KELOMPOK 1:
Fakultas MIPA
Universitas Brawijaya
Malang
BAB I
PENDAHULUAN
Energi listrik merupakan enegi yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Energi listrik
digunakan untuk berbagai aktivitas manusia. Suatu rangkaian listrik memiliki komponen
yang dapat menyebabkan timbulknya ggl di dalam rangkaian. Hal ini terjadi akibat perubahan
arus yang melewati rangkaian atau perubahan arus yang melewati rangkaian tetangga yang
dihubungkan secara magnetis. Rangkaian listrik RLC merupakan sebuah rangkaian yang
terdiri dari komponen R (Resistor), L (Induktor) dan C (Kapasitor) yang dapat disusun secara
seri maupun paralel dan dihubungkan dengan sumber tegangan V. Penamaan RLC juga
memiliki alasan teresendiri yaitu nama yang menjadi symbol listrik biasanya pada
kapasitansi, induktansi dan ketahanannya masing-masing. Ketiga komponen tersebut juga
memiliki karakterstiknya masing-masing.
Rangkaian RLC dapat digunakan sebagai dasar dari rangkaian filter dan osilator. Filter
adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output pada frekuensi
tertentu. Untuk merancang rangkaian filter dapat digunakan komponen pasif (R,L,C) dan
komponen aktif (Op-Amp, transistor). Dengan demikian filter dapat dikelompokkan menjadi
filter pasif dan filter aktif. Sedangkan Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika
yang menghasilkan sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo
yang konstan. Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk Gelombang Sinus
(Sinusoide Wave), Gelombang Kotak (Square Wave) dan Gelombang Gigi Gergaji (Saw
Tooth Wave).
2.3 Tujuan
3. Untuk mengetahui pemanfaatan rangkaian RLC sebagai rangkaian osilator dan filter
BAB II
PEMBAHASAN
RLC Paralel
Rangkaian paralel resistor (suatu komponen yang berfungsi untuk menahan tegangan atau
arus listrik pada suatu rangkaian listrik), induktor (suatu komponen yang terbuat dari lilitan
berfungsi menyimpan energi pada medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik yang
melewatinya), dan kapasitor (suatu komponen yang terbuat dari dua keping logam yang
dirangkai sejajar yang dapat menyimpan energi pada medan listrik) pada rangkaian arus
bolak-balik. Ketiga komponen tersebut jika dirangkai dengan sumber tegangan atau arus
listrik bolak-balik maka akan menghasilkan pengaruh yang berbeda pada tegangan dan arus
listrik. rangkaian tersebut dapat disimbolkan dengan R // L // C.
Gambar rangkaian resistor, induktor, dan kapasitor dirangkai secara paralel dengan arus
listrik bolak-balik.
Impedansi (Z) adalah nilai hambatan yang dihasilkan dari beban berupa resistor dengan
induktor / resistor dengan kapasitor / resistor dengan induktor dan kapasitor yang dirangkai
secara seri atau pun paralel. Untuk mengetahui nilai impedansi (Z) pada rangkaian paralel
resistor , induktor, kapasitor pada arus bolak-balik dapat dilakukan dengan cara menghitung
nilai reaktansi induktif (XL), dan reaktansi kapasitif (XC) dengan menggunakan rumus berikut
:
1. Rumus Reaktansi Induktif (XL) :
Keterangan :
XL = Reaktansi induktif (Ω)
ƒ = Frekuensi (Hz)
π = 3,14 atau 22/7
L = Nilai induktansi pada induktor (H)
Keterangan :
XC = Reaktansi kapasitif (Ω)
ƒ = Frekuensi (Hz)
π = 3,14 atau 22/7
C = Nilai kapasitas pada kapasitor (F)
Jika kedua nilai reaktansi telah diketahui, maka selanjutnya dapat menghitung nilai impedansi
(Z) pada rangkaian paralel resistor, induktor, dan kapasitor menggunakan rumus berikut :
Keterangan :
Z = Impedansi (Ω)
R = nilai hambatan atau resistansi pada resistor (Ω)
XL = Reaktansi induktif (Ω)
XC = Reaktansi kapasitif (&mega;)
Arus listrik (I) total pada rangkaian paralel resistor, induktor, dan kapasitor dengan arus
bolak-balik dapat diketahui, jika arus listrik masing-masing pada beban telah diketahui
kemudian menghitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
I = Arus listrik total pada rangkaian (A)
IR = Arus listrik yang mengalir pada beban resistor (A)
IL = Arus listrik yang mengalir pada beban induktor (A)
IC = Arus listrik yang mengalir pada beban kapasitor (A)
Nilai tegangan (V) pada rangkaian tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang
berasal sari hasil substitusi rumus hukum ohm :
Keterangan:
V = Tegangan listrik pada rangkaian (V)
I = Arus listrik pada rangkaian (A)
Z = Impedansi (Ω)
Keterangan :
R = Nilai hambatan atau resistansi pada resisitor (Ω)
Z = Nilai impedansi pada rangkaian (Ω)
terdapat tiga kemungkinan sifat rangkaian arus bolak-balik apabila dirangkai dengan R, L,
dan C secara paralel yaitu :
1. Rangkaian arus bolak-balik dikatakan bersifat resistif apabila nilai arus listrik
yang mengalir pada induktor sama dengan arus listrik yang mengalir pada kapasitor
IL = IC, arus listrik total se fase dengan tegangan.
