REAKTOR BATCH

8. Reaski Reversibel Orde 2

NA0  NA
1. Konversi XA 
NA0
2. Komposisi Campuran selama t
N=N0+Δv.Xa.NA0
Δv = (c+d)-(a+b) Ukuran Antar Reaktor Tunggal
3. Reaktor Semi Batch
Perbandingan Ukuran Reaktor: Batch dan
3. Peubahan Volume PFR
Fasa Cair ΔV = 0 Batch: Vol tetap
t CA
Fasa Gas V = V0(1 + A.XA) dCA
 dt  t  
0 CA0
rA
4. Kondisi Reaksi dg T dan P berubah
𝑅.𝑇𝑜
PFR: Vol tetap
X =XA0 V = (𝑁𝑜 + 𝑁𝑖)
𝑃𝑜
𝛥𝑉 𝑁𝐴𝑜
X= XA V= β.Vo(1 + . 𝑋𝐴) Reaktor Continue
𝑎 𝑁𝑜+𝑁𝑖
a. Reaktor CSTR
5. Kondisi Reaksi dg T dan P Konstan Batch: Vol Berubah
t CA
dC A dCA
r   dt  t   Space time ꞇ=V/Qv0
5. A dt 0 CA0
rA
Space velocity S= 1/ꞇ
6. Hubungan waktu reaksi (t) dengan CA Waktu tinggal rata-rata PFR: Vol Berubah
1. Irreversibel Orde Nol
- Volume konstanCA0 – CA = k . t b. Reaktor PFR Reaksi pararel
- Volume Berubahkt = CA0/εA In v/v0
Sistem Reaktor Rangkaian
2. irreversibel orde 1
𝐶𝐴
V tetap : -In = 𝑘. 𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 − 𝐼𝑛(1 − 𝑋𝐴) = 𝑘𝑡
𝐶𝐴𝑜  Sistem rangkaian PFR
𝑣−𝑉𝑜 densitas konstan
Vberubah: 𝑘𝑡 = −𝐼𝑛 (1 − 𝑋𝐴)kt=In(1- ) Xi
dXA Vi  dX
X
V A

 A
εA .Vo

3. irreversibel orde 2
𝐶𝐵𝑜 𝐶𝐵𝑜.𝐶𝐴𝑜
FA0 0 ( rA ) FA0 Xi1 ( rA )
V tetap: ≠ 1 → 𝐼𝑛 = (𝐶𝐵𝑜 − 𝐶𝐴𝑜)𝑘𝑡  System rangkaian CSTR
𝐶𝐴𝑜 𝐶𝐵𝑜.𝐶𝐴
𝐶𝐵𝑜 1 1 𝑋𝐴 Densitas berubah
=1→ − = = 𝑘𝑡 reaksi orde 1 Reaksi seri paralel
𝐶𝐴𝑜 𝐶𝐴 𝐶𝐴𝑜 𝐶𝐴𝑜(1−𝑋𝑛)
(1+εA)XA
V berubah : k.CAot = + εA In (1 − 𝑋𝐴) Reaksi parrarel dalam reaktor batch
(1−𝑋𝐴)
4. Irreversibel orde 3 atau PFR
 sistem konstan
1 C 1 C
 n A0  n B0 
(CA0  CB0 )(CA0  CC0 ) CA (CB0  CA0 )(CB0  CC0 ) CB
1 C
n C0  kt
CC0  CA0 )(CC0  CB0 ) CC Apabila space time  berharga sama pada
5. Reaksi Pararel Irreversibel Orde 1 semua reactor berukuran yang sama
𝐶𝑎0
Ln = (k1+k2) t (=Vi),maka : Reaksi pararel dalam reaktor tangki k2 /k1=1
𝐶𝑎

Reaktor Dengan Sistem Resirkulasi

6. Reaksi Konsekutif Irreversibel Orde 1
CA = CA0 e-k1.t
k1CA0 -k1.t
CR = (e - e-k2.t )
𝑘2−𝑘1
Reaksi seri

1) CA = CA0e-k1t
7. Reaksi Reversibel Orde 1
2) CR = k1 .CA0 k .t CR0 k2 .t
-ln
𝐶𝑎−𝐶𝑎𝑒
=(k1+k2).t
𝐶𝑎0−𝐶𝑎𝑒 k2  k1
e 1

 e k2 .t 
CA0
e