Anda di halaman 1dari 11

A.

Daya Nyata (P)

Daya nyata merupakan daya listrik yang digunakan untuk keperluan


menggerakkan mesin-mesin listrik atau peralatan lainnya. Line to netral

1 fasa P = V x I x Cos

3 fasa P = 3 x V x I x Cos
Ket :
P = Daya Nyata (Watt)V = Tegangan (Volt)I = Arus yang mengalir pada penghantar
(Amper)Cos T = Faktor Daya

B. Daya Semu (S)


Daya semu merupakan daya listrik yang melalui suatu penghantar transmisi atau distribusi.
Daya ini merupakan hasil perkalian antara tegangan dan arus yang melalui penghantar.
Line to netral

1 fasa S = V x I
Line to line/ 3 fasa S = 3 x V x I
Ket :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Amper)

C. Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif merupakan selisih antara daya semu yang masuk pada penghantar dengan daya
aktif pada penghantar itu sendiri, dimana daya ini terpakai untuk daya mekanik dan panas.
Daya reaktif ini adalah hasil kali antara besarnya arus dan tegangan yang dipengaruhi oleh
faktor daya.
Line to netral/ 1 fasa

Q = V x I x Sin
Line to line/ 3 fasa

Q = 3 x V x I x Sin
Ket :
Q = Daya reaktif (VAR)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
Sin T = Faktor Daya

dimana :
P = S x Cos (Watt)
S = (P2 + Q2) (VA)
Q = S x Sin (VAR)

2. Hukum Ohm
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan
tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan
dengan Rumus :

I = V/R
V=RxI
R = V/I
Dimana;
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm

Formula untuk menghtung Daya


(P), dalam satuan watt adalah:
P=IxV
P=IxIxR
P = I x R
3. HUKUM KIRCHOFF
Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu
titik adalah nol (I=0).
Gambar 5. loop arus KIRChOFF

Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5

Kumpulan Rumus Rumus Kelistrikan


Kumpulan Rumus ( Dasar Kelistrikan)
Berikut ini merupakan rumus-rumus dasar kelistrikan
yang pernah didapatkan dalam perkuliahan dasar

Ilustrasi
Untuk menulis rumus-rumus dibawah ini saya menggunakan media penulisan rumus
online http://www.codecogs.com/, yaitu dengan mengklik equation editor (atau sesuai dengan
kebutuhan).
1. Tegangan, arus, dan resistansi (Hukum Ohm)
V = IR
Ket : V= Tegangan, I= Arus R=Resistansi (Tahanan)
2. Resistansi dan resistivitas

Ket : R = Resistansi() , = Resistivitas (m ) , A= Luas penampang (m^2)


3. Muatan, arus, waktu
Q = It

Ket : Q= Muatan, I = arus, t = waktu


4. Daya, arus, tegangan
P = IV
Ket : P=Daya, I=arus, V=Tegangan
5. Daya, Tegangan, dan Resistansi

6. Daya, arus, resistansi

7. Reluktansi, dan Permeabilitas

8. Fluks, dan kerapatan Fluks


B = /A
Ket : B =Kerapatan Fluks, = Fluks total (Weber), A = Luas medan magnet (m^2)
\

9. Arus, dan intensitas medan magnetik

Ket : H = gaya pemagnetan, N= Jumlah lilitan, I= arus, = panjang jalur magnetik


1 10. Fluks, arus, dan reluktansi
NI = S
Arus Listrik
1. Arus pada Daya Nyata (P)
Line to netral/ 1 fasa
I = P / (V x Cos )

Line to line/ 3 fasa


I = p / (3 x V x Cos )
2. Arus pada Daya Semu (S)
Line to netral/ 1 fasa
I= S/V
Line to line/ 3 fasa
I = S / (3 x V)
3. Arus pada Daya Reaktif (Q)
Line to Netral / 1 fasa
I = Q / (V x Sin )
Line to line / 3 fasa
I = Q / (3 x V x Sin )
Ket :
I
= Arus (Ampere)
P
= Daya Nyata (Watt)
S
= Daya Semu (VA)
Q
= Daya Reaktif (VAR)
V
= Tegangan (Volt)
Cos = Faktor daya
Sin = Faktor daya
Arus Nominal
Untuk menentukan kemampuan hantar arus suatu penghantar yang mensuplai peralatan
listrik, terlebih dahulu harus diketahui besarnya arus nominal dari peralatan tersebut, yang
biasanya arus nominal sudah tertera pada name plate pada peralatan tersebut. Jika tidak
tertera pada name plate-nya maka kemampuan hantar arus dari suatu penghantar dapat dicari
dengan rumus dibawah ini, rumus ini digunakan untuk menentukan arus nominal dari
peralatan yang digunakan sistem tiga fasa :
I = P / (3 x V x Cos )
Ket :
I = Arus peralatan (Ampere)
P = Daya masukan peralatan (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Cos = Faktor daya
Arus Hubung-singkat Kejut
Arus Hubung-singkat dapat merusak instalasi karena:
1. Pengaruh Termis, Kalau arus hubung-singkatnya berlangsung terlalu lama, kabelkabelnya akan menjadi terlalu panas, sehingga isolasinya menjadi rusak.
2. Pengaruh Dinamis, Arus Hubung-singkat kejut dapat merusak instalasi karena gayagaya elektro-dinamis yang ditimbulkan. Arus hubung-singkat kejut ini hanya
berlangsung singkat sekali.
Arus Hubung-singkat Kejut Pada Beban L-L
Ls b = k x (100 / Ub) x ln x 2
Arus Hubung-singkat Kejut Pada Jaringan L-L

