Oleh :
Adi Chandra Kusuma
1300022045
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
A. THERMOCOUPLE
2.1 Pendahuluan
.
Gambar 2.1 Diagram skematik thermocouple
Dua termoelemen A dan B dihubungkan dan jika temperatur antara junction pertama
(cold junction) dan kedua (hot junction) berbeda maka akan timbul arus akibat gaya gerak
listrik (EMF).
Jika cold junction open circuit dan dihubungkan dengan voltmeter dengan impedansi
yang tak terhingga (besar sekali), seperti yang terlihat pada gambar 2, maka akan terbaca
tegangan pada voltmeter, tegangan tersebut dikenal sebagai tegangan Seebeck.
Jika
thermocouple digunakan untuk mengukur temperatur hot junction maka tegangan Seebeck pada
cold junction, hot junction serta temperatur cold junction harus diketahui terlebih dahulu.
2.2
Termokopel adalah sebuah alat yang dibuat dari dua jenis kawat dari logam yang berbeda dan
disatukan pada salah satu ujungnya. Ujung ini disebut dengan istilah junction end atau ujung
sambungan dan dapat disebut juga ujung pengukuran (T2). Dua kawat tersebut disebut thermoelement
yang merupakan kaki-kaki dari termokopel. Keduanya dibedakan menjadi kaki positif dan kaki
negatif. Kemudian, ujung laun dari masing-masing kawat disebut dengan tail end (ujung ekor) atau
reference end (T1).
Junction end adalah ujung yang digunakan untuk mengukur panas dari media yang hendak
diukur, misalkan ruangan tungku atau oven dengan suhu 200C sedangkan tail end adalah ujung yang
kita sambungkan dengan rangkaian elektronika dan berada pada suhu ruang, katakanlah 28C. Tail
end mempunyai dua kutub untuk pengukuran, yaitu positif dan negatif. T1 dan T2 adalah suhu
masing-masing pada posisi tail end dan junction end.
Perbedaan suhu antara T1 dan T2 tersebut dapat diukur pada kedua kutup positif dan negatif.
Oleh karena itu termokopel adalah termasuk temperature-voltage transducer. Termokopel adalah
penghasil tegangan yang dapat diukur pada kedua kutub tail end yang terjadi akibat perbedaan suhu
pada T1 dan T2. Jadi tinggal diukur dengan voltmeter digital.
Besarnya tegangan keluaran pada termokopel ditentukan dengan rumus:
Vout = Vh - Vc
Keterangan :
Vnet = tegangan keluaran thermokopel
Vh = tegangan yang diukur pada suhu tinggi
Vc = tegangan referensi
Tegangannya terlalu kecil sehingga harus diamplify terlebih dulu. Selain itu nilai yang terbaca
oleh voltmeter juga bukan merupakan ekspresi langsung dari temperature dan masih diperlukan
konversi.
Untuk mempermudah konversi maka dapat menggunakan table hubungan tegangan dengan
teneprature, sebagai berikut :
Dalam pengukuran tegangan pada termokopel ada beberapa syarat yang ahrus terpenuhi agar
tegangan yang didapat tidak nol. Adapaun syarat-syaratnya sebagai berikut :
1. Jika kedua kawat atau thermoelement terbuat dari material yang sama sehingga
menyebabka tidak ada perbedaan suhu dianatara kedua ujung kawat.
2. Suhu T1 sama dengan T2 sehingga menyebabkan termokopel tidak dapat mengukur
suhu ruang karena kedua ujungnya ada pada temperatur yang relatif sama, yaitu
berada pada suhu ruang. Oleh karena itu, kita tiba pada kondisi tidak mudahnya
karena pada dasarnya temperatur pada reference end atau tail end haruslah relatif
tetap. Hal yang tidak mungkin tentunya sehingga ada istilah cold junction
compensation untuk menkompensasi kondisi ini. Sebuah IC seperti misalnya
MAX667 bisa dipergunakan untuk kompensator.
