Anda di halaman 1dari 4

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


Setelah melaksanakan percobaan ini praktikan Fisika Dasar diharapkan mampu
menggunakan alat ukur panjang, massa dan volume dengan baik dan benar serta mampu
menggunakan teori ralat untuk menyatakan hasil pengukuran yang dilakukan.

1.2 Dasar Teori


Mengukur adalah kegiatan membandingkan dua komponen yang terdiri dari objek yang
diukur dengan pembanding atau alat ukur yang telah memiliki standar besaran sebagai
acuan tertentu Oleh karena itu, diperlukan standar yang praktis dan mudah
dikomunikasikan oleh seluruh orang di dunia. Standar tersebut dikenal sebagai system
internasional (SI). Tidak hanya system standar, namun juga diperlukan sebuah satuan untuk
setiap besaran yang ada. . Satuan ini harus dinyatakan bersama dengan nilai numeric suatu
pengukuran. Hal inilah yang akan mendefinisikan hasil pengukuran secara spesifik. (MIRZA
SATRIAWAN, 2012)
Ralat atau ketidakpastian selalu terdapat dalam setiap pengukuran. Ketidakpastian
menyatakan seberapa besar nilai terukur yang didapat menyimpang dari nilai yang
diharapkan. Jika pengukuran dilakukan secara akurat dan presisi, maka ketidakpastian
nilainya tidak akan terlalu tinggi. Estimasi ketidakpastian perlu disertakan ketika menyajikan
hasil suatu pengukuran. Ketidakpastian sering dilambangkan sebagai δA ("delta A) sehingga
dicatat sebagai A ± δA. Ketidakpastian dalam pengukuran dapat disebabkan oleh beberapa
factor, baik yang berasal dari alat, objek, maupun manusia itu sendiri. Ketidakpastian karena
alat ukur disebabkan karena setiap alat ukur memiliki akurasi yang terbatas. Sedangkan
adanya perbedaan sifat objek juga dapat mengakibatkan penyimpangan. Ketidakpastian
juga dapat disebabkan oleh pengukur, misalnya keterbatasan daya penglihatan seseorang
sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan untuk membaca skala yang ada pada alat
ukur secara akurat dan presisi atau kesalahan memegang dan meletakkan alat. Factor lain
dapat berasal dari lingkungan atau situasi yang mempengaruhi hasil pengukuran. (Dr. Paul
Peter Urone Dr. Roger Hinrichs)

BAB II : METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
2.2 Tata Laksana Percobaan
2.2.1 BENDA BERBENTUK Silinder
Disiapkan silinder ukuran besar dan kecil
Diukur diameter masing-masing silinder dengan jangka sorong
Dilakukan pengukuran beberapa kali(mnimal 3x)di tempat yang berbeda untuk
mendapatkan variasi data
Bola
Disiapkan bola ukuran besar dan kecil
Diukur diameternya masing-masing dengan alat ukur panjang yang sesuai (micrometer
sekrup)
Diukur beberapa kali (minimal 3x) di tempat berbeda untuk mendapat variasi data
Ditimbang untuk mendapatkan massanya
Diulangi langkah di atas untuk