Ls j = k x (100 / (Ub + Uj)) x ln x 2


Ket :
Is-b
= Arus hubung-singkat pada beban (Ampere)
Is-j
= Arus hubung-singkat pada jaringan (Ampere)
In
= Nilai efektif arus beban nominalnya (Ampere)
k
= Faktor kejut; untuk suatu instalasi, faktor ini dapat ditentukan secara eksperimental.
Ub
= Rugi tegangan dalam generator atau transformator (Beban) pada arus beban
nominal dinyatakan sebagai persentase dari tegangan terminal terbuka nominalnya (%).
Uj
= Rugi tegangan pada arus beban nominal di bagian jaringan yang dihubungkan
singkat, dinyatakan sebagai persentase dari tegangan terminal terbuka nominal dari generator
atau transformator (%)
Kuat Ars Listrik Jumlh Muatn Listrik Yang Lewt Suat
Penghantr Tiap Detk.
I=Q/t
I Kuat Ars Listrk ( Ampre )
Q Jumlah Muatn ( Coulob )
t Waktuu ( Detk )
Rumus elektronika dasar : Daya Usah PerSatuan Wakt.
P=W/t
P = Dayya ( Wattt )
W = Usaaha ( Joulee )
t = Wakttu ( Detiik )
Hambattan Jenis Hambataan Yang Terdapatt Pada Pengantar Tiapp
Satu Satuaan Panjangg.
= R .A/ L
= Hammbatan Jenis ( Ohmm )
R = Hambatann ( Ohhm )
A = Luas Penammpang Penghantarr ( m2 )
L = Panjangg Penghantaar ( m )
Hambataan Pada Suautu Kawat Penghanntar Tergantungg Pada :
a. Luas Pennampang Penghantaar.
b. Panjangg Penghantarr.
c. Hambbatan Jeniss.
R=.L/q
= Hambattan Jenis ( Ohmm )
R = Hambataan ( Ohm )
q = Luas Penammpang Penghantaar ( mm2 )
L = Panjangg Penghantarr ( m )

Hambattan Listrikk Hambatann Yg Terjaddi Pd Rangkaiian Listrik.


HUKUM OHMM.
Besarnyya Hambatan Listriik ini Sebandding Dg Beeda Potensialnya
( VOLT ), Sertta Berbanding Terbbalik Dg Kuaat Arusnya.
R=V/I
I=V/R
V=I.R
Impedannsi Jumlah Hambbatan Secara Veektor Pd Rangkkaian Arus
Bolaak Baliik / AC.
1. Impeddansi Rangkaian Seeri R & L : Z = R2 + XL2
2. Impedanbsi Rangkaian Serri R & C : Z = R2 + XC2
3. Immpedansi Rangkaian Serii R L & C : Z = R2 + ( XL XC ) 2
Rumus Elektronika Dasar: Kapasitaas Kapasitor Perbaandingan Antara Bessarnya
Muatan
Salahh Satu Kepinng Kapasitoor Dg Bbeda
Potensiial Antar Kepping Keping tssb.
C=q/V
C = Kappasitas Kalor ( Couulomb / Volt )
q = Muattan ( Coullomb )
V = Bedda Potensial ( VOOLT )
Reaktansii Induktif Hambbatan Yg Ditiimbulkan Oleh Kuumparan /
Indukttor Pd Aruus Bolak-Ballik ( AC )
XL = .L
XL = 2..f.L
= 2..f
Reaktansi Kapasitif Hambatann Yg Ditimbbulkan Oleh Kappasitor Pd
Aruus Bolakk Balik.
XC = 1 / .C
XC = 1 / 2..f.C
= 2..f

Rangkaian seri dan paralel

Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai
dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel).
Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik
paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber
yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan
susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel
penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel
memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika
salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya
Gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut rangkaian seri-paralel
(kadang disebut sebagai rangkaian campuran atau rangkaian kombinasi).

