PENDAHULUAN
1
1.3 Hipotesis
Pada rangkaian seri RLC, pada komponen R, arus sefase dengan tegangan. Pada
komponen L, tegangan mendahului arus sejauh 90°, dan pada komponen C arus
mendahului tegangan sejauh 90° .
1.4 Definisi Istilah
a. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik dengan arus listrik yang melewatinya.
e. Tegangan bolak balik adalah tegangan listrik yang berubah tanda secara
berulang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
setiap elemen akan mengikuti hubungan akan mengikuti hubungan fase. Jadi, VR
3
akan sefase dengan arus dengan arus, VL akan mendahului arus sejauh 90 , dan
0
Vc akan tertinggal di belakang arus sejauh 900 . Begitu juga, tegangan total sesaat
dijumlahkan begitu saja untuk menyamai tegangan rms sumber daya. Dan V0
Maka :
2
Z = R2 + ( X L −X C )
√
2 2
¿ √ R + ( 2 πfL−1/2 πfC ) .………….....(2.3)
Hasilnya adalah impendansi total dari rangkaian (Giancoli, 2001: 200-202)
4
Vs
I
Hitung arus yang mengalir Z , dengan Vs adalah tegangan rms
1 1
Z R j L R j L
kompleks sumber. Impendansi jC C ,
2
1
Z Z R2 L
C ……………………...…(2.4)
VS t
adalah suatu sumber tegangan tetap, artinya nilai rms VS tak
bergantung pada arus yang mengalir dalam rangkaian. Persamaan (2.4)
menunjukkan arus I berubah dengan frekuensi dan mencapai nilai maksimum
untuk frekuensi dimana:
1 1
L
C atau LC …………………………..…(2.5)
Kita dapat membuat sumber arus tetap dengan memasang suatu hambatan
Vs
I
arus tetap. Rs Rs = tetap. R menyatakan hambatan yang seri dengan
1
Z R j L
jC
L 1
Z R 1 j
R RC
5
0 L 0 1
R 1 j
0 R 0 RC
…………………(2.6)
0 L 1
0 1 LC akibatnya R
adalah frekuensi resonansi, yaitu 0 0 RC .
0 1
Q
Besaran ini disebut faktor kualitas, dinyatakan dengan Q . Jadi, R 0 RC
Z R 1 j Q 0
0
Z R 1 j 0
0 sehingga,
1
0
2 2
2
Z Z 1 Q
0
……………………………………..…(2.7)
1
0
2 2
2 1
Vab IZ IR 1 Q 0
0 LC , maka
Tegangan jika
2
Q 0 1
2
0 ………………………….….(2.8)
6
0
Q 0
Lebar resonansi kita definisikan sebagai Q atau
Dari bentuk lengkung resonansi RLC seri, rangkaian RLC seri dapat kita
pandang sebagai suatu tapis yang menyekat satu daerah frekuensi dan
meneruskan frekuensi yang lain. Tapis semacam ini disebut tapis sekat pita
(Sutrisno, 1986: 78).
Rangkaian ialah rangkaian LCR seri dengan generator. Kita anggap bahwa
dl Q
maks cos t L IR 0
rangkaian ini kaidah simpal kirchoff memberikan dt C
peroleh:
d 2Q dQ Q
L 2 R maks cos t
dt dt C ……………(2.10)
Persamaan ini analog persamaan dengan pemberian gaya baru pada pegas
d 2x dx
m 2
b m 02 x F0 cos t
dt dt …………………………..…………….(2.11)
Konstanta gaya k ditulis dalam besaran massa m dan frekuensi sudut alami 0
tersebut terdiri dari dua bagian, arus transien dan arus tunak. Arus transien
bergantung pada keadaan awal, seperti fase awal generator dan muatan awal pada
kapasitor (Paul A, 2009: 363-364).
7
Z R2 X L X C
2
X L X c
tan 1
R ……………………….…………..(2.12)
m VR VL VC
Suatu rangkaian RLC seri dengan sumber tegangan AC
tegangan pada kapasitor VC tertinggal oleh arus dengan 90 pada kapasitor, dan
0
I I m cos t
arus memiliki fungsi .Fasor VR sefase dengan arus sehingga
m VR2,m VL ,m VC ,m
2
……………………(2.13)
m Im R2 X L X C
2
…………………………..……(2.14)
8
Dimana
X L X C sering disebut reaktansi total
Z R2 X L X C
2
…………………………..(2.15)
Z adalah hambatan total dari rangkaian atau dalam rangkaian AC dikenal sebagai
impendansi (Mohamad, 2007: 196-197).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
No
Nama Alat dan Bahan Gambar Jumlah
.
3 Kapasitor 1F 1
9
3 Papan rangkaian 1
5 Inti Besi 1
6 Saklar 1 Kutub 1
10 Multimeter 1
10
11 Audio Generator 1
11
3.3.2 Gambar Rangkaian Tegangan Kumparan
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
100 0,02 V 0,02 V 0V 0,02 V 0,028 V
0
Vtot VR 2 (VL VC ) 2
(0.4) 2 (0.4 0) 2
0.565volt
Frekuensi 500 Hz
Vtot VR 2 (VL VC ) 2
(0.08) 2 (0.04 0) 2
0.089volt
Frekuensi 1000 Hz
Vtot VR 2 (VL VC ) 2
(0.02) 2 (0.02 0) 2
0.028volt
14
15
16
17
4.4 Grafik
Grafik 4.4.1 Hubungan Frekuensi dan Tegangan Resistor
18
Grafik 4.4.2 Hubungan Frekuensi dan Tegangan Kumparan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang diperoleh tentang
mempelajari sifat tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan (R),
kumparan (L), dan kapasitas (C), sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
besar frekuensi (Hz) yang diberikan pada rangkaian maka semakin besar pula
tegangan (V) yang dihasilkan. Pada rangkaian seri RLC, pada komponen R, arus
sefase dengan tegangan. Pada komponen L, tegangan mendahului arus sejauh 90
19
° atau bersifat induktor, dan pada komponen C arus mendahului tegangan sejauh
90°atau bersifat kapasitor.
5.2 Saran
a. Dalam melakukan praktikum, praktikan di tuntut ketelitian, kesabaran ,
sehingga data yang diperoleh valid.
b. Sebelum melakukan praktikum, pratikan harus mempelajari dan memahami
dahulu materi yang akan dipraktikumkan, serta membaca dan memahami
buku panduan/ modul yang berkaitan dengan praktikum yang akan dilakukan
pada waktu itu. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan praktikum tidak
kesulitan untuk melakukan praktikum dan agar praktikum berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mohammad. 2007. Fisika Dasar Elektisitas dan Magnetisme. Jakarta: Graha Ilmu.
Sutrisno. 1986. Elektronika. Bandung: ITB.
Tipler, Paul A. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tooley, Michael. 2003. Rangkaian Elektronik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Parinduri, Ikhsan. 2018. Model dan Simulasi Rangkaian RLC Menggunakan Aplikasi
Matlab Metode Simulink: ISSN 2615 – 4307. Kisaran: STMIK Royal (diakses
tanggal 6 desember 2018).
20