PENGUJIAN INDIVIDU
RELAI BEBAN LEBIH
(OLR)
4. Pengujian Individu Relai
Beban Lebih (OLR)
DURASI : 8 JP
PENYUSUN : 1.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................. i
4. PENGUJIAN INDIVIDU RELAI BEBAN LEBIH (OLR)...........................................................1
4.1. Pengenalan..................................................................................................................... 1
4.2. Aplikasi........................................................................................................................... 1
4.3. Prinsip Kerja...................................................................................................................1
4.4. Karakteristik................................................................................................................... 5
4.5. Diagram Pengawatan.....................................................................................................6
4.6. Pengujian Relai Beban Lebih........................................................................................6
LAMPIRAN............................................................................................................................. 8
i
4. PENGUJIAN INDIVIDU RELAI BEBAN LEBIH (OLR)
4.1. Pengenalan
Suatu peralatan listrik seperti generator, transformator, motor dan IainIain, dapat
beroperasi secara terus-menerus pada beban nominal. Bila arus beban melampaui beban
nominal, akan menimbulkan pemanasan lebih, terutama pada isolasi, sehingga ini dapat
memperpendek umur isolasi. Untuk mencegah hal ini, maka perlu dipasang suatu proteksi
terhadap pembebanan lebih dengan relai beban lebih.
Relai beban lebih sering juga disebut relai termis karena prinsip kerjanya menggunakan
sistem bimetal. Kondisi beban lebih berbeda dengan arus lebih, dimana dalam kondisi
beban lebih masih bisa beroperasi dalam beberapa menit, tetapi dalam kondisi arus
lebih maka peralatan harus dilepas (di tripkan) secepatnya.
4.2. Aplikasi
Relai ini digunakan sebagai proteksi beban lebih untuk peralatan listrik seperti
- Generator
- Transformator
- Motor listrik
- Kabel
Relai beban lebih terdiri dari elemen pemanas (heater element) yang dilalui
oleh arus dari CT (trafo arus) dan memanaskan bimetal serta
beberapa keping logam yang ketebalannya akan menentukan kecepatan kerja relai. Jika
peralatan listrik dibebani maka akan menjadi panas, yang disebabkan oleh arus beban,
sehingga suhu peralatan akan naik secara eksponensial.
Dalam tipe MCHD GEC-Alsthom, arus fasa dari peralatan diturunkan (step
down) oleh suatu trafo arus bantu ke level yang sesuai. Akan dihasilkan
suatu signal tegangan yang sebanding efek panas dari arus. Tegangan ini
adalah transformasi dari perubahan arus sisi sekunder dan arus nominal (In)
Keaktifan relai ini dari tinggi/rendahnya suhu yang merupakan paduan dari
ambient temperatur, besar arus yang ditransformasikan ke panas.
Rele ini dilengkapi dengan :
- 6 (enam) tap setting yaitu 0,8 sampai 1 x In pada auxiliary Ct nya.
- Rele ini mempunyai 2 tap In yaitu In = 1 Amp, atau In = 5 Amp.
- Indikator relai aktif / trip, indikator suhu, tap setting.
Diagram internal relai beban lebih berbeda untuk masing – masing merk, namun pada
prinsipnya merupakan representasi dari komponen yang ada pada gambar 1-3.
Pembatas daya yang ditetapkan dalam TDL di tahun 1980an adalah memungut secara utuh
karakteristik pembatas di tegangan rendah(MCB),dimana pada penerapannya pada pelanggan
tegangan menengah dan tegangan tinggi mengalami kesulitan untuk mendapatkan peralatan
relai pembatas yang mempunyai karakteristik demikian dipasaran.
Pada awal tahun 1990an mulai dipikirkan untuk memanfaatkan Over Load Relay, tetapi
karakteristiknya tidak bisa sama dengan karakteristik MCB tegangan rendah itu. Oleh sebab itu
karakteristik pembatas dalam TDL selanjutnya dibuat mendekati karakteristik MCB dan dekat
pula dengan karakteristik yang bisa dibuat di Over Load Relay.
