Anda di halaman 1dari 7

L7

RNGKAIAN SERI LRC


(PJ : YAYAN SYAFRIATNO, SYERLY EKA PUTRI, RAHMAN IBRAHIM NUMARE)

A. RESPONSI
1. Jelaskan tentang resistor, induktor dan kapasitor beserta fungsinya!
Jawab:
a. Resistor adalah komponen elektronika pasif tanpa kutup yang berfungsi untuk
menghambat arus yang masuk dalam sebuh rangkaian.
b. Induktor adalah komponen elektronika yang terdiri dari lilitan-lilitan kawat yang
berfungsi untuk menyimpan arus sementara.
c. Kapasitor adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua keping sejajar logam yang
dipisahkan oleh bahan dielektrik, yang berfungsi untuk menyimpan arus sementara.

2. Jelskan karakteristik dari rangkaian RLC!


Jawab:
a. Kapasitif, apabila nilai Impedansi kapasitif lebih besar dari pada impedansi induktif
(XC>XL) dan fase tegangan terlambat dari fase arus sebesar 90º.
b. Induktif, apabila nilai impedansi induktif lebih besar dari pada impedansi kapasitif
(XL>XC) dan fase tegangan mendahului fase arus sebesar 90º.
c. Resistif, apabil nilai impedansi induktif sama besar dengan nilai impedansi kapasitif
(XL=XC) dan fase arus sama dengan fase tegangan.

3. Jelaskan tentang reaktansi kapasitif, reaktansi induktif, dan impedansi!


Jawab:
a. Reaktansi kapasitif adalah besarnya hambatan yng melewati kapasitor, dilambangkan
dengan XC.
b. Reaktansi Induktif adalah besarnya hambatan yang melewati inductor, dilambangkan
dengan XL.
c. Impedansi adalah resistansi total yang ada di dalam rangkaian RLC, dilambangkan
dengan Z.

4. Turunkanlah rumus untuk menentukan frekuensi resonansi!


Jawab:
Frekuensi resonansi terjadi pada saat XL = XC

XL= XC
1
ω . L=
ω.C
1
2 πf . L=
2 πf .C
1
f 2= 2
4 π L.C
f=
1

2 π L. C
1

5. Diketahui sebuah resistor 20 ohm, induktor 22 mH, dan kapasitor 470 F dirangkai secara
seri. Tentukanlah nilai frekuensi resonansi rangkaian tersebut!
Jawab:

f=
1
2π √ 1
L. C
f=
1
2π √ 1
22 x 10 H . 470 x 10−6 F
−3

f =49,52 Hz

B. LANDASAN TEORI

Gambar 1. Rangkaian seri RLC

Dari rangkaian gambar. 1 diperoleh persamaan sebagai berikut:


dI q
V =I . R+ L + (1)
dt C
dI q
V m sin ωt=I . R+ L + (2)
dt C

dengan: q = muatan pada kapasitor


I = arus

Dari persamaan (2) diperoleh:


Vm
I= sin (ωt−θ) (3)
√ R +(X
2
L −X C )
2

dimana:
X L −X C
θ=arc tan (4)
R

1. Pengertian
Rangkaian seri RLC merupakan rangkaian yang terdiri dari tiga komponen listrik yaitu
resistor, inductor, dan kapasitor yang dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan sumber
tegangan.

2. Alat dan Komponen


a. Resistor adalah komponen elektronika pasif tanpa kutup yang berfungsi untuk
menghambat arus yang masuk dalam sebuh rangkaian.
b. Induktor adalah komponen elektronika yang terdiri dari lilitan-lilitan kawat yang
berfungsi untuk menyimpan arus sementara. Induktor memiliki dua kutup yaitu positif
dan negatif. Induktor memiliki dua kutup yaitu positif dan negatif. Biasanya kaki induktor
berkutup positif lebih panjang dan pada badannya terdapat bintik merah, sedangkan
bagian kutup negatif selalu lebih pendek.
c. Kapasitor adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua keping sejajar logam yang
dipisahkan oleh bahan dielektrik, yang berfungsi untuk menyimpan arus sementara.
Kapasitor memiliki dua kutup yaitu positif dan negatif. Biasanya bagian kutup positif
memiliki kaki yang lebih panjang daripada kutup negatif.
d. Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal tegangan listrik
terhadap waktu. Osiloskop biasanya digunakan untuk mengukur tegangan listrik, perioda,
frekuensi atau mengecek noise pada suatu rangkaian.
Tegangan yang terbaca pada osiloskop disebut tegangan maksimum, sedangkan tegangan
yang terbaca pada multimeter disebut tegangan efektif atau tegangan rms (root mean
square).
Vp
V rms = (5)
√2
V pp
V p= (6)
2
Keterangan: V p = Tegangan puncak
V pp = Tegangan puncak ke puncak (peak to peak)
V rms = Tegangan yang terbac pada multimeter (volt)

