1. Rangkaian RL
Rangkaian R-L merupakan Rangkaian yang berisi tahanan dan induktor, Karena
seluruh rangkaian memiliki tahanan dan induktansi diri, analisis suatu rangkaian RL dapat
diberlakukan untuk batas-batas tertentu pada seluruh rangkaian. Seluruh rangkaian juga
memiliki kapasitansi di antara bagian rangkaian pada potensial yang berbeda. Induktansi
diri rangkaian mencegah arus naik atau turun seketika. Rangkaian-rangkaian yang
mengandung kumparan atau solenoida dengan banyak lilitan memiliki induktansi diri yang
besar. Kumparan atau solenoida tersebut disebut dengan induktor. Induktansi diri pada
rangkaian luar induktor sering diabaikan (Tipler, 2001 : 301).
2. Rangkaian RC
a. Pengertian
Rangkaian R-C merupakan Rangkaian yang berisi tahanan dan kapasitor, Karena
seluruh rangkaian memiliki tahanan dan kapasitor, analisis suatu rangkaian RC dapat
diberlakukan untuk batas-batas tertentu pada seluruh rangkaian.
b. Fungsi
Fungsi : nilai dari tahanan dan kapasitansi kapasitor yang digunakan akan
berkaitan dengan waktu pengisian dan pengosongan kapasitor. Salah satu fungsi kapasitor
yang penting adalah bersifat menyimpan muatan listrik. Bila pada kapasitor diberi suatu
tegangan maka muatan listrik akan tersimpan pada kapasitor yang ditandai dengan
kenaikkan tegangan kapasitor. Sebaliknya suatu kapasitor yang sedang bermuatan
dikosongkan akan terjadi penurunan tegangan pada kapasitor. Dalam prakteknya untuk
merealisasikan sifat ini biasanya kapasitor digabungkan dengan tahanan dalam suatu
rangkaian. (asrizal,2016:15).
Fungsi: rangkaian integrator pasif dan differensiator pasif terdiri dari resistor dan
kapasitor. Bagian masukkan dari rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan bolak
balik berupa gelombang persegi. Prinsip kerja dari rangkaian ini didasarkan pada
pengisian dan pengosongan kapasitor. (asrizal,2016:22).
Fungsi : rangkaian filter aktif terdiri dari tahanan dan kapasitor sama dengan
rangkaian RC. Untuk filter lolos rendah semakin besar frekuensi sumber yang diberikan
semakin besar peredamannya. Untuk filter lolos tinggi semakin kecil frekuensi sumber
yang diberikan semakin besar peredemannya. (asrizal,2016:28 dan 30).
1
B. Respon Sinusoida Rangkaian RC
a. Resistor
Bila suatu resistor dihubungkan dengan sumber tegangan sinusoidal maka resistor
berperan sebagai resistansi murni sehingga
ZR
= R. (1.1)
Dari persamaan (1.1) maka besar atau nilainya adalah
|Z| = R (1.2)
Serta beda fase adalah
0
R
Tan = =0 (1.3)
Maka besar beda fase = 00 . (catatan kuliah elektronika dasar 1).
b. Kapasitor
Bila suatu kapasitor dihubungkan dengan sumber tegangan sinusoidal maka
kapasitor berperan sebagai reaktansi kapasitif. Nilai tergantung pada frekuensi dari sumber
dan kapasitansi kapasitor. Sehingga kapasitansi kapasitor adalah:
1 j
Z = C
jc = c = -jx
(1.4)
Dengan reaktansi kapasitif yaitu :
1 1
C
c 2 fc
X = =
(1.5)
Dari persamaan (1.4) maka besar impedansi adalah:
|Z| C
=X (1.6)
Serta beda fase adalah
- XC
0
Tan = = - (1.7)
Maka besar beda fase = -900 (catatan kuliah elektronika dasar 1).
