Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI

Nama : Erby Virta Joseph Paays (062001600010)


Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Elektro
DAFTAR ISI
1) Termokopel (Thermo Couple).......................................................................... 3
 Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)................................................... 3
 Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple) ....................................................... 4
 Termokopel Tipe E .................................................................................... 4
 Termokopel Tipe J ..................................................................................... 4
 Termokopel Tipe K ................................................................................... 5
 Termokopel Tipe N ................................................................................... 5
 Termokopel Tipe T .................................................................................... 5
 Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R) ................................ 5
 Kekurangan/kelebihan Thermo Couple ......................................................... 5
Untuk keunggulannya yaitu : .............................................................................. 5
2) Elektrodinamometer (Electrodynamometer) .................................................... 6
 Prinsip Kerja Elektrodinamometer ................................................................ 7
 Kekurangan/kelebihan dari elektrodinamometer : ......................................... 8
3) Iron-vane ......................................................................................................... 9
 Prinsip kerja.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10
1) Termokopel (Thermo Couple)

Pengertian Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya – Termokopel


(Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu
melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga
menimbulkan efek “Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan
oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana
sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan
tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan
dengan Efek “Seeback”.
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering
digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan
dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi
populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu
operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang
cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan
mudah digunakan.
 Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)
Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya terdiri
dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya. Satu jenis
logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu
konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu
panas.
Untuk lebih jelas mengenai Prinsip Kerja Termokopel, mari kita melihat gambar dibawah ini :

Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama,
maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah “NOL”
atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberikan suhu
panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua
persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding
dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada
umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian
dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan
pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.

 Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)


Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada dasarnya,
gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu
operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang umum
digunakan berdasarkan Standar Internasional.

 Termokopel Tipe E
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 900˚C
 Termokopel Tipe J
Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : 0˚C – 750˚C
 Termokopel Tipe K
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium
Rentang Suhu : -200˚C – 1250˚C

 Termokopel Tipe N
Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil
Rentang Suhu : 0˚C – 1250˚C

 Termokopel Tipe T
Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 350˚C

 Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)


Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel
Rentang Suhu : 0˚C – 1450˚
Kekuatan dari termokopel yang bisa mengukur suhu dari suhu yang begitu tinggi serta
suhu rendah jadi argumen kenapa termokopel banyak digunakan. Tetapi, terdapat banyak
keunggulan serta kekurangan dari termokopel, yaitu :
 Kekurangan/kelebihan Thermo Couple
Untuk keunggulannya yaitu :
· Gampang di baca, lantaran mempunyai monitor yg tidak gampang keruh serta taraf yang jelas
· Tanggapan cepat untuk tiap-tiap ada pergantian suhu
· Akurasi yang pas dalam pengukuran suhu
· Baik dipakai untuk pengukuran macam suhu dengan jarak kurang dari 1 cm
· Termokopel tak gampang rusak serta tahan lama
 Disamping itu, termokopel juga mempunyai kekurangan dalam penggunaannya, yaitu :
· Kalibrasi yang susah, waktu termokopel dinyalakan, suhu yang tercantum yaitu suhu pada
ruang tersebut
· Cuma bisa dipakai untuk mengukur ketidaksamaan suhu
· Termokopel memerlukan peralatan penambahan yang harga nya umumnya cukup mahal

2) Elektrodinamometer (Electrodynamometer)

Elektrodinamometer adalah alat yang peka terhadap arus,dimana penyimpangan


penunjuk skala akan naik karena ada arus yang melewati kumparan putar.Alat ini juga salah satu
alat ukur arus bolak-balik dan memiliki banyak kemampuan.Pada saat sekarang ini
Elektrodinamometer banyak digunakan sebagai Wattmeter,Voltmeter dan Ampermeter.
Dengan sedikit modifikasi,Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur :
1. Daya (Watt Meter)
2. VAR ( VAR Meter)
3. Tegangan dan Arus (Voltmeter dan Ampermeter)
4. Frekuensi (Frequency-Meter)
Elektrodinamometer berkumparan tunggal dapat digunakan untuk mengukur tegangan
atau arus,baik searah maupun bolak-balik,atau Wattmeter satu fasa atau Varmeter.Sedangkan
Elektrodinamometer berkumparan ganda dapat digunakan dalam Wattmeter atau Varmeter
berfasa banyak,Dan Elektrodinamometer jenis kumparan menyilang dapat digunakan sebagai
meter faktor daya atau sebagai sebuah frekwensi meter.
Disamping itu barangkali penerapan yang paling penting dari penggerak
elektrodinamometer adalah sebagai voltmeter dan ampermeter standar dan sebagai instrumen
pengubah.Karena sifat akurasi dari penggerak elektrodinamometer,yang memberikan kebaikan
pada alat tersebut untuk digunakan dalam meter standar untuk mengkalibrasi meter
lainnya).Yang dimaksud dengan istilah instrumen pengubah adalah instrumen yang dapat
dikalibrasi dengan sumber DC, kemudian digunakan tanpa modifikasi untuk mengukur arus
bolak-balik,Hal ini memberi kita makna langsung tentang menyamakan pengukuran AC dan DC
dari arus atau tegangan.

