Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

BUKU BERJUDUL WRECKING ELEVEN

KARYA HARIS FIRMANSYAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS

BAHASA SASTRA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

DIMAS ALIF RIZQI PUTRA


REY MANCHINI ENGKENG

XI IPS 1

SMA NEGERI 23 JAKARTA

JL. Mandala utara, Tomang , Grogol Petamburan , Jakarta Barat 11440

DKI Jakarta Indonesia

Telp/Fax :021-5672730 Web: http://sman23jkt.sch.id/

Tahun 2020
FOTO SAMPUL BUKU WRECKING ELEVEN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pertolongannya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran
baik secara tertulis maupun secara lisan. Maka pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada kedua orang tua, teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam
penyelesaian makalah ini dan kepada Ibu Julonggo Panjaitan S.pd selaku guru Bahasa Sastra
Indonesia yang telah memberikan arahan serta dorongan dalam membuat makalah ini.

Tujuan kami membuat makalah ini adalah supaya para pembaca dapat mengetahui
hal-hal yang terkandung dalam novel ini dan dapat menarik pembaca untuk membaca novel ini

Dalam penulisan makalah ini tentu kami menyadari banyak sekali kekuranga baik
dari segi isi maupun penulisan. Jadi kami harap atas kritik dan saran yang bersifat mem-
bangun dari para pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan
berikutnya.
DAFTAR ISI

FOTO SAMPUL BUKU WRECKING ELEVEN ...........................................................2

KATA PENGANTAR.......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Sinopsis ......................................................................................................................1

1.2 Tema...........................................................................................................................2

1.3 Amanat........................................................................................................................2

1.4 Latar...........................................................................................................................2

1.5 Perwatakan tokoh......................................................................................................3

1.6 Alur............................................................................................................................3

1.7 Sudut pandang ..........................................................................................................3

1.8 Majas.........................................................................................................................4

BAB II Nilai-nilai Kehidupan

2.1 Sosial .........................................................................................................................5

2.2 Pendidikan..................................................................................................................5

BAB III KESIMPULAn DAN SARAN

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................6

3.2 Saran............................................................................................................................6
BAB 1

UNSUR INTRINSIK

1.1 Sinopsis

Awal cerita ini mengisahkan tentang kehidupan Seto sebagai anak kecil yang selalu
ketinggalan zaman dalam pergaulannya. Ketika teman-temannya bermain digimon, Seto
meminta mainan yang sama dengan emaknya, namun yang terjadi bukannya diberi digimon
tapi batu untuk main dampu. Setelah digimon didapatkan, teman-temannya sudah berganti
tazos.

Keterlambatan yang sama juga terjadi di tren berikutnya. Dia selalu terlambat dan merasa
seperti disisihkan dari pergaulan apalgi oleh Rahmet yang selalu juara dalam permainan.

Tapi semua itu tidak berlaku ketika kartun ‘Captain Tsubasa’ merajalela. Seto malah merasa
sepak bola menjadi titik balik kemampuannya setelah berulang-kali dipecundangi dalam
pertarungan Tazos, Bayblade, maupun Tamiya.

Setelah masuk SMP, dia mulai mengikuti ekskul sepak bola yang dilatih oleh Pak RT-nya
sendiri. Seto dan kawan-kawan berlatih cukup keras, ditambah rasa semangat Seto yang lebih
membara setelah mengenal Gadis dan tau bahwa perempuan itu sering menontonnya berlatih.
Tapi sayangnya, Rahmet kembali mencundanginya, Seto merasa seperti anak kecil yang
direbut mainannya. Diapun melupakan cinta dan Gadis sepenuhnya, kejuaraan tingkat
kecamatan menantinya, dia harus konsentrasi.

Akhirnya dia sukses memenangkan pertandingan selama tiga tahun berturut-turut. Seleksi
yang dilakukan sebelum masuk ekskul sepak bola ternyata tidak sia-sia dan juga perkataan
Pak Wah a.k.a Pak RT yang terbuktikan kebenarannya di pertandingan.