3. Reaktansi Kapasitif, reaktansi indukti dan impedansi


Pada rangkaian seri RLC dikenal tiga istilah berikut:
a. Reaktansi kapasitif adalah besarnya hambatan yng melewati kapasitor, dilambangkan
dengan XC.
1 1 V C rms
XC = = = (7)
ω . C 2 πf . C I rms
b. Reaktansi Induktif adalah besarnya hambatan yang melewati induktor, dilambangkan
dengan XL.
V Lrms
XL=ω . L=2 πf . L= (8)
I rms
c. Impedansi adalah resistansi total yang ada di dalam rangkaian RLC, dilambangkan
dengan Z.
Z=√ R 2+( XL− XC )2 (9)

V tot rms
I rms = (10)
Z

4. Beda Fasa

Gambar 2. Beda Fase Rangkaian RLC

Dengan menggunakan persamaan (4) dapat dibuktikan bahwa beda fasa antara arus
dan tegangan dalam induktor, kapasitor dan resistor berturut-turut adalah 90º , - 90º
dan 0º . Jadi fasa tegangan pada R sama dengan fasa arus yang mengalir dalam
rangkaian seri RLC. Sehingga dengan membandingkan fasa tegangan pada kedua
ujung rangkaian RLC dan fasa tegangan pada R, akan dapat diketahui beda fasa arus
dan tegangan dalam rangkaian seri RLC.
Dari gambar 2 dibawah ini terlihat :
- Dalam induktor, fase tegangan mendahului fase arus sebesar 90o. Dalam kapasitor
fase tegangan ketinggalan dari arus sebesar 90o, Dan dalam resistor fase tegangan
sama dengan fase arus.
- θ adalah beda fase antara tegangan dan arus dalam rangkaian RLC. Pada saat
resonansi VL = VC , karena θ = 0º .

5. Karakteristik rangkaian seri RLC


a. Kapasitif, apabila nilai Impedansi kapasitif lebih besar dari pada impedansi induktif
(XC>XL) dan fase tegangan terlambat dari fase arus sebesar 90º.
b. Induktif, apabila nilai impedansi induktif lebih besar dari pada impedansi kapasitif
(XL>XC) dan fase tegangan mendahului fase arus sebesar 90º.
c. Resistif, apabila nilai impedansi induktif sama besar dengan nilai impedansi kapasitif
(XL=XC) dan fase arus sama dengan fase tegangan.

6. Frekuensi resonansi
Frekuensi resonansi adalah frekuensi dimana impedansi bernilai minimum sedangkan arus
mencapai nilai maksimal karena reaktansi kapasitif bernilai sama besar dengan reaktansi
induktif.

f=
1
2π √ 1
L. C

C. JURNAL
Menentukan nilai frekuensi resonansi dari rngkaian RLC
Resistor : 39 ohm
Induktor : 22 mH
Kapasitor : 470 F

Tabel 1. Frekuensi resonansi


Frekuensi resonansi 49,52 Hz
VR 0,68 Vpp
VL 1,6 Vpp
Osiloskop
VC 0,4 Vpp
Vtot 2,4 Vpp
Arus 19,11 mA

Karakteristik rangkaian seri RLC


 Di bawah frekuensi resonansi
Tabel 2. Di bawah frekuensi resonansi
Frekuensi (Hz) 40 30 20
VR (Vpp) 0,68 0,64 0,64
VL (Vpp) 1,6 1,6 1,6
Osiloskop
VC (Vpp) 2,4 0,64 0,9
Vtot (Vpp) 2,2 2,3 2,4
Arus (mA) 19,49 19,41 19,37

 Di atas frekuensi resonansi


Tabel 3. Di atas frekuensi resonansi
Frekuensi (Hz) 60 70 80
Osiloskop VR (Vpp) 0,68 0,68 0,68
VL (Vpp) 1,7 1,6 1,7
VC (Vpp) 0,36 0,28 0,24
Vtot (Vpp) 2,4 2,2 2,4
Arus (mA) 19,50 19,35 19,49