Fungsi Alat
Jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter sebuah benda. Dalam praktikum ini,
digunakan untuk mengukur diameter silinder berukuran besar dan kecil. Cara
menggunakannya yaitu silinder yang akan diukur diletakkan pada rahang luar jangka sorong
kemudian rahang geser disesuaikan hingga mengapit benda. Setelah itu, dapat dibaca skala
yang terukur untuk mengetahui diameter silinder.
Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang, ketebalan, dan diameter sebuah benda.
Dalam praktikum ini, micrometer digunakan untuk mengukur diameter bola berukuran
besar dan kecil. Cara penggunaannya yaitu rahang micrometer dibuka dengan
menggerakkan pemutarnyahingga bola dapat diletakkan di dalam rahang tersebut. Rahang
ditutup kembali hingga bolanya terjepit dan pemutarnya tidak dapat digerakkan lagi.
Kemudian, skala yang terukur dibaca untuk mengetahui diameter bola.
Penggaris berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda.dalam praktikum ini, penggaris
digunakan untuk mengukur panjang silinder berukuran besar dan kecil. Carnya yaitu
penggaris diletakkanpada ujung silinder. Ujung silinder harus dipastikan tepat pada titik 0.
Panjang penggaris dapat diketahui dan dibaca pada skala tepat ujung akhir panjang benda.
Neraca ohauss berfungsi untuk mengukur atau menimbang massa suatu benda. Dalam
praktikum ini, neraca ohauss digunakan untuk menimbang massa silinder besar dan kecil,
bola besar dan kecil, serta batu besar dan kecil. Caranya neraca ohauss dikalibrasi terlebih
dahulu kemudian diletakkannya silinder, bola atau batu yang akan diukur ke atas tempat
beban. Selanjutnya, anting yang ada pada lengan digeser hingga tercapai keseimbangan.
Setelah itu, skala dari ketiga anting tersebut dijumlahkan untuk mengetahui nilai massanya.

3.4.2 analisa hasil

Untuk mengukur diameter silinder, digunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan


sebanyak 3x. dari ketiga pengukuran tersebut, diperoleh hasil yang berbeda-beda Analisa
dengan teori ralat didapat nilai sebesar…% untuk si;inder besar dan …. Adanya nilai ralat
menunjukkan bahwa masih ada kesalahan yang terjadi pada pengukuran ini. Kesalahannya dapat
bermacam-macam. Bias karena pengukur yang kurang terampil dalam menggunakan alat
ataupun saat membaca hasil pengukuran. Kesalahan juga dapat terjadi karena alat yang
digunakan. Dari data tersebut kemudian ditentukan volume silinder yang didapat yaitu
sebesar… Sedangkan untuk pengukuran bola besar dan kecil Dan volume yang didapat adalah…
Untuk mengetahui volume batu maka diperlukan massa awal yang diukur menggunakan neraca
ohauss. Batu besar dan kecil yang dicelupkan ke dalam air memiliki perubahan volume (V) yang
berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan dalam membaca volume air atau
sudut baca yang kurang tepat. Sehingga nilai ketidakpastian relatifnya didapat …%

Pengukuran sendiri merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh atau mengetahui nilai
besaran suatu benda. Dalam setiap pengukuran terdapat ralat atau ketidakpastian. Ralat
menunjukkan adanya kesalahan yang terjadi saat percobaan berlangsung, dapat disebabkan
oleh alat, objek maupun si pengukur. Dalam percobaan pengukuran ini, digunakan beberapa
alat ukur, salah satunya jangka sorong. Prinsip kerja jangka sorong menggunakan dua skala
yaitu skala utama dan skala nonius dan terdiri dari rahang tetap dan rahang geser. Jangka
sorong memiliki skala terkecil 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur
diameter atau ketebalan sebuah benda yg dilakukan dengan dilonggarkannya kunci yang
terdapat pada bagian atas sehingga papan skala nonius dapat digeser untuk disesuaikan dengan
bendanya. Benda akan dijepit pada rahang jangka sorong. Barulah skala hasil pengukuran dapat
dibaca.

BAB IV : PENUTUP

4.1  Alat-alat ukur dapat digunakan untuk mengetahui nilai besaran baik berupa panjang, massa
atau volume. Dalam penggunaannya, harus teliti untuk meminimalisir kesalahan pengukuran atau
ralat yang menyebabkan timbulnya ketidakpastian. Semakin kecil nilai ketidakpastian, maka
hasilnya akan semakin akurat dan presisi .

Memuat kesimpulan yang berdasarkan Tujuan Praktikum

4.2 Saran

Sebelum menggunakan alat ukur, perlu dibersihkan terlebih dahulu serta diperlukan ketelitian yang
lebih tinggi baik saat menggunakan alat ukur maupun membaca hasil pengukuran sehingga akan
didapat hasil pengukuran yang tepat.

www.brunelmicroscopes.co.uk’s

Anda mungkin juga menyukai