


= (−𝑟𝐴 )

FA0 −FA0 XA2 – FA0 ∓𝑋𝐴3 FA0 −FA0 XA2 – FA0 ∓𝑋𝐴3
= 2 = 2
𝑘 𝐶𝐴3 𝑘 (𝐶𝐴0 −𝐶𝐴 0 𝑋𝐴3 )

F (𝑋𝐴2 −𝑋𝐴1 )
V3 = 𝑘A0
𝐶2 𝐴0 (1−𝑋𝐴3 )
2

Dengan cara membuat reaktor menjadi beberapa reaktor dengan voume total sama dengan satu
reaktor maka akan didapat volume yang lebih kecil dai sebelumnya.

Total volume untuk


satu reactor ialah total
luas persegi

Total volume untuk pemecahan


menjadi beberapa reactor ialah
gabunga dari persegi yang ada
sepanjang garis laju reaksi vs
konsentrasi
Dari grafik ditas dapat disimpulakn bahwa untuk reactor dapat disimpulkan bahwa untuk membuat
suatu reactor CSTR dengan membuat lebih dari satu reactor akan menurunkan volume reactor
yang dibutuhkan untuk mengkonversi reaktan menjadi produk. Factor konversi sangat
berpengaruh terhadap volume reaktor yang diburtuhkan diamana semakin tinggi konversi yang
dicapai maka reactor dapat dibuat semakin kecil dari sebelumnya, selain itu konveris yang besar
akan dihasilkan dari reactor awal yang dapat menaikan konvesi yang besar dan konvesi akan
menururun pada kelaran rekaotr berikutnya.
Plug Flow Reactor (PFR)
Pada dasarnya reactor PFR sama dengan CSTR (sama-sama steady steate), yang membeedakan
keduanya ialah adanya pengadukan dan konsentrasi dan reaktan di semua sama pada tiap titik di
CSTR sedangkan untuk PFR konsentrasi akan berubah menurun sepanjang aliran reactor dimana
titik awal memiliki konsentrasi reaktan tinggi yang tinggi dan akhir memiliki konesntrasi reaktan
rendah dan untuk produk berlaku sebaliknya. Reactor PFR dapat dioeperasikan untuk reaktan yang
meiliki densitas yang relative tinggi.

Gambar : Contoh dari rekator PFR


Gambar : skema dari reactor PFR
∆y

FA0 FA

Y y + ∆y

F(y) ∆y FA(y + ∆y)

Neraca massa di sekitar reactor batch

𝑑𝑁𝐴
FA(y) – FA(y + ∆y) – (-rA) ∆V = (1)
𝑑𝑡

∆V = A . ∆y
Dimana : A = luas luas area reactor
∆y = panjang reactor

FA(y) – FA(y + ∆y) = (-rA) ∆V (2)


FA(y) – FA(y + ∆y) = (-rA) A ∆y (3)
FA (y)– FA (y + ∆y)
= (-rA) A (4)
∆y

−(FA (y + ∆y) −FA (y))


= (-rA) A (difinisi turunan) → −(FA (y + ∆y) −FA (y))
∆y

𝑓(𝑥+∆)−𝑓(𝑥) 𝑑𝑓
Lim(∆x→) ( ) = 𝑑𝑥
∆x

Dengan mengambil limit ∆y mendekati nol (0) maka didapat :


−𝑑𝐹𝐴
= (-rA) A (5)
𝑑𝑦

−𝑑𝐹𝐴
= (-rA) (6)
𝑑𝑉

∫ 𝑑𝐹𝐴 = (-rA ∫ 𝑑𝑣 (7)


∫ 𝑑𝐹
∫ 𝑑𝑣 = -(−𝑟 𝐴 (8)
𝐴)

Dengan : FA = FA0 (1-XA)


= FA0 – FA0XA
𝑣 𝐴 𝑋 𝑑𝐹𝐴
∫0 𝑑𝑣 = − ∫𝑋 (−𝑟𝐴)
(9)
𝐴0

𝑑(𝐹𝐴0 −𝐹𝐴0 𝑋𝐴 )
V = -−∫ (10)
(−𝑟𝐴)