D. PERHITUNGAN
SECARA PRAKTEK
Menentukan nilai frekuensi resonansi dari rngkaian RLC

f=
1
2π √ 1
L. C
f=
1
2π √ −3
1
−6
22 x 10 H . 470 x 10 F

f =49,52 Hz

Karakteristik Rangkaian Seri RLC


1. Saat frekuensi resonansi

VR pp 0,68 VL rms 0,57 V


VR rms = = =0,24 volt XL= = =29,83 ohm
2 √2 2√ 2 I 19,11 x 10−3 A
VL pp 1,6
VL rms = = =0,57 volt VC rms 0,14 V
2√2 2 √2 XC = = =7,32 ohm
I −3
19,11 x 10 A
VC pp 0,4
VC rms = = =0,14 volt Vtot rms 0,85V
2 √2 2 √2 Z= = =44,48 ohm
I 19,11 x 10−3 A
Vtot pp 2,4
Vtot rms = = =0,85 volt
2 √2 2√ 2

2. Di bawah frekuensi resonansi


Untuk f = 40 Hz

VR pp 0,68 VL rms 0,57 V


VR rms = = =0,24 volt XL= = =29,83 ohm
2 √2 2√ 2 I 19,11 x 10−3 A
VL pp 1,6
VL rms = = =0,57 volt VC rms 0,14 V
2√2 2 √2 XC = = =7,32 ohm
I 19,11 x 10−3 A
VC pp 0,4
VC rms = = =0,14 volt Vtot r ms 0,85 V
2 √2 2 √2 Z= = =44,48 ohm
I 19,11 x 10−3 A
Vtot pp 2,4
Vtot rms = = =0,85 volt
2 √2 2√ 2

Tabel 4. Hasil perhitungan secara praktek frekuensi di bawah frekuensi resonansi


Frekuensi VR rms VLrms VC rms Vtot rms XL XC Z
40
30
20

3. Di atas frekuensi resonansi


Untuk f = 60 Hz

VR pp 0,68
VR rms = = =0,24 volt
2 √2 2√ 2 VLrms 0,57 V
XL= = −3
=29,25 ohm
VL pp 1,6 I 19,49 x 10 A
VL rms = = =0,57 volt
2√2 2 √2
VC rms 0,85 V
VC pp 2,4 X C= = =0,30 ohm
VC rms = = =0,85 volt I 19,49 x 10−3 A
2√2 2 √2
Vtot rms 0,78V
Vtot pp
2,2 Z= = =40,02 ohm
Vtot rms = = =0,78 volt I 19,49 x 10−3 A
2 √2 2 √ 2

Tabel 5. Hasil perhitungan secara praktek frekuensi di atas frekuensi resonansi.


Frekuensi VRrms VL rms VC rms Vtot rms XL XC Z
60
70
80

SECARA TEORI
 Pada frekuensi resonansi
−3
VR=I . R=19,11 x 10 A x 39=0,75 volt

1 1
VC = = =6.84 volt
2 πf . C 2 ×3.14 × 49,52 Hz ×470 × 10−6 F

−3
VL=2 πf . L=2 ×3.14 × 49,52 Hz ×22 ×10 H=¿ 6,84 volt

Vtot=VR+VL+VC =¿ 14,43 volt

Z=√ R 2+( XL− XC )2=√(39)2−¿ ¿ ¿

 Di bawah frekuensi resonansi


Untuk f = 40 Hz
VR=I . R=19,49 x 10−3 A x 39=0,76 volt

1 1
VC = = =8,47 volt
2 πf . C 2 ×3.14 × 40 Hz × 470× 10−6 F

−3
VL=2 πf . L=2 ×3.14 × 40 Hz ×22 ×10 H=¿ 5,53 volt

Vtot=VR+VL+VC =14,76 volt

Z=√ R 2+( XL− XC )2=√(39)2−¿ ¿ ¿

Tabel 6. Hasil perhitungan secara teori frekuensi di bawah frekuensi resonansi


Frekuensi VR rms VLrms VC rms Vtot rms Z
40
30
20

 Di atas frekuensi resonansi


Untuk f = 60 Hz
VR=I . R=19,50 x 10−3 A x 39=0,76 volt

1 1
VC = = =5,65 volt
2 πf . C 2 ×3.14 × 60 Hz ×470 ×10−6 F

−3
VL=2 πf . L=2 ×3.14 × 60 Hz× 22× 10 H=8,28 volt

Vtot=VR+VL+VC =¿ 14,69 volt

Z=√ R 2+( XL− XC )2=√(39)2−¿ ¿ ¿

Tabel 7. Hasil perhitungan secara teori frekuensi di bawah frekuensi resonansi


Frekuensi VR rms VL rms VC rms Vtot rms Z
60
70
80

E. ANALISA
1. Karakteristik rangkaian dengan f senilai dengan fc
Resistif karena XL= XC
2. Karakteristik rangkaian dengan f di bawah fc
Kapasitif karena XC>XL
3. Karakteristik rangkaian dengan f di atas fc
Induktif karena XL>XC
4. Perbandingan nilai secara teori dan praktikum

Anda mungkin juga menyukai