Anda di halaman 1dari 26

Arus dan tegangan bolak-balik adalah arus dan tegangan listrik yang

berbalik arah dengan frekuensi tetap sehingga disebut tegangan dan arus
AC (Alternating Current).
Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik.
Generator arus bolak-balik terdiri atas sebuah kumparan persegi yang
diputar dalam medan magnet.
Gaya gerak listrik (GGL) yang dihasilkan oleh generator arus bolak
balik berubah secara periodik menurut fungsi sinus.
Tegangan yang dihasilkan berupa tegangan sinusoida dengan
persamaan sebagai berikut.
ε = N B A ω sin ωt
ε maks = N B A ω
ε(t) = εmaks sin ωt

Gambar 5.22
Grafik tegangan AC terhadap waktu

I = Imaks sin ωt

Gambar 5.23
Grafik arus dari tegangan AC terhadap waktu
Arus listrik searah memiliki arah aliran yang tetap. Arus
searah mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan rendah.

Jika arus bolak-balik diukur dengan amperemeter arus searah, jarum


amperemeter akan bergoyang ke kanan dan ke kiri sesuai dengan
perubahan arusnya.

Arus dan tegangan listrik bolak-balik diukur dengan


amperemeter AC dan voltmeter AC.

Dengan menggunakan alat ukur amperemeter AC atau


voltmeter AC, besaran yang terukur merupakan nilai
rms (root mean square = akar rata-rata kuadrat) atau
nilai efektif dari arus atau tegangan.
Untuk melihat bentuk arus atau tegangan sinusoida
yang dihasilkan oleh sumber bolak-balik, dapat
digunakan osiloskop.
Bahwa 2Vm (dari Vm ke –Vm) disebut dengan Vpp (tegangan peak to
peak / tegangan dari puncak ke puncak).
2. Nilai Efektif Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)

atau

Gambar 5.25
Mengukur arus searah
dengan atau
amperemeter DC
E. Rangkaian Arus Bolak-Balik
1. Rangkaian Hambatan Murni/ resistif

I(t) = Imaks sin ωt

Gambar 5.26
Rangkaian R dengan generator
AC

V(t) = I(t).R = R Imaks sin ωt


Gambar 5.27
V(t) = Vmaks sin ωt Grafik sinusoidal pada rangkaian
hambatan murni
Untuk memudahkan melakukan analisis besaran arus bolak-balik dapat
digunakan fasor.
Fasor adalah sebuah gambar anak panah yang digunakan untuk menyatakan
arus dan tegangan bolak-balik dengan panjang anak panah tersebut
merupakan nilai maksimumnya.
Fasor diangap berputar dengan laju sudut tetap , yaitu sama dengan 
yang terdapat pada persamaan V = Vm sin t dan i = im sin t.
Oleh karena fasornya selalu berputar, nilai sudut fasenya, yaitu  = t akan
selalu berubah. Sudut fase diukur dalam satuan derajat atau radian (2 = 360°).

Fasor untuk tegangan Fasor untuk arus i


V
DIAGRAM FASOR
Soal latihan.
4. Sebuah hambatan 400 ohm dan sebuah kapasitor disusun seri,
kemudian ujung-ujungnya dihubungkan dengan sumber AC 200 V yang
memiliki frekuensi 50 Hz. Jika tegangan pada ujung-ujung hambatan
adalah 160 V, tentukan :
a.      Tegangan pada ujung-ujung kapasitor
b.      Reaktansi kapasitor

5. Sebuah hambatan 750 Ω dan sebuah kapasitor 2,5 μF disusun seri,


kemudian ujung-ujungnya dihubungkan dengan sumber AC 25 V yang
memiliki frekuensi 200/π Hz. Tentukan :
a. Impedansi rangkaian
b. Tegangan antara ujung-ujung hambatan

6. Resistor (R) 50 , induktor(L) dengan reaktansi induktif 100  dan


kapasitor(C) dengan reaktansi kapasitip 150  dirangkai seri. Hitung beda
sudut fase antara arus dan tegangan pada rangkaian.
9. Resistor (R) , kapasitor (C) dan induktor (L) dirangkai seri dan
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik (AC) dengan voltase
maksimum sebesar 26√2 V dan kecepatan sudut 200 rad/s seperti gb.
Jika R = 12 ohm, C = 500 μF dan L = 75 mH. Hitung:
a. Reaktansi induktif
b. Reaktansi kapasitif
c. Jenis atau sifat rangkaian
d. Impedansi
e. Arus maksimum
f. arus efektif

10. Perhatikan rangkaian RLC berikut!jika R = 40 ohm, XL = 60 ohm dan


Xc = 90 ohm, dan dihubungkan dengan tegangan AC dengan nilai
maksimum sebesar 25√2 Volt. berapakah nilai daya desipasi pada
rangkaian tersebut?
2. Rangkaian Induktor Murni / Induktif

Keterangan:
XL = reaktansi induktif (Ω)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
L = induktansi induktor (henry = H)
I(t) = Im sin t
Gambar 5.29
(a)Grafik sinusoidal pada rangkaian induktor murni dan
(b)diagram fasor pada rangkaian induktor murni
4. Kapasitor dalam Rangkaian AC (Rangkaian
Kapasitif)
Kapasitor dengan kapasitansi C dipasang pada
rangkaian arus bolak-balik.Arus sesaat yang mengalir.