Pada pelaksanaannya, diketahui bahwa sebagian unit PLN menerapkan pembatas ini dengan
menggunakan Over Current Relay, yang memungkinkan pelanggan melakukan manipulasi
pembebanan,sehingga dapat menggunakan daya lebih besar dari yang dilanggan dan bisa
menimbulkan kerugian bagi PLN.
Seperti yang sudah diketahui pada Over Load Relay, bahwa karakteristik invers Relay
menyentuh garis asymptot (vertikal) pada nilai arus 1,05 p.u yang selanjutnya disimbolkan
dengan " k ".Relay produk terdahulu mempunyai nilai tetap "1,05"; pada Relay tertentu, nilai "k"
ini bisa diset sesuai keperluan.
Penjelasan
Untuk tidak mengubah terlalu jauh dari karakteristik MCB tegangan rendah yang ditetapkan
TDL terdahulu, maka nilai setelan arus pada Over Load Relay tidak diset pada nilai 1 p.u (100%
I daya kontrak), karena titik-titik pembebanan lebih seperti yang ditetapkan dalam TDL ( 5%,
20%, 50% dan 400% lebih besar dari daya kontrak) akan tergeser jauh dari ketetapan waktu
yang dibuat PLN semula. Oleh sebab itu, dari fasilitas yang tersedia di Over Load Relay, dicari
nilai setelan arus yang memberikan karakteristik tripping (invers antara arus yang mengalir di
Relai dan waktu) yang mendekati ketetapan yang dimaksud diatas.
Dari pemeriksaan secara matematis karakteristik Relai, diperoleh pengertian bahwa bila arus
beban sebesar nilai Iset, Over Load Relay tidak akan memberikan output tripping.
Sesuai dengan pengertian diatas dimana nilai arus beban yang mulai menyentuh
karakteristik tripping untuk hampir pada setiap Over Load Relay adalah sebesar 1,05 p.u (per
unit), sebagian pabrikan mensetnya secara tetap (fix) dan sebagian pabrikan lain membuat nilai
ini bisa dipilih. Simbol nilai konstanta ini seperti disebutkan diatas adalah "k". Apabila dilihat
pada karakteristik Over Load Relay, garis vertikal yang ditarik dari nilai arus beban senilai "k"
yang menyentuh karakteristik ini ternyata adalah garis asymptot. Bila Iset = 1 p.u, arus beban
senilai 1,05 p.u belum memberikan output tripping, tetapi menyinggung karakteristik thermal
Over Load Relay pada waktu (t) yang lama sekali (garis vertikal yang ditarik pada nilai arus
sebesar 1,05 p.u ini menyinggung karakteristik Relai pada t = ~, ini yang dimaksud diatas
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8
dengan garis asymptot). Pada titik setelan ini, karakteristik pembatas yang diperlukan TDL
belum bisa dipenuhi,tetapi bila garis asymptot itu digeser ke nilai 1,045 p.u dan arus beban
yang dialirkan ke relai tetap 1,05 p.u, barulah terpenuhi karakteristik pembatas TDL. Pada
realisasi setelan di Over Load Relay, asymptot itu tidak digeser, tetapi nilai setelan arus Relai
yang dibuat lebih kecil dari 1 p.u, sehingga berdasarkan hal ini, nilai setelan arus Over Load
Relay yang difungsikan sebagai pembatas daya listrik diambil nilai sebesar (1,045/1,05) p.u
atau = 0,99524 p.u, dimana nilai 1,0 p.u nya adalah nilai arus beban sesuai daya kontrak
pembelian tenaga listrik.
