Anda di halaman 1dari 6

RANGAKAIAN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

RANGKAIAN SERI DAN RANGAKAIAN PARALEL

Disusun Oleh :
Kelompok 9

Nama : Anzila Nada Zahra - 5221230006


: Sukamto Simbolon - 5223230018
Prodi/Kelas : Teknik Elektro/B
Fakultas : Teknik (FT)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
A. Rangkaian Seri

1. Tahanan Resistif (R) dan Tahanan Induktif (L) Terhubung Seri:


Impedansi Total (Z):

Impedansi total (Z) dalam rangkaian ini dihitung sebagai jumlah vektor antara
impedansi resistif dan impedansi induktif.

Z=√R^2+(XL)^2

di mana XL adalah reaktansi induktif (2πfL), f adalah frekuensi sinyal AC.


Fase Antara Tegangan dan Arus (ϕ): Fase antara tegangan dan arus pada rangkaian ini
dipengaruhi oleh hubungan antara resistansi dan reaktansi induktif.
tan(ϕ) = XL/R

Daya Pada Rangkaian

Daya Aktif (P): Daya aktif pada rangkaian ini dihitung dengan rumus:

P= V.I cos Ө

= I^2⋅R

W = VA cos Ө

di mana I adalah arus efektif yang mengalir melalui rangkaian dan R adalah resistansi.

Daya Reaktif (Q): Daya reaktif pada rangkaian ini dihitung dengan rumus:

VAR = VA sin Ө

di mana XL adalah reaktansi induktif (2πfL), f adalah frekuensi sinyal AC, dan I
adalah arus efektif.

Daya Total (S): Daya total pada rangkaian ini adalah hasil akar kuadrat dari jumlah
kuadrat daya aktif dan daya reaktif:

VA = √w^2 + VAR^2

Faktor Q

Sering disebut sebagai faktor kualitas (Quality Factor), adalah parameter yang
digunakan untuk mengukur efisiensi atau "kualitas" dari sebuah kumparan (induktor)
dalam suatu rangkaian. Faktor Q pada kumparan diukur dengan menghitung
perbandingan antara energi yang disimpan oleh kumparan dengan energi yang hilang
dalam bentuk resistansi.

Faktor Q didefinisikan dengan rumus:


Q = Energi Hilang/Energi Disimpan

= 1/cos Ө =Z/R

2. Tahanan Resistif (R) dan Kapasitif (C) Terhubung Seri:

Impedansi Total (Z):

Impedansi total (Z) dalam rangkaian ini dihitung sebagai jumlah vektor antara impedansi
resistif dan impedansi kapasitif.

Z=√R^2+(XC)^2

di mana XC adalah reaktansi kapasitif (2πfC1), f adalah frekuensi sinyal AC.

Fase Antara Tegangan dan Arus (ϕ):

Fase antara tegangan dan arus pada rangkaian ini dipengaruhi oleh hubungan antara
resistansi dan reaktansi kapasitif.

tan(ϕ) = -XC/R

3. Tahanan Resistif, Induktif dan Kapasitif terhubung Seri:

Impedansi Total (Z):

Impedansi total (Z) dalam rangkaian seri ini dapat dihitung menggunakan rumus:

Z=R+j(XL−XC)

di mana R adalah resistansi, XL adalah reaktansi induktif (2πfL), XC adalah reaktansi


kapasitif (2πfC1), dan j adalah unit imajiner.

Arus (I):

Arus yang mengalir dalam rangkaian dapat dihitung menggunakan hukum Ohm untuk
AC:

I=V/Z

di mana V adalah tegangan AC yang diberikan pada rangkaian.

Tegangan pada Resistor (VR):

Tegangan pada resistor dalam rangkaian dapat dihitung menggunakan hukum Ohm:
VR=I⋅R
Tegangan pada Induktor (VL):

Tegangan pada induktor dapat dihitung dengan menggunakan hukum Faraday:

VL=I⋅XL

Tegangan pada Kapasitor (VC):

Tegangan pada kapasitor dapat dihitung dengan menggunakan hukum kapasitor:

VC=I⋅XC

Fase (ϕ):

Fase antara tegangan dan arus dalam rangkaian ini dipengaruhi oleh perbedaan antara
reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif. Fase (ϕ) dapat dihitung dengan:

tan(ϕ)=RXL−XC

Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q):

Daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dalam rangkaian ini dapat dihitung dengan rumus:
P=I^2⋅R

Q=I^2⋅(XL−XC)

Faktor Daya (PF):

Faktor daya (PF) dalam rangkaian ini dapat dihitung dengan:

PF= R/Z

B. Rangkaian Paralel

setiap impedansi Z yang diparalelkan dalam rangkaian AC mempunyai beda tegangan yang
sama, bail besar, arah, maupun fasenya
1 1 1 1
Besarnya total impedansi yang parallel adalah = + +
Zt Z 1 Z 2 Z 3
Z1Z 2
Untuk duaimpedansi yang dihubungkan parallel persamaan menjadi Zt
Z 1+ Z 2

Cara Vektor atau Vasor

Phasor atau vektor adalah representasi grafis dari besaran listrik yang berubah-ubah seperti
arus dan tegangan pada rangkaian AC. Phasor digunakan untuk memudahkan analisis
rangkaian AC dan dapat digambarkan dalam diagram fasor.
Komponen aktif I= I2 cos Ө2 + I1 cos Ө1
Komponen reaktif I= I2 sin Ө2 – I1 sin Ө1
Bila I adalah arus resultan dan Ө adalahh sudut phasanya maka komponen aktif dan reaktif
dari I harus sama dengan komponen reaktif-reaktif I1 dan I2
Jadi
I cos Ө = I2 cos Ө2 + I1 cos Ө1
I sin Ө = I2 sin Ө2 – I1 sin Ө1

I = √ (I 2cos Ө2+ I 1cos Ө 1)2+(I 2 sin Ө 2 – I 1 sinӨ 1)2

I 2 sin Ө 2 – I 1 sinӨ 1
Tan Ө = =kom¿ ¿
I 2 cos Ө 2+ I 1 cos Ө1

Bila Ө positif, aruas leading terhadap V


Bila Ө negative, arus langging terhadap V
I 1 cosӨ1+ I 2 cos Ө2 komponen X
Power factor (pf) seluruh rangkaian = cos Ө = =
I I

Metode Admitansi

Untuk menganalisis rangkaian-rangkaian paralel dengan lebih mudah biasanya digunakan


pengertian admitansi (Y)yang merupakan kebalikan dari impedansi (Z) dengan satuan
mho atau S (Siemens).
Kebalikan dari resistansi (R) disebut kondukstansi (G)
kebalikan dari reaktansi (X) disebut suseptansi (B)
1 R R 2 2
G= x G= 2 G=R/ R + X
Z Z Z

1 X X X
B= x G= 2 G= 2 2
Z Z Z R +X

Admitansi kompleks

Impedansi kompleks

Besarnya arus pada tiap impedansi yang parallel

Arus sumber Is adalah :

Anda mungkin juga menyukai