Anda di halaman 1dari 27

REAKTOR ALIR TANGKI

BERPENGADUK (RATB/ CSTR)

By:
Ferra Naidir, S.T., M.Eng., Ph.D

1
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)/
CSTR

 Berupa reaktor tangki


berpengaduk dan
diasumsikan pengaduk
yang bekerja dalam
tangki sangat sempurna
sehingga konsentrasi tiap
komponen dalam reaktor
seragam sebesar
konsentrasi aliran yang
keluar dari reaktor
Prinsip Kerja
 Satu atau lebih reagen fluida dimasukkan pada tangki
sebuah reaktor yang dilengkapi dengan pengaduk berupa
kipas atau impeller
 Impeller mengaduk cairan untuk memastikan cairan
tersebut tercampur homogen
 Ada waktu suatu cairan berada di dalam tabung tersebut
sebelum keluar (Space Time/ τ)
 Waktu tinggal/ Space Time (τ)

 Waktu yang dibutuhkan untuk memproses umpan sebesar


satu satuan volume reaktor = satuan waktu
 Waktu tinggal berbanding lurus dengan volume reaktor,
jadi dapat dikatakan konversi (X) merupakan fungsi
volume reaktor (V).
Aspek Penting dalam RATB

 Dalam keadaan tetap/ konstan, fluida yang masuk


harus sama dengan fluida yang keluar
 Semua kalkulasi yang dilakukan RATB diasumsikan
sebagai pencampuran sempurna
 Untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak dalam
waktu yang sama, dapat dilakukan dengan
memparalelkan RATB ini
DASAR UNTUK MERANCANG RATB

KINETIKA REAKSI:
- LAJU REAKSI

- ORDE REAKSI

- KONSTANTA LAJU REAKSI

5
Jenis Reaktor

Berdasarkan pengumpanan :
 1. Reaktor batch (Partaian)

 2. Reaktor kontinyu

A. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk


(RATB)
(Continuous Stirred Tank Reactor / CSTR)
B. Reaktor Aliran Sumbat (RAS)
( Plug Flow Reactor / PFR)
6
SUSUNAN REAKTOR ALIR

1. Reaktor Tunggal
2. Multi Reaktor sejenis
- Paralel: untuk memperbesar kapasitas
- Seri: Untuk memperoleh konversi yang
tinggi

7
DATA UNTUK MERANCANG REAKTOR
 Kapasitas produksi
 Komposisi umpan dan produk (diperoleh dari
neraca massa)
 Perlu katalis atau tidak
 Kondisi operasi
 Sifat reaksi (eksotermis atau endotemis),
diperoleh dari neraca panas

8
RATB :  Neraca massa (keadaan tunak) :
Laju reaksi 
Laju alir A    Laju alir A 
   pembentukan A    
masuk RATB    keluar RATB 
dalam RATB 

FAo (1  X A )  FA
CAo
XAo Input A, moles/wkt =
Qo
FAo

FA  FA0 (1  X A )
V, X A
CA, rA Output A. moles/wkt =

CAf=CA
XAf=XA
Q
FA
Berkurangnya A krn reaksi, moles/wkt

=
(rA )V
9
RATB :  Neraca massa (keadaan tunak) :

 Persamaan untuk perancangan :

FA 0  FA
V 
 rA
CAo
XAo
Qo
FA 0  FA   rAV
FAo
FA 0  FA  FA 0 X
V, X A
CA, rA
 rAV  FA 0 X
CAf=CA
FA 0 X
XAf=XA
V 
 rA
Q
FA

 Karena FAo  C A 0 v0 , maka volume


reaktor sebagai fungsi space time (τ),

V XA Q0 = ѵ0 :
   C Ao volumetric
vo  rA feed rate 10
V XA
Space Time (τ):    C Ao
vo  rA

Atau [C A0 v0 ]  [C Av]  [  rAV ]  0

C A0 v0  C Av
V 
 rA
1. Untuk Reaksi Fase Cair, Densitas Tetap (ѵ=ѵ0)

CA
Derajat konversi : X A  1
C Ao

V C Ao X A C Ao  C A
Space Time :   
 0  rA  rA
Damkohler number (Da) untuk menghitung reaktor Single RATB
Damkohler number untuk reaksi orde satu adalah:  rA 0V kC A 0V
Da    k
FA0 v0C A 0
Dan konversinya Da
XA 
1  Da

12
1. Untuk Reaksi Fase Cair, Densitas Tetap (ѵ=ѵ0)

Damkohler number (Da) untuk menghitung reaktor Single RATB


Damkohler number untuk reaksi orde dua adalah:
 rA 0V kC 2 A 0V
Da     kC A 0
FA 0 v0C A 0

Untuk konversinya (1  2 D a )  1  4 D a
XA 
2Da
Damkohler number sangat penting untuk diketahui, dikarenakan Da berfungsi
untuk mengetahui besar kecilnya konversi yang dihasilkan pada reaktor
kontinyu.
Jika Da <0.1, maka X ≤ 0.1
Jika Da >10, maka X ≥ 0.9