Ratio CT = 100/5
Maka,
atau bila ingin diketahui setelan arus sisi sekunder CT dengan ratio seperti diatas :
Pembentukan karakteristik Over Load Relay yang difungsikan sebagai pembatas beban
bukan diarahkan kepada pengamanan terhadap panas suatu peralatan listrik sewaktu menarik
arus listrik tetapi lebih diarahkan kepada batasan arus listrik yang mengalir melalui saluran ke
pelanggan PLN,sehingga dalam hal ini setelan Thermal Time Constant dihitung mundur dengan
referensi hitungan waktu pada penarikan 1,2 x I daya kontrak yang lamanya < 20 menit, dalam
hal ini besar 19,1594 menit, yang memberikan waktu kerja > 60 menit untuk penarikan arus
beban sebesar 5% diatas arus daya kontrak (1,05 x I beban).Untuk mendapatkan nilai Thermal
Time Constant secara perhitungan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
= 38,105 A (primer)
IeƟ/Ib = 1,2057
Es dipilih dalam persen, yang menggeser titik-titik waktu trip dari kurva thermal yang terbentuk
dari rumus diatas.Perhatikan pergeseran waktu kerja bila nilai T sudah diperoleh untuk Es =
105%
Secara umum, nilai Thermal Time Constant didapat dari perhitungan mundur itu sebesar 13,49
menit, namun tidak semua Over Load Relay bisa diset sebesar itu, sehingga dibulatkan keatas
menjadi sebesar 14 menit.
Nilai Es menurut manual Relai SEPAM adalah kwadrat dari ratio antara " arus beban
maksimum "/ "arus setting ", yang akan memberikan tripping --> (Imax/Ib)^2
Melihat kurva TDL, nilai arus beban yang mulai menyentuh karakteristik adalah sebesar 1,05 x
Idaya kontrak (garis asymptot) sehingga nilai Es pada relai SEPAM yang digunakan untuk
pembatas daya listrik PLN diperoleh dari batasan ini yaitu sebesar ((1,05 x Idaya
kontrak)/Iset)^2.
14 = 19,8 / 1,4143
Dipilih Es = 110,0393 %
sehingga dengan menggeser nilai Es, sampai diperoleh nilai T =14, maka nilai Es yang
diperoleh disetkan ke Relai, walau karakteristik agak tergeser sedikit, namun masih dalam
toleransi yang bisa diterima PLN untuk melayani pelanggan.
Kemudian lakukan pemeriksaan waktu kerja relai untuk arus beban 5% ; 20% ; 50% dan 400% I
daya kontrak. Karakteristik batasan waktu terhadap pemakaian beban lebih oleh pelanggan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Pembatas TDL
x
Ikontr (menit)
ak
1,05 >60 menit
1,2 <20 menit
1,5 < 10 menit
koordinasi dg
4
OCR
Selain alat pembatas, instalasi pasokan daya listrik ke pelanggan juga diamankan oleh
pengaman gangguan hubung singkat yang dalam hal ini menggunakan OCR (Over Current
Relay).Batasan waktu penarikan beban lebih oleh pelanggan diatas semestinya tidak boleh
digagalkan oleh OCR ini. Karena pelanggan diizinkan untuk menarik daya listrik sampai
sebesar 1,5 x I daya kontrak untuk selama <5 menit, maka setelan arus OCR harus diset diatas
Arus beban diatas 1,8 x I daya kontrak dalam hal ini sudah tidak dianggap sebagai arus beban
lagi, tetapi sudah termasuk kategori arus gangguan hubung singkat. Sedangkan setelan waktu
OCR dikoordinasikan dengan Relai pengaman di sisi hilirnya (pelanggan) dengan berdasarkan
perhitungan arus gangguan hubung singkat.
Untuk dapat diyakini oleh PLN dalam memberikan pelayanan daya listrik ke pelanggan,
dimana tidak terjadi trip kembali sewaktu pelanggan meng-energize Trafo step down (bila
pelanggan menggunakan Trafo), maka PLN menerapkan setelan arus OCR yang bekerja
seketika ( I momen) :
3. Hubungkan alat uji pada suplai daya 220 V ac dan yakinkan bahwa alat uji
dalam keadaan off.