Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelumnya kita telah mengetahui bagaimana pengaruh resistor ,induktor,dan
kapasitor yang dihubungkan secara terpisah dengan sumber tegangan bolak-balik
terhadap arus yang mengalir dalam rangkaian. Sekarang kita akan meninjau
apabila ketiga elemen tersebut dirangkai secara seri,yang sering disebut sebagai
rangkaian seri RLC dan dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik.
Komponen-komponen hambatan listrik suatu penghantar dapat disusunsecara
seri,paralel atau gabungan seri dan paralel. Pada hambatan-hambatan yang
dipasang secara seri, kuat arus listrik yang mengalir pada tiap-tiap hambatan
adalah sama. Fungsi penyusunan hambatan secara seri paralel adalah
untuk mendapatkan hambatan pengganti yang lebih besar. Pada setiap hambatan
yang dipasang secara paralel , beda potensial listriknya pada tiap-tiap hambatan
adalah sama. Fungsi penyusunan hambatansecara paralel dalam sebuah rangkaian
listrik adalah untuk mendapatkan hambatanpengganti yang harganya lebih kecil
daripada harga tiap-tiap hambatan rangkaian tersebut.
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk memberikan pemahaman sifat
tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan, kumparan dan kapasitas.
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat membedakan respons komponen-
komponen elektronika (reaktansi) ketika dialiri oleh arus bolak-balik.
1.1 Rumusan Masalah
Bagaimana sifat tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan (R),
kumparan (L), dan kapasitas (C).
1.2 Tujuan
Mempelajari sifat tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan (R),
kumparan (L), dan kapasitas (C).

1
1.3 Hipotesis
Pada rangkaian seri RLC, pada komponen R, arus sefase dengan tegangan. Pada
komponen L, tegangan mendahului arus sejauh 90°, dan pada komponen C arus
mendahului tegangan sejauh 90° .
1.4 Definisi Istilah
a. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik dengan arus listrik yang melewatinya.

b. Impendasi adalah ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik.

c. Kapasitor suatu alat yang dapat menyimpan energi didalam listrik.

d. Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau


membatasi aliran listrik yangmengalir dalam suatu rangkaian.

e. Tegangan bolak balik adalah tegangan listrik yang berubah tanda secara
berulang.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rangkaian RLC


Rangkaian RLC merupakan rangkaian baik yang dihubungkan dengan
paralel ataupun secara seri, namun rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor;
induktor dan resistor. Penamaan RLC sendiri juga memiliki alasan tersendiri,
yaitu disebabkan nama yang menjadi simbol listrik biasanya pada kapasitansi;
induktansi dan ketahanannya masing-masing. Rangkaian ini akan beresonansi
dengan suatu cara yang sama yaitu sebagai Rangkaian LC, bersamaan dengan
terbentuknya osilator harmonik.
Jika sebuah resistor dilewati arus AC sebesar I maka pada resistor akan
terdapat tegangan sebesar Vr = R I. Sehingga jika arus membesar maka tegangan
pada resistor juga akan membesar. Demikian sebaliknya jika I mengecil, Vr juga
mengecil.
Pada rangkaian RL seri, kedua komponen R dan L akan dilewati arus yang
sama, misalnya I. Sehingga pada R akan muncul tegangan VR dan pada L akan
muncul tegangan VL. Pada rangkaian LC seri, kedua komponen L dan C akan
dilewati arus yang sama, misalnya I. Sehingga pada L akan muncul tegangan
VLdan pada C akan muncul tegangan VC (Parinduri Ikhsan, 2018: 1-3).

2.2 Elemen-Elemen dalam Rangkaian Seri


Ada 3 elemen dalam rangkaian seri RLC yaitu resistor R, induktor L dan
kapasitor C. Rangkaian AC seri RLC mengandung ketiga elemen
dalamrangkaian seri , sebuah resistor R, sebuah induktor L, dan sebuah kapasitor
C. jika suatu rangkaian hanya memiliki dua dari ketiga elemen. Tegangan pada

setiap elemen akan mengikuti hubungan akan mengikuti hubungan fase. Jadi, VR

3
akan sefase dengan arus dengan arus, VL akan mendahului arus sejauh 90 , dan
0

Vc akan tertinggal di belakang arus sejauh 900 . Begitu juga, tegangan total sesaat