VR
VC
Vs
2
Posisi impedansi (Z) terhadap XC dan R adalah seperti gambar dibawah ini, yaitu terletak
-900 R R
XC
XC XC Z Z
(1.8)
XC
=arc tg
R
(1.9)
Maka besar arus yang mengalir pada rangkaian adalah:
VS
I= Z
(1.10)
Dengan besar tegangan sumber adalah :
VS = V 2
R +V 2C (1.11)
Dengan besar impedansi adalah :
Z= R + X
2 2
C
(1.12)
(sianturi,2016:7)
3
a. Resistor
Bila suatu resistor dihubungkan dengan sumber tegangan sinusoidal maka resistor
berperan sebagai resistansi murni sehingga
ZR
= R. (2.1)
Dari persamaan (1.1) maka besar atau nilainya adalah
|Z| = R (2.2)
Serta beda fase adalah
0
R
Tan = =0 (2.3)
Maka besar beda fase = 00 . (catatan kuliah elektronika dasar 1).
b. Induktor
Bila suatu Induktor dihubungkan dengan sumber tegangan sinusoidal maka
induktor berperan sebagai reaktansi induktif. Nilai tergantung pada frekuensi dari sumber
dan kapasitansi induktor. Sehingga impedansi induktor adalah :
Z = j L
= jx (2.4)
VL VS
VR
Pada rangkaian RL seri dapat diketahui bahwa VS mendahului I, pada resistor (R)
VS mendahului VR, dan pada induktor (L) VS mendahului VL. Posisi VS terhadap VR dan VL
4
adalah diantara keduanya.Posisi impedansi (Z) terhadap XL dan R adalah seperti gambar
dibawah ini, yaitu terletak diantara X dan R. antara 00 sampai 900.
L
XL XL Z Z
XL
900 R R
XL
=arc tg
R
(2.8)
Dengan besar impedansi rangkaian adalah :
Z= R + X
2 2
L
(2.9)
Besar tegangan masukan adalah :
VS = V 2
R +V 2L (2.10)
Maka besar arus yang mengalir adalah :
VS
I= Z
(2.11)
D. Analisis Rangkaian RC
(sianturi,2016:6-7)
1. Rangkaian RC
Bila suatu tegangan sinusoida diberikan pada rangkaian RC masing masing
menghasilkan jatuh tegangan dan arus pada rangkaian yang juga berbentuk sinusoida yang
mempunyai frekuensi sama seperti tegangan yang diberikan.Kapasitansi menyebabkan
suatu pergeseran fase antara V dan I yang tergantung kepada nilai relatif Resistansi,
Reaktansi kapasitif. (catatan kuliah Elektronika Dasar 1).
5
R
VS
VS
I
R C C VR
V AC VCCC
I
I
(sianturi,2016:6)
(Tim elektro gunadarma,2008)
Impedansi dari Rangkaian RC seri adalah :
Z
= ZR
+ ZC = R- jXC. Besar dari impedansi = |Z| =
R 2+ XC 2
c. Impedansi dari suatu rangkaian RC adalah hambatan total pada arus sinusoidal dan
satuannya adalah ohm ().
d. Sudut fase = perbedaan fase antara arus total dan tegangan sumber.
Tan = -XC/R. Maka = arc Tan (-XC/R)
R
Z
XC VS VS
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian = I= |Z| = R + XC 2
2
6
Z = |Z| e
i
(eksponensial)
Rangkaian RC paralel
V R XC
Impedansi kompleks dari rangkaian: IR IXC
1 1 1
Z = ZR + ZC
. ZC
ZR R ( jXC) R+ jXC
Z = = x
ZC
ZR+ R jXC R+ jXC
2 2
R XC j R XC
= R 2+ XC 2 - R 2+ XC 2 = Re( Z + j (Z)
R2 XC 4 + R4 XC 2 R. X C
|Z| = =
2
(R + XC )
2 2
R2 + XC 2
Sudut fase
(Z) R 2 XC R 2+ XC 2 R
Tan =
( Z) = R 2+ XC 2 x R XC 2 = XC
R
= arc Tan ( XC
I = IR j IC
Dalam bekerja dengan rangkaian paralel kitas sering menemukan besaran lebih mudah
dengan konduktansi , suseptansi kapasitif (G, Bc) , dan admitansi ( kebalikan).
A. Konduktansi adalah kebalikan dari resistansi dan dapat ditulis seperti
7
G = 1 / R, (mho)
B. Suseptansi kapasitif adalah kebalikan dari reaktansi kapasitif dan dapat ditulis seperti Bc=
1 / XC , (mho)
= 1 / Z , (mho).