“Selain skill, yang dibutuhkan seorang pemain bola adalah attitude.” (hlm. 31)

Ketika SMA, Seto tidak masuk ke sekolah yang sama dengan Rahmet dan juga Gadis–
SMKN 13 Kota Baja yang terkenal akan tim sepak bolanya. Seto menghindari mereka berdua
karena setiap melihat mereka berdua bersama konsentrasinya pecah. Maka diapun masuk ke
SMA Garuda Baja.

Hari pertama dia kecewa sekali karena tidak ada ekskul sepakbola, adanya ekskul dance dan
kebanyakan ekskul yang berbau K-Pop. Ekskul yang bukan passionnya.
Seto mencari informasi tentang ekskul sepak bola, dia bertemu dengan Bang Jep yang
dulunya tergabung dalam tim. Ternyata di balik ketiadaan ekskul itu ternyata ada kisah
sebab-akibatnya. Mereka berdua–Seto dan Bang Jep–kemudian berusaha keras mendapatkan
kembali tempat untuk ekskul sepak bola. Mereka diberi kesempatan untuk mengumpulkan
minimal sepuluh anak yang mau gabung dalam tiga hari oleh kepala sekolah.

Dikumpulkannya sembilan orang tambahan setelah nyaris saja ekskul sepakbola ini batal
dicairkan. Maka terkumpulah 11 anak yang memiliki bakat masing-masing, bakat yang tidak
menjurus langsung pada persepakbolaan namun tetap ada kaitannya dan fungsi di lapangan.

Dapatkah mereka memenangkan Piala Wali Kota yang terakhir kali dimenangkan oleh
SMKN 13 Kota Baja sang juara bertahan. Sebuah piala yang hanya bisa dimenangkan lima
tahun sekali. Mampukah mereka bertahan dan memenangkan pertandingan dengan dua kali
latihan?

“Gue nggak bisa terus-terusan lari dari barisan perang, sementara kalian mati-matian
mempertahankan gawang kita. Gue ingin punya kegunaan di tim ini.” (hal. 98-99)

Mampukah mereka merebut piala di final setelah hampir semua anggota ada yang dapat
kontrak iklan sosis dan kacang atom, kumat main PS, milih nemenin ceweknya, piala Wali
Kota makin berat didapat.

1.2 Tema

Bercerita romansa komedi yang dilatari sepak bola

1.3 Amanat

-Janganlah mudah menyerah dalam menggapai suatu hal, berjuang semaksimal mungkin agar
dapat mendapatkan hasil yang di inginkan
-Jangan lah malu untuk meminta maaf
-Harus bertamggung atas yang telah di perbuat
-Harus semangat dan bekerja keras
-Berani dalam menyampaikan pendapat
-Harus Cerdas dalam mengambil keputusan
-Jangan bermalas-malasan
1.4 Latar

-Latar tempat : -Kota Baja ( aku memilih sma garuda baja)


- Lapangan Sepak bola
- Sma Garuda baja
- Ruangan kepala sekolah
- Ruang ganti pemain

-Latar waktu :
a. sore hari ( biasanya saat sore kami selalu bermain sepak bola)
b. siang hari ( Kami latian siang hari sehabis sekolah )

-Latar suasana : semangat(berjuang sekuat mungkin untuk memenangkan pertandingan)


Sedih(mereka sedih ketika kalah oleh smkn 13)
Bahagia(Seto sangat bahagia bisa bertemu dengan gadis)
Khayalan(Cakra bermimpi menjadi cr7)
Gelisah(guru penjaskes ketika sma garuda baja kalah jauh dari smkn 13)

1.5 Perwatakan tokoh

a. Seto : protagonis ( Seto pun meminta maaf karna sudah memecahkan kaca)
b. Rahmet :antagonis ( Rahmet langsung kabur setelah memecahkan kaca)
c. Jeffry/ Bang jep: Protagonis ( Aku berani menjamin ,gak bakal ada tawuran lagi yang
melibatkan sekolah kita)
d. Dirham : Protagonis (mantap lu bro!)
e. Pak rt: tritagonis ( Wah,kamu asah terus bakat kamu)
f. Bung ucup: tritagonis ( Komentator untuk pertandingan malam ini adalah bung ucup)
g. Irman: protagonis (gue ngak bias terus-terusan lari dari barisan perang,sementara
kalian mati-matian mempertahankan gawang)

1.6 Alur

- bedasarkan waktu

Novel ini menggunakian alur maju karna alur cerita ini berurutan, dari awal mereka kecil
sampai menjadi pesepak bola remaja.