−(𝐹𝐴0 )𝑋𝐴 )
= −∫ (11)
(−𝑟𝐴)

𝐹𝐴0 𝑋𝐴 )
=∫ (12)
(−𝑟𝐴)

𝑋 𝑑𝑋𝐴
V = FA0 ∫𝑋 𝐴 (13)
𝐴0 (−𝑟𝐴)

Atau dapat juag dinyatakan dengan :


𝑋 𝑑𝑋𝐴
τ PFR = CA0 ∫𝑋 𝐴 (14)
𝐴0 (−𝑟𝐴)

𝐶 𝑑𝐶𝐴
τ PFR = − ∫𝐶 𝐴 (berlaku untuk density konstan, sehingga q0=q) (15)
𝐴0 (−𝑟𝐴)

𝑉𝐶𝐴0
τ PFR = (16)
𝐹𝐴0
neraca energy
Ḣ – (Ḣ+ dḢ) = -dḢ = ṁ cp dT (17)
X TS dx
ṁ, q0, FA0 ṁ, q, FA
T, Ḣ, FA T + dT, Ḣ +d Ḣ,
D
FA + dFA

dV

laju alir panas pada control volume = U(TS –T) dAp , dAp adalah luas area (reactor) (18)

laju alir input/generasi darei entalpi reaksi = (-∆HRA)(-rA)dV (19)

-ṁ cp dT + U (TS –T) dAp + (-∆HRA)(-rA)dV = 0 (20)

Dimana : dAp = πDdx

dV = (πD2/4)dx , D adalah diameter reactor

dAp = (4/D)dV
4 𝑈 (𝑇𝑆 −𝑇)
ṁ cp dT= (-∆HRA) + FA0 dfA (21)
𝐷(−𝑟𝐴 )

ṁ cp dT= [(-∆HRA)(-rA)(D/4) + U(TS – T) πDdx (22)

pada umumnya pangjang, dan diameter reactor PFR digunakan untuk menentukan kondisi operasi
tekanan konstan, namun pengaruh friksi pressure drop dapat mempengaruhi performa dari reactor
tersebut. Untuk gas penuruanan tekanan mencapai 10-15% dan untuk cairan gradient dari tekanan
ditentukan dengan konsentrasi produk dan suhu. Penentuan gradient tekanan pada reactor yaitu
dengan persamaan Darcy:

𝑑𝑃 2 𝜌 𝑢2 𝑓 32 𝜌 𝑞 2 𝑓
-𝑑𝑥 = = (23)
𝐷 𝜋 2 𝐷5

Dimana : P = tekanan

X = posisi aksiala di reactor

ρ = densitas

u = viskositas

f = friksi
D = diameter reactor

Q = laju alir volumterik

Ρ, u, dan q sangat dipengaruhi oleh posisi.

Friksi dapat ditentukan dengan menegtahui nilai Reynoldnya, maka:

f = 0.001400 + 0.125 (Re)-0.32

kondisi densitas konstan

fA = (CA0 – CA)/CA0 (24)

dfA = -(1/CA)dCA (25)

waktu tinggal (t) dan waktu pembongkaran (π) adalah sama maka :

∫ 𝑑𝑉 𝑉
t= =𝑞 =π (26)
𝑞 0

dt = dV/q0 = dπ (27)

dengan mensubtitusi persmaan 1 = dV/dfA – fA0/(-rA) =0 dengan persamaan 27 dan 25 maka :

∫ 𝑑𝐶
V/q0 = − (−𝑟 𝐴) = π (28)
𝐴
Contoh kasus
Sebuah resksi yang dilakukan pada suhu 500 K dam tekanan 830 kpa (8.2 atm) dan laju alir umpan
yaitu 0,4 mol/s dengan data sebagai berikut : dengan reaksi : A → B
Table. 1
X -rA (mol/m3.s)
0 0,45
0,1 0,37
0,2 0,30
0,4 0,195
0,6 0,113
0,7 0,079
0,8 0,05

Tentukkan volume untuk reaktor CSTR dan PFR.