I(t) = Im sin t
Muatan yang tersimpan pada kapasitor q = CVab
Buktikan bahwa persamaan di atas dapat diubah menjadi

Besaran 1/C inilah yang berfungsi


sebagai hambatan dalam rangkaian
kapasitif dan disebut reaktansi
kapasitif dengan besar

Diagram fasor
kapasitor murni
Grafik sinusoida untuk rangkaian
yang memiliki C saja.
1
4. Rangkaian Kapasitor Murni dengan Arus Bolak-Balik

Jadi, arus I merupakan arus sinusoidal. I


dan V memiliki beda fase π/2 atau 90°,
artinya pada rangkaian ini, arus yang
ada dalam rangkaian mendahului
tegangan dengan beda fase 90°
Gambar 5.35
Rangkaian C

Keterangan:
XC = reaktansi kapasitif (Ω)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
C = kapasitas (F)
Gambar 5.37
Gambar 5.36 Diagram fasor pada rangkaian
Grafik sinusoidal pada rangkaian kapasitor murni
kapasitor murni
Rangkaian Hambatan dan Induktor dengan Arus
Bolak-Balik

Z = impedansi (Ω)
5. Rangkaian Hambatan dan Kapasitor dengan Arus
Bolak-Balik
6. Rangkaian Hambatan, Induktor, dan Kapasitor pada
Arus Bolak- Balik (Rangkaian RLC)
7. Frekuensi Resonansi a. Hambatan induktif lebih besar
daripada hambatan kapasitif.
Dalam hal ini: XL > XC
Rangkaian seri ini bersifat induktif
dan tan Ө bernilai positif. Hal itu
menunjukkan bahwa arus yang ada
dalam rangkaian mendahului
tegangan, dengan beda fase
sebesar Ө°.
b. Hambatan induktif lebih kecil
daripada hambatan kapasitif. Dalam hal
ini: XL < XC
Rangkaian seri ini bersifat kapasitif dan
tanӨ bernilai negatif. Hal itu
menunjukkan bahwa tegangan yang
ada dalam rangkaian mendahului
arus dengan beda fase sebesar Ө°.
c. Hambatan induktif sama dengan hambatan
kapasitif. Dalam hal ini.
XL = XC
Rangkaian seri ini bersifat resonansi tegangan atau
dikenal dengan istilah frekuensi resonansi.
Tegangan yang ada pada kapasitor (C) sama dengan
tegangan yang ada pada induktor (L) dan saling
meniadakan. Dengan demi kian, tegangan pada
seluruh rangkaian sama dengan tegangan
sumbernya. Arus yang ada dalam rangkaian adalah
arus minimum,
disebabkan harga dari impedansinya (Z ) = R.
Keterangan:
f = frekuensi resonansi (Hz)
L = induktansi diri (H)
C = kapasitas kapasitor (F)

Contoh peralatan elektronik yang menggunakan rangkaian


resonansi adalah radio dan televisi

Pengubahan frekuensi resonansi biasanya dilakukan dengan


menggunakan kapasitor yang kapasitasnya dapat diubah-ubah,
disebut kapasitor variabel.
Induktor murni dan kapasitor murni yang ada dalam rangkaian arus
bolak-balik tidak menghabiskan energi listrik karena yang sebenarnya
terjadi adalah perubahan secara berulang energi listrik dari rangkaian
ke medan magnet atau medan listrik.

Di dalam resistor terjadi perubahan energi listrik menjadi kalor dan tidak
dapat diubah kembali menjadi arus listrik. energi per satuan waktu yang
diubah menjadi kalor disebut daya.
Jika pada rangkaian hanya terdapat R, daya yang
digunakan oleh R akan memenuhi persamaan;
Adapun pada rangkaian RLC seri, daya yang
digunakan ditentukan oleh persamaan berikut.

Pada rangkaian RLC perubahan energi hanya Disebut juga daya


terjadi pada R saja sehingga daya yang semu
dihasilkan pada rangkaian akan menjadi

Perbandingan antara daya sesungguhnya


dan daya semu disebut faktor daya.
8. Daya pada Rangkaian Arus Bolak-Balik
Faktor daya.

Keterangan:
P = daya nyata (W)
V = tegangan (V)
I = kuat arus (A)
cos Ө = faktor daya

Anda mungkin juga menyukai