V yang dipasang oleh sumber adalah V  VR  VL  VC namun karena tegangan


yang berbeda-beda ini tidak sefase, maka tegangan rms-nya tidak bisa

dijumlahkan begitu saja untuk menyamai tegangan rms sumber daya. Dan V0

VR 0  VL 0  VC 0 . Pertama kita perhatikan bahwa arus sesaat


tidak sama dengan
harus sama di setiap titik pada rangkaian. Jadi, arus pada setiap elemen berfase
sama, meskipun tegangannya berbeda fase. Kita pilih titik awal waktu (t = 0)
sehingga arus I di waktu ke –t adalah I = I 0 cos 2пft. Adalah tepat untuk
menganalisa rangkaian RLC dengan menggunakan diagram fasor. Tanda panah
(berfungsi seperti vektor) digambar pada sistem koordinat xy untuk menunjukkan
setiap tegangan. Panjang setiap panah menunjukkan nilai tegangan puncak pada
setiap elemen:
V R 0=I 0 R , V L0=I 0 X L ,V C 0 =I 0 X C ……………….(2.1)

Dengan menggunakan teorema Phytagoras (V0 merupakan hipotenusa dari


suatu segitiga siku – siku) sehingga:
2
V 0= V R 02 + ( V L0−V C 0 )

2
¿ I 02 R2 + ( I 0 X L −I 0 X C )

2
¿ I 0 R2 + ( X L −X C )

……………………..(2.2)

Maka :
2
Z = R2 + ( X L −X C )

2 2
¿ √ R + ( 2 πfL−1/2 πfC ) .………….....(2.3)
Hasilnya adalah impendansi total dari rangkaian (Giancoli, 2001: 200-202)

4
Vs
I 
Hitung arus yang mengalir Z , dengan Vs adalah tegangan rms

1  1 
Z  R  j L   R j L 
kompleks sumber. Impendansi jC  C  ,

mempunyai modulus (besar):

2
 1 
Z  Z  R2    L 
 C  ……………………...…(2.4)

VS  t 
adalah suatu sumber tegangan tetap, artinya nilai rms VS tak
bergantung pada arus yang mengalir dalam rangkaian. Persamaan (2.4)
menunjukkan arus I berubah dengan frekuensi dan mencapai nilai maksimum
untuk frekuensi dimana:

1 1
L 
C atau LC …………………………..…(2.5)

Kita dapat membuat sumber arus tetap dengan memasang suatu hambatan

yang cukup besar, sehingga


 Rs  Ri  impendansi yang terpasang pad
keluaran. Dengan demikian, berapapun impendansi yang terpasang pada keluaran

Vs
I
arus tetap.  Rs  Rs  = tetap. R menyatakan hambatan yang seri dengan

induktansi L .dengan arus I tetap besarnya, maka Vab  I Z , dengan

 1 
Z  R  j L  
 jC 

  L 1 
Z  R 1  j   
  R  RC  

5
   0 L 0 1  
 R  1  j   
  0 R  0 RC  
…………………(2.6)

0 L 1

0   1 LC akibatnya R
adalah frekuensi resonansi, yaitu 0 0 RC .

0 1
Q 
Besaran ini disebut faktor kualitas, dinyatakan dengan Q . Jadi, R 0 RC

dengan 0 adalah frekuensi resonansi. Selanjutnya persamaan (2.6) dapat


dinyatakan sebagai

    
Z  R 1  j  Q 0  
  0   

    
Z  R 1  j   0  
  0    sehingga,
1
 0  
2 2
2 
Z  Z  1  Q    
  0   
……………………………………..…(2.7)
1
 0  
2 2
2  1
Vab  IZ  IR 1  Q       0  
  0    LC , maka
Tegangan jika

Vab  IR , yaitu suatu nilai minimum. Selanjutnya jika,

2
  
Q   0  1
2

 0   ………………………….….(2.8)

Vab  IR 2 keadan ini ini terjadi jika,


Maka
2
  
Q  0  1
 0   ……………………………….(2.9)

6
0 
        Q 0
Lebar resonansi  kita definisikan sebagai Q atau 

Dari bentuk lengkung resonansi RLC seri, rangkaian RLC seri dapat kita
pandang sebagai suatu tapis yang menyekat satu daerah frekuensi dan
meneruskan frekuensi yang lain. Tapis semacam ini disebut tapis sekat pita
(Sutrisno, 1986: 78).