13
Untuk reaksi orde 2 di dalam RATB
FA0 X
V 
kC A2

Untuk densitas konstan v  v o ; FA0 X  vo (C A0 - C A )

V C -C
   A0 2 A
v0 kC A

maka :
X
 
kC A0 (1  X ) 2

(1  2kC A0 )  (1  2kC A0 ) 2  ( 2kC A0 ) 2


X 
2kC A0

(1  2kC A0 )  1  4kC A0

2kC A0

(1  2 Da )  1  4 Da
 , Da  kC A0 (untuk reaksi orde 2)
2 Da
14
2. Sistem dengan volum reaktor berubah

XA
Orde –1 :   C Ao
kC Ao
1  X A 
1   A X A 

X A 1   A X A 
k 
1  X A  εA adalah perubahan
fraksi dalam volume
per mol A yang bereaksi
akibat perubahan jumlah
Orde - n : mol total

15
RATB SERI

CA0 CA1 CA2


X1 X2

-rA1 -rA2
V1 V2

16
 Perhatikan gambar untuk reaktor seri di atas
C A0
C A1 
1   1 k1
C A1
C A2  subtitusi C A1
1   2k2
C A0
C A2 
(1   1 k1 )(1   2 k 2 )
Untuk n reaktor dengan ukuran yang sama yang dihubungka n secara seri :
( 1   2   n   ), maka
C A0
C An  konversi untuk n reaktor secara seri adalah
(1  k ) n
1
X  1
(1  k ) n
17
RATB PARALEL

V
Vi  dan
V1 n
FA0
FA0
FA0 i 
n
FA0 X
V
 rA
V1

18
SOAL
 Ingin dihasilkan 200 juta kg/tahun Etilen Glikol. Reaktor
beroperasi isotermal. Konsentrasi umpan reaktor adalah 1
kmol/m3 . Etilen oksida diumpankan bersama dengan air yang
mengandung 0.9 wt % asam sulfat dengan volume yang sama.
Jika dirancang untuk konversi 80 % terhadap etilen oksida.
a. Tentukan volume total reaktor yang diperlukan.
b. Berapa reaktor (100 m3) yang diperlukan jika disusun
paralel serta hitung kembali konversi yang dicapai
c. berapa konversi yang dicapai jika reaktor disusun seri.
 k = 0.311 /men; 1tahun = 365 hari
 Reaction: C2H4O + H2O  HOCH2CH2OH

19
Penyelesaian:
 Menentukan laju produksi (kmol/menit)
kg 1 tahun 1 hari 1 jam 1 kmol
FC  2 x10 8
x x x x  6,137 kmol/menit
th 365 hari 24 jam 60 menit 62 kg
Dari stoikiomet ri reaksi :
FC  FA0 X
molar
Maka diperoleh laju lajuoksida
etilen umpanumpan,
etilen oksida
FA0 pada reaktor, FAo
6,137
FA0   7,67 kmol/menit
0,8

20
 Menentukan Volume reaktor
Persamaan desain RATB :
FA0 X
V
- rA
Persamaan laju reaksi orde 1
 rA  kC A
Stoikiomet ri; untuk fase cair dimana (v  v 0 )
C A  C A0 (1 - X)
Kombinasi ketiga persamaan di atas :
FA0 X v0X
V 
kC A0 (1 - X) k(1 - X)

21
 Volumetrik flow rate stream A (etilen oksida), sebelum
mixing dengan stream B (Air).

FA0 7,67 kmol/menit m3


v A0   3
 7,67
C A0 1 kmol/m menit

VB0 VA0

Dari informasi soal,


V0
vB0 = vA0 Volume rektor 
CA0
(15,34)(0,8)
V  197,3 m 3
(0,311)(1 - 0,8)
Total volumetrik flow rate
v0 = vB0 + vA0 = 15,34 m3/men

22
 Untuk RATB yang disusun paralel dimana digunakan reaktor
100 m3. maka akan digunakan 2 buah reaktor. Volume
masing-masing reaktor = 7,67 m3/men. Menghitung ulang
konversi yang dicapai:

k
X 
1  k
dimana
V 100 m 3
  3
 13,04 menit
v 0 /2 7,67 m /menit
Da  k  13,04 x 0,311  4,055 ; maka
4,055
X  0,802
1  4,055
23
7,67 m3/men

15,34 m3/men
X = 0,802

7,67 m3/men

X = 0,802

24
 Untuk RATB yang disusun seri: konversi yang
dicapai di reaktor pertama:

 1k
X1 
1   1k
dimana
V 100 m 3
  3
 6,52 menit
v 01 15,34 m /menit
Da  k  6,52 x 0,311  2.027 ; maka
2.027
X  0,67
1  2.027

25
 Konversi yang dicapai di reaktor kedua:

1
X  1
(1  k ) n
dimana n  2
1  
maka
1
X  1  0,89
(1  2.027) 2

26
v0 = 15,34 m3/men

X1 = 0,67 X2 = 0,89

27

Anda mungkin juga menyukai