1 1 1 1 j
Z i=(t ) R + ZC = R - XC
= G jBc
E. Analisis Rangkaian RL
Rangkaian RL
(Tim elektro gunadarma,2008)
V AC L
Pada suatu rangkaian R-L seri seperti pada Gambar , besarnya nilai impedansi total
Z ditentukan oleh nilai komponen resistif dan nilai reaktansi induktif, dimana nilai
reaktansi induktif tergantung daripada nilai induktansi dan frekwensi.
8
Hubungan antara resistansi R, reaktansi induktif XL, dan impedansi Z dapat
Z2 R 2 X L 2 Z R 2 XL2
dirumuskan sebagai berikut :
X L 2fL
dimana nilai dari XL adalah
(Tim elektro Gunadarma,2008)
e. Impedansi dari Rangkaian RL seri adalah :
Z
= ZR
+ ZL = R + jXL. Besar dari impedansi = |Z| =
R 2+ XL2
f. Impedansi dari suatu rangkaian RL adalah hambatan total pada arus sinusoidal dan
satuannya adalah ohm ().
g. Sudut fase = perbedaan fase antara arus total dan tegangan sumber.
Tan = XL/R. Maka = arc Tan (XL/R)
XL
Z
Hubungan antara resistansi, reaktansi kapasitor, dan impedansi dari rangkaian RC dikenal
segitiga impedansi.
Z XL
VS
VS
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian = I= |Z| =
R R +XL2
2
V R XL
IR IXL 9
Impedansi kompleks dari rangkaian:
1 1 1
Z = ZR + ZL
. ZL
ZR R ( jXL) R jXL
Z = + ZL
= x R jXL
ZR R+ jXL
R XL2 j R2 XL
= R 2+ XL2 + R 2+ XL2 = Re( Z + j (Z)
R2 XL4 + R 4 XL2 R . XL
|Z| = =
( R2 + XL2 )2 R2 + XL2
Sudut fase
(Z) R 2 XL R 2+ XL2 R
Tan =
( Z) = R 2+ XL2 x R XL2 = XL
R
= arc Tan ( XL
I = IR + j IL
Dalam bekerja dengan rangkaian paralel kitas sering menemukan besaran lebih mudah
dengan konduktansi , suseptansi induktif (G, Bc) , dan admitansi ( kebalikan).
D. Konduktansi adalah kebalikan dari resistansi dan dapat ditulis seperti
G = 1 / R, (mho)
E. Suseptansi induktif adalah kebalikan dari reaktansi induktif dan dapat ditulis seperti Bc= 1
/ XL , (mho)
10
F. Admitansi adalah [] kebalikan dari impedansi dan diekspresikan seperti
= 1 / Z , (mho).
1 1 1 1 j
Z = R + ZL = R + XL
= G + jBL
|| = G2+ BL2
Sudut fase
11
H. Latihan
Jawab :
Saat AC paralel E = VR = VL = 8 Volt
VR 8 VL
IX
IR = R = 16 = 0,5 A L
= XL =
8
24 = 0,33 A
IT = I R
2
+ IX 2L = 0,52+ 0,332 = 0,25+0,1089 = 0,3589 = 0,59 A
V 8
a). Z = IT = 0,59 = 13,56
X L 24
b). Sudut fase, = arctan R = arctan 16 = arctan 1,5 =
56,3 0
Z = Z = 13,56 56,3 0
V 8
IT = Z = 13,56 56,3
0 = 0,59 56,3 0
A
12
2. Dari rangkaian diatas carilah besar impedansi, arus masing masing komponen ,dan arus
total yang mengalir ?
Jawab :
Z .Z
ZT = 1 2
Z 1 +Z 2
V 10 30
I R= =
R 5 0
2 30
V 10 30
I L= =
X L 2 90
5 60
I T = I R + I L = ( 2 30 ) + ( 5 60 ) = 4 60+25 120
2 2 2 2
I R=230 2 30
2 2 ( 30+30 )
4 60
= 4 cos 60 + 4j sin 60
Cara 2 :
5. j 2
Z=
5+ j2
10 j
5+ j2
10 j ( 5 j 2 )
(5+ j 2) ( 5 j 2 )
13
20 j 2+50 j
29
20 50
Z= + j
29 29
= 0,69 + j1,72
= 3,6484 86,7o
V
IT = Z
10 30
= 3,6484 86,7 o
= 2,74 -56,7o
3. Resistor 3 terhubung seri dengan sebuah induktansi resistansi sebesar 4 . Hitunglah
impedansi phasor (z).