2. Rangkaian arus bolak-balik dikatakan bersifat induktif apabila nilai arus listrik
yang mengalir pada induktor lebih besar dari pada arus listrik yang mengalir pada
kapasitor IL > IC, arus listrik total tertinggal (Lag) terhadap tegangan.
3. Rangkaian arus bolak-balik dikatakan bersifat kapasitif apabila nilai arus listrik
yang mengalir pada induktor lebih kecil dari pada arus listrik yang mengalir pada
kapasitor IL < IC, arus listrik total mendahului (lead) terhadap tegangan.
RLC Seri
Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R), induktor (L)
dan kapasitor (C) yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan disusun
secara seri. Hambatan yang dihasilkan oleh resistor disebut resistansi, hambatan yang
dihasilkan oleh induktor disebut reaktansi induktif (X L), dan hambatan yang
dihasilkan oleh kapasitor disebut reaktansi kapasitif (X C). Ketiga besar hambatan
tersebut ketika digabungkan dalam disebut impedansi (Z) atau hambatan total.
Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC) mengalir arus (i) yang sama sehingga
diagram fasor arus diletakkan pada t=0. Tegangan pada resistor (V R) berada pada fasa
yang sama dengan arus, tegangan (V L) pada reaktansi induktif (XL) mendahului arus
sejauh 90º, dan tegangan (VC) pada reaktansi kapasitif (XC) tertinggal oleh arus sejauh
90º.
Diagram fasor dapat digunakan untuk mencari besar tegangan jepit seperti di bawah ini:
Keterangan :
Besar arus adalah sama, sehingga besar tegangan pada masing-masing komponen R, L dan C
adalah: VR = I R , VL = I XL , dan VC = I XC. Subsitusikan ke dalam rumus tegangan jepit
sehingga hasil akhir diperoleh hambatan total atau impedansi sebagai berikut:
Keterangan:
R : Hambatan (ohm)
Terdapat banyak aplikasi dari rangkaian RLC. Rangkaian ini dapat digunakan untuk berbagai
jenis rangkaian osilator. Aplikasi lainnya adalah untuk tuning, seperti di penerima radio atau
televisi. Rangkaian ini digunakan untuk memilih rentang frekuensi yang sempit dari
gelombang radio ambien. Dalam peran ini rangkaian ini sering disebut sebagai sirkuit disetel.
Sebuah rangkaian RLC dapat digunakan sebagai band-pass filter atau band stop filter. Tuning
aplikasi, misalnya merupakan contoh dari band-pass filter. Filter RLC digambarkan sebagai
sirkuit kedua-order yang berarti bahwa setiap tegangan atau arus pada rangkaian dapat
digambarkan ole horde kedua persamaan diferensial dalam analisis rangkaian.
Rangkaian seri dapat diaplikasikan pada pengukuran frekuensi resonansi pada rangkaian AC.
Rangkaian seri akan menghasilkan penguatan tegangan pada saat kondisi resonansi.
Pada rangkaian oscilator, rangkaian RLC ini sering digunakan dalam rangkaian tersebut. Dan
biasanya digunakan pada penggunaan tuning radio dan juga televisi untuk mencari frekuensi
dari gelombang radio. Skema rangkaian RLC seri ini juga sering disebut circuit conrolled.
Rangkaian RLC seri bisa digunakan untuk band pass filter dan juga band stop filter. Dan
filter dari RLC ini sering diartikan bahwa arus yang melewati rangkaian tersebut akan
digambarkan dengan persamaan diferensial di dalam analisis dari rangkaian tersebut.
Biasanya bass pass filter sering digunakan untuk tuning aplikasi.
RLC yang disusun secara paralel merupakan model yang cukup akurat untuk berbagai
komponen di dalam sebuah sistem telekomunikasi.
Aplikasi lainnya adalah pada penggunaannya dalam proses multiplexing dan pada filter-filter
(atau peranti tapis) yang menyaring sinyal-sinyal harmonik.