Rangkaian ialah rangkaian LCR seri dengan generator. Kita anggap bahwa

ggl pembangkitnya berubah terhadap waktu seperti    maks cos t untuk

dl Q
 maks cos t  L   IR  0
rangkaian ini kaidah simpal kirchoff memberikan dt C

dengan menggunakan I  dQ / dt dan mengatur kembali susunannya kita

peroleh:

d 2Q dQ Q
L 2 R    maks cos t
dt dt C ……………(2.10)

Persamaan ini analog persamaan dengan pemberian gaya baru pada pegas

d 2x dx
m 2
 b  m 02 x  F0 cos t
dt dt …………………………..…………….(2.11)

Konstanta gaya k ditulis dalam besaran massa m dan frekuensi sudut alami 0

dengan menggunakan k  mv0 . Kapasitansi dapat ditulis dalam besaran L dan


2

frekuensi sudut alami dengan menggunakaN I / C  L0 . Arus dalam rangkaian


2

tersebut terdiri dari dua bagian, arus transien dan arus tunak. Arus transien
bergantung pada keadaan awal, seperti fase awal generator dan muatan awal pada
kapasitor (Paul A, 2009: 363-364).

7
Z  R2   X L  X C 
2

Impendansi rangkaian seri Dimana Z adalah


impendansi dari rangkaian seri , R adalah resistansi, XL adalah reaktansi
induktif, dan Xc adalah reaktansi kapasitif . Pada kondisi resonansi, rangkaian
akan memiliki impendansi minimum (sama dengan R). Sudut fase (antara
tegangan sumber dan arus akan diberikan oleh :

X L  X c
  tan 1
R ……………………….…………..(2.12)

Rangkaian selaras L-C-R seri memiliki impendansi minimum pada kondisi


resonansi (sama dengan R) sehhingga arus yang mengalir akan maksimum
.rangkaian tersebut karenanya dikenal sebagai rangkaian akseptor (Michael,
2003: 74-75).

 m  VR  VL  VC
Suatu rangkaian RLC seri dengan sumber tegangan AC

Dengan mengingat bahwa tegangan pada resistor VR sefasa dengan arus,

tegangan pada kapasitor VC tertinggal oleh arus dengan 90 pada kapasitor, dan
0

tegangan pada induktor VL mendahului arus dengan 90 . Maka dengan anggapan


0

I  I m cos  t   
arus memiliki fungsi .Fasor VR sefase dengan arus sehingga

sudutnya terhadap sumbu x adalah


 t    . karena VL dengan VC berlawanan

arah maka resultannya


 VL  Vc  .diperoleh hubungan (ingat vektor resultan ):

 m  VR2,m   VL ,m  VC ,m 
2

……………………(2.13)

Mengingat hubungan   I m Z dengan I m adalah arus maksimm yang


mengalir alam rangkian seri sehingga:

 m  Im  R2   X L  X C 
2
 …………………………..……(2.14)
8
Dimana
 X L  X C  sering disebut reaktansi total

Dengan demikian untuk rangkaian RLC seri diperoleh hubungan antara R ,

X C dan X L sebagai berikut

Z  R2   X L  X C 
2

…………………………..(2.15)

Z adalah hambatan total dari rangkaian atau dalam rangkaian AC dikenal sebagai
impendansi (Mohamad, 2007: 196-197).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

No
Nama Alat dan Bahan Gambar Jumlah
.