 Prinsip Kerja Elektrodinamometer


Rangkaian atau Skema dari Elektrodinamometer ditunjukan pada gambar 1,terdiri dari :
1. Dua buah kumparan tetap (diam) dibagi menjadi dua bagian yang sama,yang berfungsi
untuk menghasilkan medan magnet didalam mana kumparan berputar-putar.Kedua kumparan ini
dihubungkan seri dan dengan kumparan berputar dan dialiri arus yang diukur,dan keduanya
ditempatkan agak berjauhan,untuk memberikan ruangan bagi poros kumparan berputar.
2. Sebuah kumparan berputar yang berfungsi menggerakkan jarum yang diimbangi oleh beban-
beban lawan,dan putaran jarum diatur oleh pegas-pegas pengatur,seperti pada gerak d'Arsonval
Untuk melindungi instrumen dari pengaruh medan magnet,peralatan dibungkus dengan penutup
yang telah dilaminasi.
Prinsip Kerja Elektrodinamometer Dapat dilihat dengan meninjau kembali persamaan torsi yang
dibangkitkan oleh sebuah kumparan yang tergantung dalam medan magnet,Yaitu :

T=BxAxIxN
Persamaan torsi diatas menyatakan bahwa torsi yang menyebabkan defleksi kumparan putar
berbanding lurus dengan konstanta-konstanta kumparan (A dan H),Kuar medan magnet dimana
kumparan berputar (B),Arus melalui Kumparan (I),dan (N) adalah jumlah lilitan kumparan.
Sifat-sifat Pengalihan Elektrodinamometer menjadi jelas bila membandingkan nilai efektif arus
bolak balik terhadap arus searah berdasarkan pengaruh pemanasan atau pengalihan dayanya.
Suatu arus bolak balik menghasilkan panas di dalam sebuah tahanan yang besarnya
diketahui,pada laju rata-rata yang sama dengan arus searah ( I ), yang menurut definisi akan
mempunyai nilai sebesar I ampere.Laju rata-rata pengeluaran panas oleh arus searah sebesar I
ampere didalam sebuah tahanan adalah I² R watt.Laju rata-rata pengeluaran panas oleh suatu
arus bolak balik “ i “ ampere selama T satu perioda dalam tahanan R yang sama adalah : ( 1 / T )
∫ i2 R dt, jadi berdasarkan definisi :
I²R = ( 1 / T ) ∫ i2 R dt dan I = √ ( 1 / T ) ∫ i² dt = √ rata-rata i²
dimana I adalah nilai rms atau nilai efektif dari arus bolak balik dan sering disebut nilai arus
searah ekivalen.Jika elektrodinamometer dikalibrasi untuk arus searah 1 A, dan pada skala diberi
tanda menyatakan nilai 1 A, maka arus bolak balik yang menyebabkan jarum menyimpang ke
tanda skala untuk 1 A dc tersebut, harus memiliki nilai arus efektif sebesar 1 A, dengan kata lain
kita dapat “ mengalihkan “ pembacaan yang dihasilkan arus searah ke nilai arus bolak balik yang
sesuai, dan ini akan menetapkan hubungan antara dc dan ac.Elektrodinamometer sangat
bermanfaat sebagai instrumen kalibrasi dan sering digunakan untuk keperluan kalibrasi karena
ketelitian yang dimiliki.

 Kekurangan/kelebihan dari elektrodinamometer :


1. Konsumsi daya yang besar,sebagai akibat langsung dari konstruksinya.
2. Arus yang akan diukur bukan hanya arus yang mengalir melalui kumparan putar,tetapi juga
arus yang mengahsilkan medan magnet yang kuat,untuk itu sumber arus akan menyuplai arus
dan daya yang tinggi.
3. Medan magnet yang dihasilkan jauh lebih lemah daripada yang dihasilkan oleh gerak
d'arsonval,disebabkan tidak terdapat besi didalam rangkaian (seluruh lintasan fluksi berisi
udara).
4. Sensitivitas voltmeter elektrodinamometer rendah,yaitu sekitar (10-30 Ω/V) dibandingkan
dengan 20 Kilo Ω/ pada alat ukur d'Arsonval.
5. Reaktansi dan tahanan kumparan juga bertambah dengan bertambahnya frekuensi,sehingga
penggunaan voltmeter elektrodinamometer terbatas untuk daerah frekuensi rendah,tetapi untuk
frekuensi jala-jala alat ini sangat teliti dan karenanya sering digunakan sebagai standar sekunder.
3) Iron-vane

 Prinsip kerja
Gerak iron vane yang bergerak dapat digunakan untuk mengukur arus dan voltase.
Dengan mengubah kalibrasi skala meter, gerakan ini dapat digunakan untuk mengukur arus dan
tegangan DC. Pengukur baling-baling besi yang beroperasi beroperasi pada prinsip tolakan
magnetik antara tiang-tiang seperti itu. Arus terukur mengalir melalui koil medan yang
menghasilkan medan magnet sebanding dengan besarnya arus. Ditangguhkan dalam bidang ini
adalah dua baling-baling besi yang melekat pada sebuah penunjuk. Dua baling-baling besi terdiri
dari satu baling-baling yang dapat dipindah dan yang dapat dipindah-pindahkan. Medan magnet
yang dihasilkan oleh aliran arus memotret dua baling-baling besi dengan polaritas yang sama
terlepas dari arah arus yang melalui koil. Karena kutub-kutub yang mirip saling tolak satu sama
lain, baling-baling besi yang bergerak menjauh dari baling-baling yang tetap dan menggerakkan
penunjuk meter. Gerak ini memberi kekuatan pada pegas. Jarak baling-baling besi yang bergerak
akan bergerak melawan pegas tergantung pada kekuatan medan magnet. Kekuatan medan
magnet bergantung pada besarnya aliran arus

DAFTAR PUSTAKA

https://www.engineersedge.com/instrumentation/electrical_meters_measurement/moving_iron_v
ane_movement.htm
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-termokopel-thermocouple-dan-prinsip-kerjanya/
http://maotifasi.blogspot.co.id/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo_1.html
http://electriciantraining.tpub.com/14175/css/Moving-Vane-Meter-Movements-26.htm

Anda mungkin juga menyukai