Resistor
Rangkaian seri

Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan tiap- tiap komponen
(resistor).
Rangkaian paralel

Jumlah kebalikan hambatan total rangkaian paralel sama dengan jumlah dari kebalikan
hambatan tiap- tiap komponen (resistor)
Didalam sebuah rangkaian campuran, sebagian di antara resistor-resistor ada yang terhubung
secara seri sedangkan lainnya terhubung secara pararel. Untuk menghitung nilai Rt
pada rangkaian seri-pararel tersebut, carilah kelompok-kelompok resistor yang
semuanya terhubung secara seri atau yang semuanya terhubung secara pararel.
Gambarkan kembali rangkaian itu, dengan menggantikan tiap-tiap kelompok resistor menjadi
sebuah resistor ekivalen. Secara bertahap, sederhanakanlah rangkaian tersebut hingga
menghasilkan sebuah Rt atau tahanan akhir tunggal.
Contoh soal:
Berapakan nilai Rt atau tahanan ekivalen rangkaian campuran resistor dibawah ini?

Penyelesaian:
Pada gambar diatas tahanan-tahanan 56 dan 33 terhubung secara pararel, kemudian
hubungan pararel ini dihubung seri dengan tahanan 47 .
Buat tahanan ekivalen Rt1 untuk hubungan pararel tahanan 56 dan 33 , dengan rumus
pararel
1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + + 1/Rn, maka
1/Rt1 = 1/56 + 1/33
1/Rt1 = 89/1848
89Rt1 = 1848
Rt1 = 1848/89
Rt1 = 20,8
Hubungan pararel tahanan 56 dan 33 dapat digantikan dengan tahanan ekivalen sebesar
20,8 . Penyederhanaan ini menghasilkan dua buah tahanan yang terhubung secara seri,
yaitu 20,8 dan 47 .
Nilai tahanan ekivalen rangkaian seri ini, sesuai rumus seri
Rt = R1 + R2 + R3 + + Rn, maka
Rt = 20,8 + 47
Rt = 68,7

Sehingga diperoleh Rt atau sebuah tahanan ekivalen sebesar 67,8


Kuat Ars Listrik Jumlh Muatn Listrik Yang Lewt Suat
Penghantr Tiap Detk.
I=Q/t
I Kuat Ars Listrk ( Ampre )
Q Jumlah Muatn ( Coulob )
t Waktuu ( Detk )
Rumus elektronika dasar : Daya Usah PerSatuan Wakt.
P=W/t
P = Dayya ( Wattt )
W = Usaaha ( Joulee )
t = Wakttu ( Detiik )
Hambattan Jenis Hambataan Yang Terdapatt Pada Pengantar Tiapp
Satu Satuaan Panjangg.
= R .A/ L
= Hammbatan Jenis ( Ohmm )
R = Hambatann ( Ohhm )
A = Luas Penammpang Penghantarr ( m2 )
L = Panjangg Penghantaar ( m )
Hambataan Pada Suautu Kawat Penghanntar Tergantungg Pada :
a. Luas Pennampang Penghantaar.
b. Panjangg Penghantarr.
c. Hambbatan Jeniss.
R=.L/q
= Hambattan Jenis ( Ohmm )
R = Hambataan ( Ohm )
q = Luas Penammpang Penghantaar ( mm2 )
L = Panjangg Penghantarr ( m )

Hambattan Listrikk Hambatann Yg Terjaddi Pd Rangkaiian Listrik.


HUKUM OHMM.
Besarnyya Hambatan Listriik ini Sebandding Dg Beeda Potensialnya
( VOLT ), Sertta Berbanding Terbbalik Dg Kuaat Arusnya.

R=V/I
I=V/R
V=I.R
Impedannsi Jumlah Hambbatan Secara Veektor Pd Rangkkaian Arus
Bolaak Baliik / AC.
1. Impeddansi Rangkaian Seeri R & L : Z = R2 + XL2
2. Impedanbsi Rangkaian Serri R & C : Z = R2 + XC2
3. Immpedansi Rangkaian Serii R L & C : Z = R2 + ( XL XC ) 2
Rumus Elektronika Dasar: Kapasitaas Kapasitor Perbaandingan Antara Bessarnya
Muatan
Salahh Satu Kepinng Kapasitoor Dg Bbeda
Potensiial Antar Kepping Keping tssb.
C=q/V
C = Kappasitas Kalor ( Couulomb / Volt )
q = Muattan ( Coullomb )
V = Bedda Potensial ( VOOLT )
Reaktansii Induktif Hambbatan Yg Ditiimbulkan Oleh Kuumparan /
Indukttor Pd Aruus Bolak-Ballik ( AC )
XL = .L
XL = 2..f.L
= 2..f
Reaktansi Kapasitif Hambatann Yg Ditimbbulkan Oleh Kappasitor Pd
Aruus Bolakk Balik.
XC = 1 / .C
XC = 1 / 2..f.C
= 2..f

Anda mungkin juga menyukai