- Bedasarkan peristiwa

Novel ini berawal dari bermain mainan anak kecil yang terkenal pada saat itu hingga final
turnamen walikota:
- Orientasi: Seorang anak kecil bernama seto yang selalu ketinggalan zaman pada
lingkungannya.
- Konflik: Sma Garuda baja melawan sang juara bertahan\tahun lalu piala wali kota smkn
13 baja.
- Klimaks: Sma Garuda baja bertemu di fimal dengan smkn 13 baja.
- Resolusi: Mereka Sangat berjuangan semaksimal mungkin dengan sekuat tenaga
walaupun akhirnya kalah, mereka tetap senang dan bahagia karena mereka baru terbuat
sudah bias mencapai final.
- Koda: Seto Bertemu dengan gadis setelah sekian lama, dan ternyata gadis sangat
mengidolakan dirinya.
1.7 Sudut pandang

Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang dimana pada sudut pandang
ini banyak menggunakan nama tokoh.

Contohnya : Cakra melepaskan bola ketengah gawang,farel lompat kedepan kalo aja bolanya
berhasi menjebol gawang farel,mungkin kami yang gentian lompat kesenangan.

1.8 Majas
Hiperbola: -aku akan mengeluarkan tendangan andalanku,yaitu tendangan macan.
- aku berlari kearah gawang,berjuang layaknya seorang pahlawan..
- aku akan membuat gol dengan tendangan Elang.

Perumpaan: -ekspresi vicar seperti baru mendengar bunyi sangkakala tanda dunia mau
kiamat.

Metafora: Cakra menjadi buah bibir karena kemapuan olah bolanya.

BAB II
Unsur ekstrinsik

2.1 Sosial

- Sikap yang baik


“Selain skill, yang dibutuhkan seorang pemain bola adalah attitude”

- Kerja sama antar tim


“Gue nggak bisa terus-terusan lari dari barisan perang, sementara kalian mati-matian
mempertahankan gawang kita. Gue ingin punya kegunaan di tim ini.”

2.2 Pendidikan
“Nilainya sudah bagus,akan tetapi seto tidak lolos ke smp kebon cempedak, karena rapotnya di
coret-coret adiknya. Akhirnya ia masuk ke smp kembang bekicot.”
“ Dia mampu naik kelas dengan nilai yang memuaskan”
“ Awan pernah jadi juara kelas”

2.3 Moral
- Menjatuhkan lawan
“Rahmet menjatuhkan seto dengan menendang kakinya”
- Sifat buruk
“Rahmet mencela Tamiya seto yang seperti bekicot”
- Motivator
“Bang jep memberi dukungan moral kepada anggota lainnya”
- Tidak bertanggung jawab
”Rahmet malah kabur saat memecahkan kaca”

BAB III
3.1 Kesimpulan
Novel ini bertema romansa komedi gokil di padukan dengan sepak bola. Unsur romansanya
sangat sedikit dan didominasi oleh cerita sepak bola. Kegokilan yang mengundang tawa
walaupun dengan bahasa yang berlebihan, tapi disitulah lucunya. Karakter tokoh dibuat sangat
menarik mengingatkan kita pada perbedaan yang ada. Dalam novel ini juga ada bagian yang
membuat haru, disaat SMA Garuda Baja berjuang keras semaksimal mungkin untuk
memenangkan kejuaraan walikota Baja.

3.2 Saran
Untuk pembaca rekomendasi buat pembaca yang pengen dibuat ketawa, ningkatin suasana
hati, dibuat deg-degan, terharu dan sebal setelahnya.

Anda mungkin juga menyukai