Jawab:
Nilai R = 3 XL = 4 .
.z = R + jXL = 3 + j4
Besar impedansi Z = 3 + 4 =
2 2
25 = 5 .
XL 4
Sudut phase = arctan R = arctan 3 = 530
7
z2 4 2+7 2 0
=4 j7 = arc tan 4 = 8,06 60,3
z1 z2
+ = ( 3 + j5 ) + ( 4 j7 ) = 7 j2
14
2
= 72 +22 arctan 7
0
= 7,28 16
z1 z2 1 + j12
= ( 3 + j5 ) (4 j7 ) =
12
= 12+122 arctan 1
= 12,04 85,23 0
2 1 2 X L
XC
z = Z = R +( X L ) arctan (
XC )
R
1
2 1 2 7
= 4 +(7 ) arctan ( 3 )
3 4
6,67
= 60,5 arctan ( 4 )
= 7,78 590
7. Carilah arus total pada rangkaian, jika Z1 = R, dan Z2 = XL.
Jawab:
Diketahui :
R = 5
XL
= 7
V = 12 30o V
Ditanya : IT = ?
15
Penyelesaian:
R. XL
ZT = R+ X L
5 0.7 90
= 5 0+7 90
35 90
= 5+ j7
o
35 90
= 8,6 78,69
o
= 4,07 11,31o
V 12 30
IT = ZT = 4,07 11,31
= 2,95 18,69o A
8. Carilah arus yang mengalir pada kapasitor, jika diketahui frekuensi 50 Hz.
Jawab:
Diketahui :
R = 8k
C = 2,2 F
V = 9 30o V
f = 50 Hz
ditanya : IC = ?
Penyelesaian :
1 1
XC = C = 2f C
16
1
= 2 .3,14 .50 .2,2. 106
106
= 690,8
= 1447,6
= 1,4476 k
V 9 30
IC = XC = 1447,6 90
Jawab :
Diketahui :
R = 6
Xc = 6
V = 6 45o
Ditanya : IT = ?
Penyelesaian :
R . XC
ZT = R+ X C
6 0 . 6 90
= 6 0+ 6 90
36 90
= 6 j 6
36 90
= 8,48 80,54
= 4,24 -170,54o
17
V
IT = ZT
6 45
= 4,24 170,54
= 1,41 215,54o
Jawab:
Z1 = 10 j7 + 5 + j2 = 15 j5
Z2 = 14 j3 + j2 = 14 j
Z3 = 7 + j7
Z 2 .Z
3
ZP = Z 2+Z 3
18
14 j .7+ j7
ZP = 14 j+ 7+ j 7
138,99 40,91o
= 21+ j 6
138,99 40,91o
= 21,84 15,95o
= 6,36 24,96o
ZT = Z1 + ZP = 15 j5 + 6,36 24,96o
= 15 j5 + 5,77 + j2,68
= 20,77 j2,32
Pertama kita konversi dulu impedansi total ini ke dalam bentuk rectangular
ZT = 13 22.62o 12 + j5
Kita tahu bahwa impedansi totalnya adalah hasil penjumlahan dari impedansi ketiga
komponen dalam rangkaian tersebut (karena tersambung secara seri)
ZT = 2 + j10 + Z = 12 + j5
Jadi, impedansi Z dapat dihitung
Z = 12 + j5 (2 + j10 )
Z = 10 j5
Bila ditulis dalam bentuk polar menjadi
Z = 11.18 -26.57o
12. Carilah bentuk polar dari pengurangan dua vektor di bawah ini yaitu:
A= 5+j8
B= 3+j6
Jawaban
19
C = A-B = (5+j8) (3+j6)= 2+j2
C = |A+B|= 2+2=2 2
2
Arctg 45 0
2
Jawab
Z = R- JXC
Z = 8-4J
Z= 8+(4 ) 2
= 8,94
4
Arctg 26,5 0
8
I. Daftar pustaka
20
http:///elektronika-dasar.-dsuf933-web.id
21