Pada konstruksi termokopel terdapt dua buah kawat yang terbuat dari amterail yang berbeda,
salah satunya digunakan sebagai measuring junction (hot) dan reference junction (cold). Pada kawat
rerfernce junction tidak akan mengalami perubahan dan akan tetap pada suhu reference. Pada
pengukuran perbedaan potensial dari kedua kawat akan menggunakan voltmeter dan sebelumnya akan
di amplify dahulu agar dapat terbaca oleh voltmeter karena tegangan yang dihasilkan terlalu kecil.
Pengukuran panas saluran Thermokopel menghasilkan tegangan yang lebih besar dari tegangan
saluran referensi. Perbedaan antara dua tegangan itu sebanding dengan perbedaan suhu.
5. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 C. Tipe B memberi output yang sama
pada suhu 0 C hingga 42 C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 C.
2.4.2 Adapun kelebihan dan kekurangn dari termokopel adalah sebagai berikut :
kelebihan dari termokopel adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Mudah dibaca, karena memiliki layar yang tidak mudah keruh dan skala yang jelas
Respon cepat untuk setiap adanya perubahan suhu
Akurasi yang tepat dalam pengukuran suhu
Baik digunakan untuk pengukuran variasi suhu dengan jarak kurang dari 1 cm
Termokopel tidak mudah rusak dan tahan lama
a. Kalibrasi yang sulit, saat termokopel dinyalakan, suhu yang tertera adalah suhu pada
ruangan tersebut
b. Hanya dapat digunakan untuk mengukur perbedaan suhu
c. Termokopel membutuhkan perlengkapan tambahan yang harganya biasanya cukup
mahal
diukur dengan akurasi yang tinggi, misalnya rentang 0-100C dengan 0,1C akurasi.
Contoh Penggunaan Thermocouple yang umum yaiutu pada industry besi dan baja yang
dalam pengoperasiannya menggunakan suhu yang sangat tinggi.
B. LM35
2.1 Pendahuluan
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35
yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi
oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan
perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah
dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan
kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan
ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 A hal ini berarti LM35
mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat
menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 C pada suhu 25 C .
Gambar diatas kanan adalah gambar skematik rangkaian dasar sensor suhu LM35-DZ.
Rangkaian ini sangat sedeCrhana dan praktis. Vout adalah tegangan keluaran sensor yang
terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad celcius. Jadi jika Vout
= 530mV, maka suhu terukur adalah 53 derajad Celcius.Dan jika Vout = 320mV, maka
suhu terukur adalah 32 derajad Celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan
sebagai masukan ke rangkaian pengkondisi sinyal seperti rangkaian penguat operasional dan
rangkaian filter, atau rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian
Analog-to-Digital Converter.
Rangkaian dasar tersebut cukup untuk sekedar bereksperimen atau untuk aplikasi
yang tidak memerlukan akurasi pengukuran yang sempurna. Akan tetapi tidak untuk aplikasi
yang sesungguhnya. Terbukti dari eksperimen yang telah saya lakukan, tegangan keluaran
sensor belumlah stabil. Pada kondisi suhu yang relatif sama, jika tegangan suplai saya ubahubah (saya naikkan atau turunkan), maka Vout juga ikut berubah. Memang secara logika hal
ini sepertinya benar, tapi untuk instrumentasi hal ini tidaklah diperkenankan. Dibandingkan
dengan tingkat kepresisian, maka tingkat akurasi alat ukur lebih utama karena alat ukur
seyogyanya dapat dijadikan patokan bagi penggunanya. Jika nilainya berubah-ubah untuk
kondisi yang relatif tidak ada perubahan, maka alat ukur yang demikian ini tidak dapat
digunakan.
2.3 Karakteristik Sensor LM35.
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C seperti terlihat pada
gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 C pada
udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.
arus 60 A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari
0 C di dalam suhu ruangan.
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat
dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature
sensor.
Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :
Range +2 C 150 C.
LM35DZ adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor (TO-92).
Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100 derajad
Celcius. Dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10
milivolt per 1 derajad Celcius, maka komponen ini sangat cocok untuk digunakan sebagai
teman eksperimen kita, atau bahkan untuk aplikasi-aplikasi seperti termometer ruang digital,
mesin pasteurisasi, atau termometer badan digital.
LM35 dapat disuplai dengan tegangan mulai 4V-30V DC dengan arus pengurasan 60
mikroampere, memiliki tingkat efek self-heating yang rendah (0,08 derajad Celcius), dan
termasuk kerabat dekat dompet kita-kita, hahaha
Btw, self-heating adalah efek pemanasan oleh komponen itu sendiri akibat adanya arus yang
bekerja melewatinya. Untuk komponen sensor suhu, parameter ini harus dipertimbangkan
dan diupakara atau di-handle dengan baik karena hal ini dapat menyebabkan kesalahan
pengukuran. Seperti sensor suhu jenis RTD PT100 atau PT1000 misalnya, komponen ini
tidak boleh dieksitasi oleh arus melebihi 1 miliampere, jika melebihi, maka sensor akan
mengalami self-heating yang menyebabkan hasil pengukuran senantiasa lebih tinggi
dibandingkan suhu yang sebenarnya.
Untuk lebih detil mengenai karakteristik sensor suhu LM35, maka Anda bisa download
datasheet menggunakan link berikut ini.
Gambar disamping kanan adalah gambar skematik rangkaian dasar sensor suhu LM35-DZ.
Rangkaian ini sangat sedeCrhana dan praktis. Vout adalah tegangan keluaran sensor yang
terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad celcius. Jadi jika Vout
= 530mV, maka suhu terukur adalah 53 derajad Celcius.Dan jika Vout = 320mV, maka
suhu terukur adalah 32 derajad Celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan
sebagai masukan ke rangkaian pengkondisi sinyal seperti rangkaian penguat operasional dan
rangkaian filter, atau rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian
Analog-to-Digital Converter.
Rangkaian dasar tersebut cukup untuk sekedar bereksperimen atau untuk aplikasi yang tidak
memerlukan akurasi pengukuran yang sempurna. Akan tetapi tidak untuk aplikasi yang
sesungguhnya. Terbukti dari eksperimen yang telah saya lakukan, tegangan keluaran sensor
belumlah stabil. Pada kondisi suhu yang relatif sama, jika tegangan suplai saya ubah-ubah
(saya naikkan atau turunkan), maka Vout juga ikut berubah. Memang secara logika hal ini
sepertinya benar, tapi untuk instrumentasi hal ini tidaklah diperkenankan. Dibandingkan
dengan tingkat kepresisian, maka tingkat akurasi alat ukur lebih utama karena alat ukur
seyogyanya dapat dijadikan patokan bagi penggunanya. Jika nilainya berubah-ubah untuk
kondisi yang relatif tidak ada perubahan, maka alat ukur yang demikian ini tidak dapat
digunakan.
2.5 Prinsip Kerja Sensor LM35
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap
suhu 1 C akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat
ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya
akan sedikit berkurang sekitar 0,01 C karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan
cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh
sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi
atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan
suhu udara disekitarnya .
Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari
luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat bertindak
sebagai suatu antenna penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat bertindak sebagai
perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode
bypass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan.
Maka dapat disimpulkan prinsip kerja sensor LM35 sebagai berikut:
Suhu lingkungan ini diubah menjadi tegangan listrik oleh rangkaian di dalam IC,
dimana perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan tegangan output.
10mV
Kelebihan:
ebesar
Kekurangan:
Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1
KESIMPULAN
Thermocouple
LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor (TO-92).
Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100 derajad
Celcius. Dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10
milivolt per 1 derajad Celcius, maka komponen ini sangat cocok untuk digunakan sebagai
teman eksperimen kita, atau bahkan untuk aplikasi-aplikasi seperti termometer ruang digital,
mesin pasteurisasi, atau termometer badan digital.
LM35 dapat disuplai dengan tegangan mulai 4V-30V DC dengan arus pengurasan 60
mikroampere.