1 Kumparan 100 Lilitan 1

2 Hambatan tetap 100 k 1

3 Kapasitor 1F 1

9
3 Papan rangkaian 1

4 Jembatan penghubung >1

5 Inti Besi 1

6 Saklar 1 Kutub 1

7 Kabel penghubung merah 2

8 Kabel penghubung hitam 2

10 Multimeter 1

10
11 Audio Generator 1

3.2 Langkah Percobaan


a. Audio generator dihidupkan (on).
b. Saklar S (posisi 1) ditutup, baca V R (tegangan hambatan R) pada volmeter,
catat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.
c. Saklar S (posisi 0) dibuka, kemudian pindah voltmeter ke titik B dan D untuk
mengukur tegangan kumparan L.
d. Saklar S (posisi 1) ditutup, baca V L (tegangan pada kumparan L) dan catat
hasilnya dalam tabel hasil pengamatan.
e. Saklar S (posisi 0) dibuka dan dipindahkan voltmeter ke titik D dan E untuk
mengukur tegangan kapasitor C.
f. Saklar S (posisi 1) ditutup, baca VC (tegangan kapasitor C) dan catat hasilnya
ke dalam tabel hasil pengamatan.
g. Saklar S (posisi 0) dibuka, pindahkan voltmeter ke titik A dan E untuk
mengukur tegangan rangkaian.
h. Saklar S (posisi 0) ditiup, baca Vtot (tegangan seluruh rangkaian) dan catat
hasilnya kedalam tabel hasil pengamatan.
i. Langkah b sampai dengan h diulangi untuk frekuensi 500 dan 1000Hz.

3.3 Foto Percobaan


3.3.1 Gambar Rangkaian Tegangan Resistor

11
3.3.2 Gambar Rangkaian Tegangan Kumparan

3.3.3 Gambar Rangkaian Tegangan Kapasitor

3.3.4 Gambar Rangkaian Tegangan Total

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


f Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan √V R
2
+¿ ¿
(Hz) Resistor Kumparan Kapasitor Total VTot
VR VL VC
100 0,4 V 0,4 V 0V 0,2 V 0,565 V
500 0,08 V 0,04 V 0V 0,04 V 0,089 V

13
100 0,02 V 0,02 V 0V 0,02 V 0,028 V
0

4.2 Analisis Data

4.34.2.1 Perhitungan mencari Vtot = √ V R 2+¿ ¿


PEMBAHASAN
 Frekuensi 100 Hz

Vtot  VR 2  (VL  VC ) 2

 (0.4) 2  (0.4  0) 2
 0.565volt
 Frekuensi 500 Hz

Vtot  VR 2  (VL  VC ) 2

 (0.08) 2  (0.04  0) 2
 0.089volt
 Frekuensi 1000 Hz

Vtot  VR 2  (VL  VC ) 2

 (0.02) 2  (0.02  0) 2
 0.028volt

14
15
16
17
4.4 Grafik
Grafik 4.4.1 Hubungan Frekuensi dan Tegangan Resistor

18
Grafik 4.4.2 Hubungan Frekuensi dan Tegangan Kumparan

Grafik 4.4.3 Hubungan Frekuensi dan Tegangan Kapasitor

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang diperoleh tentang
mempelajari sifat tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan (R),
kumparan (L), dan kapasitas (C), sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
besar frekuensi (Hz) yang diberikan pada rangkaian maka semakin besar pula
tegangan (V) yang dihasilkan. Pada rangkaian seri RLC, pada komponen R, arus
sefase dengan tegangan. Pada komponen L, tegangan mendahului arus sejauh 90

19
° atau bersifat induktor, dan pada komponen C arus mendahului tegangan sejauh
90°atau bersifat kapasitor.

5.2 Saran
a. Dalam melakukan praktikum, praktikan di tuntut ketelitian, kesabaran ,
sehingga data yang diperoleh valid.
b. Sebelum melakukan praktikum, pratikan harus mempelajari dan memahami
dahulu materi yang akan dipraktikumkan, serta membaca dan memahami
buku panduan/ modul yang berkaitan dengan praktikum yang akan dilakukan
pada waktu itu. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan praktikum tidak
kesulitan untuk melakukan praktikum dan agar praktikum berjalan dengan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mohammad. 2007. Fisika Dasar Elektisitas dan Magnetisme. Jakarta: Graha Ilmu.
Sutrisno. 1986. Elektronika. Bandung: ITB.
Tipler, Paul A. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tooley, Michael. 2003. Rangkaian Elektronik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Parinduri, Ikhsan. 2018. Model dan Simulasi Rangkaian RLC Menggunakan Aplikasi
Matlab Metode Simulink: ISSN 2615 – 4307. Kisaran: STMIK Royal (diakses
tanggal 6 desember 2018).

20

Anda mungkin juga menyukai