Table. 1 diolah menjadi
X -rA (mol/m3.s) (1/rA)(m3s/mol)
0 0,45 2,22
0,1 0,37 2,70
0,2 0,30 3,33
0,4 0,195 5,13
0,6 0,113 8,85
0,7 0,079 12,7
0,8 0,05 20

konversi vs laju reaksi


9 8
8
7
6 5.06
laju reaksi

5
3.54
4
3 2.05
2 1.08 1.33
0.89
1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
konversi
Untuk reaktor CSTR
𝐹𝐴0 𝑋
V= = FA0 (1/(-rA)) X
−𝑟𝐴

Untuk konversi tertinggi yaitu 0,8 maka :


𝑚𝑜𝑙 𝑚3 𝑠
V = 0,4 (20 𝑚𝑜𝑙 ) (0,8) = 6,4 m3
𝑠

V = 6,4 m3 = 6400dm3 = 6400 L


Luas persegi dari grafikmerupakan volume total yang diperlukan untuk memuat reaktor CSTR
untuk satu reaktor

konversi vs laju reaksi


9
8
8

6
5.06
laju reaksi

4 3.54

3
2.05
2 1.33
0.89 1.08
1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
konversi

Untuk reaktor PFR


Dengan laju alir umpan 0,4 mol/s dan konversi 80%, maka
X -rA (mol/m3.s) (1/rA)(m3s/mol) FA0/-rA
0 0,45 2,22 0,89
0,1 0,37 2,70 1,08
0,2 0,30 3,33 1,33
0,4 0,195 5,13 2,05
0,6 0,113 8,85 3,54
0,7 0,079 12,7 5,06
0,8 0,05 20 8,0

Plot data X vs FA0/-rA :

konversi vs FA0/-rA :
9
8
8

6
5.06
FA0/-rA :

4 3.54

3
2.05
2 1.33
0.89 1.08
1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
konversi

untuk PFR, nerca massa nya ialah


𝑑𝑋
FA0 𝑑𝑉 = -rA
𝑋 𝑑𝑋𝐴
V = FA0 ∫𝑋 𝐴
𝐴0 (−𝑟𝐴)

Konversi dimulai dari 0-0,8 dan volume reaktor adalah luas daerah dibawah kurva, maka dapat
dibagi menjadi beberapa segmen (contoh 4 segmen) yang diselesaikan dengan cara numeris.
0,8
∆X = = 0,2 , maka interval dari konversi ialah 0,2
4
∆X 𝐹𝐴0 4𝐹𝐴0 2𝐹𝐴0 4𝐹𝐴0 𝐹𝐴0
V= [−𝑟 + + −𝑟 + −𝑟 + ]
3 𝐴 (𝑥=0) −𝑟𝐴 (𝑥=0,2) 𝐴 (𝑥=0,4) 𝐴 (𝑥=0,6) −𝑟𝐴 (𝑥=0,8)

0,2 0,2
V = ( 3 )(0,89 + 4(1,33) +2(2,05) +4(3,54) +8,0) = ( 3 )(31,47 m3)

V = 2,165 m3 = 2164 dm3 = 2164 L


Luas daerah dibawah kurva merupakan volume yang dibutuhkan untuk reaktor PFR yang dapat
mengonversi 80% reaktam menjadi produk.
konversi vs FA0/-rA :
9
8
8

6
5.06
FA0/-rA :

4 3.54

3
2.05
2 1.33
0.89 1.08
1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
konversi

Dari contoh kasus diatas dengan penyelesaian yang berbeda yaitu CSTR dan PFR terlihat bahwa
reaktor PFR lebih membutuhkan sedikit volume reaktor dibandignkan dengan CSTR karena
konversi dari reakstanmenjadi produk adalah fungsi jarak. Selain itu pengoptimalan lebih lanjut
dapat dilakukan pada masing-masing reaktor, untuk PFR dapat membagi segmen berdasarkan
dengan ∆X danuntuk CSTR dapat dioptimlakan dengan membagi membuat beberapa CSTR
dengan masing-masing memiliki konversi yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai